Anda di halaman 1dari 4

UTS KLIMATOLOGI

DOSEN PENGAMPU : DR. YUSHARDI

24 April 2019

==================================================================================

NAMA : SILVIA BELLA YOLANDA

NIM : 170210104048

PRODI/ KELAS : Pendidikan IPA/ B

1. Jelaskan mekanisme terjadinya hujan ?


2. Bagaimana mekanisme terjadi suhu di permukaan bumi ?
3. Bagaimana menentukan Klasifikasi Iklim dan Pola Curah Hujan di Indonesia ?
4. Bagaimana upaya anda untuk meredam Global Warming ?
5. Apa dampak dari pergerakan Matahari terhadap Iklim di Bumi ?

Jawab :

1. Mekanisme terjadinya hujan :


a. Penguapan (evaporasi), Berawal dari panas matahari yang membuat air
meguap. Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air).
Evaporasi merupakan proses perubahan air yang berwujud cair menjadi gas
sehingga air berubah menjadi uap-uap air dan memungkinkanya untuk naik ke
atmosfer bumi.
b. Kondensasi (pemadatan), Matahari yang selalu menyinari bumi dengan
teriknya yang menimbulkan efek panas, sehingga panasnya sang surya bisa air
danau, sungai dan laut menguap ke udara. Setelah itu Suhu udara yang tinggi
akan meneyebabkan Uap air menjadi padat sehingga akan terwujud menjadi
awan. Suhu udara yang tinggi hasilnya panas sang surya akan membikin uap
air tersebut mengalami kondensasi (pemadatan) dan menjadi sebuah embun.
Embun terwujud dari titik-titik air kecil sehingga suhu udara kian tinggi
membikin titik-titik dari embun kian banyak berkumpul memadat dan akan
menyusun menjadi awan. Adanya angin dari udara yang menyebabkan
hembusan yang akan membantu awan-awan bergerak ke tempat yang lain.
Pergerakan angin memberikan dampak besar terhadap awan sehingga
membikin awan kecil menyatu dan kemudian menyusun awan yang lebih
besar lagi lalu bergerak ke langit atau ke tempat yang memiliki suhu lebih
rendah. Dan kian banyak butiran awan yang terkumpul awan akan berubah
warna menjadi kian kelabu.
c. Presipitasi, Proses prespitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh
suhu udara yang tinggi. Pada proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air
jatuh dan membasahi permukaan bumi. Awan-awan yang terbentuk kemudian
tertiup oleh angin dan mengalami perpindahan dari satu tempat ketempat
lainnya. Proses ini disebut adveksi. Adveksi adalah proses perpindahan awan
dari satu titik ke titik lain dalam satu garis horizontal akibat arus angin atau
perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan
berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan.Awan-awan yang
terbawa angin ini akan semakin besar ukurannya karena terus menyatu dengan
awan lainnya.Butir-butir es yang ada pada awan akan tertarik oleh gaya
gravitasi bumi hingga akhirnya jatuh ke permukaan bumi. Ketika jatuh
butiran-butiran es ini akan melalui lapisan udara yang lebih hangat di
dalamnya sehingga merubah butiran es tersebut menjadi butiran air, Dan
setelah awan kian kelabu hasilnya titik-titik air kian berat dan tak terbendung
lagi akan membikin butiran-butiran air tadi jatuh ke bumi sehingga terjadilah
hujan.
2. Mekanisme terjadi suhu di permukaan bumi yakni dapat dikarenakan oleh global
warming yakni suatu proses meningkatnya suhu udara yang terjadi di atmosfer baik
itu pada daerah daratan maupun perairan. Peningkatan suhu tersebut disebabkan oleh
aktivitas manusia yang kurang memperhatikan imbas yang ditimbulkan terhadap
bumi.
Global Warming disebabkan oleh pelepasan gas-gas rumah kaca ke atmosfer
dalam jumlah yang banyak seperti CO2, NO2, dan Metana. Pembakaran bahan bakar
fosil pada kendaraan, pabrik, maupun industri menjadi penyumbang terbanyak emisi
gas rumah kaca ke atmosfer. Padahal, gas rumah kaca memiliki kemampuan untuk
memerangkap panas yang ada disekitarnya. Permukaan Bumi, akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud
radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara
lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi
ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
gas-gas rumah kaca yang terus-menerus dihasilkan dari proses pembakaran akan
terperangkap di atmosfer Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan
suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
3. Menentukan Klasifikasi Iklim dan Pola Curah Hujan di Indonesia :
 Sistem Klasifikasi Koppen, Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan
perbedaan temperatur dan curah hujan. Koppen memperkenalkan lima
kelompok utama iklim di muka bumi yang didasarkan kepada lima prinsip
kelompok nabati (vegetasi). tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik
(tropical rainy climates), iklim B adalah tipe iklim kering (dry climates), iklim
C adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm temperate rainy climates), iklim
D adalah tipe iklim hutan bersalju dingin (cold snowy forest climates) dan
iklim E adalah tipe iklim kutub (polar climates)
 Klasifikasi Mohr, didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya
curah hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam
kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila
curah hujan >100 mm per bulan, bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar
antara 100 – 60 mm dan bulan kering bila curah hujan < 60 mm per bulan.
 Sistem Klasifikasi Schmidt-Ferguson, Pengklasifikasian iklim menurut
Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering
seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. Schmidt-
Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe
iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis
vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya
adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah
hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan daunnya dimusim
kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim
E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis
vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya
padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah
padang ilalang.
 Sistem Klasifikasi Oldeman, Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman
didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman
padi. Pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada
pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu
udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan
ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan
budidaya pertanian .
4. Beberapa upaya untuk meredam Global Warming yakni :
 Penanaman pohon menahun baik di perkotaan maupun pedesaan.
 Menjaga hutan sebagai paru-paru dunia
 Menggunakan energi terbaharukan sehingga mengurangi penggunaan energi
dari bahan bakar fosil, dan beralih menggunakan sumber daya yang lebih
ramah lingkungan
 Mengurangi pemakaaian AC
 Menerapkan hal kecil melalui pembuangan sambah pada tempatnya serta
menerapkan prinsip 3R sebagai salah satu langkah meningkatkan kualitas
atmosfer.
 Penggunaan pupuk organik menggantikan pupuk anorganik

5. Dampak dari pergerakan Matahari terhadap Iklim di Bumi yakni adanya Perbedaan
Musim Perbedaan musim juga merupakan fenomena alam yang disebabkan oleh
pengaruh posisi matahari terhadap bumi. Bumi bagian utara dan selatan memiliki
musim yang berbeda karena perbedaan posisinya. Umumnya, musim di bagian bumi
terdiri dari empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim
dingin. Berikut adalah periode terjadinya musim di bumi: Pada bumi bagian tengah
atau di daerah khatulistiwa tidak adanya fenomena empat musim tersebut. Di daerah
khatulistiwa biasanya hanya terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Hal ini disebabkan karena di daerah khatulistiwa menerima penyinaran
matahari yang penuh sepanjang tahun. Pemanasan matahari pada siang hari dan
pendinginan pada malam hari dalam skala harian, atau musim panas dan musim
dingin dalam skala tahunan, berperan besar pada gerakan massa udara dalam bentuk
angin, baik dalam skala lokal maupun global. Demikian juga penguapan air di
permukaan bumi oleh matahari sehingga menjadi awan dan dari awan itu turun hujan
kemudian airnya mengalir ke tempat yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai