Anda di halaman 1dari 43

(1) (2)

MANAJEMEN BUDIDAYA
TERNAK DOMBA
Pendahuluan
Meningkatnya tingkat pendidikan,
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan protein
Meningkatnya laju pertambahan penduduk

Kebutuhan akan daging sebagai salah satu sumber protein semakin


hari semakin meningkat pula.

Ternak domba merupakan salah satu


ternak penghasil daging yang memiliki prospek yang cukup besar
untuk dikembangkan, sehingga mampu memberikan sumbangan
terhadap pemenuhan kebutuhan daging
Usaha ternak domba mempunyai beberapa keuntungan
jika dilihat dari segi pemeliharaan seperti :
1. Cepat berkembang biak dan bersifat prolifik (dapat beranak lebih dari
satu ekor)
2. Dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun
3. Memiliki bentuk tubuh yang relatif kecil sehingga tidak memerlukan
kandang yang luas serta jumlah pakan yang besar
4. Termasuk jenis hewan herbivora (pemakan tumbuhan) dan tidak terlalu
memilih jenis pakan yang diberikan dan penciumannya tajam sehingga
lebih mudah dalam pemeliharaan
5. Dapat memberikan pupuk kandang dan sebagai sumber keuangan untuk
keperluan pertanian
6. Dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga yang mendadak
DOMBA ASLI INDONESIA
Disebut domba lokal atau domba kampung. Karkas atau daging yang dihasilkan
relatif rendah sehingga kurang menguntungkan jika diusahakan secara komersial.
Ciri-ciri domba asli Indonesia :
 Ukuran tubuhnya kecil dengan pertumbuhan yang cukup lambat
 Bulunya kasar dan panjang dengan warna beragam
 Daun telinga kecil dan pendek
 Bobot badan domba jantan antara 30-40 kg dan betina 15-20 kg
 Memiliki ekor kecil dan pendek
 Domba betina tidak bertanduk sedangkan
domba jantan bertanduk
Domba Ekor Tipis
Domba ekor tipis merupakan domba lokal di Indonesia dengan kemampuan adaptasi
yang baik. Domba ekor tipis tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ciri-
ciri domba ekor tipis :
 Ekor domba kecil dan tipis
 Warna bulu putih, kadang berwarna belang hitam disekitar mata
 Domba betina umumnya tidak bertanduk, domba jantan bertanduk kecil
 Berat domba jantan sekitar 30-40 kg dan betina 15-20 kg
Domba Ekor Gemuk (DEG)
Domba ini banyak terdapat dari Indonesia bagian Timur : Madura, Sulawesi dan Lombok.
Ciri-ciri domba ekor gemuk :
 Bentuk badan yang lebih besar
 Domba jantan dan betina tidak bertanduk
 Warna domba sebagian besar putih, tetapi kadang berwarna hitam atau kecoklatan
 Berat badan domba jantan sekitar 50-70 kg sedangkan berat domba betina 25-40 kg
 Domba jantan bertanduk, tetapi yang betina tak bertanduk
 Tanda-tanda yang khas ialah ekor yang panjang, pada bagian pangkalnya tempat
menimbun lemak yang banyak, sedangkan bagian ujung ekornya kecil, karena tidak ada
lemak.
Domba Priangan/ Domba Garut
Domba Priangan sering juga disebut dengan domba garut, banyak terdapat di Jawa Barat.
Diperkirakan domba ini hasil persilangan segitiga antara domba asli Indonesia, domba merino,
dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan. Ciri-ciri domba Priangan ialah:
 Berbadan agak besar, lebar dengan leher yang kuat, bisa digunakan sebagai domba aduan.
 Domba jantan bertanduk cukup besar, melengkung ke belakang dan berbentuk spiral,
pangkal tanduk kanan dan kiri hampir bersatu, sedangkan yang betina tidak bertanduk
 Bulunya lebih panjang dan halus dari pada domba asli Indonesia
 Daun telinga kecil dan kokoh
 Berat domba jantan antara 60-80 kg dan betina 30-40 kg
 Memiliki bulu dengan warna yang bervariasi seperti putih, coklat, hitam atau

kombinasinya.
Domba Texel
Domba Texel dikenal dengan nama Dombos (Domba Texel Wonosobo). Domba
texel merupakan tipe pedaging selain itu juga diambil bulunya/ wol.
Ciri-ciri domba texel adalah sebagai berikut:
 Memiliki bulu wol halus dan keriting berbentuk spiral dan warna putih
 Bobot badan domba jantan dapat mencapai 100 kg dan betina 80 kg
 Beranak pertama kali umur 15 bulan
 Dapat melahirkan kembali 8 bulan setelah beranak pertama kali
Domba Batur Banjarnegara (Domas)
Domba Batur adalah domba hasil persilangan antara domba ekor tipis, domba Suffolk dan
domba Texel. Domba ini pada awalnya berkembang di daerah Banjarnegara Jawa Tengah, dan
menjadi ikon Banjarnegara dan kini telah menyebar ke berbagai wilayah Jawa dan Sumatera.
Ciri-ciri domba Batur adalah sebagai berikut:
 Memiliki tubuh panjang, besar dan kuat dan kaki cenderung pendek
 Domba jantan dan betina tidak bertanduk, Bentuk ekor kecil, pendek dan meruncing
 Warna bulu dominan putih, kulitnya tipis disbanding domba lainya
 Bobot jantan dewasa 90 – 140 kg dan betina 60 – 80 kg
 Proporsi dagingya tinggi dan empuk.
 Bulu berupa wol halus lebat
Domba Suffolk
Domba Suffolk didatangkan dari Australia ke Indonesia pada tahun 1975. Domba Suffolk
merupakan domba tipe pedaging dan penghasil bulu. Ciri- ciri domba Suffolk adalah sebagai
berikut :
 Memiliki warna hitam pada wajah
 Tidak memiliki tanduk, Telinga panjang, hitam dan bertekstur halus
 Leher panjang, kokoh dan bahu lebar
 Lapisan wol berserat rapat dan halus
 Kulit berwarna merah muda dan halus
 Domba Suffolk dapat dimanfaatkan dagingnya dan bulunya yang memiliki kualitas baik
untuk wol.
Domba Dorset
Domba dorset berasal dari Inggris dan masuk ke Indonesia melalui Australia. Domba
dorset merupakan domba tipe dwiguna karena dapat diambil daging dan bulunya.
Ciri –ciri domba dorset adalah sebagai berikut :
 Domba dorset memiliki tubuh panjang, lebar, dalam
 Domba jantan memiliki bobot sekitar 100 kg sedangkan betina 80 kg.
 Domba jantan dan betina tidak memiliki tanduk
Domba Merino
Asal domba Merino dari Asia kecil. Domba merino tersebar di Spanyol, Inggris dan
Australia. Domba merino merupakan penghasil wol terbaik dengan panjang bulu 10 cm untuk
10 kg wol selain itu juga sebagai penghasil daging.Ciri-ciri domba merino adalah:
 Yang jantan bertanduk besar dan membelit, tetapi yang betina tak bertanduk
 Seluruh badannya tertutup wool sampai pada mukanya, sehingga domba ini termasuk
dalam tipe wool
 Berat badan domba jantan 64-79 kg dan betina 45-57 kg (ukuran sedang)
Penyiapan Sarana
dan Prasarana
KANDANG DAN
PERLENGKAPANNYA
 Kandang merupakan bangunan yang
disediakan untuk melindungi ternak sehingga
ternak merasa aman dan nyaman
 Pola perkandangan merupakan salah satu
faktor penunjang keberhasilan usaha budidaya
ternak domba.
 Jika perkandangan tidak memenuhi syarat
dan fungsinya maka akan sangat merugikan
baik pada ternak itu sendiri, pada peternak
maupun lingkungan sekitar
SYARAT-SYARAT KANDANG

1) Konstruksi kandang disesuaikan dengan keperluan, bahan mudah di dapat


harganya murah tetapi kuat, tidak mudah roboh dan dapat melindungi ternak dan
gangguan cuaca dan binatang buas.
2) Sekitar kandang harus kering, usahakan ada drainase agar tidak tergenang.
3) Pertukaran udara di dalam kandang hendaknya baik, sehingga udara di dalam kandang
selalu segar, nyaman tetapi tidak berangin.
4) Cukup terang, untuk memudahkan peternak bekerja di dalam kandang sewaktu-waktu
dibutuhkan
5) Sinar matahari pagi supaya bisa masuk ke dalam kandang. Sebaiknya kandang
menghadap ke Timur
6) Mudah dibersihkan, sehingga kesehatan dapat dijamin. Bentuk kandang panggung
dengan lantai bercelah. Ukuran celah cukup 1 ½ cm.
7) Letak kandang paling sedikit 10 m dari perumahan. Hindari angin yang berasal dari
kandang masuk melewati rumah. Jangan membangun kandang di bawah pohon besar
dan juga kandang jangan tersembunyi
8) Kalau mungkin, buatlah kandang yang menarik, sehingga menimbulkan rasa senang
bekerja dan merawat ternak.
9) Perlengkapan perkandangan sesuai dengan desain yang dibutuhkan dan lengkap.
FUNGSI KANDANG
1) Sebagai tempat aktivitas seperti makan, tidur, minum
2) Sebagai tempat kawin dan beranak
3) Tempat berlindung dari cuaca panas, hujan terpaan angin, dan
pemangsa lain
4) Tempat untuk merawat ternak yang sakit secara terpisah
5) Mempermuhah pengumpulan kotoran ternak untuk dijadikan
pupuk
6) Mencegah domba agar tidak liar dan tidak merusak
tanaman di sekitarnya
7) Sebagai tempat penjagaan dan mempermudah pengawasan
ternak
TIPE KANDANG
1. Kandang Koloni
2. Kandang Individu
Ukuran luas kandang tergantung pada besarnya ternak domba

Domba Kambing**)

Katagori Luas Katagori Luas


m2 m2
Jantan dewasa 1 – 1,50 Jantan dewasa 2,8

Betina dewasa 1,20 Betina bunting 1,9

Induk menyusui 1,0*) Betina tdk bunting 1,5

Jantan/betina 0,75 Anak 0,3


muda 7 – 12 bulan
Sapihan 3 – 7 bulan 0,5

Keterangan :
*) ditambah 0,5m2 untuk setiap anak
**) Devendra and McLeroy (1982)
PAKAN TERNAK
DOMBA
 Pemberian pakan yang berkualitas dapat menunjang
peforma domba dan dapat menghasilkan produksi
yang maksimal.
 Pakan yang baik mengandung kelengkapan protein,
karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral.
 Protein memiliki fungsi mengganti sel yang rusak,
pembentukan otot, sel darah merah, bulu dan tanduk.
 Karbohidrat sebagai sumber energi,
 lemak berfungsi sebagai cadangan energy, pelarut
vitamin dan air untuk memelihara jaringan dan
kesetabilan suhu tubuh.
Pakan ternak domba terdiri dari 2 macam :

1) Hijauan terdiri dari rumput dan daun-daunan


- Mempunyai nilai gizi yang tinggi
- Mudah dicerna : rumput hendaklah masih muda, sebaiknya
rumput dipotong sebelum berbunga. Sebaliknya rumput yang
diberikan masih terlalu muda menimbulkan gangguan
kesehatan (kembung)
- Diberikan dalam jumlah yang cukup (minimal 10% BB
ternak /hari)

2) Penguat atau konsentrat


diantaranya adalah dedak halus, dedak jagung, ampas tahu dan
sebagainya, di berikan minimal 1% BB ternak/hari
PERKEMBANGBIAKAN
TERNAK DOMBA
Hal penting yang harus diperhatikan untuk memperoleh
bibit ternak yang berkualitas :
1) Penggunaan pejantan unggul dan betina domba yang
produktif;
2) Menghindari perkawinan inbreeding atau kekerabatan dekat.
Misalnya seperti Induk dan anak;
3) Memperhatikan rasio perkawinan antara pejantan dan betina
yakni 1:10;
4) Memperhatikan waktu birahi domba betina 12-48 jam dan
deteksi birahi dapat dilakukan dengan menggunakan pejantan
atau pengamatan langsung;
5) penggunaan pejantan untuk kawin alam dibatasi maksimum
18 bulan selanjutnya dirotasi
Reproduksi dan Perkawinan
Hal yang harus di ketahui oleh para peternak dalam pengelolaan
reproduksi adalah pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat
waktu.
a. Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa
birahi yang pertama kali dan siap melaksanakan proses
reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8 bulan,
baik pada yang jantan maupun yang betina.
b. Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan dan betina siap untuk
dikawinkan. Masa ini dicapai pada umur 10-12 bulan pada
betina dan 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan berhasil
apabila domba betina dalam keadaan birahi.
Tanda-tanda birahi adalah:
1. Gelisah, mengembik-ngembik
2. Nafsu makannya berkurang
3. Mendekati pejantan
4. Menaiki pejantan
5. Alat kelaminnya mengeluarkan lendir,
sedikit bengkak dan kemerahan
Waktu yang tepat untuk mengawinkan :

1. bila terlihat tanda birahi pada waktu pagi hari, maka


waktu mengawikan yang tepat adalah siang hari
sampai dengan sore hari, atau antara 6 sampai
dengan 10 jam setelah tanda birahi mulai muncul
2. Siklus birahi adalah antara 17 hingga 21 hari. Bila
domba betina sudah dikawinkan, 17 hari kemudian
perlu dicek. Bila tanda birahi muncul lagi, maka
domba betina tersebut harus dikawinkan lagi
PROSES KELAHIRAN

a) Lama kebuntingan bagi domba adalah 150 hari (5 bulan).


b) Induk bunting diberi makanan yang baik dan teratur, ruang
gerak yang lapang dan dipisahkan dari domba lainnya
c) Menjelang kelahiran anak domba, kandang harus bersih dan
diberi alas yang kering. Bahan untuk alas kandang dapat berupa
karung goni/jerami kering.
d) Obat yang perlu dipersiapkan adalah jodium untuk dioleskan
pada bekas potongan tali pusar.
Induk domba yang akan melahirkan dapat diketahui melalui
perubahan fisik dan perilakunya sebagai berikut:
a. Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur.
b. Buah susu membesar dan puting susu terisi penuh.
c. Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan
lembab.
d. Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang.
e. Sering kencing.

Proses kelahiran berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit setelah


ketuban pecah, anak domba belum lahir, kelahiran perlu dibantu.
Anak domba yang baru lahir dibersihkan dengan menggunakan lap
kering agar dapat bernafas. Biasanya induk domba akan menjilati
anaknya hingga kering dan bersih.
MANAJEMEN KESEHATAN
TERNAK DOMBA
KESEHATAN TERNAK
Ciri-ciri Ternak Domba yang Sehat
1. Makan atau mengunyah rumput, hewan berdiri atau berbaring dengan kelompoknya, ketika
dihampiri hewan memandang dengan tajam biasanya langsung berdiri jika sedang berbaring.
2. Berjalan teratur diatas keempat kakinya dan melihat kearah mana dia pergi.
3. Pernafasan tenang dan teratur, tidak batuk.
4. Hewan tidak kurus, tidak terlihat penonjolan tulang rusuk, tulang punggung, tulang pinggul dan
legok lapar, otot-otot pantat berisi.
5. Kulit mulus dan tidak ada luka.
6. Pemeriksaan kepala
a. Hewan dapat melihat, mata jernih dan terang.
b.Selaput lendir mata basah dan berwarna merah muda.
c.Tidak ada kotoran atau eksudat dari mata, hidung atau mulut
d. tidak ada pembengkakan.
7. Pemeriksaan mulut :
a. Tidak ada kotoran atau eksudat.
b. Tidak ada luka atau borok di mulut.
8. Hewan tidak kekurangan cairan, ditandai dengan kulit yang elastis dan lemas, jika dicubit kulit
terangkat ke atas dan jika dilepaskan kulit kembali dengan cepat.
9 . Tidak ada tanda-tanda diare : anus bersih, kering dan tertutup, feses normal (tidak keras, tidak
lunak, tidak encer).
ciri Ternak Domba yang Sakit
1. Tidak makan, lesu, terbaring atau berdiri, terpisah dari kelompoknya.
2. Tidak memandang, resah atau gemetar, bereaksi dengan hebat dan bersuara.
3. Pernafasan terburu-buru, cepat atau tidak teratur.
4. Tidak berjalan atau pincang.
5. Menggerakkan kepala secara tidak normal, kesatu sisi atau ke atas.
6. Kepala terkulai, berjalan ditempat.
7. Hewan kurus, terlihat penonjolan tulang rusuk, tulang punggung, tulang pinggul atau tulang
lainnya, legok lapar terlihat jelas.
8. Pemeriksaan kepala : Ada kotoran atau eksudat berair, bernanah atau berdarah dari mata, hidung
atau mulut, ada pembengkakan dan rasa nyeri. Mata buram, mata merah, mata biru.. Bottle jaw
(pengumpulan cairan di bawah kulit rahang bawah) akibat kekurangan protein atau cacing
parasit.
9. Pemeriksaan mulut : Ada kotoran atau keluaran (ludah, darah, makanan) dari mulut. Ada luka
atau borok di mulut. Selaput lendir pucat (anemik), merah (demam), ungu merah (keracunan),
kuning (penyakit kuning, hepatitis).
10. Pada kulit ada bagian yang luka, gundul, iritasi atau ada parasit. Bulu kusam atau kotor. Kotoran
berasal luka, vagina atau diare.Ada luka atau pembengkakan.
11. Hewan kekurangan cairan yang ditandai dengan kulit yang tidak lemas atau tidak elastis, bila
dicubit, kulit terangkat dan tidak kembali dengan segera
12. Tanda-tanda diare : Anus kotor, basah atau terbuka, sedangkan feses keras, berlendir, cair, ada
darah atau cacing.Tanda-tanda lainnya : perut kembung (timpani), hernia, ada rasa nyeri,
bengkak, panas atau luka pada bagian tubuh, dll.
13. Stress akibat perlakuan pada saat perjalanan jauh sampai diturunkan dari kendaraan pengangkut.
Ecthyma Contaqiosa/ Orf
Ecthyma Contagiosa atau Soremouth atau Orf merupakan penyakit pada domba
yang ditandai dengan terbentuknya lesi basah, bernanah, dan berkeropeng pada
moncong dan bibir. Disebabkan oleh : virus parapoks atau virus cacar pada hewan
berkuku genap dan bersifat zoonosis dan penyakit ini dapat menular dengan cepat dari
ternak yang terinveksi ke ternak yang sehat. Tanda-tandanya :
 Kulit disekeliling bibir menjadi luka, berkeropeng dan menyebar ke muka.
 kadang-kadang meluas ke celah-celah kuku pada betina ambingnya juga terserang
sehingga susah makan dan lemah dan kurus
 Dapat menyebabkan kematian yang diserang adalalah domba muda

Pencegahan: vaksinasi
Pengobatan : diberi obat luka
seperti jodium, supronal dan
leukomycin, salep antibiotika
seperti eritromisin dan
oksitetrasiklin.
Scabies atau Kurap/ Kudis
Skabies adalah penyakit kulit pada ternak yang disebabkan oleh parasit atau
tungau sarcoptes scabiei. Penyakit scabies dapat menurunkan produksi daging, kualitas
kulit dan dapat menular pada manusia/ zoonosis. Tanda-tandanya :
 Ternak domba terlihat tidak tenang akibat rasa gatal dengan menggosok ke benda
disekitarnya
 Nafsu makan turun dan diikuti dengan penurunan berat badan sehingga domba
tampak kurus
 Timbul totol-totol pada kulit (warna merah)
 Terus menyerupai bisul yang tumbuh dimana-mana. Kerusakan kulit dengan tepi
yang tidak merata disertai penebalan kulit/keropeng
 Bulu banyak yang rontok, kulit bersisik dan keropak
 Tubuh menjadi kurus dan bisa menyebabkan kematian karena tidak ada selera
makan.

Pencegahan
 Menjaga kebersihan domba dengan memandikan, kandang serta peralatan
 Domba yang baru masuk dikarantina terlebih dahulu
 Mengobati domba yang terinfeksi segera
 Menjaga pakan ternak agar terpenuhi nutrisinya.
Cacingan
Disebabkan oleh cacing Ascaridia Gali, haemoncus contortus (cacing lambung),
Fasciola hepatica (cacing hati), Neoacaris vitulorum (cacing gelang). Cacingan
pada domba dan kambing dapat disebabkan karena kondisi kandang yang
kotor dan lembab serta kesalahan penyabitan dan pemberian rumput
(Hariyanto, 2012). Tada-tanda ternak mengalami cacingan adalah :
 Banyak makan tetapi badanya tetap kurus (Berat badan tidak sesuai umur)
 Bulu agak berdiri dan tidak mengkilap
 Lesu, lemah, selaput matanya pucat
 Perutnya besar, bulunya kusut
 Kepalanya selalu menunduk
 Mencret bila buang kotoran
 Cacingan dapat menyebabkan kematian pada anak domba yang masih
berumur 3-4 bulan.

Pengobatan dapat secara tradisional maupun melalui obat-obatan kimia (anti


helmintiasis)
Pneumonia/ Radang paru-paru
Pnemonia adalah radang paru-paru yang biasanya disertai dengan radang
bronkeol dan selaput paru-paru. Umumnya terjadi pada saat karena
pergantian musim Penyebabnya radang paru-paru biasanya kandang
kambing / domba terlalu lembab, dingin dan kotor ® Pengaruhnya mengganggu
pernafasanya. Yang diserang : domba yang masih muda dan dewasa.
Tanda-tanda Pneumonia ialah :
 Kedinginan dan berhimpit-himpitan, nafsu makan hilang lesu, lemah
 Batuk, pernafasanya berbunyi

Pencegahan :
1) Hindari kandang yang lembab dan kotor
2) Usahakan agar kandang tetap bersih dan kering dan selalu kena sinar matahari pagi
3) Pemberian pakan dengan nutrisi yang baik
4) Domba yang sakit dipisahkan dari yang sehat dan diobati sampai sembuh
Kembung Perut (Bloat/Tympani)

Domba yang terserang kembung akan kesulitan mengeluarkan gas dalam


lambungnya, diakibatkan karena proses fermentasi dalam lambung berlangsung
lebih cepat sedangkan proses pengeluaranya terhambat.
Penyebabnya :
1) Ternak domba digembalakan di padang rumput yang rumputnya masih
basah karena embun pagi atau hujan
2) Pemberian pakan yang banyak mengadung gas seperti rumput yang
masih muda
3) Pemberian konsentrat yang terlalu banyak mengadung pati
4) Terlalu banyak pemberian hijauan kacang-kacangan
5) Kondisi ternak yang sedang sakit atau baru sembuh dari sakit, anemia dab
bunting.
6) Biasanya diderita oleh kambing muda dan dewasa.
Tanda-tandanya/ Gejala :
1) Perut sebelah kiri membesar
2) Punggung kambing / domba itu membungkuk
3) Bagian perut jika dipukul berbunyi seperti drum atau gendang
4) Frekuensi pernafasan meningkat secara tidak beraturan mengakibatkan
kematian
5) Nafsu makan berkurang, susah buang kotoran
6) jika ususnya ikut terganggu domba akan mencret dan berbau tidak enak

Pengobatan kembung
1) Berdirikan domba dengan kedua kaki depannyaa bertopang pada ketinggian 50 cm.
2) Usahakan mulut domba dapat terbuka masukkan sepotong kayu untuk bisa dikunyah-
kunyah
3) Kedua sisi perut dirut-urut dengan kepalan tangan dari bawah ke atas
4) Pekerjaan ini dapat diulangi selang 30 menit sampai gas yang berbau busuk keluar dari
mulut
5) Dapat juga diberikan norit atau beras gosong atau kopi bubuk kental kedalam mulutnya.
Keracunan makanan

Penyebab keracunan makanan salah satunya adalah terlalu banyak makan daun petai cina,
daun koro, daun kumak, daun ketela, daun ubi kayu dan mengkonsumsi rumput yang
mengandung zat kimia.
Tanda-tanda keracunan :
1) Kambing muntah dan berak bersama-sama
2) Nafsu makan turun, frekuensi nafas mencadi cepat
3) Denyut jantung tidak teratur
4) Gelisah, lesu, tidak bersemangat
5) Domba mengalami kejang-kejang
6) Pengeluran air liur dan mulut berbusa
7) Domba lemas, lesu dan lebih banyak diam.

Pengobatan keracunan
 Berikan minuman minyak kelapa secukupnya, atau air kelapa hijau yang masih muda.
 Memberikan ramuan tradisional dari kuning telur bebek, air tebu dan air hangat setelah
itu selang 2 jam berikanlah air kelapa muda.

Anda mungkin juga menyukai