Anda di halaman 1dari 10

UMBARA

Indonesian Journal of Anthropology


Volume 3 (2) Desember 2018 || eISSN 2528-1569 | pISSN 2528-2115 || http://jurnal.unpad.ac.id/umbara
DOI : 10.24198/umbara.v3i2.22390

Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Herbal dan Rempah pada Masyarakat


Semarang

Yurisa Aprilia Athory1, Nico Andreas2


1,2
Program Studi Antropologi, FISIP, Universitas Padjadjaran
1yurisaaprilia@gmail.com

Abstract

Herbs and spices are common ingredients used by people for daily consumption and useful for main-
taining a healthy body, preventing and treating various types of diseases. This research aims to see the
knowledge of the people of Semarang in the Chinatown area in processing herbs and spices, as well as
their practice in consuming these ingredients. This research was conducted using a qualitative approach,
ethnographic design to describe in-depth and detail the knowledge and practice of Chinatown people in
consuming herbs and spices. This research used an emic perspective: the perspective of the community.
The results of this study found that the knowledge of the Chinatown community about herbs and spices
is obtained from oral stories passed down from generation to generation (exemplified from parents to
children), personal experiences, and stories of friends or relatives, and information obtained from the
internet. Meanwhile, the practice of using herbs and spices is carried out to treat the illness or to prevent
the disease.

Keywords: knowledge and practice, herbs and spices consumption, traditional medicine

Abstrak

Herbal dan rempah adalah bahan-bahan yang umum digunakan oleh masyarakat untuk dikonsumsi
sehari-hari dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, mencegah, dan mengobati berbagai je-
nis penyakit. Penelitan ini bertujuan untuk melihat pengetahuan masyarakat Semarang yang tinggal
di kawasan sekitar pecinan dalam mengolah bahan-bahan herbal dan rempah, serta bagaimana prak-
tik mereka dalam mengonsumsi bahan- bahan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, desain etnografi untuk mendeksripsikan secara mendalam dan rinci pengetahuan
dan praktik konsumsi herbal dan rempah pada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Pecinan
Semarang dengan menggunakan perspektif emik yaitu perspektif dari masyarakat. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa pengetahuan masyarakat Pecinan Semarang mengenai tanaman herbal dan rempah
diperoleh dari cerita lisan yang diwariskan secara turun-temurun (dicontohkan dari orang tua kepada
anak), pengalaman pribadi, cerita teman atau kerabat, dan informasi yang diperoleh dari internet. Semen-
tara, praktik penggunaan tanaman herbal dan rempah dilakukan sesuai dengan penyakit yang diderita atau

85
UMBARA : Indonesian Journal of Anthropology Athory, Andreas, Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Herbal ...

untuk tujuan mencegah penyakit.

Kata kunci: pengetahuan dan praktik, konsumsi herbal dan rempah, pengobatan tradisional

Pendahuluan

Penelitian ini membahas tentang pengetahuan Tanaman herbal dan rempah dapat digunakan
dan praktik konsumsi herbal dan rempah pada untuk mencegah atau mengobati penyakit
masyarakat Semarang yang tinggal di sekitar tertentu. Meskipun keampuhan sesungguhnya
kawasan Pecinan. Penelitian ini dilatarbe- dari tanaman tersebut belum banyak dibuktikan
lakangi oleh munculnya tren gaya hidup kem- secara ilmiah, akan tetapi sebagai salah satu
bali ke alam (back to nature) di kalangan ma- alternatif penyembuhan penyakit tertentu, ta-
syarakat yang ingin menerapkan gaya hidup naman-tanaman tersebut sudah dipergunakan
sehat. Penggunaan bahan-bahan alami atau ba- secara turun-temurun melalui studi tentang
han yang berasal dari alam menjadi salah satu pengobatan tradisional dan pengetahuan
bagian dari gaya hidup ini. Oleh sebab itu, asli penduduk, dan memberikan hasil yang
masyarakat pada saat ini mulai memanfaatkan diharapkan dalam proses penyembuhan
kembali bahan-bahan yang berasal dari alam (Cotton, Balick, dan Cox, 2006).
termasuk tumbuhan obat (herbal) dan rempah.
Beberapa penelitian mengenai pengetahuan dan
Tumbuh-tumbuhan herbal dan rempah menjadi praktik penggunaan rempah telah dilakukan se-
salah satu unsur yang penting dalam kehidupan belumnya; antara lain penelitian Rosmanita dan
manusia karena memiliki berbagai manfaat, Saharuddin (2017) yang membahas hubungan
di antaranya sebagai sumber makanan dan pengetahuan masyarakat dengan pengelolaan
pengobatan. Tanaman herbal dan rempah- tanaman obat keluarga di Desa Ciherang, Bogor.
rempah merupakan sumber daya hayati yang Penelitian itu menemukan bahwa masyarakat di
sudah lama memainkan peran penting dalam sana memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi
kehidupan manusia. Tumbuhan herbal ber- mengenai pengelolaan tanaman obat. Penge-
asal dari kata herba yang berarti tumbuhan tahuan ini diperoleh secara turun-temurun dari
yang bermanfaat untuk menjaga vitalitas dan generasi sebelumnya. Masyarakat Desa Ci-
kesehatan tubuh serta penyembuhan aneka herang mengelola tanaman obat sehingga mem-
ragam penyakit (Hakim, 2015). Rempah berikan banyak manfaat bagi mereka antara lain
adalah bagian dari tanaman yang berasal dari untuk dikonsumsi pribadi dan dijual.
bagian batang, daun, kulit kayu, umbi, rimpang
(rhizome), akar, biji, bunga atau bagian- Berdasarkan penelitian Rosmanita dan Sa-
bagian tumbuhan lainnya. Pemanfaatan haruddin (2017) tersebut dapat disimpulkan
tanaman herbal dalam dunia kesehatan dapat bahwa penggunaan tanaman herbal tidak ter-
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok lepas dari kebiasaan yang sudah berkembang
yaitu sebagai fitofarmaka1, jamu, dan herbal di masyarakat secara turun-temurun. Hal ini
terstandar. Selain tanaman herbal, ada pula menunjukkan bahwa faktor budaya turut ber-
rempah-rempah yang merupakan bagian dari pengaruh pada pengetahuan dan praktik tana-
tumbuhan yang digunakan sebagai bumbu man herbal. Oleh karena itu, pengetahuan dan
penguat cita rasa, pengharum, dan pengawet praktik penggunaan tanaman herbal di setiap
makanan yang digunakan secara terbatas daerah berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan
(Food and Agriculture Organization, 2005 yang berkembang di masing-masing daerah.
dalam Hakim, 2015).
Penelitian ini dilakukan di kota Semarang. Ber-
dasarkan literatur, kegiatan pengabdian kepada
1 Fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya, serta memiliki bahan baku
yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1992).

86
UMBARA : Indonesian Journal of Anthropology Athory, Andreas, Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Herbal ...

masyarakat yang berkaitan dengan pengelo- dilakukan seringkali menggunakan sumber


laan tanaman herbal banyak dilakukan di kota hewani maupun hayati. Namun, penggunaan
ini. Kegiatan tersebut antara lain kegiatan pen- sumber daya hayati (tumbuhan) sebagai bahan
dampingan kegiatan wirausaha dengan mem- obat memiliki frekuensi yang lebih sering di-
produksi teh seduh dan celup berbahan daun gunakan.
kersen di kelurahan Lamper Tengah, Semarang
(Sudarmanto, 2015). Berdasarkan kegiatan Etnomedisin (ethnomedicine) berkaitan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat erat dengan budaya penyembuhan dan teori
Semarang pada umumnya memiliki sumber penyakit pada sebuah etnik (Kleinman, 1980
daya dan pengetahuan mengenai tanaman dalam Isniati, 2012). Etnomedisin merupakan
herbal yang dapat dikembangkan. Oleh kare- bagian dari Antropologi Kesehatan yang
na itu, penelitian ini bertujuan untuk meng- mempelajari pengobatan tradisional, tidak
gambarkan pengetahuan masyarakat tentang hanya mempelajari sumber tertulis seperti
tanaman herbal dan rempah, khususnya pada Ayurveda, dan pengobatan cina, tetapi juga
masyarakat Semarang yang tinggal di sekitar mempelajari praktik leluhur yang diturunkan
kawasan pecinan. Selain itu, penelitian ini juga oleh nenek moyang.
menggambarkan bagaimana praktik konsumsi
Persepsi masyarakat terhadap pemahaman
dan herbal pada masyarakat Semarang yang
kesehatan inilah yang lebih disebut dengan
tinggal di sekitar kawasan pecinan.
etnomedisin, namun dalam sistem yang
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tradisional. Pemahaman ini lebih dominan
informasi kepada pembaca tentang bagaimana terjadi di daerah-daerah, terutama daerah
pengetahuan dan praktik konsumsi herbal dan pelosok. Pemanfaatan obat herbal biasanya
rempah pada masyarakat Semarang yang ting- berasal dari penelitian entomedisin yang
gal di sekitar kawasan pecinan. Penelitian ini dilakukan sebelum-sebelumnya, sehingga
juga diharapkan dapat memberikan data-data diketahui cara efektif dalam menemukan
untuk berbagai pihak yang berkepentingan zat kimia atau bahan kimia yang terkandung
yang membutuhkan data mengenai kekayaan dalam tumbuhan sebagai bahan obat (Pur-
pengetahuan tanaman herbal dan rempah di wanto, 2002 dalam Silalahi, 2016). Selain itu,
Semarang. Selain itu, penelitian ini memiliki tujuan adanya kajian etnomedisin adalah untuk
tujuan untuk melestarikan resep tradisional mendapatkan pengetahuan baru mengenai ba-
penggunaan herbal dan rempah di masyarakat han kimia dari suatu tumbuhan yang dapat di-
pecinan Semarang agar tetap lestari sehingga gunakan untuk mengatasi penyakit baru. Et-
dapat digunakan secara turun temurun untuk nomedisin juga dapat dijadikan oleh ilmuwan
generasi yang akan datang. sebagai peluang untuk mendapatkan pengeta-
huan mengenai bahan obat dengan senyawa
Kajian Pustaka yang memiliki efek samping yang lebih kecil
dibandingkan dengan obat yang terbuat dari
Etnomedisin bahan kimia.
Etnomedisin secara etimologi berasal dari Etnomedisin atau pengobatan secara
kata ethno (etnis) dan medicine (obat). Hal ini tradisional berkaitan dengan herbal dan
menunjukkan bahwa etnomedisin sedikitnya rempah. Hal tersebut karena rempah dan
berhubungan dengan dua hal yaitu etnis dan herbal dijadikan sebagai bahan dasar untuk
obat. Etnomedisin adalah salah satu bidang pengobatan ini. Pengolahan herbal dan
yang mengkaji hubungan antara manusia dan rempah pada pengobatan tradisional tidak
tumbuhan (etnobotani) yang menjelaskan perlu menggunakan teknologi yang sangat
perilaku atau budaya, dan pengetahuan lokal canggih. Hal ini karena pengobatan herbal
suatu masyarakat dalam menjaga kesehatanya. dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan
Pada praktiknya, pengobatan tradisional yang pengetahuan tentang herbal dan rempah, serta

87
UMBARA : Indonesian Journal of Anthropology Athory, Andreas, Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Herbal ...

khasiat atau efek sampingnya. hadap penyakit (Corner, 2005; Glanz, et al.,
2002, dalam Sakinah, 2017). Model ini timbul
Di Indonesia, penelitian mengenai etnomedis- karena muncul masalah dalam masyarakat
in sudah dilakukan di beberapa tempat, antara dalam menerima pencegahan yang dilakukan
lain penelitian yang dilakukan di Paramasan, oleh pihak penyedia layanan.
Kalimantan Utara oleh Anshari, Martiana,
Putra, dan Dyson (2015). Pada penelitian ini, Di dalam Health Belief Model, terdapat
etnomedisin dikenal dengan nama “babalian” adanya model kepercayaan individu terhadap
dengan metode penyembuhan menggunakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak
obat herbal dan ritualisasi. Obat herbal ini terdiri perlu dilakukan dalam menjaga perilaku
dari beberapa macam akar atau daun yang kesehatan. Fanani (2014) menyatakan bahwa
sering disebut pelungsur; sementara ritual yang terdapat enam konstruk dalam teori Health
dilakukan terdiri atas dua ritual yang dikenal Belief Model, yaitu:
sebagai basambur dan baharagu. Basambur
adalah ritual pengobatan dengan membacakan 1. Perceived Susceptibility
mantera kepada penderita sakit; sementara ba- Konstruk ini berkaitan dengan risiko
haragu adalah ritual pengobatan yang dilaku- dan kerentanan yang akan terjadi pada
kan dengan melakukan permohonan oleh kepala seseorang. Dengan adanya konstruksi ini,
suku kepada Tuhan sehingga pengganggu atau maka seseorang akan memiliki pandangan
pemberi rasa sakit dapat menghilang (Anshari, dalam mengambil keputusan apakah
Martiana, Putra, dan Dyson, 2015). dirinya memiliki risiko yang tinggi atau
tidak pada sebuah penyakit.
Health Belief Model 2. Perceived Severity
Konstruk ini menjelaskan bagaimana
Health Belief Model digunakan untuk tingkat krisis suatu penyakit. Hal ini
menjelaskan berbagai perilaku dan kaitan- berkaitan dengan pengetahuan individu
nya dengan budaya atau kebiasaan yang terhadap sebuah penyakit, serta informasi
berhubungan dengan kesehatan baik dalam hal yang didapatkan dan diketahui tentang
pencegahan suatu penyakit dan juga respon penyakit yang dialaminya.
perilaku untuk pengobatan suatu penyakit. 3. Perceived Benefits
Health Belief Model dapat menjelaskan tentang Konstruk ini menjelaskan bagaimana
perilaku pencegahan pada individu; dalam hal seseorang memandang sebuah manfaat
ini, Health Belief Model dapat menjelaskan dan nilai yang akan didapat dari adanya
mengapa individu mau mengambil suatu hidup sehat yang mereka jalankan.
tindakan pencegahan ataupun mengontrol 4. Perceived Barriers
penyakit yang dideritanya. Konsep utama dari Konstruk ini menjelaskan hambatan
Health Belief Model adalah perilaku sehat seseorang dalam merubah pola dan
ditentukan oleh kepercayaan individu atau perilaku sehat yang berkaitan dengan
persepsi tentang penyakit dan sarana yang keyakinan individu dalam menghadapi
tersedia untuk menghindari terjadinya suatu hambatan saat memelihara sebuah sikap
penyakit. atau perilaku. Di dalam hal ini, indivi-
du mempertimbangkan keuntungan dan
Health Belief Model (HBM) merupakan salah konsekuensi mulai dari kefektifan, biaya,
satu persepsi psikologis dalam menentukan efek samping, kenyamanan, dan waktu.
perilaku akan tingkat kesadaran kesehatan. 5. Cues to Action
Selain itu, Health Belief Model adalah sebuah Isyarat bertindak yang mengarahkan
model kognitif yang dapat dipengaruhi oleh seorang individu untuk dapat mendapatkan
keadaan lingkungan sekitar. Keyakinan ini sebuah informasi dalam melakukan
dapat mempengaruhi seorang individu da- kebaikan. Contohnya yaitu media, dan
lam menentukan tindakan pencegahan ter- sarana pendidikan kesehatan.

88
UMBARA : Indonesian Journal of Anthropology Athory, Andreas, Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Herbal ...

6. Self Afficacy secara mendetail dan hanya untuk digunakan


Sebuah motivasi dalam mendukung hidup pada kehidupan sehari–hari. Pengetahuan
sehat sangatlah diperlukan. Self afficacy tanaman obat herbal dan tanaman obat keluarga
adalah sebuah kepercayaan individu juga didapatkan dari personal experience,
terhadap kemampuan yang mendorong yaitu pengalaman pribadi masyarakat Desa
individu tersebut untuk melakukan Cisondari tentang obat herbal dan tanaman
suatu hal yang baik. Motivasi ini akan obat yang menjadi sumber pengetahuan yang
mendorong seseorang pada pencapaian efektif.
yang diinginkan.
Pada penelitian yang berjudul “Eksplorasi
Penelitian terdahulu yang membahas topik se- Jenis dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada
rupa dengan penelitian ini antara lain penelitian Masyarakat Suku Muna di Permukiman Kota
Hakim et al. (2015) yang berjudul “Etnobotani Wuna” yang dilakukan oleh Jumiarni, et al.
(2017) menjelaskan bahwa pada Suku Muna
Rempah-Rempah di Dusun Kopen Dukuh,
terdapat 34 jenis tumbuhan yang berkhasiat
Kabupaten Banyuwangi”. Penelitian itu
sebagai obat. Bagian tumbuhan yang digu-
menemukan bahwa terdapat 27 jenis rempah-
nakan sebagai obat meliputi seluruh bagian
rempah yang ditanam di pekarangan rumah tubuh tumbuhan atau hanya salah satu bagian
yang mempunyai manfaat dalam kehidupan saja (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji).
sehari-hari bagi masyarakat di Dusun Keseluruhan jenis tumbuhan yang dikoleksi
Kopeh Dukuh. Penelitian ini menunjukkan dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan 22
bahwa masyarakat di Dusun Kopeh Dukuh jenis penyakit dengan cara pemanfaatan yang
mempunyai pengetahuan terhadap jenis beragam seperti direbus, dibakar ataupun di-
rempah-rempah yang ditanam di pekarangan remas sebelum dipakai.
rumah, serta memiliki pengetahuan tentang
khasiat dari jenis rempah-rempah yang Metode
ditanam.
Penelitian ini dilakukan di kawasan Pecinan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Saepudin, Semarang Jalan Gang Warung, Kauman,
Rusmana, dan Budiono (2015) tentang model Kecamatan Semarang Tengah, Kota
manajemen pengetahuan sebagai bentuk disemi- Semarang. Penelitian ini menggunakan metode
nasi informasi tanaman obat herbal dan tanaman penelitian kualitatif. Metode penelitian secara
obat keluarga di Desa Cisondari Kecamatan kulitatif adalah jenis penelitian yang bersifat
Pasirjambu Kabupaten Bandung, menemukan deskriptif dan berusaha untuk menafsirkan
bahwa masyarakat di sana pada dasarnya dan memahami makna suatu peristiwa
sudah memiliki pengetahuan tentang tanaman tertentu. Selain itu, penelitian menggunakan
obat herbal dan tanaman obat keluarga. Hal metode kualitatif bertujuan untuk memahami
tersebut dapat terlihat dari adanya tradisi suatu objek secara mendalam. Penelitian
masyarakat yang diturunkan dari leluhur secara kualitatif dilakukan untuk memperoleh
berupa mempertahankan nilai dan menjadikan makna pada suatu fenomena atau untuk
masa lalu sebagai rujukan kebenaran. Di dalam menggambarkan suatu fenomena yang di-
hal ini, pengetahuan mengenai tanaman obat jadikan sebagai topik penelitian. Metode
herbal dan tanaman obat keluarga yang berasal penelitian kualitatif dipilih karena penelitian
dari pengalaman leluhur di masa lalu yang ini bertujuan untuk menggambarkan suatu
dijaga sampai saat ini masih diikuti karena apa fenomena secara detail
yang leluhur anggap benar maka selamanya
akan dianggap benar. Selain pengetahuan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
yang didapat dari leluhur, masyarakat di Desa dengan model etnografi. Model ini dipilih
Cisondari juga mendapatkan pengetahuan karena model etnografi tepat digunakan untuk
dengan melihat herbalis meramu ramuan. Akan mendeksripsikan secara mendalam dan rinci
tetapi, pengetahuan tersebut didapatkan tidak pengetahuan dan praktik konsumsi herbal

89
UMBARA : Indonesian Journal of Anthropology Athory, Andreas, Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Herbal ...

dan rempah pada masyarakat yang tinggal di kulit kayu, umbi, akar, daun, kuncup bunga,
sekitar Kawasan Pecinan Semarang dengan umbi akar, biji, inti/biji, buah, dan rimpang.
menggunakan perspektif emik yaitu perspektif Masyarakat di sana memiliki pengetahuan
dari tineliti. Sampel yang digunakan yaitu yang cukup tentang keanekaragaman herbal
diambil dengan cara pengambilan sampel dan rempah. Mereka mengenal beberapa jenis
secara purposive sampling. Purposive herbal dan rempah dan cara pemanfaatannya
sampling memiliki kekuatan yaitu sampelyang sebagai obat. Saat ini, masyarakat masih
dipilih sesuai dengan permasalahan penelitian menggunakan herbal dan rempah untuk
yang akan dilakukan sehingga dapat menye- pengobatan ataupun pencegahan suatu
diakan informasi sesuai dengan tujuan pe- penyakit. Pada penelitian ini, masyarakat
nelitian (Sugiyono, 2017). Sampel dipilih Semarang yang tinggal di sekitar kawasan
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu agar Pecinan mengenal semua jenis herbal dan
dapat menjadi sampel yang yang menghasil- rempah tersebut. Namun, hanya menggunakan
kan data yang representatif. Kriteria tersebut beberapa jenis herbal dan rempah saja seperti
di antaranya: sampel yang mempunyai kunir (Curcuma longa), kencur (Kaempferia
pengetahuan tentang tentang herbal dan galanga), daun salam (Syzygium polyanthum)
rempah, dan bersedia secara sukarela untuk dan daun sirsak (Annona muricata).
memberikan informasi dan pengetahuan yang
dimilikinya kepada peneliti. Masyarakat Semarang yang tinggal di
sekitar kawasan Pecinan pada umumnya
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaku- menggunakan herbal dan rempah untuk
kan dengan menggunakan teknik wawancara bumbu masakan. Mereka juga menggunakan
mendalam yang dilakukan secara langsung herbal dan rempah sebagai alternatif untuk
kepada masyarakat Semarang yang tinggal pengobatan tradisional. Mereka mendapatkan
di sekitar kawasan Pecinan untuk mendapat- pengetahuan mengenai jenis-jenis herbal dan
kan informasi tentang pengetahuan dan cara rempah secara lisan atau turun-temurun dari
konsumsi herbal dan rempah. Selain itu, pe- keluarga dan orang tua. Selain itu, pengetahuan
neliti mengambil data dengan teknik observasi tersebut juga didapatkan dari pengalaman
partisipan yaitu mengamati lapangan atau atau didapatkan dari teman maupun kerabat.
tempat dilakukannya penelitian guna untuk Pengetahuan itu kemudian diterapkan dalam
memperkuat hasil atau data penelitian serta kehidupan sehari-hari.
mencatat langsung hal-hal yang diperlukan
untuk keperluan data penelitian. Masyarakat di kawasan pecinan Semarang
beranggapan bahwa tumbuhan herbal dan
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan rempah memiliki berbagai khasiat untuk
dengan menggunakan analisis data secara kesehatan. Menurut mereka, herbal dan
tematik model Miles dan Huberman (2012). rempah dapat memberikan khasiat yang
Langkah-langkah analisis data dalam pe- baik untuk kesehatan mereka dengan cara
nelitian ini yaitu pengumpulan data (data dikonsumsi secara rutin dan teratur. Namun,
collection), reduksi data (data reduction), pengetahuan mereka mengenai efek samping
penyajian data (data display), dan penarikan dari tanaman herbal dan rempah yang mereka
kesimpulan atau verifikasi (conclutions). konsumsi masih terbatas. Mereka hanya be-
ranggapan bahwa mengonsumsi herbal dan
Hasil dan Pembahasan rempah yang dijadikan sebagai obat tradisional
memiliki efek samping yang berakibat buruk
Pengetahuan Masyarakat tentang Herbal pada tubuh jika terlalu banyak dikonsumsi. Se-
dan Rempah lain itu, mereka juga beranggapan bahwa efek
Masyarakat di daerah Pecinan Semarang samping yang diakibatkan oleh obat tradisonal
mengklasifikasikan herbal dan rempah ke jauh lebih rendah dibandingkan dengan obat-
dalam beberapa kategori, yaitu: batang obatan kimia. Hal ini menjadi keunggulan obat

90
UMBARA : Indonesian Journal of Anthropology Athory, Andreas, Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Herbal ...

tradisional dibandingkan obat-obatan kimia, bersifat antibakteri dan beraroma gurih. Unsur
walaupun obat tradisional memerlukan peng- lain yang juga ditemukan dalam daun salam
gunaan yang lebih lama agar dapat dirasakan adalah sitral, eugenol, tanin dan flavonoid.
khasiatnya. Selain itu, daun salam (Syzygium polyanthum)
bermanfaat sebagai peluruh kencing (diuretik)
Khasiat yang dirasakan dengan mengonsumsi dan penghilang nyeri (analgetik). Sebagai
ramuan yang terbuat dari herbal dan rempah diuretik, daun salam (Syzygium polyanthum)
berbeda tergantung jenis yang digunakan. Ma- dapat memperbanyak produksi urin sehingga
syarakat Pecinan Semarang pada umumnya bisa menurunkan kadar asam urat darah
mengonsumsi obat tradisional yang dianggap se- (Andriani, 2018).
suai dengan kebutuhan tubuh mereka. Mereka bi-
asanya mengonsumsi herbal dan rempah dengan Selain mengonsumsi daun salam sebagai obat
cara mengolahnya menjadi ramuan khusus atau herbal, Pak Cipto juga mengonsumsi ramuan
mengonsumsinya secara langsung (dikonsumsi yang terbuat dari kunir (Curcuma longa).
mentah). Misal, Pak Cipto, salah satu masyarakat Pak Cipto menyatakan bahwa kunir dapat
Pecinan yang bercerita bahwa ia memiliki penya- membantu masalah pencernaan. Selain itu,
kit asam urat. Ia rajin mengonsumsi daun salam kunir juga memiliki khasiat untuk mencegah
(Syzygium polyanthum) karena dipercaya dapat kanker apabila dikonsumsi secara rutin. Hal
menyembuhkan dan mengatasi penyakit asam ini terbukti karena kunir (Curcuma longa)
urat yang dideritanya. memiliki sebuah zat bernama kurkumin yang
memberi warna kuning yang memiliki man-
Pak Cipto memiliki pengetahuan mengenai faat untuk mencegah dan mengobati kanker
daun salam yang dapat membantu penyem- (Mutiah, 2015). Oleh karena itu, kandungan
buhan penyakit asam urat yang dideritanya. kurkumin ini dapat membantu mengobati
Pengetahuannya ini ia dapatkan dari orangtu- sakit perut dan untuk pencegahan kanker.
anya yang juga menderita asam urat, juga
didapatkan dari media/internet. Ia menu- Selain daun salam dan kunir, masyarakat
turkan bahwa manfaat setelah mengonsum- Pecinan Semarang juga memanfaat daun sir-
si daun salam terasa ketika ia mengonsumi sak (Annona muricata) sebagai salah satu
makanan yang berkolesterol tinggi. Sebelum jenis herbal yang dapat mencegah serta dapat
ia mengonsumsi daun salam, tubuhnya terasa menyembuhkan penyakit asam urat. Selain
lebih berat apabila ia mengonsumsi makanan khasiatnya yang dapat mencegah penyakit
yang berkolesterol tinggi. Namun, setelah ia asam urat, daun sirsak (Annona muricata)
mengonsumsi daun salam, tubuhnya terasa dikenal dengan khasiatnya yang manjur
lebih ringan. untuk menyembuhkan penyakit kanker.
Kandungan acetoginin dalam daun sirsak
Daun salam (Syzygium polyanthum) apabila (Annona muricata) mempunyai manfaat
dikonsumsi secara rutin dapat membantu untuk menyerang sel kanker dengan aman dan
proses penyembuhan penyakit asam urat. efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat
Selain mengobati penyakit asam urat, daun badan turun, dan rambut rontok, seperti yang
salam juga berkhasiat dalam membantu terjadi pada kemoterapi. Jenis kanker yang am-
menyembuhkan penyakit diabetes karena puh untuk dicegah oleh daun sirsak (Annona
mengontrol kadar gula darah dalam tubuh muricata) adalah kanker payudara (Ca mam-
dan kolesterol. Daun Salam (Syzygium mae). Pak Cipto mengetahui informasi ini
polyanthum) dikenal memiliki kandungan dari temannya yang bercerita bahwa daun
seperti flavonoid, tanin, dan minyak atsiri sirsak (Annona muricata) yang dibuat men-
dengan kandungan minyak sitral dan eugenol jadi ramuan dapat menghambat pertumbuhan
yang diduga mampu menurunkan asam urat sel kanker dan terasa pada badannya menjadi
dalam darah. Minyak atsiri yang dikandung lebih sehat.
di dalam daun salam sebesar 0,05 persen

91
UMBARA : Indonesian Journal of Anthropology Athory, Andreas, Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Herbal ...

Bahan herbal lainnya yang memiliki khasiat jenis penyakit yang ingin dicegah atau dio-
adalah kencur (Kaempferia galanga). Kencur bati. Masyarakat Pecinan Semarang biasanya
(Kaempferia galanga) memiliki banyak mengolah sendiri ramuah herbal dan rempah
khasiat di antaranya untuk menambah nafsu yang mereka konsumsi. Cara mengolah ramuan
makan. Kencur (Kaempferia galanga) tersebut biasanya berdasarkan pengetahuan dan
dikonsumsi dengan cara diolah menjadi resep yang diterima secara turun-temurun dari
ramuan yang biasanya dinamakan jamu beras orangtua maupun berdasarkan pengalaman
kencur. Jamu beras kencur (Kaempferia teman.
galanga) merupakan ramuan yang terdiri
dari kombinasi antara kencur (Kaempferia Pak Cipto rutin mengonsumsi ramuan yang
galanga), beras (Oryza sativa), gula merah, terbuat dari kunir (Curcuma longa). Ramuan
dan asam jawa (Tamarindus indica). ini dibuat dengan menggunakan 3 rimpang
kunir (Curcuma longa) yang sudah dicuci
Selain tanaman herbal, masyarakat Pecinan dengan air yang mengalir. Setelah kunir
Semarang juga mengenal jamu sebagai jenis dicuci dengan air bersih, kunir diparut,
minuman tradisional yang dapat dijadikan kemudian diperas hingga sari kunir berupa air
sebagai obat. Jamu merupakan minuman yang berwarna kuning pekat keluar. Sari kunir
tradisional yang berbahan dasar herbal dan tersebut lalu dimasukan ke dalam gelas dan
rempah yang diolah dengan resep tradisional airnya diminum. Ramuan sari kunir diminum
memiliki berbagai bahan dasar seperti kunir tanpa ditambahkan air ataupun campuran lain
(Curcuma longa), kencur (Kaempferia seperti gula. Namun, apabila ia merasa tidak
galanga), dan berbagai jenis herbal dan kuat dengan rasa dari sari kunir tersebut, ia
rempah yang dikombinasikan sehingga dapat menambahkan madu untuk memberikan rasa
memberikan berbagai manfaat yang luar manis. Ramaun ini hanya diminum pada saat
biasa untuk kesehatan; baik untuk pengobatan ia merasakan ada gangguan pencernaan.
maupun pencegahan suatu penyakit.
Selain kunir, daun salam (Syzygium
Pada dasarnya, masyarakat Semarang yang polyanthum) juga dikonsumsi dengan cara
tinggal di sekitar kawasan Pecinan percaya diolah menjadi jenis ramuan. Ramuan ini
bahwa dengan mengonsumsi herbal dan dibuat dengan cara merebus sebanyak 8-10
rempah, baik yang diolah menjadi ramuan atau helai daun salam yang telah dicuci bersih ke
dimakan langsung dapat memberikan khasiat dalam panci yang berisi air sekitar ½ liter
bagi kesehatan tubuh. Misal, konsumsi daun hingga airnya tersisa setengah panci (atau ter-
sirsak (Annona muricata) dapat membantu sisa cukup untuk tiga gelas) dan warna airnya
penyembuhan penyakit asam urat; daun salam berubah. Setelah itu, air rebusan daun salam
(Syzygium polyanthum) dapat menyembuhkan siap untuk diminum. Ramuan ini diminum
penyakit asam urat dan kolesterol, kunir dalam keadaan dingin. Rebusan daun salam
(Curcuma longa) dapat digunakan untuk ini dikonsumsi rutin pada saat akan tidur dan
mengobati gangguan pencernaan; dan ken- bangun tidur dan dikonsumsi sebelum makan.
cur (Kaempferia galanga) berkhasiat untuk Khasiat yang dirasakan oleh Pak Cipto setelah
menambah nafsu makan. ia mengonsumsi ramuan daun salam secara
rutin adalah mencegah penyakit asam uratnya
Praktik Konsumsi Herbal dan Rempah kambuh.

Sebagian besar masyarakat Semarang yang Selain mengonsumsi daun salam (Syzygium
tinggal di sekitar kawasan Pecinan mengonsumsi polyanthum), Pak Cipto juga terkadang memi-
herbal dan rempah dengan mengolahnya menjadi num ramuan yang berbahan dasar daun sir-
minuman sejenis ramuan. Ramuan tersebut sak (Annona muricata). Ramuan daun sirsak
dibuat berdasarkan kebutuhan tubuh yang sedang (Annona muricata) diolah dengan cara men-
mengalami sakit tertentu ataupun sesuai dengan cuci 10 lembar daun sirsak dengan air yang

92
UMBARA : Indonesian Journal of Anthropology Athory, Andreas, Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Herbal ...

mengalir. Setelah itu, daun sirsak direbus tinggal di sekitar kawasan Pecinan mengolah
dengan air tiga gelas sampai tersisa satu gelas bahan herbal menjadi ramuan obat tradisional
saja. Ramuan ini diminum pada pagi hari dan yang mereka gunakan untuk mengobati
diminum selagi hangat. Menurut Pak Cipto, ra- penyakit yang sedang mereka derita atau
muan rebusan daun sirsak (Annona muricata) untuk mencegah suatu penyakit. Seperti salah
dikenal memiliki khasiat untuk menyembuh- seorang masyarakat yang membuat ramuan
kan dan mencegah kanker; sehingga Pak Cipto tradisional yang berbahan dasar daun sir-
mengonsumsi minuuman ini sebagai pence- sak (Annona muricata) dan kunir (Curcuma
gahan terhadap penyakit kanker. Selain itu, longa). Daun sirsak digunakan oleh informan
menurut Pak Cipto, ramuan rebusan daun sir- untuk mengobati penyakit asam urat yang ia
sak (Annona muricata) memberikan efek nya- derita. Selain itu, sebagian masyarakat juga
man terhadap tubuh. mengonsumsi jamu yang berbahan dasar
tanaman herbal dan rempah. Konsumsi ra-
Selain Pak Cipto, Ibu Marni yang juga muan maupun jamu pada masyarakat Pecinan
merupakan salah satu masyarakat Pecinan Semarang didasarkan pada kebutuhan tubuh
Semarang memiliki pengetahuan tentang mereka, atau berdasarkan penyakit yang se-
bahan-bahan herbal dan rempah. Ibu Marni dang mereka derita.
mendapatkan pengetahuan mengenai herbal dan
rempah karena ia sering mengonsumsi jamu, dan
Daftar Pustaka
mendapatkan pengetahuan dari keluarganya se-
cara turun-temurun. Selain itu, ia mendapatkan Andriani, A.. (2018). Pengaruh Pemberian
pengetahuan mengenai jamu ketika ia bekerja di Air Rebusan Daun Salam (Syzygium
perusahaan Sidomuncul. Ia menjelaskan bahwa Polyanthum) Terhadap Penurunan Kadar
ia rajin mengonsumsi jamu-jamuan untuk Asam Urat. Jurnal Ipteks Terapan, 12(3),
menjaga kesehatannya karena ia sudah lama 112-119.
menggeluti dunia jamu. Ia menambahkan bahwa Anshari, M., Martiana, T., Putra, S. T., dan
dengan mengonsumsi jamu, maka tubuh akan Dyson, L. (2015). Ethnomedicine of Dayak
tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Paramasan Ethnic in the Meratus Mountains
Jamu sendiri adalah ramuan yang terbuat dari ( part-2 ): A Correlation of Spiritual Belief
bahan-bahan alami yang dibuat agar dapat and Distress Level to Patient who had Done
dikonsumsi dan berkhasiat meningkatkan daya Ethnomedicine Treatment ( Pelungsur and
tahan tubuh, juga mengobati berbagai jenis Basambur ). 5(6), 40–42.
penyakit. Jamu merupakan salah satu ramuan Anshari, M., Martiana, T., Putra, S. T., dan
herbal yang dibuat melalui proses ekstrasi Dyson, L. (2015). Ethnomedicine of Dayak
bahan-bahan herbal dan rempah. Selain itu, Paramasan Ethnic in the Meratus Mountains
ada juga jamu yang dibuat tanpa melalui The Medicinal Plants for Diarrhea and
proses ekstraksi yang diambil dari bagian- Respiratory Disorder. 5(5), 139–147.
bagian tertentu dari beberapa jenis tanaman Cotton, C., Balick, M. J., dan Cox, P. A. (2006).
(seperti daun atau rimpang) yang diolah secara Plants, People and Culture: The Science
bersamaan tanpa melalui proses ekstraksi. of Ethnobotany. Dalam The Geographical
Journal (Vol. 164).
Simpulan Fanani, S., dan Dewi, T, K. (2014). Health Belief
Model pada Pasien Pengobatan Alternatif
Berdasarkan temuan penelitian ini, Masyarakat Supranatural dengan Bantuan Dukun. Jurnal
Semarang yang tinggal di sekitar kawasan Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental.
pecinan memiliki pengetahuan tentang 3(1), 54-59.
tamanan herbal dan rempah yang beragam. Hakim, L., Batoro, J., dan Sukenti, K. (2015).
Pengetahuan tersebut diperoleh dari cerita Etnobotani Rempah-Rempah di Dusun
lisan yang diwariskan secara turun-temurun, Kopen Dukuh, Kabupaten Banyuwangi.
pengalaman pribadi, dan berdasarkan ceri- Indonesian Journal of Environment and
ta dari teman atau kerabat. Masyarakat yang Sustainable Development, 6(2), 133-142.

93
UMBARA : Indonesian Journal of Anthropology Athory, Andreas, Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Herbal ...

Isniati, I. (2012). Kesehatan Modern dengan


Nuansa Budaya. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas, 7(1), 39-44.
Jumiarni, W. O., dan Komalasari, O. (2017).
Inventory of Medicines Plant as Utilized
by Muna Tribe in Kota Wuna Settlement.
Majalah Obat Tradisional (Traditional
Medicine Journal), 22(1), 45-56.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1992).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 761/Menkes/SK/IX/1992
Tentang Pedoman Fitofarmaka.
Miles, M. B., dan Huberman, M. A. (2012).
Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI
Press.
Mutiah, R. (2015). Evidence Based Kurkumin dari
Tanaman Kunyit (Curcuma longa) sebagai
Terapi Kanker pada Pengobatan Modern.
Jurnal Farma Sains, 1(1), 28–41.
Rosmanita, I., dan Saharuddin. (2017). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Lokal Masyarakat
Desa Ciherang dengan Tingkat Pengelolaan
Tanaman Obat Keluarga. Jurnal Sains
Komunikasi Dan Pengembangan
Masyarakat, 1(3), 359–378.
Saepudin, E., Rusmana, A., dan Budiono, A.
(2015). Model Manajemen Pengetahuan se-
bagai Bentuk Diseminasi Informasi Tanaman
Obat Herbal dan Tanaman Obat Keluarga
(Studi Kasus di Desa Cisondari Kecamatan
Pasirjambu Kabupaten Bandung).
Sosiohumaniora, 17(2), 100–106.
Sakinah, Z. V. (2017). Aplikasi Health Belief
Model dalam Menganalisis Perilaku
Penggunaan Kacamata Pelindung. Jurnal
Promkes: The Indonesian Journal of Health
Promotion and Health Education, 5(1), 115-
128.
Silalahi, M. (2016). Studi Etnomedisin Di
Indonesia Dan Pendekatan Penelitiannya.
Jurnal Dinamika Pendidikan, 9(3), 117-124.
Sudarmanto. (2015). Program Pendampingan
Teh Seduh dan Celup dari Daun Kersen
Guna Menumbuhkan Kreatifitas Wirausaha
di Kelurahan Lamper Tengah Kecamatan
Semarang Selatan Kota Semarang.
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama Untuk
Pemberdayaan, 15(1), 71–84.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

94

Anda mungkin juga menyukai