Anda di halaman 1dari 2

BISNIS HEBAT ITU PUNYA VISI AKHERAT

=================================================================================

Setelah berbincang panjang, tiba-tiba ibu terdiam. Matanya berkeliling ke seluruh sudut restoran,
sementara mata saya masih fokus, menunggu wejangan selanjutnya yang akan keluar dari mulut beliau.

Beliau ini adalah seorang ibu, sudah punya cucu sih sebenarnya, tapi saya lebih nyaman memanggilnya
‘ibu’. Kalau kang Rendy sering bercerita bagaimana ia mengagumi dan memuliakan Bunda Tika, maka
seperti itulah saya mengagumi dan memuliakan ibu Dini-Owner Resto&Café Waroeng Taman, Aisyah
Salon Muslimah, dan salah satu brand oleh-oleh khas Bogor ‘Miss Pumpkin’…

Sekian detik kemudian beliau berkata:

“Rief, nanti kalau ibu meninggal, usaha ini InsyaAlloh akan tetap bisa berjalan tanpa ibu, dan terus
mengalirkan pahala (amal jariyah) untuk ibu di akherat nanti”

==================================================================================

Jleb!

Pernahkah terfikirkan oleh Anda?

Bahwa bisnis dan system yang Anda bangun saat ini sebenarnya bukan hanya sebagai persiapan untuk
bekal hari tua atau keturunan-keturunan Anda saja, tapi juga sebagai investasi akherat, yang pembagian
‘hasilnya’ akan terus mengalir hingga kiamat.

Banyak alasan kenapa orang kemudian membuka usaha, kebanyakan membuka usaha karena KEPEPET,
sebagiannya lagi membuka usaha karena UANG-ingin memperoleh penghasilah yang jauh lebih besar,
dan hanya sedikit dari mereka yang dari awal membuka usaha sudah berfikir :

“Bagaimana dengan bisnis yang saya bangun nanti saya bisa memberikan KONTRIBUSI lebih kepada
umat, sebagai bekal saya nanti di akherat”

Betul apa betul?

Karena bagi kita yang muslim, bisnis bukan hanya sekedar untung dan rugi tapi juga sorga dan neraka.
Masih ingat postingan saya kemarin soal MANUSIA-MANUSIA DI ATAS GARIS? Bisa dibaca lagi kok,
belum saya hapus hehehe…

Karena tujuan di akheratnya adalah sorga maka visi-nya adalah bagaimana bisnis kita bisa menjadi
wasilah bagi para pengelolanya (dari mulai owner sampai karyawan, termasuk agen, distributor, sampai
reseller-resellernya) dalam meraih keridhoan Alloh SWT.

Ketika sudah keridhoan Alloh yang menjadi tujuan, maka tolak ukur aktivitas bisnisnya adalah tolak ukur
Syariah. Benar-benar memperhatikan hukum Syara’ yang lima itu : Wajib, Sunah, Mubah, Makruh, atau
Haram.
Bukan menghalalkan segala cara, atau mencampuradukkan yang haram dengan yang halal, untuk
mencapai tujuan bisnisnya. Bukan! Jangan!

Jebakan bagi para pengusaha yang paling dahsyat yang bisa menjauhkan dari visi akherat-nya adalah R-
I-B-A. Sudah banyak korbannya. Sudah banyak peringatan, tinggal bagaimana kepekaan dan kerelaan
kita mentaatinya, salah satunya,

“Seorang pedagang apabila tidak mengerti tentang hukum-hukum jual beli, niscaya ia akan terjerumus
ke dalam RIBA, lalu ia terjerumus lagi, DAN TERJERUMUS LAGI, DAN LAGI!” ~Ali Bin Abi Thalib Ra.

Sekarang, yuk kita sama-sama luruskan lagi niat, mantapkan lagi visi akherat, dan bersiaplah untuk
melesat…sat…sat! Semangat!:D

Anda boleh, share postingan ini, semoga menjadi jalan kebaikan bagi kita semua. Aamiin.

Sahabatmu,

Arief Al Rashid

Anda mungkin juga menyukai