Anda di halaman 1dari 27

Video 1 - Pendahuluan Farmakoepidemiologi

Awal dari ilmu farmakoepidemiologi adalah dari pernyataan William Osler


(1981):
A desire to take medicine is, perhaps, the great feature, which distinguishes man
from other animals.
Bahwa obat-obatan yang sudah diuji dengan hewan dan mempunyai efek tertentu
belum tertentu menimbulkan efek yang sama jika di uji pada manusia

Awal munculnya ilmu farmakoepidemiologi adalah dengan pengembangan atau


launching produksi obat besar - besaran pada saat itu oleh industri farmasi. Namun
ketika obat tersebut sudah masuk di pasaran ternyata banyak laporan mengenai
Adverse Drugs Reaction (ADR).
Adverse Drug Reaction (ADR) adalah efek obat yang tidak menyenangkan atau
menimbulkan harm.
Dapat kita lihat 100.000 penduduk Amerika Serikat meninggal karena ADR dan 1.5
juta penduduk Amerika Serikat menjalani rawat inap karena ADR dimana 30% dapat
dicegah.

Definisi - Definisi
⚫ Farmakoepidemiologi : ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dan efek
obat pada populasi yang cukup besar
⚫ Farmakologi : ilmu yang mempelajari efek obat
⚫ Farmakologi klinis : ilmu yang mempelajari efek obat pada manusia sehingga
disini farmakoepidemiologi dapat memberi informasi sesungguhnya mengenai
efekdan efek yang tidak menyenangkan
- untuk menggunakan obat secara optimal
- terapi yang diharuskan individualize (maksudnya memberi efek terapi yang baik
dan tidak muncul ADR kemudian dipertimbangkan juga keuntungan dan resiko
dari treatment serta kondisi pasien)
Contohnya :
Individualisasi dari efek obat. Suatu obat di gunakan pada suatu infeksi maka
obat itu udah biasa digunakan untuk infeksi tertebntu (antibiotik) tapi obat itu
bekum tentu bisa digunakan pada orang yang mengalami infeksi yang sama tetapi
mengalami gangguan ginjal atau hati
- mempelajarai tentang farmakokinetik obat (hubungan dosis obat dengan kadar
obat dalam darah) dan farmakodinamik (hubungan kadar obat dalam darah
dengan efek obat atau hubungan obat dengan reseptor)

Farmakoepidemiologi
ADR
Ada beberapa tipe dari ADR, yaitu
⚫ Tipe A
Reaksi nya dapat diprediksi dari farmakologi obat tersebut dan berhubungan
dengan angka morbidilitas (kesakitan) yang tinggi dan angka mortilitas (kematian)
yang rendah
Contoh : Seseorang mengalami perdarahan di lambung karena mengonsumsi
NSAID selama berbulan-bulan. Secara mekanisme farmakologi ada penjelasan
yang menghubungkan penggunaan NSAID dengan timbulnya pendarahan.
⚫ Tipe B
Munculnya efek tidak dapat diprediksi dari mekanisme farmakologi dan
berhubungan dengan angka morbidilitas yang tinggi dan angka mortilitas yang
rendah
⚫ Tipe C (continuining)
⚫ Tipe D (delayed use)
⚫ Tipe E (end of use) reactions

Apa perbedaan farmakoepidemiologi dan epidemiologi?


Epidemiologi hanya berbicara tentanng oenyakit dan faktor penyakit tersebut
muncul dalam 1 populasi. Biasanya berhubungan dengan penyakit infeksi dan kronik.
Banyak diaplikasikan di studi uji klinik tahap 4 atau post marketing surveylance.

Proses persetujuan dari obat tersebut untuk dapat diproduksi dan dilaunching di
pasaran
Contoh hasil penelitian
⚫ The development of drug surveillance research
⚫ Premarketing study
⚫ Development of independent drug safety board job description (Contoh: BPOM) :
1. Investigase drug safety crises (Badan tersebut harus mempertimbangkan
keamanan obat)
2. Loook for ways prevent ADR
3. Improper physician use of drugs, Drugs use pattern by physician (Mengamati
bagaimana peresapan obat tersebut oleh dokter)
Video 2 - Contoh Hasil Penelitian FE

Contoh:

Di Korea ada penelitian suatu data base tentang laporan Adverse Event yang diambil
mulai dari tahun 2008 - 2016. Nanti kita ambil satu obat oral antidiabet dimana
termasuk golongan DPP 4 inhobitor (dipeptidyl peptidase 4) dan kita lihat
⚫ Data diambil dari suatu sistem informasi dari tahun 2008 - 2016 kemudian ada
laporan mengenai Cardiovascular Adverse Events yang muncul setelah
mengonsumsi DPP 4 inhibitor hanya dideteksi pada 3 (1 %) dari total 307 laporan
- laporan tentang Adverse Event (AE). 2 dari 3 laporan Cardiovascular Adverse
Events tersebut ternyata dilaporkan setelah mengonsumsi sitagliptin dan 1
laporan menggunakan gemigliptin, tetapi tidak signifikan.
Cara membaca tabel “Analisis dari Cardiovascular ADR” :
Golongan obat (Class) ada DPP 4 inhibitor (fokus penelitian) dan Obat golongan
antibiotik lainnya (ada metformin, sulfonylureas, SGLT 2 inhibitor).
Laporan ADR nya ada 3 yang berhubunagan dengan DPP 4 inhibitor, metformin ada
18, sulfonylureas ada 4, SGLT 2 inhibitor ada 2.
Semua ADR yang dilaporkan yang kira - kira terkait dengan DPP 4 inhibitor hanya
ada 1% dari 307 yaitu 3, metformin ada 0,9% dari 1910 yaitu 18, sulfonylureas ada
0,7% dari 546 yaitu 4, dan SGLT 2 inhibitor ada 1,9% dari 107 yaitu 2.
Nilai p value DPP 4 inhibitor ada 0,729. Nilai p value dinyatakan tidak signifikan
apabila nilai p value > 0,5
Kesimpulan: ADR tidak berbeda signifikan dari golongan obat yang lain

Cara membaca tabel 4


Dibandingkan dengan Korea, Ministry Food and Drug Safety (MFDS) dan FDA
(internasional) ---> kalau di Indonesia BPOM. DPP 4 nya
PRR = Propositional Reporting Rescue
ROR = Reporting of Rescue
IC 95 % L. CI = Nilai Lower Confident Interval 95 % ---> bisa dilihat secara
deskriptif apa saja AE yang muncul pada obat yang termasuk dalam DPP 4 inhibitor.
Maksud N dan Y ---> dalam drugs label
Contoh: Efek Pruritus yang dilaporkan karena penggunaan Alogliptin ada 6 laporan,
namun di label obatnya tidak ada (N) di MFDS dan FDA.
Gemigliptin belum disetujui (NA) oleh FDA
Cara membaca Tabel 5
Semua DPP 4 dibandingkan dengan gemigliptin dan linagliptin. Cara membacanya
sama dengan tabel 4.

Kesimpulan Kasus:
Analisis dari spontanitas laporan ADR dari penggunaan DPP 4 inhibitor tidak dapat
diperlihatkan antara DPP 4 inhibitor dengan cardiovascular AEs karena sedikit
laporan dari cardiovascular AEs report
Video 3 - Pharmacoepidemiology Studies of Drug Utilizations

Definisi:
1. Literatur Amerika Utara
Pemanfaatan obat didefinisikan sebagai peresepan, penebusan, dan penelanan obat.
2. WHO
Pemanfaatan obat didefinisikan sebagai pemasaran, pendistribusian, peresepan, dan
penggunaan dari obat di masyarakat dengan penekanan khusus di konsekuensi medis, sosial,
dan ekonomi.
3. Faktor non farmokologi mempengaruhi pemanfaatan obat
4. WHO yang mempunyai definisi lebih luas yang melampui aspek “proses dari farmakokinetik”
dari pemanfaatan obat untuk memasukkan pertimbangan dari farmakodinamik penggunaan
obat.
5. Ilmu mengenai pemanfaatan obat:
⚫ Aspek medis mempengaruhi pemanfaaran obat
⚫ Aspek non medis mempengaruhi pemanfaatan obat
⚫ Effek dari pemanfaatan obat dari semua level
6. Penelitian farmakoepidemiologi menunjukkan keuntungan dari Adverse Effect (AE/Efek samping)
yang berkaitan dengan obat
⚫ Studi dari proses = farmakokinetik
⚫ Studi dari efek = farmakodinamik

Tipe dari Ilmu Pemanfaatan Obat


1. Kuantitaif
---> Untuk merencanakan pemasukan dari obat dan pengeluaran obat.
⚫ Objektif
mengukur keadaan saat ini, perkembangan tren, dan waktu penggunaan obat di berbagai
tingkat
⚫ Studi tersebut membantu:
➢ Memperkirakan penggunaan obat di masyarakat dengan menggunakan umur, sex,
kelas sosial, dan morbidilitas
➢ Menghitung ADR
➢ Memonitor/memantau penggunaan dari kategori obat spesifik
➢ Memonitor/memantau efek dari aktivitas peraturan (peringatan AE) dan tanda dari
prevalensi penyakit (Parkinson)
2. Kualitatif
⚫ Penilaian yang sesuai dari pemnafaayan obat
⚫ Untuk membandingkan dengan kebutuhan medis, kesesuaian obat, dan kualitas untuk
perbandingan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
⚫ Kriteria penggunaan obat mungkin didasarkan dari parameter:
➢ Indikasi untuk penggunaan
➢ Dosis harian
➢ Lama terapi
⚫ Pengulas pemanfaatan obat bukanlah intervensi (interventions)
⚫ Objektif: Pendeteksi masalah dan kuantifikasi
⚫ Harus dibedakan dari pengulas program pemanfaatan obat (Drug Utilization Review/DUR)

Perbedaan dari ilmu DUR dan program DUR


Ilmu DUR Program DUR
Menyediakan minimal feedback pada yang Sistem sedang berjalan
terlibat dalam peresepan
Tidak dilakukan rutin Bertujuan untuk intervensi
Tidak di follow - up Diukur keefektifitasan dari intervensinya
Penting di USA dan Eropa
Permasalahan klinis dalam penelitian farmakoepidemiologi:
1. Agar obat dapat diresepkan, maka obat harus menunjukkan keefektifan ketika diberikan pada:
⚫ Pasien yang sesuai
⚫ Indikasi yang layak
⚫ Dosis yang layak
⚫ Waktu pemakaian yang sesuai
-----> Seharusnya meringankan gejala
2. Ketika dipakai secara tidak tepat, obat gagal untuk memberikan efek yang optimal
3. Terkadang, ketika digunakan secara tepat, obat tetap bisa menyebabkan SE yang dapat diprediksi
dan dicegah

Penyebab pasien lansia dan dewasa di penerimaan rumah sakit:


---> ADR dan ketidakpatuhan
Contoh:
1. Penggunaan obat dengan indikasi yang salah
2. Penggunaan dosis yang berlebih dan penggunaan jumlah obat yang berlebihan (DDI)
3. Kegagalan dari dokter untuk meresepkan terapi yang efektif

Solusi:
1. Untuk meningkatkan teraoi obat, diperlukan data pasca pemasaran
2. Ilmu pemanfaatan obat mengatasu hubungan antara praktik terapeutik dan praktik klinis aktual

Permasalahan Metode
1. Semua data penggunaan obat memiliki keterbatasan dalam relevansi klinis langsungnya
2. Untuk studi kuantitatif, yang ideal adalah jumlah pasien dalam populasi tertentu yang
mengonsumsi obat dalam jangka waktu tertentu. tapi data yang tersedia hanya sekitar ini
3. Untuk studi kualitatif, yang ideal adalah hitungan jumlah pasien dalam populasi tertentu yang
menggunakan obat secara tidak tepat dalam jangka waktu tertentu. juga data kurang optimal.
4. Sebagian besar statistik konsumsi obat dinyatakan dalam bentuk biaya (dampak ekonomi) atau
volume (berat keseluruhan obat yang dijual) tetapi data ini tidak memberikan info tentang pajanan
obat dalam populasi. data volume> data biaya menunjukkan jumlah pasien yang terpajan
5. Ukuran tablet, ukuran resep, dan kepatuhan pasien bervariasi

Jenis data pemanfaatan obat yang tersedia:


a. Data kuantitatif murni tidak menunjukkan kesesuaian. Untuk perspektif kualitas perawatan
untuk menginterpretasikan penggunaan obat dengan benar, ada kebutuhan untuk
menghubungkan data tersebut dengan alasan penggunaan obat
b. Kesesuaian penggunaan harus dinilai relatif terhadap indikasi pengobatan, karakteristik pasien,
penyakit yang menyertai, dan penggunaan obat lain.
c. Tidak ada sumber tunggal untuk memperoleh semua informasi ini
d. Jenis data penggunaan obat tersedia
⚫ Biaya atau sampai biaya
⚫ Bobot
⚫ Jumlah tablet, kapsul, dosis, dll
⚫ Jumlah resep
⚫ Jumlah pasien yang menelan obat

Evolusi studi pemanfaatan obat: sebelumnya penggunaan obat telah dilakukan untuk tujuan
pemasaran dan data tidak tersedia untuk peneliti akademis.
Dua baris berbeda:
1. Eropa (Kuantitatif)
Faktor yang berkontribusi pada garis:
⚫ Ukuran populasi kecil
⚫ Produk farmasi dalam jumlah terbatas
⚫ Ketersediaan statistik terpusat pada penjualan atau resep
2. Amerika Serikat
⚫ Berfokus pada kualitas kebiasaan meresepkan dokter
PERTEMUAN 2
Karakter studi farmakoepidemiologi : tujuan dan luaran

• Perjalanan alamiah penyakit


• Factor resiko
• Determinan sehat-sakit
• Mengukur bebean sakit
• Outcome dari penelitian farmakoepidemiologi

PR Definisi Adverse Drug Reaction tipe C, D, E

Adverse drug reaction (ADR) adalah keadaan/kondisi tidak sesuai harapan/tujuan yang muncul setelah
pemberian obat dalam dosis yang sesuai, cara yang sesuai dengan tujuan pengobatan .

• Tipe A: Tipe ini merupakan (8%) dari ADR. Kejadiannya dapat diprediksi tetapi efek klinis dan/atau
farmakologis tergantung pada sifat intrinsik obat-obatan. Jenis ini tergantung dosis, dan umumnya
tidak parah.

• Tipe B: Tipe ini relatif jarang (20%). Efeknya aneh dan tidak dapat diprediksi, independen dari aksi
dan dosis obat, sering parah, repons individual.

• Tipe C: Merupakan reaksi kimia yang bisa diprediksi dari struktur obat atau metabolitnya.

• Tipe D: Merupakan reaksi yang tertunda dari obat, termasuk teratogenisitas dan karsinogenisitas.
Tipe ini jarang ditemukan di anak-anak.

Perjalanan alamiah suatu penyakit, suatu proses perjalanan penyakit dari seorang individu seiring berjalannya waktu
dimana tidak diberikan interverensi baik berupa tindakan maupun pengobatan.

Exposure = suatu penyakit masuk kedalam tubuh manusia (susceptible host)

FRNSCA-SEMANGATTT(^_^)
Masa latent = masa munculnya gejala awal suatu penyakit, biasanya terkait penyakit kronik

Masa inkubasi = masa dimana muncul gejala awal dari suatu penyakit, terkait dengan suatu infeksi

Onset = masa yang diukur dari masuknya penyakit dalam tubuh manusia sampai munculnya gejala awal

Apablia terjadi infeksi, berkembangngya atau waktu infeksi yang dialami orang tersebut akan terjadi 2 kemungkian,
yaitu kematian dan kesembuhan.

Kesembuhan→terkait dengan virus, ada yang disebut dengan self limiting desease(infeksi virus yang bias sembuh
dengan sendirinya. Apabila terkait dengan infeksi bakteri, maka diberikan antibiotikuntuk mebunuh/menghilangkan
bakteri.

TIPE STUDI EPIDEMIOLOGI

1. DESKRIPTIF → tujuannya untuk mengetahui ditribusi penyakit dalam populasi tertentu sertaa mengetahui
gambaran distribusi tsb dalam populasi tertentu.
Dilakukan sebelu studi analitik, dimana informasi yang diutuhkan adalah tempat, penyakit apa, pada
populasi apa/subjek seperti apa, informasi untuk menyusun hipotesis studi epidemiologi analitik
Karakteristik studi deskriptif : orang, tempat, waktu
• Orang
a. Umur, gender, etnik
b. Genetic
c. Concurrent desease
d. Diet, exercise, smoking
e. Risk taking behavior (kebiasaan yang beresiko)
f. Education, occupation

Contoh : anda ingin melakukan bagaimana distribusi/prevalensi/insidensi terhadappenyakit


malaria disuatu Negara terhadap etnik melayu, dengan jenis kelamin laki-laki, dewasa, kebiasaan
olahraga rutin, kebiasaaan merokok/tidak merokok.

• Tempat
Kondisi geografi
a. Dikaitkan dengan tempat munculnya penyakit tersebut (dari sisi vector, penyebab)
b. Iklim
c. Geologi
d. Kepadatan penduduk
e. Perkembangan ekonomi
f. Kondisi nutrisi
g. Kondisi pelayanan kesehatan yang ada pada populasi tersebut

• Waktu
a. Kalender
b. Kapan penyakit tersebut muncul dalam 1 tahun
c. Siklus psikologi
d. Usia (terjadi ledakan penduduk yang lair, ledakan lansia,
e. Musim (e.g : DBD tergantung pada musim
f. Tren tertentu munculnya penyakit
FRNSCA-SEMANGATTT(^_^)
Contoh Soal Deskriptif
Anda diminta untuk melakukan suatu penelitian pada penyakit yang menjangki di 2220 orang sekitar
1520 meninggal. Diminta untuk melakukan studi deskriptif.
Jawab :
• Person = melihat dari 2220 orangtersebut bagaimana karakter dari subjek yg terjangkit penyakit
apakah wanita/laki-laki/anak-anak/etnis tertentu, usia yang meninggal
• Place = area dari penyakit dimana, bagaimana dengan area sekitar yang menjadi resikodari
munculnya penyakit tersebut
• Waktu = kondisi cuaca, tren-tren tertentu,belum diketahui hanya dikira-kira muncul pertama
pada bulan maret

2. ANALITIK→ tujuannya untuk menguji hipotesis yang pada dasarnya untuk mengetahui hubbungan factor-
faktor penyebab munculnya suatu penyakit tertentu dan prevalensi munculnya penyakit tersebut dalam
populasi.
Karakteristik studi analitik : host (pihak yang terinfeksi/terpapar), agent (senyawa yang memapar),
environment (lingkungan)

Supaya tidak terjadi penyakit harus ada homeostasis dari host, agent, environment
Gambar segitiga
• Faktor host yang memungkinkan suatu penyakit : personality traits (karakter dari fisiologi kita seperti
apa), perilaku, genetic predisposition , factor immunologi, apabila salah satu dari factor muncul
makan akan menjadi challenge munculnya penyakit/memperparah.
• Agent = zat pemapar yang masuk dalam tubuh kita, bias berupa biologi (mikroba, bakteri,
virus,jamur), chemical (Senyawa kimia), physical (senyawa fisik yang masuk ke tubuh kita). Factor
tersebut sebagai pemicu munculnya penyakit
• Lingkungan=lingkungan sekitar/eksternal (misal: TBC factor lingk sangan
mempengaruhipenyembuhan penyakit serta potensi penularan),kondisi biologi dan kondisi social
(misal: penyakit gangguan mental, jika keluarga dan tetanggal mensuport dengan baik maka
gangguan kesehatan jiwa bias hilang, jika tidak ada support menghambat proses penyembuhan)

Kapan muncul penyakit? Saat host, agent, environmental factor tidak seimbang

• Karena muncul senyawa baru


• Karena perubahan sifat agent yang sekarang (e.g = virus yang dulu tidak ganas, sekarang jadi
ganas
• Karena bertambanya jumlah orang yang susceptible (e.g = TBC susceptible untuk orang-orang
yang gizinya kurang, disuatu daerah muncul kelompok orang kekurangan gizi)

FRNSCA-SEMANGATTT(^_^)
• Karena perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi transmis /pertumbuhan senyawa
pemapar (kondisi menjadi lembab, bakteri mudah tumbuh)

Aktivitas epidemiologi

• Epidemiologi deskriptif : person, place, time


▪ Distribusi demografi
▪ Distribusi geografi
▪ Kondisi iklim etc
▪ Gambaran Frekuensi penyakit

Berguna untuk : mendukung kebijakan pemerintah untuk mengalokasikan dana, membuat program
terhadap suatu penyakit (program pengobatan/penyembuhan suatu penyakit, imunisasi), untuk
membangun hipotesis (e.g: suatu penyakit muncul karena factor x atau y)

• Epidemiologi analisis
Untuk menentukan/menganalisis hubungan antara 2 hal, apa yang mengekpos dan apa efeknya, bida
digunakan untuk mebuat kebijakan pemerintah sehingga kita bisa mengendalikan factor-faktor exposure.

Tugas :

Gambar ke3 cari hitungan : number of new case=population at risk x time…… menentukan mortalitas, menentukn
prevalensi, insidensi. Membedakan populasi dan populasi at risk

RUMUS

• Mortalitas
Angka kematian kasar (crude death rate) merupakan jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi
dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Angka kematian ini dinyatakan untuk
per 1000 orang:

CDR = angka kematian kasar/crude death rate.


D = jumlah kematian pada tahun x.
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x.
k = 1000

***
FRNSCA-SEMANGATTT(^_^)
Angka kematian menurut umur (age specific death rate) merupakan jumlah kematian pada suatu
kelompok umur dan pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada kelompok umur
yang sama dan pada pertengahan tahun yang sama.

ASDR = angka kematian menurut umur/age specific death rate.


Di = jumlah kematian penduduk berumur i pada tahun x.
Pi = jumlah penduduk berumur i pada pertengahan tahun x.
k = 1000

Angka kematian bayi (infant mortality rate) sebagai indikator dalam menentukan kesehatan
masyarakat, dihitung dengan jumlah kematian bayi berumur di bawah satu tahun pada tahun
tertentu dibagi dengan jumlah kelahiran pada tahun tersebut.

NB : Perhitungan ada dip pt terlampir

Catatan

• Populasi = sekelompok orangpada suatu daerah tertentu


• Population at risk = Populasi yang pada populasi tsb ada resiko dia terkena penyakit itu

Luaran studi epidemiologi, banyak membicarakan tentang penyakit, mortalitas,prevalensi, morbiditas, population at
risk.

Parameter terkait Farmakoepidemiologi

• Studi penggunaan obat, efek penggunaan obat. Luarannya terkait pengguanaan dan efek obat yang muncul
Luaran yang mungkin:
a. Spontaneous report of ADR
b. Monitor dari pola peresepan (e.g: bagaimana pola peresebat obat diabetes dpp4 inhibitor,
bagaimana pola peresepan obat hipertensi)
c. Review penggunaan obat, kaitannya dengan kerasionalan penggunaan obat, memenuhi guidline
atau tidak, sesuai yang diharapkan atau tidak
d. Luaran penelitian terkait farmakoekonomi
e. Kualitas hidup
Tujuan pharmaceutical care, meningkatkan kualitas hidup pasien denganpengobatan yang diberikan
secara tepat dan bertanggung jawab.
Instrument kualitas hidup : spesisfik dan generik

FRNSCA-SEMANGATTT(^_^)
Pertemuan ke-3

Pengukuran Outcome Monitoring Obat

Farmakovigilance -> suatu aktivitas atau suatu studi yg berhubungan dgn


deteksi,assessment,understanding,prevensi thd adverse effect atau masalah2 berkaitan dgn
penggunaan obat. WHO mendirikan program dikenal dgn internasional drug monitoring sbg respon
terhadap kasus talidomide disaster (1961). Talidomide disaster adalah suatu kasus dmna ditemukan
awal 1950 / akhir tahun tsb dimana banyak sekali bayi lahir tanpa lengan ataupun tangan / kaki cacat.
Kejadian ini sering disebut pokomelia yaitu lahir tanpa lengan maupun kaki cacat. Talidomide mrpkn
obat sedatif pada perkembangan bisa digunakan utk mengatasi berbagai macam kondisi spt influencer,
mual bahkan berbagai macam kondisi tamenkod ,morning sickness pd wanita hamil. Talidomid thn 1960
digunakan scr luas tana resep dokter utk atasi morning sickness ibu hamil

Perkembangan Studi Penggunaan Obat

-pelaporan ADR scr spontan

-Melakukan monitoring thd peresepan

-Melakukan drug utilization review (banyak dijumpai di RS)

-Farmakoekonomi

-Kualitas hidup

ADE (Adverse drug event) -> suatu cidera yg mrpkn akibat dari penggunaan obat. Cidera disini berkaitan
dgn efek bahaya ditimbulkan suatu obat termasuk didlamnya adalah ADR ataupun Over dosis efek
berbahaya dari penggunaan obat berkaitan dgn penurunan dosis penggunaan ataupun penghentian
penggunaan obat. Seringkali ADE disebbkan oleh adanya medication error/kesalahan dlm pemberian
obat.

ADR -> Suatu respon tdk diinginkan dan berbahaya dri suatu obat dn terjadi pada dosis normal yg
digunakan utk terapi diagnosis ataupun profilaksis fungsi fisiologis. ADR ini terjadi ada dosis
lazim/terapi.
Contoh seorng pasien asien amoxixilin 1 hati stlh konsumsi amox pasien alami diare.diare ini masuk
ADR karna diare muncul sbg efek tdk diinginkan dan bisa berbahaya yg terjadi pada dosis normal

Alergi -> suatu ADR yg dimediasi o/ adanya respon sistem imun tubuh (contoh kasus alergi thd
penggunaan obat)

Side effect (Efek samping) -> suatu efek yg diketahui dan bisa diprediksi dari penggunaan obat namun
bukan mrpkn outcome terapi yg diharapkan.(misal side effect enggunaan asam mafenamat bisa utk
kurangi nyeri / inflmasi seorang pasien tpi punya efek lain bukan outcome terpi yg diharapkan yaitu
nyeri lambung)

Medication eror -> kesalahan pemberian suatu obat saat peresepan /pembacaan
/dispensing/penyerahan obat. Medication eror yg hampir menyebabkan efek berbahaya disebut
potensial adverse drug event

Observed ADR -> suatu kejadian ADR dimna kejadian tsb masih dlm waktu penggunaan obat /
kejadian tsb merupakan outcome baru dari penggunaan obat yg muncul tdk lebih 3bulan

Historitical ADR -> suatu kejadian ADR yg merupakan kejadian ADR yg terjadi pada pelayanan / saat
sakit sblmnya / muncul biasa lebih 3bln setelah pengunaan obat.

ADR BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN

- Ringan -> kejadian ADR berhenti /menghilang saat obat dihentikan (contoh seorng pasien ampicilin
dia mengalami diare ketika ampicilin dihentikan akan tdk terjadi diare )

- Sedang -> terjadi ketika ADR muncul dn butuh terapi utk mengatasi kejadian ADR tersebut (cth
pasien asam mefemnamat sbg terapi utk osteoartritis ternyata stlh pakai asam mefenamat terjadi
nyeri lambung dan nyeri tsb butuh obat atasi nyeri

-Parah -> outcome yg dihasilkan ADR bersifat mengancam jiwa nyawa pasien
Pelaporan ADR spontan .prinsipnya -> memberikan kewasadaan kpd tenaga kesehatan profesional
berkaitan pemberian obat

.Kelebihan pelaporan ADR spontan -> populasi besar,,hampir semua obat,bisa dilakukan pada asien di RS
/pasien menjalani rawat jalan memungkinkan analisis thd pasien, tdk ada intervensi ,biaya rendah

Kekurngan pelaporan ADR spontan -> kesulitan identifikasi reaksi bersifat tertunda /delay, jumlah orang
yg terpapar tidak bisa diketahui pasti , seringkali menyebabkan hasil bias.

Kausaliti assessment utk memastikan kejadian ADR gejala yg muncul apakah memang bener2disebabkan
oleh obat yg dicurigai

Kategori

1.Certain -> suatu kejadian /abnormalitas bisa dikategorikan bennar disebabkan oleh penggunaan
obatdicurigai /aabila kriteria sbb: kejadian tsbhasil pemeriksan lab ini punya hub erat dan rasional
berkaitan waktu enggunaan obat adl seorang pasien ruam stlh 1 jam penggunaan ampisilin.Kejadian
gejala muncul stlh 1jam . Tdk bisa dijelaskan dgn penyakit lain/obat lain. Respon penghentian obat ini
bersifat logis dan bisa terima scr patofisiologidn farmakologi.kejadian tsb bisa dipastikan scr farmakologi
/atofisiologi . Rechelenge mungkin diperlukan apakah suatu kejadian/gejala yg muncul benr disebabkan
obat yg dicurigai .perlu rechelenge

2.Probable -> kejadian/abnormalitas dari pemeriksaan lab punya hub erat rasional dgn waktu
penggubaan obat .waktu masih rasional misal ampicilin 1 hari stlh penggunaan obat asien muncul gejala
ruam kemerahan kulit. Gejala Tdk mungkin disebabkan penyakit lain/obat lainnya kemungkinan besar
disebabkan obat yg dicurigai. Respon thd penggantian logis scr klinis. Rechelenge tdk perlu

3.Possible -> kemungkinan kecil kejadian muncul gejala/abnormalita punya hub rasional dgn waktu
penggunaan obat . Gejala yg muncul bisa jga dijelaskan oleh penyakit lain/obat lain. (Seorang asien mual
stlh konsumsi tablet tambah darah pasien hamil trimester pertama mual muncul 1/3 hari stlhnya karna
kondisi hamilnya/waktu penggunaan obat. Penggantian obat blom jelas atau kuran

4.Unlikely -> tdk mungkin kejadian yg masuk kategori tdk mungkin disebabkan obat dicurigai aabila
kejadian atau abnormal dia punya hub kemungkinan kecil dgn waktu penggunaan obat tetapi bukan
berarti tdk mungkin sama sekali ( cth penggunaan ampisilin pasien alami ruam stlh 10hari ampicilin
ampicilin udh dipakai 10hari lalu tpi yernyata ruam muncul 10hari stlh gunakan obat kemungkinan kecil
tetapi bukan berarti ruam disebabkan oleh ampicilin tadi. Penyakut atau obat lain punya penjelasan
lebih logis berkaitan dgn penyebab munculnya kejadian abnormalitas

5.Unassessable/Unclassifiable -> apabila disini tdk bisa dilanjutkan analisis lbh lanjut karna biasanya krng
informasi /infonya bertolak belakang dgn sumber/literatur . Data tdk bisa dilakukan verifikasi
FARMAKOEPID P4

 Coba dari pict ini, perbedaan antara penelitian kuali dan kuanti :
҉ kuali: metodenya observasi, mendengarkan, mengorganize data
҉ kuanti : mengukur, menentukan variabel
 jenis penelitian kuali dan kuanti ada di kolom word clues
 rancangannya ada di kolom metode...

 anda dijelaskan mengenai:


1. karakteristik penelitian kuali: pertanyaan penelitian/rumusan
masalahnya seputar, bagaimana, apa mengapa
2. metode penelitia kuali ada: in depth interview, Focus group discussion,
observasi dan mengumpulkan dokumen
3. cara melakukan indepth interview (wawancara mendalam-WM) . WM
dilakukan apabila topik penelitian sensitif, ada unsur ketakutan
atau dalam tekanan, ingin menggali pengalaman individu dan
perspective individu dan topik2 lin yang tidak bisa dilakukan dengan
survey
4. Apa yang penting dalam WM----key informants, data dicukupkan
diambil bila sudah saturasi. artinya jawaban dari semua responden
sudah sama, tidak ada yang berbeda. maka di penelitian kuali, kita
tidak perlu memnentukan sampel di proposal penelitian. cukup key
informantsnya siapa
5. bagaimana cara meberikan pertanyaan di WM: peneliti sudah
mempunyai framework pertanyaan, penelitia bisa memberikan
pertanyaan yang sifatnya probing, open ended questions, peneliti
waspada akan calon2 pertanyaan yang mungkin di luar guidance atau
pedoman wawancara. situasi WM harus nyaman, tidak ada paksaan

 Selanjutnya di video 1, akan ada rekaman cara mulai wawancara:


a. menjelaskan gambaran penelitian secara singkat dan tujuannya
b. alasan mengapa partisipan dipilih untuk menjadi partisipan
c. penjelasan prosedur wawancara
d. perlindungan apabila ada unsur2 privacy, harus dijaga kerahasiaan

 Ingat setiap proses penelitian kualitatif harus DIREKAM dan sebelum


memulai merekam, anda harus minta ijin kepada partisipan untuk merekam.
jika partisipan tidak bersedia, maka kita cari partisipan lain. Atau apakah
anda sanggup menulis cepat?
 Itu adalah proses pengambilan data kuali

 selanjutya analisis data: anda mendengarkan berkali2 rekaman dan


membuat tema2 spesifik yang muncul berkali dalam rekaman.
 contoh: penelitian topik: bagaimana pengelolaan obat di puskesmas X?
topik ini muncul karena sering terjadi kehilangan obat
 ketika anda menentukan bahwa akan melakukan penelitian kualitatif,
maka anda menentukan key informan, siapa? bisa apotekrnya, bisa bagian
obat (TTK), bisa kepala puskesmas
 nah ketika mendengarkan rekaman, maka anda mendengar berkali2
bahwa kalimat: gudang penyimpanan obat tidak layak pakai (diucapkan
oleh apoteker, kepala puskesmas dan ttk)..nah hal ini bisa dijadikan tema
(theme)...
 lihat contoh artikel berikut: The identified themes indicating
barriers/facilitators for diabetes service delivery within Indonesian
community pharmacies included: (1) pharmacist factors - i.e. positive views
(facilitator) and perceived lack of competence (barrier); (2) pharmacist-
physician relationships - i.e. physicians' lack of support and accessibility
(barriers); (3) pharmacist-patient relationships - i.e. perceived patients'
lack of support and accessibility (barriers); (4) pharmacy environment - i.e.
business orientation (barrier), lack of staff and poor pharmacist
availability (barriers), and availability of supporting resources, such as
counselling areas/rooms, procedures/protocols and IT systems for labelling
and patient records (facilitators); and (5) external environment - i.e. a
health system to support pharmacist roles, remuneration, marketing and
professional assistance (facilitators).
 ada kata kata: the identified themes...nah in yang dimaksud teman,
muncul berkali kali dalam WM, atau mungkin diucapkan dengan unsur emosi,
atau penjelasan panjang, atau bahkan tidak bisa dijelaskan
 Intinya penelitian kualitatif ini: para peneliti harus sensitif terhadap
ucapan..word by word (bukan Baper)
 kalau tanya A....dijawab oleh responden...lalu selanjutnya tanya apalgi agar
dapat penjelasan sampai mentok
 begitu ttg kualitatif

 pada video kedua ada definisi rct, salah satunya mengatakan bahwa
settingnya berbeda dengan setting real condition
 ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait validitas penelitiannya:
internal dan eksternal
 juga usaha2 untuk meminimalkan bias
 selnjutnya ada tipe tipe ramdomisasi (pengacakan sample): sample, block,
stratified, adaptive
 kemudian ada proses blinding: single, double, triple...proses dimana obat
yang diterima tidak diketahui identitasnya. kalau single yang tidak tahu
subyeknya; double yang tidak tahu subyek dan peneliti..dst
 kemudian ada populasi target dan study sampel----coba dibedakan
 kemudian ada desain RCT: paralel, crossover, factorial

1. dari dua penelitian tersebut antara kualitatif dan juga kuantitatif


manakah yg lebih sering digunakan, dan apakah keduanya bisa dipakai
dalam satu penelitian ?
Jawab :
tergantung topiknya

2. contoh desain penelitian kualitatif dan kuantitatif seperti apa ya bu?


Jawab :
penelitian kuali cenderung ingin mengeksplore leih dalam persepsi individu
atau kelompok mengenai suatu masalah. contoh artikel saya :

anda lihat dari judul kedua artikel diatas. yang kualitatif, terncantum
di judulnya --kualitatif. yang kuanti, judul di atasnya tidak tercantum.
tapi ini belum pasti juga. kalau tidak keihatan di judul, dibaca di
abstractnya. bagian metode, akan kelihatan metodenya apa. lihat
kembali gambar perbedaan kuali dan kuanti di bagian metode. ada
ethnografi dll
judul penelitian qualitative yang nomer 2: ada tulisan a qualitative study.
di abstractnya bagian metode, seperti ini: Methods: We conducted a
qualitative study using two different data collection methods: focus
group discussions and in-depth interviews. The guideline of interviews and
discussions were developed based on seventeen questions derived from
the DDS17 Bahasa Indonesia (a Bahasa Indonesia version of the Diabetes
Distress Scale questionnaire), which covered physician distress domain,
emotional burden domain, regimen distress domain and interpersonal
distress domain. ada in depth interview..itu adalah metode penelitian
lualitatif (lihat gambar lagi)

3. Izin bertanya bu, apakah penelitian dengan metode cross sectional


termasuk penelitian kuantitatif?
Jawab :
cross sectional-: kuanti
4. Izin bertanya kembali bu, berarti untuk penelitian dengan pengumpulan
data dengan kuisioner contohnya untuk mengetahui tingkat perbedaan
pengetahuan apakah dapat menggunakan metode cross sectional bu?
Jawab :
Bisa

5. Izin bertanya bu, apabila didalam penelitian tersebut bertujuan untuk


mengeksplore presepsi individu namun juga dibuat analisis secara statistik
untuk kesamaan presepsinya , apakah ini masuk ke campuran atau tetap
quali njih bu ?
Jawab :
kalau menggunakan kuesioner persepsi, maka masuk kuanti. kalau anda
tidak menggunakan kuesioner, tapi panduan wawancara, maka masuk
kuali. ketika anda bicara ttg analisis statistik untuk menampilkan
prosen atau analisis hubungan—kuanti. mixed model adalah dilakukannya
metode kuali dan kuanti dalam 1 penelitian. sebagai contoh, anda
melakukan fgd untuk menyusun kuesioner sebagai alat ukur (FGD ini
termasuk metode kuali)...lalu kuesioner yang sudah jadi digunakan untuk
mengukur atau membuat hubungan asosiasi...maka masuk kuanti. bisa cek
di pubmed ada beberapa penelitian kuali dan kuanti di laman ini:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/?term=perwitasari&filter=datesearch.y_5
. jadi jangan hanya melihat judul ya...lihat juga bagian metodenya baik itu
yang di abstract maupun di naskah utuh.

silahkan ini ada contoh lagi


Int J Pharm Pract
. 2016 May;24(3):180-8. doi: 10.1111/ijpp.12227. Epub 2015 Dec 16.
Pharmacist and physician perspectives on diabetes service delivery within
community pharmacies in Indonesia: a qualitative study
Yosi Wibowo 1, Bruce Sunderland 2, Jeffery Hughes 2
Affiliations expand
PMID: 26670327 DOI: 10.1111/ijpp.12227
Abstract
Objective: To explore perspectives of physicians and pharmacists on diabetes
service delivery within community pharmacies in Indonesia.
Methods: In depth interviews were conducted with 10 physicians and 10
community pharmacists in Surabaya, Indonesia, using a semi-structured
interview guide. Nvivo version 9 was used to facilitate thematic content
analysis to identify barriers/facilitators for community pharmacists to
provide diabetes services.
Key findings: The identified themes indicating barriers/facilitators for
diabetes service delivery within Indonesian community pharmacies included: (1)
pharmacist factors - i.e. positive views (facilitator) and perceived lack of
competence (barrier); (2) pharmacist-physician relationships - i.e. physicians'
lack of support and accessibility (barriers); (3) pharmacist-patient
relationships - i.e. perceived patients' lack of support and accessibility
(barriers); (4) pharmacy environment - i.e. business orientation (barrier), lack
of staff and poor pharmacist availability (barriers), and availability of
supporting resources, such as counselling areas/rooms, procedures/protocols
and IT systems for labelling and patient records (facilitators); and (5)
external environment - i.e. a health system to support pharmacist roles,
remuneration, marketing and professional assistance (facilitators).
Conclusion: Issues related to the pharmacist-physician-patient relationships,
pharmacy environment and external environment need to be addressed
before Indonesian community pharmacists can provide additional pharmacy
services for type 2 diabetes patients. Collaboration between the
Government, Ikatan Apoteker Indonesia (Indonesian Pharmacists
Association) and Ikatan Dokter Indonesia (Indonesian Medical Association) is
required to improve the pharmacy professional environment and facilities.
 metode in depth interview dan subyek hanya 10 dokter 10 apoteker

6. Izin bertanya prof, apakah bisa kita lakukan dengan memberikan


pertanyaan mengenai jawaban dari responden?
Jawab :
bisa sekali, semisal jawaban pasien belum bisa menjawab pertanyaan
7. izin bertanya prof, bagaimana cara mengatasi dan mengantisipasi
responden yang apabila diberi pertanyaan dia berbohong, atau
menutup2i kebenaran?
Jawab :
di awal sudah dijanjikan kepada partisipan bahwa harus menjawab
dengan jujur dan kerahasiaan dijaga

8. izin bertanya, bagaimana nggih prof untuk perbedaan desain rct paralel,
crossover, dan factorial ? lalu untuk contoh/gambarannya yang seperti
apa ya prof ?
Jawab :
nah itu di video sudah ada ya...dijelaskan paralel seperti apa, cross over,
ada gambarnya

9. Izin bertanya bu, Apakah bisa key informan lebih dari 1 orang?
Jawab :
bisa lebih dari 1 orang

10. tadi prof menjelaskan bagaimana cara kita mewawancarai seorang


narasumber, permsialkan yang tadi tentang "kehilangan obat di suatu
puskesmas X", dan kita sudah mendapatkan narasumber yaitu apoteker,
ttk, dan kepala puskesmas. Tetapi dari ke 3 narasumber ini tidak
memiliki informasi yang kita inginkan (ketiganya memiliki pendapat yang
berbeda-beda), bagaimana cara kita untuk menggali informasi agar
dapat menemukan letak permasalahannya
Jawab :
harus mencari key informan lain. karena mesti ada yang pendapatnya
sama. ditambah, misal perawat.
PERTEMUAN 6

1. Subjek Penelitian: populasi terjangkau, tertarget, sampel

Cth:

• Populasi pasien DM di Indo 5 jt


• Populasi pasien DM di YK 500K
• Sampel pasien DM YK di RS PKU Muh 10K

2. Kriteria Inklusi(KI): syarat subjek yg bakal kita rekrut di penelitian kita.

Cth: Dewasa, rutin kunjung ke RS, dll

3. Kriteria Eklusi: Faktor penyerta KI

Cth: penyakit penyerta apa aja yg ada di kriteria pasien dewasa, rutin kunjung ke Rs dr K.Inklusi

4. Sampel
• B.Hill: misal populasi penelitian ada 1K, bebaslah ambil mau berapa sampel
• Persentase: ambil 5-10% populasi
• Teori inferis: kalkuator epid

5. Variabel
• Bebas: kita yg kendaliin/tentuin. Cth: bebas kita pilih kasi konseling/ nggak
• Terikat: efek dr variabel bebas. Cth:liat efek konseling/ nggak ke kepatuhan minum obat.
• variabel mediator: perantara. Cth: yg memperngaruhi kepatuhan konseling, misal dah
dinasehatin jangn makan grengan ya pas terapi obat ini eh mlah dia makan gorengan.

6. Jenis Data
• Kategorikal: Nominal dan Ordinal. Nominal tu nggak ada tingkatan (Cewek cowok, Sembuh
Nggak sembuh, dll). kalau ordinal tuu ada tingkatan msial kadar gula darah 200, 300 dll rendah
pa tinggi.
• Kontiyu: Interval dan Rasio. Interval 0nya ga tetap, aku blm terlalu paham kalau ini. Kalau rasio
0nya tetap cthnya data tinggi badan.
PERTEMUAN 5
Desain penelitian kuantitatif

Jenis Penelitian kuantitatif berdasarkan:

1. Ada/tidaknya intervensi peneliti


• Eksperimental:RCT dan Non RCT
• Non Eksperimental/observasi: Populasi dan Individu, masing2 terbagi ke penelitian deskriptif dan
analisis. Kalu deskriptif cthnya survei kesehatan, kalau analisis cthnya survei ekonomi. Di
deskriptif itu ada case report dan case series

2. Ada atau tidaknya analisis data


a. Cross Section: dilakukan sekali jadi, bukan jangka panjang.Cth: survei Hub pasien Covid dg
pengetahuan. Yaudah abis survei kelar selese gausah nunggu2 data lain kan?
• Populasi:Pasien Covid
• Variabel bebas: Umur
• Variabel terikat: pengetahuan

b. Cohort: penelitian jangka panjang, menuju masa depan. Cth: pengaruh konseling thd kepatuan
minum obat pd pasien HT. Urutan bagan: Populasi-Sebab-Akibat
• Prospektif: mengetahui pengaruh konseling thd kepatuhan, tapi penelitian sedang
berlangsung saat ini hingga masa depan.
• Retro:mengetahui pengaruh konseling thd kepatuhan, tapi penelitian sedang
berlangsungnya udah di masa lalu/ cuma cek rekam medis aja ga meneliti langsung.

c. Case Control: penelitian jangka panjang, flasback. Cth: pengaruh NSAID thd GG pd pasien HT.
Urutan bagan: Populasi-Akibat-Sebab
• Prospektif: mengetahui adanya GG gara2 pasien HT konsumsi NSAID. Alur penelitian: cari
pasien yg sekrang edang GG dan cek rekam medis dia konsum NSAID nggak?. Kemungkinan
melakukan wawancara ke pasien +++. Pokok2nya berpacu dominan ke rekam medis, tapi
masi bisa di follow up buat ditemuin/dijangkau pasiennya.
• Retro:mengetahui adanya GG gara2 pasien HT konsumsi NSAID. Alur penelitian: cari pasien
yg sekrang edang GG dan cek rekam medis dia konsum NSAID nggak?. Kemungkinan
melakukan wawancara ke pasien ---, sulit dijangkau/ dah mati. Pokok2nya berpacu dominan
ke rekam medi, sulit follow up jangkau pasien

d. RCT: Sama kaya cohort, tapi yg konselingin di random/acak. Intinya ada intervensi peneliti kalau
ini

Time Frame Study


• Prospective : Menuju ke masa depan, ambil data/ mulai neliti tahun ini(2020) tapi untuk jangka
penelitian ad 2021
• Retrospective: Flasback. Cth: Neliti di November ini ttg kasus Diabet bulan oktober

Anda mungkin juga menyukai