Anda di halaman 1dari 50

EVALUASI BISNIS RESTORAN PARARA

DI CEMPAKA MAS
JAKARTA

IDOTA GINTING

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Kelayakan


Bisnis Restoran Parara di Cempaka Mas Jakarta adalah benar karya saya dengan
arahan dari pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2013

Idota Ginting
H24114082
iii

ABSTRAK
IDOTA GINTING. Studi Kelayakan Bisnis Restoran Parara di Cempaka Mas
Jakarta. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO dan YUSRINA
PERMANASARI.

Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu


keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang
direncanakan. CV. Restoran Parara adalah sebuah perusahaan keluarga yang
berdiri pada tahun 2004 pertama kali di Palembang dengan Surat Keputusaan
Walikota Palembang No. 912/KPTS/SIUP-PK/200. Perusahaan telah berjalan
selama hampir empat tahun dari tahun 2009 hingga sekarang, sehingga pihak
perusahaan ingin mengetahui apakah usahanya telah layak secara aspek non
finansial dan finansial agar hasil tersebut dapat menjadi bahan evaluasi maupun
pengembangan selanjutnya bagi Restoran Parara. Aspek yang ditinjau dari segi
non finansial, yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi, aspek sosial dan ekonomi, aspek manajemen, dan aspek lingkungan
dapat disimpulkan bahwa Restoran Parara telah layak. Hasil dari aspek finansial
Menunjukan NPV bernilai positif 770 979 226, Nilai Net B/C sebesar 3.67. Nilai
IRR yang didapat sebesar 38%. Nilai Payback Period (PP) yaitu 2 tahun 5 bulan.

Kata kunci : Studi kelayakan bisnis, NPV, IRR, Net B/C, PBP, Analisis
Sensitivitas.

ABSTRACT
IDOTA GINTING. Business Feasibility Study in Cempaka Mas Restaurant Parara
Jakarta. Guided by ABDUL KOHAR IRWANTO and YUSRINA
PERMANASARI.

The feasibility study is a material consideration in making a decision,


whether to accept or reject the idea of a planned effort. CV. Parara restaurant is a
family company established in 2004 with the first letter in the Decree of the
Mayor of Palembang Palembang No. 912/KPTS/SIUP-PK/200. The company has
been running for almost four years from 2009 until now so the company wants to
know if its been worth the financial and non-financial aspects so that the results
can be material to the evaluation and further development Parara Restaurant.
Aspects in terms of non-financial, which includes aspects of markets and
marketing, technical and technological aspects, social and economic aspects,
management aspects, and environmental aspects can be concluded that the
restaurant has decent Parara. Financial aspects of the results of the NPV is
positive 770 979 226, Value Net B / C of 3.67. IRR values obtained by 38%.
Value Payback Period (PP) which is 2 years 5 months.

Key Word : Business Feasibility Study, NPV, IRR, Net B/C, PBP, Sensitifity
Analysis.
STUDI KELAYAKAN BISNIS RESTORAN PARARA
DI CEMPAKA MAS
JAKARTA

IDOTA GINTING

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
v

Judul Skripsi : Studi Kelayakan Bisnis Restoran Parara di Jakarta


Nama : Idota Ginting
NIM : H24114082

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc Yusrina Permanasari, SSos, ME


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui Oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM


Ketua Departemen

Tanggal Lulus :
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan
Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad SAW, keluarga, dan pengikutnya.
Tema skripsi penulis yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan
mei 2013 sampai oktober 2013 ini adalah studi kelayakan bisnis, dengan judul
Evaluasi Kelayakan Bisnis Restoran Parara di Cempaka Mas Jakarta.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Abdul Kohar Irwanto,
Msc selaku pembimbing utama dan Ibu Yusrina Permanasari, SSos, MM selaku
pembimbing kedua atas saran dan motivasi yang diberikan. Selain itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr Ir M Indah Ginting, MM selaku
pemilik perusahaan yang telah memberikan waktu untuk penulis dalam
mengumpulkan dan menyelesaikan penelitian. Terima kasih penulis ucapkan juga
kepada orang tua, keluarga, serta seluruh teman-teman atas doa dan kasih
sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Desember 2013

Idota Ginting
vii
v

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
TUNJAUAN PUSTAKA 3
Pengertian Bisnis 3
Tujuan Bisnis 4
Bisnis Jasa 4
Pengertian Restoran 5
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis 7
Penelitian Terdahulu 10
METODE 10
Kerangka Pemikiran Penelitian 11
Lokasi dan Waktu Penelitian 12
Jenis Sumber Data 12
Pengolahan dan Analisis Data 12
Aspek Non Finansial 12
Aspek Finansial 13
HASIL DAN PEMBAHASAN 14
Sejarah dan Profil Restoran Parara 14
Aspek Pasar dan Pemasaran 14
Aspek Teknis dan Teknologi 16
Aspek Manajmen dan Sumber Daya Manusia 18
Aspek Sosial dan Ekonomi 20
vi

Aspek Lingkungan 20
Aspek Finansial 20
Analisis Kriteria Kelayakan Finansial 23
Analisis Sensitivitas (Switching Value) 25
SIMPULAN DAN SARAN 26
DAFTAR PUSTAKA 27

DAFTAR TABEL

1. Perkembangan bisnis restoran di daerah Jakarta 2005-2008 1


2. Penelitian terdahulu 10
3. Daftar peralatan restoran Parara 16
4. Data penjualan produk restoran Parara tahun 2010-2012 21
5. Data pendapatan usaha restoran Parara tahun 2010-2012 21
6. Rekapitulasi biaya investasi tahun 2008-2013 22
7. Rekapitulasi biaya oprasional usaha restoran Parara 2010-2012 23
8. Hasil analisis finansial Cash Flow usaha restoran Parara 24
9. Hasil analisis sensitivitas sekenario 1 25
10. Hasil analisis sensitivitas sekenario 2 26

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pemikiran 11
2. Layout tempat usaha 17
3. Proses kegiatan 18
4. Struktur organisasi restoran Parara 19
vii
ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Total investasi 30
2. Biaya tetap 31
3. Biaya variabel 32
4. Laporan laba rugi 33
5. Modal awal kerja 34
6. Analisis perhitungan Cash Flow 35
7. Analisis perhitungan sensitivitas sekenario 1 36
8. Analisis perhitungan sensitivitas sekenario 2 37
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim, dengan hampir dua per tiga wilayah
negeri ini adalah air dan lautan. Laut Indonesia memiliki potensi yang sangat
besar untuk dikembangkan karena memiliki sumber daya yang melimpah, salah
satunya terdapat berbagai jenis ikan, termasuk ikan yang dapat dikonsumsi. Ikan
merupakan salah satu sumber pangan karena memiliki kandungan protein yang
sangat baik dan memiliki beberapa manfaat diantaranya untuk pertumbuhan,
kesehatan ibu hamil, dan pembentukan otak janin. Jumlah konsumsi ikan
masyarakat Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan yang relatif kecil yaitu
sebesar 0,94% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan
sebesar 0,95% dengan jumlah konsumsi ikan sebesar 33,89 Kg/Kapita/Tahun.
Walaupun demikian tingkat konsumsi ikan di Indonesia pada tahun 2012 masih
lebih kecil dari pada tingkat konsumsi ikan di negara-negara kawasan Asia
Tenggara, yaitu Malaysia sebesar 45 Kg/Kapita/Tahun dan Thailand sebesar 35
Kg/Kapita/Tahun. Hal ini merupakan salah satu yang mendorong pemerintah
untuk merancang program, yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan yang
biasa di sebut Gemar ikan (BPS 2012).
Parara Resto yang memiliki tagline “Tiada hari tanpa makan ikan”
merupakan salah satu Restoran yang mendukung program Gemarikan. CV. Parara
Resto merupakan sebuah perusahaan keluarga yang berdiri pada tahun 2004
pertama kali di Palembang dengan Surat Keputusaan Walikota Palembang No.
912/KPTS/SIUP-PK/2004, yang mana awal berdiri dan berlokasi di Jalan Sumpah
Pemuda Blok. J No.5 Palembang, Sumatra Selatan dan pada tahun 2009 Parara
Resto memindahkan lokasi restorannya ke Ruko Cempaka Mas Tengah Blok :
L/39, Jakarta Pusat hingga sekarang. Bisnis CV. Parara Resto meliputi restoran
dan catering dengan kualitas makanan yang baik dan cita rasa yang khas, serta
mempunyai berbagai variasi menu makanan.
Selain mendukung program pemerintah, Parara Resto didirikan karena
melihat bisnis restoran yang semakin berkembang dari tahun 2005 hingga 2008
yang dapat dilihat dari peningkatan jumlah usaha restoran yang tersaji pada pada
Tabel 1.
Tabel 1 Perkembangan bisnis restoran di daerah Jakarta tahun 2005 - 2008
USAHA
TAHUN
Jumlah Usaha Restoran Pertumbuhan (%)
2005 122 -
2006 184 0.78
2007 265 0.68
2008 388 0.84
a
Sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, 2009

Berdasarkan Tabel 1 terlihat perkembangan bisnis restoran yang hampir setiap


tahun mengalami peningkatan sehingga hal ini mendorong Restoran Parara ingin
terus berkembang karena kondisi lingkungan yang sangat dinamis dan intensitas
persaingan yang semakin ketat membuat seorang pengusaha tidak cukup hanya
mengandalkan pengalaman dan intuisi saja dalam memulai usaha ataupun
menjalankan usahany sehingga Seorang pengusaha dituntut untuk melakukan
2

studi kelayakan terhadap ide bisnis yang akan dijalankan agar tidak terjadi
keterlanjuran investasi dikemudian hari.
Menurut Suliyanto (2010), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian
yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk
dilaksanakan atau tidak, sebuah ide bisnis dinyatakan layak apabila ide tersebut
dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stake holder)
dibandingkan dengan dampak negatif yang ditimbulkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen pada awal berdiri
Restoran Parara yang kurang lebih hampir 4 tahun berjalan ini tidak pernah
dilakukan rencana non finansial maupun finansial untuk mengetahui kelayakan
bisnis usaha ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan studi kelayakan bisnis
untuk mengetahui apakah bisnis yang telah dijalankan Restoran Parara ini telah
layak dari aspek non finansial dan juga aspek finansial sehingga dapat
menggunakan hasil dari studi kelayakan bisnis ini sebagai rencana kedepan dalam
menambah tingkat benefit yang diterima ataupun mengembangkan usaha ini.
Untuk aspek non finansial yang akan dianalisis yaitu aspek pasar dan pemasaran,
teknis dan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia, sosial dan ekonomi,
serta lingkungan. Sedangkan aspek finansial yang akan dianalisis dengan
mengguanakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP), Internal Rate
of Return (IRR), Pay Back Period (PBP),Sensitivitas.
Rumusan Masalah
Seiring dengan perkembangan bisnis restoran yang hampir setiap tahun
mengalami peningkatan, mendorong perusahaan untuk tetap ingin menambah
tingkat benefit yang diterima ataupun mengembangkan usaha ini. Oleh karena itu,
Restoran Parara membutuhkan suatu perencanaan yang matang dari studi
kelayakan bisnis yang ditinjau pada aspek non finansial maupun finansial
sehingga Restoran Parara dapat mengetahui apakah usaha yang telah berjalan
selama 4 (empat) tahun ini sudah layak atau tidak layak. Berdasarkan latar
belakang yang diuraikan maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek Non finansial
meliputi aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan
sumber daya manusia, sosial dan ekonomi, serta lingkungan?
2. Bagaimana kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek finansial dengan
mengguanakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP), Net B/C,
Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP)?
3. Bagaimana analisis sensitivitas dengen menggunakan metode Switching
Value?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1. Menganalisis kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek Non financial
meliputi aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan
sumber daya manusia, sosial dan ekonomi, serta lingkungan.
3

2. Menganalisis kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek finansial


dengan mengguanakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP),
Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP).
3. Menganalisis sensitivitas dengan metode Switching Value.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain
adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Parara Resto sebagai
pertimbangan dalam keberlangsungan dan perkembangan bisnis Parara
Resto.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan informasi
bagi masyarakat umum yang sedang atau ingin memulai bisnis
restoran/rumah makan agar dapat memulai dan mengembangkan bisnisnya.
3. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi masyarakat ilmiah mengenai
studi kelayakan bisnis restoran/rumah makan untuk menjadi bahan referensi
dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Parara Resto sudah berdiri selama empat tahun. Penulis ingin mencoba
membuat studi kelayakan bisnis karena pada awal berdirinya Restoran Parara,
pemilik perusahaan sama sekali belum pernah melakukan analisa mengenai
kelayakan bisnis yang mana untuk mengetahui apakah bisnis yang telah
dijalankan Restoran Parara ini telah layak dari aspek non finansial dan juga aspek
finansial sehingga dapat menggunakan hasil dari studi kelayakan bisnis ini
sebagai rencana kedepan dalam menambah tingkat benefit yang diterima ataupun
mengembangkan usaha ini. Penelitian yang dilakukan dibatasi pada aspek-aspek
sebagai berikut :
1. Penelitian ini untuk menganalisis kelayakan bisnis Parara Resto selama tiga
tahun terakhir (2010-2012).
2. Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis aspek Non finansial (aspek
pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan sumber daya
manusia, sosial dan ekonomi, serta lingkungan), aspek finansial (NVP, Net
B/C, IRR, dan PBP), analisis sensitivitas dan analisis Switching Value dari
bisnis Parara Resto.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Bisnis
Suliyanto (2010) mengatakan “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “busy”,
yang artinya “sibuk”, sedangkan “business” artinya “kesibukan”. Bisnis dalam arti
luas sering didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan
dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara teratur dengan cara
menciptakan, memasarkan barang maupun jasa, baik dengan tujuan mencari
keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan.
4

Tujuan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010) mendefinisi pengertian bisnis dengan tujuan
bisnis yang dapat dikelompokan menjadi dua kelompok berikut :
1. Bisnis yang berorientasi keuntungan (profit oriented), bisnis yang
berorientasi keuntungan adalah bisnis yang didirikan semata-mata bertujuan
memperoleh keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan
karyawannya serta untuk mengembangkan usaha lebih lanjut.
2. Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan (non-profit oriented), bisnis yang
tidak berorientasi keuntungan adalah bisnis yang didirikan denga tujuan
utama untuk kepentingan sosial.
Berdasarkan jenis kegiatannya secara umum bisnis dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu :
a. Bisnis ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam penggalian
barang-barang tambang.
b. Bisnis agraris adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pertanian,
termasuk didalamnya perikanan, peternakan, perkebunan, dan
kehutanan.
c. Bisnis industry adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pengolahan
(manufaktur), yaitu bisnis dengan tujuan untuk mengubah barang
yang kurang berdaya guna menjadi lebih berdaya guna.
d. Bisnis jasa adalah bisnis yang bergerak dalam penyediaan produk
yang tidak berwujud.
Bisnis Jasa
Menurut Kotler (2005) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Klasifikasi jasa sangat membantu
dalam batasan-batasan dari suatu industri jasa, srhingga tidak hanya memberikan
pemahaman akan kebutuhan dan perilaku konsumen secara lebih baik, akan tetapi
dalam memberikan pemahaman sistem pengelolaan data yang lebih baik. Namun
pada industri jasa masih didominasi oleh orientasi kepada operasi yang
menyatakan bahwa industri jasa sangat beragam dan berbeda. Untuk itu klasifikasi
jasa sangat diperlukan pihak perusahaan dalam memberikan pemahaman tentang
kebutuhan dan perilaku konsumen secara lebih baik dan benar. Komponene jasa
merupakan suatu bagian yang sedikit atau utama dari seluruh penawaran, hal
tersebut dapat dibedakan menjadi lima kategori antara lain:
1. Pure Tangible Good, barang berwujud yang hanya menilputi barang yang
dapat dilihat seperti sabun, pasta gigi, atau gula. Tidak terdapat jasa yang
mendampingi produk tersebut.
2. Tangible Good With: Accompanying Service, barang berwujud dengan jasa
tambahan yang terdiri dari barang nyata, disertai oleh satu atau lebih jasa
untuk memperkuat daya tarik konsumen. Misalnya penjualan mobil atau
computer yang sangat bergantung pada kualitas barang tersebut dan
tersedianya pelayanan purna jual atau bergaransi.
3. Hiebried, terdiri dari barang dan jasa dengan property yang sama seperti
restoran yang harus didukung oleh makanan dan pelayanannya.
5

4. Mayor Service With Accompanying Minor Good and Service, terdiri dari
jasa utama dan jasa tambahan atau barang pelengkap lainnya, misalnya
penumpang penerbangan membeli jasa transportasi. Dalam penerbangannya
disertai juga pelayanan tambahan seperti amakann dan minuman serta
majalah.
5. Pure Service, jasa murni, yang menawarkan suatu jasa seperti jasa penjaga
bayi, memasukkan pelayanan psioterapi dalam pemijatan (massage).
Pengertian Restoran
Menurut Torsina (2010) restoran berasal dari kata restoration yang berarti
mengembalikan atau pemulangan yang maksudnya setelah tubuh kita bekerja, kita
mengisi kembali kalori tubuh dengan singgah di suatu tempat untuk makan atau
minum. Pada perkembangannya kata restoration diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kata restoran.
1. Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW
105/MPPT-85 menjelaskan bahwa restoran adalah salah satu jenis usaha
dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan
yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan penjualan makanan dan minuman
untuk umum.
2. Menurut Departemen Kesehatan RI (1985), restoran adalah setiap bangunan
yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan dalam proses
pembuatan (pengolahan) serta penjualan (penyajian) makanan dan minuman
bagi masyarakat umum. Proses pengolahan dapat berada pada suatu
bangunan lain yang terpisah dengan proses penjualan.
Jenis Restoran
Menurut Torsina (2010) terdapat 10 jenis restoran, yaitu:
1. Family contintental, yaitu restoran tradisi untuk keluarga, mementingkan
masakan enak, suasana, dan harga yang bersahabat. Biasanya pelayanan dan
dekorasinya biasa-biasa saja.
2. Fast food, yaitu eat-in (makan di restoran) dan take-out (dibungkus untuk
dimakan di luar restoran). Menu siap atau segera tersedia. Memiliki
keterbatasan dalam jenis, ruang dengan dekorasi warna-warna utama. Harga
tidak mahal serta mengutamakan banyak pelanggan.
3. Kafetaria, biasanya terdapat di dalam gedung-gedung perkantoran atau pusat
perbelanjaan, sekolah, dan pabrik-pabrik.
4. Gourment, yaitu restoran berkelas. Suasana restoran sangat nyaman dengan
dekorasi yang artistik. Ditujukan bagi mereka yang menuntut standar
penyajian yang tinggi dan bergengsi. Minuman yang disajikan seperti wines
dan liquors.
5. Etnik, menyajikan masakan dari daerah (suku atau negara) yang spesifik,
misalnya masakan Jawa Timur, Manado, India, Cina, dan lain-lain.
Dekorasi biasanya disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan bahkan
termasuk pakaian seragam para karyawannya.
6. Buffet, ciri utamanya adalah satu harga untuk makan sepuasnya untuk menu
yang disajikan pada buffet. Peragaan dan display makanan sangat penting
disini karena produk langsung menjual dirinya sendiri.
6

7. Coffe shop, jenis ini ditandai pelayanan secara cepat dan siklus pergantian
pengunjung yang cepat pula. Banyak seating serta menekankan suasana
informal. Lokasi utamanya di gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan.
8. Snack bar, ruangan biasanya lebih kecil sehingga cukup untuk melayanai
orang-orang yang ingin makan makanan kecil/jajanan.
9. Drive in/thru or parking, para pembeli yang memakai mobil tidak perlu
turun dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat-in atau
take-out. Jenis makanan harus bisa dikemas secara praktis. Lokasi harus
sesuai untuk tempat parkir mobil/motor.
10. Specialty restaurant, jenis restoran yang terletak jauh dari keramaian, tetapi
menyajikan makanan khas yang menarik dan bermutu. Ditujukan kepada
turis atau keluarga dalam suasana khas yang lain daripada yang lain.

Klasifikasi Restoran
Menurut Rahman (2010) klasifikasi restoran berdasarkan pengelolaan dan
sistem penyajian dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Restoran formal, yaitu restoran yang dikelola secara komersial dan
profesional dengan pelayanan eksklusif.
2. Restoran non-formal, seperti halnya restoran formal hanya saja lebih
mengutamakan kecepatan pelayanan dan umumnya dengan harga yang lebih
murah.
3. Specialties restaurant, yaitu restoran yang menyediakan makanan dengan
sistem penyajian yang khas dari suatu negara tertentu.

Penyebab Perkembangan Usaha Restoran


Menurut Mukhtar (2009) berpendapat bahwa perkembangan usaha restoran
menjadi sangat cepat diakibatkan oleh:
1. Potensi pasar yang besar dan selalu bertambah.
2. Peralatan makanan, sistem kontrol, serta perlengkapan fisik lain yang telah
berkembang.
3. Meningkatnya aktifitas travelling, waktu luang, serta berbagai alasan
keadaan untuk makan di luar.
4. Harga makanan yang menjadi lebih tinggi memberikan kesempatan yang
baik untuk mendapatkan banyak uang.

Pengusahaan Restoran dan Pemimpin Restoran


Marsum (2009) berpendapat bahwa pengusahaan restoran meliputi jasa
pelayanan makan dan minum kepada tamu restoran sebagai usaha pokok dan jasa
hiburan didalam bangunan restoran sebagai usaha penunjang yang tidak
terpisahkan dari usaha pokok sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang
ditetapkan dan pemimpin restoran adalah seorang atau lebih yang sehari-hari
mempimpin dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan usaha restoran tersebut,
sedangkan bentuk usaha restoran ini dapat berbentuk Perorangan atau Badan
Usaha (PT, CV, Fa atau koperasi) yang tunduk kepada hukum Indonesia.
7

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis


Ibrahim (2008) studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam
mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah
kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan
manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social
benefit. Layaknya suatu gagasan usaha dalam arti social benefit tidak selalu
menggambarkan layak dalam arti financial benefit, tergantung dari segi penilaian
yang dilakukan.
Sedangkan menurut Suliyanto (2010) studi kelayakan bisnis merupakan
penelitian yang bertujuan memutuskan apakah sebuah bisnis layak untuk
dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan
jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak
(stake holder) dibandingkan dampak negative yang ditimbulkan dan menurut
Subagyo (2005) menyatakan bahwa studi kelayakan adalah penelitian yang
mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk
dilaksanakan.
Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Umar (2005) berpendapat bahwa tujuan yang ingin dicapai dari
studi kelayakan bisnis sekurang-kurangnya mencakup empat pihak yang
berkepentingan, yaitu :
1. Bagi pihak investor : Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan
penilaian dari kelayakan usaha untuk menjadi masukan berguna, karena
sudah mengkaji berbagai aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologis, aspek manajemen operasional dan aspek finansial secara
komprehensif dan detail, sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk
membuat keputusan investasi secara lebih obyektif.
2. Bagi analisis : Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna dan dapat
dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan
penilaian suatu rencana usaha, usaha baru, pengembangan usaha, atau
menilai kembali usaha yang sudah ada.
3. Bagi masyarakat : Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang
untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang
terlibat secara langsung maupun muncul karena adanya nilai tambah sebagai
akibat dari adanya usaha tersebut.
4. Bagi pemerintah : Dari sudut pandang mikro, hasil studi kelayakan bisnis ini
bagi pemerintah, terutama untuk tujuan pengembangan sumber daya, baik
dalam pemanfaatan sumber-sumber alam (SDA) maupun pemanfaatan
sumber daya manusia (SDM) berupa penyerapan tenaga kerja, selain itu,
adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama sebagai hasil dari studi
kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya
akan menambah pemasukan pemerintah baik dari pajak pertambahan nilai
(PPN) maupun dari pajak penghasilan (PPH) dan retribusi berupa biaya
perijinan, biaya pendaftaran, administrasi dan lainnya yang layak diterima
sesuai dengan ketentuan berlaku. Secara makro, pemerintah dapat berharap
dari keberhasilan studi kelayakan bisnis ini mempercepat pertumbuhan
8

ekonomi daerah maupun nasional, sehingga tercapai pertumbuhan penduduk


domestik bruto (PDB) dan kenaikan penerimaan per kapita.

Langkah-Langkah Studi Kelayakan Bisnis


Menurut Suliyanto (2010) beberapa langkah kegiatan penyusunan studi
kelayakan bisnis, yaitu :
1. Penemuan ide bisnis
2. Melakukan studi pendahuluan
3. Membuat desain studi kelayakan
4. Pengumpulan data
5. Analisis dan interpretasi data
6. Menarik kesimpulan dan rekomendasi
7. Penyusunan laporan studi kelayakan bisni
Hal yang Mendorong Dilakukannya Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010) kegiatan penyusunan studi kelayakan bisnis tidak
hanya dilakukan pada saat ide untuk merintis bisnis yang benar-benar baru, tetapi
studi kelayakan bisnis juga diperlukan ketika pelaku bisnis akan melakukan hal-
hal berikut :
1. Merintis usaha baru yaitu ketika seorang pelaku bisnis akan merintis usaha
baru studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mengetahui apakah usaha yang
akan dirintis layak atau tidak untuk dijalankan.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada yaitu ketika seorang pelaku bisnis
akan mengembangkan usaha, studi kelayakan bisnis dilakukan untuk
mengetahui apakah ide bisnis pengembangan bisnis layak atau tidak untuk
dijalankan
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungka.
Seringkali investor dan pelaku bisnis dihadapkan pada masalah untuk
menentukan pilihan jenis bisnis atau investasi/proyek karena terbatasnya
biaya untuk investasi. Agar pilihan investasi dapat optimal maka diperlukan
danya studi kelayakan bisnis untuk menentukan pilihan dan berbagai
alternatif investasi yang ada.
Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010) untuk memperoleh kesimpulan yang kuat tentang
dijalankan atau tidaknya sebuah ide bisnis, studi kelayakan bisnis yang mendalam
perlu dilakukan pada beberapa aspek kelayakan bisnis, yaitu :
a. Aspek pasar dan pemasaran yaitu menganalisis potensi pasar, intensitas
persaingan, market share yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi
pemsaran yang dapat digunakan untuk mencapai market share yang
diharapkan. Menurut Kotler (2001) Ada empat jenis kegiatan promosi yaitu:
1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan
menggunakan media
2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara
personal dengan percakapan lisan, dua arah.
3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal
mengenai informasi/berita yang biasanya bersifat ilmiah.
9

4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi


dengean menggunakan contoh dan tujuan umum.
b. Aspek teknis dan teknologi yaitu menganalisis kesiapan teknis dan
ketersediaan teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.
c. Aspek manajemen dan sumber daya manusia yaitu aspek menejemen dan
sumber daya manusia menganalisis tahapan-tahapan pelaksanaan bisnis dan
kesiapan tenaga kerja, baik tenaga kasar maupun tenaga kerja terampil yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis.
d. Aspek sosial dan ekonomi adalah penambahan kesempatan kerja atau
pengangguran. Sedangkan aspek ekonomi suatu bisnis dapat memberikan
peluang peningkatan pendapatan masyarakat asli daerah. Suatu bisnis tidak
akan ditolak oleh masyarakat sekitar secara sosial dan secara ekonomi
memberikan dampak kesejahteraan.
e. Aspek lingkungan yaitu menganalisis kesesuaian lingkungan sekitar (baik
lingkungan opersional, lingkungan dekat, dan lingkungan jauh) dengan ide
bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini dampak bisnis bagi
lingkungan juga dianalisis.
f. Aspek Keuangan yaitu menganalisis besarnya biaya investasi dan modal
kerja serta tingkat pengembalian investasi dari bisnis yang akan dijakankan.
Metode yang termasuk penilaian aspek keuangan, yaitu :
1. Metode Net Present Value (NPV) digunakan untuk mengurangi
kekurangan-keurangan yang terdapat pada metode Payback Period
(PP). Metode NPV merupakan metode yang digunakan dengan cara
membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih
(proceeds) dengan niai sekarang dari biaya pengeluaran suatu
investasi (outlays). Hasil perhitungan NPV positif berarti investasi
akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rate of
return minimum yang diinginkan. Sebaliknya jika NPV negatif berarti
investasi akan memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan rate
of return minimum yang diinginkan. Maka investasi sebaiknya
ditolak.
2. Metode Internal Rate of return (IRR) pada dasarnya merupakan
metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan
antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas
keluar dari suatu investasi proyek. Maka pada prinsipnya metode ini
digunakan untuk enghitung besarnya rate of return yang sebenarnya.
Pada dasarnya Internal Rate of Return harus dicari dengan cara trial
and error.
3. Metode Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) menyatakan besarnya
pengembalian terhadap setiap suatu biaya yang telah dikeluarkan
selama umur proyek.
4. Metode Payback Period (PBP) merupakan metode yang digunakan
untuk menghitung lama priode yang diperlukan untuk mengembalikan
uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas (proceeds) tahunan
yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut.
5. Analisis sensitivitas adalah analisis yang menguji seberapa jauh
proyek yang dilaksanakan sensitive terhadap perubahan dari harga-
harga input dan output. Analisis sensitivitas perlu dilakukan karena
10

dalam analisis kelayakan suatu usaha perhitungan umumnya


didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian
tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tujuan utama
dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk memperbaiki desain
dan atau pelaksanaan bisnis sehingga dapat meningkatkan IRR dan
untuk mengurangi resiko kerugian, dengan cara melakukan tindakan-
tindakan pencegahan yang dianggap perlu saat pelaksanaan
pembangunan proyek. Analisis sensitivitas menggunakan metode
switching value atau nilai pengganti. Perhitungan switching value ini
merupakan perhitungan untuk melihat ambang batas usaha atau
proyek dapat dijalankan meskipun terdapat perubahan pola komponen
biaya dan harga input baik peningkatan maupun penurunan dari nilai
sebelumnya.
Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Penelitian terdahulu
No Peneliti Tahun Judul Alat Analisis
NVP Net IRR PBP
(„000Rp) B/C (%)

1 Debie 2009 Analisis Kelayakan 292.938 3,09 48,95 3 Tahun


Natalia Usaha Pembuatan Jus 6 Bulan
Fransisca F. dan Sirup Belimbing
Napitupulu manis dan Jambu Biji
Merah
2 Ade Fajar 2010 Analisis Kelayakan 55.796 3,9 109 1 Tahun
Maulana Usaha Rumah Makan 6 Bulan
Sederhana Waroeng
Jaya, Bogor Jawa Barat
3 Puti Jeineva 2011 Analisis Kelayakan 293.798 2,01 26,76 5 Tahun
Usaha Restoran Pastel 5 Bulan
PizzaAnd Rijasttafel Di
Kota Bogor

METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Seiring dengan perkembangan bisnis restoran yang hampir setiap tahun
mengalami peningkatan jumlah restoran yang ditunjukan pada tabel 1, sebesar
0.10% pada tahun 2006-2007 dan 0.16% pada tahun 2007-2008, hal ini
menunjukan perkembangan bisnis restoran yang sangat potensial untuk
dikembangkan sehingga mendorong Restoran Parara ingin terus meningkatkan
benefit perusahaan ataupun mengembangkan usahanya.
Selama 4 tahun berjalan Restoran Parara tidak pernah mengetahui apakah
bisnis yang telah dijalankan ini telah layak atau tidak layak dari sisi non finansial
yang menganalisis tentang aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi, aspek manajemen, aspek sosial dan ekonomi, dan aspek lingkungan.
11

Pada aspek finansial dilakukan analisis mengenai NPV, Net B/C, IRR, PBP dan
analisis sensitivitas dengan metode Switching Value dari usaha Restoran Parara.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pedoman bagi
Restoran Parara untuk menjalankan usahanya. Apabila hasil dari penelitian ini
menunjukan usaha ini layak maka akan dilanjutkan. Sedangkan apabila hasil dari
analisis finansial tidak layak maka akan menjadi bahan evaluasi bagi Restoran
Parara. Berdasarkan urainan di atas maka gambar kerangka pemikiran usaha
Restoran Parara dapat dilihat pada Gambar 1.
12

Bisnis CV. Parara Resto

 Keinginan untuk meningkatkan penerimaan


pendapatan
 Keinginan untuk mengetahui kelayakan
bisnis selama masa proyek berjalan
 Mengatasi kenaikan harga-harga bahan baku
dan memanfaatkan peluang yang ada

Analisis Kelayakan Bisnis

Aspek Aspek A Analisis


Non finansial Finansial nSensitifitas
a dengan
 Aspek pasar dan  NPV metode
l Switching
pemasaran i Value
 Aspek teknis dan  Net B/C s
 Batas Penurunan
teknologi
 Aspek menejemen  IRR i - rata
Rata
 Aspek sosial dan s
Penjualan
 PBP
ekonomi
 Aspek lingkungan  Batas
S Kenaikan
Harga bahan baku
e

Layak Tidak Layak

Rekomendasi

Gambar 1 Kerangka pemikiran


Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di CV Parara Resto yang beralamat di Ruko
Cempaka Mas Tengah Blok : L/39, Jakarta Pusat. Waktu penelitian dilakukan dari
bulan Mei hingga bulan Oktober 2013 (6 bulan).
13

Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui observasi di
lapangan dan wawancara langsung dengan pemilik dan manager pelaksana. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dokumen-dokumen
tertulis yang diperoleh dari CV. Parara Resto, studi literatur, dan informasi dari
beberapa instansi terkait seperti BPS Kota Jakarta, serta referensi-referensi
lainnya berupa makalah dan hasil penelitian terdahulu.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan melihat dua aspek besar dalam studi
kelayakan bisnis, yaitu aspek non finansial (aspek pasar dan pemasaran, teknis
dan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia, sosial dan ekonomi, serta
lingkungan), aspek finansial (NVP, Net B/C, IRR, dan PBP), selama tiga tahun
dan juga menganalisis sensitivitas dari kemungkinan penurunan penjualan dan
juga kenaikan harga bahan baku dari tingkat inflasi serta analisis switching value
untuk mencari batas kelayakan suatu usaha atau proyek. Alat bantu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Office Excel 2007.
Aspek Non Finansial
Menurut Suliyanto (2009) aspek non finansial dapat dianalisis melalui
berbagai aspek, yaitu:
1. Aspek pasar dan pemasaran yaitu menganalisis potensi pasar, intensitas
persaingan, market share yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi
pemasaran yang dapat digunakan untuk mencapai market share yang
diharapkan.
2. Aspek teknis dan teknologi yaitu menganalisis kesiapan teknis dan
ketersediaan teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.
3. Aspek manajemen dan sumber daya manusia menganalisis tahapan-tahapan
pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik tenaga kasar maupun
tenaga kerja terampil yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
4. Aspek sosial dan ekonomi adalah penambahan kesempatan kerja atau
pengangguran. Sedangkan aspek ekonomi suatu bisnis dapat memberikan
peluang peningkatan pendapatan masyarakat asli daerah. Suatu bisnis tidak
akan ditolak oleh masyarakat sekitar secara sosial dan secara ekonomi
memberikan dampak kesejahteraan.
5. Aspek lingkungan yaitu menganalisis kesesuaian lingkungan sekitar (baik
lingkungan opersional, lingkungan dekat, dan lingkungan jauh) dengan ide
bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini dampak bisnis bagi
lingkungan juga dianalisis.
14

Aspek Finansial
Menurut Suliyanto (2009) penghitungan aspek finansial akan dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
1. Net Present Value (NPV)
Kelayakan suatu bisnis dinilai dari total manfaat yang diterima melebihi
biaya yang dikeluarkan. Bisnis dinyatakan layak jika NPV lebih besar dari nol
(NPV>0) yang berarti bisnis menguntungkan atau memberikan manfaat.
Rumus NPV dapat dinyatakan sebagai berikut:
NPV = ∑ ........................................................................................(1)
Keterangan :
Bt = manfaat pada tahun t
Ct = biaya pada tahun t
t = tahun kegiatan bisnis (t= 0,1,2,3,…, n)
i = diskon rate (%)

2. Net Benefit – Cost ratio (Net B/C)


Net B/C adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan
manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu bisnis dikatakan layak jika Net B/C
lebih besar dari satu (Net B/C>1). Rumus dari Net B/C adalah sebagai berikut:

Net B/C = ............................................................................(2)

Keterangan:
Bt = manfaat pada tahun t
Ct = biaya pada tahun t
t = tahun
i = diskon rate (%)

3. Internal Rate of Return (IRR)


IRR adalah tingkat diskon rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol
(NPV=0). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari opportunity
cost of capital. Berikut rumusan untuk IRR:
IRR = + ( ............................................................(3)
Keterangan:
i1 = Diskon rate yang menghasilkan NPV positif
i2 = Diskon rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif

4. Payback Periode
Metode ini mengukur kecepatan pengembalian investasi. Semakin cepat
Payback Periode suatu bisnis maka semakin baik bisnis tersebut dijalankan.
Berikut adalah rumusan dari Payback Periode:
PBP = x 1 tahun..................................................................(4)
15

5. Analisis sensitivitas
Perubahan-perubahan yang umumnya terjadi dalam analisis sensitivitas
disebabkan oleh:
a. Penurunan penjualan
b. Kenaikan harga bahan baku
Kedua perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi berapa besar
pengaruh pada aliran kas perusahaan.
6. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Metode ini mengasumsikan bahwa beban penyusutan setiap periode adalah
sama. Oleh karena itu, metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan
paling banyak digunakan.
PBP = ................................................................(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah dan Profil Restoran Parara


Rerstoran Parara didirikan oleh Dr. Ir. Moh. Indah Ginting, MM. yang mana
beliau merupakan alumni perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Angkatan ke-
3. Pendirian usaha ini berawal dari motivasi beliau yang ingin memajukan sektor
perikanan di Indonesia agar masyarakat menyadari betapa pentingnya
mengkonsumsi ikan yang mana ikan merupakan makanan yang sangat bermanfaat
dan juga baik untuk otak serta kaya akan gizi yang sempurna, dari penjelasan
pendiri tersebut maka terpikirkanlah ide yang menarik bagi pendiri untuk
membuka sebuah restoran ber khas aneka makanan laut yang segar sehingga
usaha Restoran Parara didirikan pada tahun 2009.
Berbagai varian menu ikan gurame, bandeng, cumi, udang adalah bahan
baku untuk di olah menjadi sebuah masakan yang khas merupakan sebuah
keahlian yang diunggulkan Restoran Parara, terdapat 4 (empat) menu ikan olahan
yang menjadi menu andalan Restoran Parara yaitu Gurame Cabe Hijau, Gurame
Tahu Taosi, Bandeng Cabut Duri Cabe Hijau, dan Bandeng Palu Mara Khas
Makassar.
Restoran Parara Resto buka pada hari senin hingga minggu mulai pukul
10.00-22.00 WIB. Target pemasaran yang dilakukan Restoran Parara adalah
kalangan menengah hingga menengah ke atas serta kelas premium yang mana
Restoran Parara Resto menyajikan makanan yang terjamin mutu kualitas ikan
yang Fresh/ ikan hidup yang diolah dengan bumbu pilihan, sehingga rasa dan
manfaat dari makan ikan tersebut dapat dirasakan langsung oleh seluruh
pelanggan.
Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar merupakan aspek yang menempati urutan pertama dalam
menentukan studi kelayakan bisnis. Aspek pasar merupakan aspek yang perlu
dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan dapat
dijual atau tidak, karena apabila dilakukan tanpa memperkirakan atau meneliti
16

permintaan pasar maka ke depannya usaha akan sulit untuk menentukan


kekurangan atau kelebihan permintaaan. Kekurangan permintaan produk akan
mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan biaya oprasional yang lebih besar
dibandingkan penerimaanya. Jika ada kelebihan permintaan yang terjadi maka
pihak pengelola usaha harus dapat menambah faktor-faktor input serta
menyesuaikan kapasitas yang ada secara realistis sehingga bisa memenuhi
kebutuhan permintaan yang ada. Pembahasan pada aspek ini meliputi kondisi
peluang usaha di pasar, kebijakan bauran pemasaran yang terdiri dari bauran
produk, harga dan promosi.
a. Permintaan
Permintaan di Restoran Parara sangatlah fluktuatif. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pemilik, bahwa permintaan terhadap menu andalan yaitu
Gurame Cabe Hijau, Gurame Tahu Taosi, Bandeng Cabut Duri Cabe Hijau,
dan Bandeng Palu Mara Khas Makassar di Restoran Parara Resto tidaklah
pernah berhenti. Pemesan yang ada merupakan orang lingkungan sekitar
daerah Jakarta Pusat dan terdiri dari kantor setempat yang berjumlah lebih
dari 30 kantor yang ada di sekeliling daerah Ruko Cempaka Mas Mega
Grosis seperti perusahaan Adira Finance, Bank BNI 46, Bank Mandiri,
Bank BCA, Grand Kimochi Spa, Mahkamah Konstitusi RI, PT. Askrida,
Pegadaian, dan PT. Gudang Garam. Setiap harinya jumlah rata-rata
penjualan dari ke-4 menu andalan tersebut sebanyak 150 hingga 350 Porsi.
b. Target
Target yang ditentukan di Restoran Parara yaitu minimal 50 porsi dari
4 menu andalan serta minuman yang ada. Penjualan berlangsung fluktiatif,
pada kondisi hari kerja dari hari Senin hingga Jumat Restoran Parara
mendapatkan pendapatan kotor sampai Rp5 000 000 /hari. Sedangkan pada
hari sabtu-minggu hanya mendapatkan pendapatan Rp1 200 000 sampai
dengan Rp2 000 000 /harinya yang disebabkan liburnya kantor yang berada
di lingkungan sekitar daerah Jakarta Pusat.
c. Harga
Harga merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses
pemasaran produk. Harga yang ditawarkan oleh Restoran Parara cukup
bervariatif. Strategi penentuan harga yang ditetapkan melalui pendekatan
pasar yang berada di lingkungan sekitar Ruko Cempaka Mas Mega Grosir
yang merupakan kalangan orang kantoran dimana konsumen tersebut
menginginkan tempat yang nyaman serta makanan yang sehat, maka harga
yang ditawarkan perorang berkisar Rp35 000 sampai dengan Rp 100 000
/orang. Kenaikan harga akan mengikuti kenaikan bahan baku yang semakin
lama semakin melonjak naik.
d. Pemasaran
Dalam melakukan kegiatan promosi Restoran Parara telah
melakukan kegiatan Personal Selling dan Sales Promotion. Salah satu
contoh Personal Selling yang dilakukan yaitu menawarkan langsung
menu andalan Restoran Parara kepada pelanggan, dalam Sales Promotion
usaha yang dilakukan dengan menawarkan Program Lucky Deep yaitu
pemberian hadiah berupa makanan atau minuman yang diberikan kepada
pelanggan apabila telah melakukan pembelian sebesar Rp150 000.
17

Aspek Teknis dan Teknologi


Suatu ide bisnis dinyatakan layak apabila aspek teknis dan teknologi
dibangun dan dijalankan (dioprasionalkan) dengan baik.
Proses Teknis
A. Lokasi Usaha
Lokasi merupakan faktor yang mempengaruhi sukses atau gagalnya
sebuah bisnis. Lokasi ini ada yang mudah dijangkau konsumen ataupun
yang sulit di jangkau konsumen. Kemajuan sebuah usaha sangat ditentukan
oleh kunjungan konsumen. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh
konsumen antara lain kenyamanan, waktu tempuh, biaya, kepercayaan,
kualitas, dan layanan. Lokasi usaha Restoran Parara beralamat di Ruko
Cempaka Mas Mega Grosir Blok: L/39, Jakarta Pusat. Lokasi berupa
bangunan ruko yang digunakan sebagai tempat usaha sekaligus tempat
tinggal untuk keluarga dan juga karyawan. Lokasi yang menjadi tempat
usaha Restoran Parara cukup strategis karena berada di lokasi dengan padat
penduduk dan juga daerah perkantoran sehingga mudah dalam mencari
calon konsumen.
B. Fasilitas dan Peralatan
Fasilitas yang dimliki Restoran Parara berupa gedung ruko 5 lantai,
tempat tersebut digunakan sebagai tempat tinggal keluarga sekaligus tempat
usaha. Peralatan yang digunakan berupa perangkat komputer khusus
bernama Reptor yang dihubungkan dengan bagian dapur sehingga
Komputer tersebut dapat mempercepat proses pemesanan dan pembukuan.
Peralatan lain yang dimiliki oleh Restoran Parara dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Daftar peralatan restoran Parara


Jumlah Peralatan Umur Ekonomis
No Nama Peralatan
(Set, Buah) (Tahun)
1 Mesin Reptor 1 10
2 Telepon 10 5
3 Hydro Water Pomp 1 10
4 TV 43Inch 1 5
5 Mesin Kasir 3 5
6 Mesin Fax 1 10
7 Box Telephone 3 10
8 Genset 5000w 1 5
9 Lampu serangga 2 10
10 AC Dempo 3 5
11 Sound System 1 10
12 Projector 1 5
13 Air purifiers 1 5

Layout ruang usaha dan penjualan ditata sebaik mungkin dikarenakan


luas tempat usaha yang tidak begitu besar agar konsumen bisa merasa
nyaman dengan kondisi yang terdapat pada Gambar 2.
18

Tangga ke
Lantai 2
Tempat Bahan Baku D
A
O-4 P
U
O-3
R
O-5

Tempat Ruang Cuci Piring


K
A
O-2 Tempat
S Cuci
I Etalase Piring Tangan
R

Meja 1

M Meja 2
e
j
a

4
Meja 3

Meja 6 Meja 5
A
r
e
a Meja 7 Meja 8
O-1
P O-6
O-7
a
r
k Meja 10 Meja 9
I
r O-8

Gambar 2 Layout tempat usaha

Restoran Parara mempunyai kapasitas tempat duduk untuk makan


sebanyak 10 meja dan 40 kursi. Masing-masing unit memiliki ukuran
5x10m. Kapasitas maksimum dalam menerima konsumen di dalam ruangan
sebanyak 40 orang.
Teknologi
Pemilihan teknologi mempunyai dampak terhadap semua bagian
operasi. Pemilihan teknologi juga mempengaruhi strategi perusahaan
dengan keterkaitannya pada proses, peralatan, fasilitas, dan prosedur yang
dipilih. Sudut pandang dalam pemilihan teknologi di Restoran Parara
mengacu kepada efisiennya waktu kerja dan memaksimalkan pelayanan
dengan menggunakan mesin perhitungan bernama Reptor.
Reptor merupakan sebuah alat atau software yang biasa digunakan
pada perusahaan besar seperti rumah makan, restoran, perhotelan dan
berbagai industri di Jakarta yang mana alat ini memberikan fungsi dan
kelebihan yang baik digunakan untuk mencatat order customer di komputer
kasir dan secara otomatis datanya terkirim ke komputer yang ada di dapur
dan dapat lebih mempercepat alur proses produksi dan pelayanannya. Data
19

pemesanan harian yang terdapat di mesin Reptor dapat digunakan sebagai


acuan data transaksi sehingga bagian keuangan dapat menyusun laporan
keuangan berdasarkan data transaksi setiap harinya pada Restoran Parara.
Proses pengimputan mesin Reptor dapat di lihat pada Gambar 3.

Penginputan Data Penginputan Rekap


Pesanan ke Diterima Jumlah Laporan
Mesin Bagian Pembayaran ke Pemesanan
Reptor Dapur mesin Harian

Konsumen Konsumen Konsumen Konsumen


Datang Menunggu
Memesan Membayar
Pesanan
Makanan

Gambar 3 Proses penginputan mesin reptor

Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia


Aspek manajemen merupakan aspek yang berhubungan dengan
pengetahuan organisasi atau usaha yang harus mempertimbangkan struktur
kelembagaan, pola sosial yang ada pada daerah setempat. Sedangkan dalam aspek
manajmen tentunya menggunakan tenaga sumber daya manusia yang akan
membantu proses atau jalanya suatu perusahaan, dari hal tersebut maka sebuah
organisasi atau perusahaan dalam pendirianya harus mempunyai gambaran atau
struktur yang mengatur setiap kegiatan yang dilakukan.
Setiap posisi dalam struktur organisasi tentunya mempunyai tugas yang
berbeda sesuai dengan fungsinya (Job Description), fungsi tersebut berguna
dalam mencapai tujuan perusahaan. Restoran Parara dalam membuat struktur
organisasi menggunakan struktur organisasi linier, yaitu struktur organisasi yang
digunakan perusahaan yang memiliki pegawai maksimal berjumlah 20 pegawai,
karena jumlah pekerja yang ada di Restoran Parara hanya berjumlah 12 orang
sehingga struktur organisasi linier yang menjadikan acuan restoran parara dalam
keberlangsungan perusahaan. Berikut adalah struktur organisasi yang dimiliki
oleh Restoran Parara. Struktur organisasi Restoran Parara dapat di lihat pada
Gambar 4.
20

DIREKTUR
UTAMA

Manajer
Lapangan

Manajer Quality
Keuangan Control Koki 1

Bag. Keuangan Bag. Keuangan Koki 2

Koki 3

Kepala Karyawan

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan

Gambar 4 Struktur organisasi restoran Parara

Berikut Job Description dari masing-masing bagian:


a. Restoran Parara dipimpin oleh seorang direktur utama yaitu pemilik restoran
tersebut. Dalam menjalankan kepemimpinannya ia dibantu oleh seorang
manajer lapangan yang akan melaporkan dan bertanggung jawab atas
segalanya yang tejadi.
b. Manajer lapangan yang mengurus segala bentuk persetujuan dan pelaporan
dan akan memberitahukannya kepada direktur utama, dan membawahi
manajer keuangan dan quality control.
c. Manajer keuangan yang mengoreksi segala bentuk laporan keuangan pada
perusahaan dan dari quality control melaporkan untuk membeli bahan
makanan atau persediaan bahan yang sudah habis, dibantu oleh dua bagian
keuangan yang betugas sebagai kasir.
d. Quality Control bertugas untuk menjaga cita rasa makanan serta yang akan
memberikan pendapat apakah makanan tersebut layak atau tidak untuk
disajikan serta mengatur bagian gudang untuk memeriksa persediaan bahan
baku makanan. Koki dua yang bertugas untuk memasak dan koki tiga yang
bertugas menyiapkan segala bentuk bahan makanan yang diperlukan sesuai
pesanan. Apabila ada kekurangan dalam bahan makanan di gudang, maka
quality control memberitahu kepada manajer keuangan agar mendapat dana
dan berbelanja bahan makanan yang habis pada gudang.
21

e. Kepala Pelayan bertugas sebagai pelayan yang mengurus orderan dan segala
bentuk catatan yang akan dikirimkan kepada koki dan kasir dan di bantu
oleh empat karyawan.
Aspek Sosial dan Ekonomi
Sosial
Usaha ini melakukan penyerapan tenaga kerja melalui lingkungan keluarga
dalam kepengurusan inti seperti manajer keuangan dan produksi. Untuk merekrut
pegawai lain di bagian pelayanan serta kasir, Restoran Parara melakukan
perekrutan dengan menggunakan media massa untuk informasi lowongan
pekerjaan, sehingga dapat lebih selektif dan mendapan pegawai sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh manajer. Restoran Parara juga mendukung salah satu
program yang dilakukan pemerintahan yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan
Ikan (Gemar Ikan).
Ekonomi
Dalam aspek ekonomi Restoran Parara membantu pemerintah dalam hal
pembayaran pajak dan retribusi daerah serta pajak pariwisata yang telah
diberlakukan melalui sistem online BRI pada tahun 2013.
Aspek Lingkungan
Aspek ini berkaitan dengan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan juga
penghijauan. Limbah yang dihasilkan hanyalah sampah-sampah seperti sayuran,
tulang ikan, dan air kotor cucian dibuang melalui saluran penampungan yang
telah dibuat khusus oleh Restoran Parara sehingga penampungan tersebut tidak
mengganggu lingkungan sekitar yang memberikan dampak negatif.
Aspek Finansial
Analisis kelayakan finansial yang dilakukan pada peneliti ini untuk
mengetahui kelayakan usaha sehingga diketahui apakah usaha yang dijalankan
Restoran Parara telah layak secara finansial.
Arus Penerimaan
Arus penerimaan dari usaha Restoran Parara berupa nilai total penjualan.
Nilai penjualan total usaha pada tahun pertama selama satu tahun, pada tahun ke
nol perusahaan baru melakukan kegiatan investasi berupa surat-surat perizinan
tempat, promosi dan pemesanan peralatan, sehingga pada tahun pertama
perusahaan baru dapat memproduksi.
1) Nilai Produksi Total
Nilai produksi total Restoran Parara berasal dari data produksi keseluruhan
produk restoran bahwa kapasitas produksi pada tahun pertama hingga ketiga
sesuai dengan keadaan nyata. Pada tahun ke nol perusahaan melakukan kegiatan
investasi, sehingga pada tahun pertama perusahaan baru dapat memproduksi.
Produksi keseluruhan menu setiap tahunnya mengalami peningkatan,
periode Januari hingga Desember 2010 sebanyak 36.851 unit, periode Januari
hingga Desember 2011 sebanyak 39.268 unit, dan periode Januari hingga
Desember 2012 adalah sebanyak 35.868 unit. Data produksi usaha Restoran
Parara tahun 2010-2012 dapat di lihat pada Tabel 4.
22

Tabel 4 Data Penjualan produk restoran Parara tahun 2010-2012


Tahun Produksi
No. Jenis Bahan Baku Satuan
2010 2011 2012
1 Ikan Bandeng Porsi 8.500 9.247 8.950
2 Ikan Gurame Porsi 2.415 2.851 2.709
3 Udang Porsi 3.100 3.410 3.122
4 Cumi - Cumi Porsi 1.214 1.485 1.321
5 Ayam Porsi 5.214 4.895 4.358
6 Daging Sapi Porsi 2.132 2.032 1.824
Jumlah Porsi 22.575 23.920 22.284
7 Soft Drink Gelas 1.082 1.247 1.140
8 Fruit Drink Gelas 1.100 1.270 1.010
9 Juice Gelas 1.854 1.680 2.152
10 Teh Gelas 10.240 11.151 9.984
Jumlah Gelas 14.276 5.348 14.286
Total 36.851 39.268 35.868

Terdapat 10 macam produk yang di produksi oleh restoran parara, empat di


antaranya merupakan produk unggulan yang telah disediakan sebelum adanya
pemesanan dari konsumen. Enam produk lainnya merupakan produk yang
dimasak setelah adanya pemesanan dari konsumen, sehingga tidak adanya
produk yang tersisa.
Pada pejualan menu dari ikan bandeng dan gurame terjadi kenaikan dari
tahun 2010 hingga tahun 2011, tetapi pada tahun 2012 terjadi penurunan volume
produksi penjualan sebesar 1.09%, hal ini diakibatkan terjadinya masalah internal
perusahaan dalam aspek manajemen yang kurang baik dan juga aspek keuangan
yang mana pemilik perusahaan tidak memisahkan pencatatan pengeluaran pribadi
(prive) dengan pencatatan keuangan untuk pengeluaran perusahaan sehingga data
pencatatan yang dilakukan tidak dapat seutuhnya mencatat prive yang dilakukan
pemilik usaha.
2) Nilai Penjualan Total
Tabel 5 menunjukan data tentang jumlah penjualan setiap tahunnya,
dimulai dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Sepuluh macam produk yang
ditampilkan pada Tabel 5 ini sudah mewakili dari keseluruhan produk yang
ditawarkan oleh Restoran Parara. Pada awalnya tahun 2010 jenis produk yang
ditawarkan oleh restoran ini sebanyak 65 jenis. Pada tahun 2011 jenis produk
yang ditawarkan bertambah enam jenis sehingga jumlah keseluruhannya menjadi
71 jenis. Data pendapatan Restoran Parara tahun 2010-2012 dapat di lihat pada
Tabel 5.
Tabel 5 Data pendapatan usaha restoran Parara tahun 2010-2012
No Pendapatan per Tahun
Macam Harga/ Porsi Harga/ Porsi Harga/ Porsi
Rp(Jumlah x 1000)
Menu tahun 2010 tahun 2011 tahun 2012
2010 2011 2012
1 Ikan Bandeng 55 000 60 000 65 000 467 500 554 820 581 750
2 Ikan Gurame 55 000 60 000 65 000 132 825 171 060 176 085
3 Udang 28 000 32 500 35 000 86 800 110 825 109 270
4 Cumi - Cumi 28 000 32 500 35 000 33 992 48 262 46 235
5 Ayam 25 000 27 000 30 000 130 350 132 165 130 740
6 Daging Sapi 25 000 27 000 30 000 53 300 54 864 54 720
7 Soft Drink 8 000 10 000 12 000 8 656 12 470 13 680
8 Fruit Drink 8 000 10 000 12 000 8 800 12 700 12 120
9 Juice 8 000 10 000 12 000 14 832 16 800 17 400
10 Teh 5 000 5 500 6 000 51 200 61 330 59 904
Total 988 255 1 175 297 1 201 904
23

Terdapat juga perbedaan harga produk pada tahun 2010-2012, dikarenakan


adanya perubahan peningkatan harga pada tahun 2011, yang disebabkan naiknya
harga bahan baku di pasaran. Pada Tabel 5 untuk harga penjualan produksi di
tahun 2010-2012 muncul perbedaan harga yang disebabkan oleh kenaikan harga
bahan baku sehingga membuat restoran menaikan harga dari tahun 2010 ke tahun
2011 dan tahun 2012, kenaikan harga tersebut dilakukan pihak perusahaan untuk
dapat mempertahankan keuntungan penjualan yang diharapkan oleh pihak
perusahaan. Jumlah penjualan pada Tabel 5 diperoleh dari harga produk setiap
tahunya di kalikan dengan nilai penjualan produk pada Tabel 4. Penjualan tahun
2010 sebesar Rp988 255 000 pada tahun 2011 total penjualan Rp1 175 897 000,
dan Rp1 201 904 000 total penjualan pada tahun 2012. Data laporan laba rugi
dapat di lihat pada Lampiran 4
Arus Pengeluaran
A. Biaya Investasi dan Biaya Penyusutan
Restoran Parara Berdiri pada tahun 2008 hingga sekarang, banyaknya nilai
investasi yang dikeluarkan untuk membuat restoran yang nyaman dan memilih
letak yang strategis. Biaya investasi Restoran Parara dapat dilihat Pada Tabel 6.
Untuk data yang lebih lengkap tersaji pada Lampiran 1. Rekapitulasi perhitungan
total biaya Investasi.
Tabel 6 Rekapitulasi biaya investasi tahun 2008-2013
Rp(Jumlah x 1000)
No Jenis Investasi Total Investasi Biaya Penyusutan
1 Bangunan 2 300 000 230 000
2 Peralatan Dapur 83 950 10 535
3 Peralatan Makan 23 000 4 260
4 Peralatan Lainya 144 740 19 168
5 Kendaraan 292 500 29 250
Jumlah 2 844 190 293 213

Perhitungan nilai penyusutan aset per tahun sesuai dengan perkiraan umur
ekonomis. Dalam penelitian ini metode penyusutan yang digunakan adalah
metode garis lurus, sehingga penyusutan semua aset perusahaan diasumsikan
sama untuk setiap tahunnya. Perhitungan penilaian penyusutan per tahun adalah
harga pembelian peralatan dan perlengkapan investasi awal dibagi umur
ekonomis. Pada nilai penyusutan per tahunnya diperoleh dari total harga investasi
dikurangi nilai sisa dibagi umur ekonomis, dan memiliki total hasil nilai
penyusutan adalah Rp293 213 000.
B. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi
kewajiban dalam menunjang kegiatan operasional. Biaya operasional terdiri dari
biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya
tergantung pada output yang akan diproduksi. Biaya tetap adalah biaya yang
besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi. Besarnya biaya
operasional dapat dilihat pada Tabel 7.
24

Tabel 7 Rekapitulasi biaya operasional usaha restoran Parara tahun 2010-2012


Rp(Jumlah x 1000)
Biaya Per Tahun
No Biaya Operasional 2010 2011 2012

Biaya Variabel
1 Bahan Baku Utama 126 000 138 600 151 200
2 Biaya Bahan Baku Pelengkap 97 560 107 316 117 072
3 Biaya Gas Elpiji 18 000 19 800 21 600
Total Biaya Variabel 285 840 314 424 343 008
Biaya Tetap
1 Biaya Tenaga Kerja 153 000 189 000 207 000
2 Biaya Umum 366 588 366 588 366 588
Total Biaya Tetap 672 588 744 588 780 588
tal TOTAL BIAYA OPRASIONAL 519 588 534 888 542 538

Besar biaya operasional yang dikeluarkan oleh Restoran Parara pada tahun
2010 sebesar Rp519 588 000, terjadi kenaikan biaya oprasional pada tahun 2011
sebesar Rp534 888 000 dan pada tahun 2012 sebesar Rp542 538 000 yang
disebabkan kenaikan harga bahan baku, biaya pelengkap dan gas LPG sebesar
10% per tahun pada jumlah biaya variabel. Sementara untuk biaya tetap
mengalami peningkatan pada biaya tenaga kerja setiap tahunnya. Hal ini
disebabkan oleh faktor eksternal perusahaan seperti peraturan pemerintah yang
menetapkan kebijakan untuk kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) pada
tahun 2011 dan pada tahun 2012. Data perhitungan biaya variabel dan biaya
operasional terdapat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.
Analisis Kriteria Kelayakan Finansial
Studi kelayakan atas dasar asumsi peneliti sebagai berikut:
1. Tahun penelitian analisa selama 6 tahun terhitung sejak tahun 2009 sampai
dengan tahun 2015.
2. Sumber modal investasi awal dalam pendirian usaha Restoran Parara 100%
dengan menggunakan modal sendiri tanpa pinjaman bank.
3. Umur proyek yang direncanakan adalah 3 tahun yang disesuaikan dengan
umur proyek yang telah berjalan pada tahun 2009-2012.
4. Penentuan bulan dalam satu tahun adalah 12 bulan.
5. Penentuan harga jual produk menggunakan harga tahun 2009 yang sesuai
dengan harga kondisi harga jual Restoran Parara saat ini.
6. Setiap tahun terjadi perubahan harga akibat pengaruh inflasi sebesar 6.5%
per tahun.
7. Tingkat discount rate (DR) yang digunakan 6% sesuai dengan tingkat
deposito pada bank BRI tahun 2013.
8. Inflow dan outflow merupakan proyeksi pada penelitian dan informasi yang
di dapat pada saat penelitian.
9. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Penyusutan
digunakan untuk menghitung pajak penghasilan dimana pajak penghasilan
merupakan komponen dari laba rugi dan cash flow.
25

10. Pajak yang terutang adalah Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan
UU PPh No.38 Tahun 2010 Pasal 21 tentang PPh Orang Pribadi. Asumsi
tarif PPh yang ditetapkan peneliti sebesar 10% konstan setiap tahun.
Analisis kelayakan finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah
NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period. Tingkat discount rate yang digunakan
yaitu pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) periode Maret 2013 sebesar 6%. Data
tersebut di dapat pada data Bank Indonesia. Perhitungan kelayakan ini
menggunakan manfaat bersih (net benefit) yang diperoleh dari selisih antara biaya
dan manfaat setiap tahunnya dengan dikurangi pajak berdasarkan tarif pajak yang
ditentukan di dalam peraturan pemerintah. Tarif pajak yang digunakan
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia tentang perpajakan tahun 2007.
Modal kerja awal di gunakan Restoran Parara sebagai dasar pengeluaran
awal usaha tahun 2009, dari hasil perhitungan pengeluaran awal tahun usaha
tersebut akan di gunakan sebagai perhitungan analisis sensitivitas pada bagian
biaya operasional tahun ke nol, modal kerja awal sebesar Rp36 570 000 yang
terdiri dari pengeluaran modal awal belanja dan pengeluaran gaji, data lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 5.
Pada Tabel 9 dapat kita lihat hasil analisis finansial Restoran Parara bahwa
berdasarkan kriteria kelayakan finansial pada tingkat discount rate 6% diperoleh
nilai NPV sebesar Rp770 979 226(positif) atau lebih besar dari nol. Hal ini berarti
bahwa usaha Restoran Parara ini layak untuk dilaksanakan, karena memberikan
keuntungan sebesar pada data yang di peroleh tahun 2009–2012 (present value)
sebesar Rp770 979 226.
Net B/C yang dihasilkan adalah sebesar 3.67, nilai tersebut menunjukkan
bahwa setiap pengeluaran biaya sebesar Rp. 1.00 akan menghasilkan manfaat
sebesar 2.67 kali dari biaya yang dikeluarkan. Nilai Net B/C lebih besar daripada
nol menunjukan bahwa proyek layak untuk dilaksanakan.
Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 38% (IRR > 6%) artinya proyek
yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tingkat pengembalian proyek terhadap
investasi yang dikeluarkan sebesar 38%. Sedangkan hasil analisis tingkat
pengembalian investasi (payback period) yang berdasarkan nilai sekarang dengan
tingkat diskonto enam persen, memperlihatkan bahwa untuk memperoleh kembali
nilai investasi yang telah dilakukan diperlukan waktu selama 2 tahun 5 bulan. Hal
ini menunjukan bahwa usaha dapat mengembalikan modal kurang dari 3 tahun
masa perhitungan, masa perhitungan 3 tahun disesuaikan dengan data laporan
yang di dapat oleh peneliti terhadap laporan data keuangan yang ada pada
Restoran Parara.
Tabel 8 Hasil analisis finansial Cash Flow usaha restoran Parara
Kriteria Investasi Nilai
NPV (Rp) 770 979 226
Net B/C 3.67
IRR (%) 38
PBP 2 tahun 5 Bulan

Dari keempat kriteria kelayakan finansial yang dilakukan, menunjukan


bahwa usaha Restoran Parara Resto adalah restoran yang layak untuk
dikembangkan. Data hasil analisis perhitungan cash flow selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 6.
26

Analisis Sensitivitas (Switching Value)


Untuk dapat mengantisipasi dari kondisi ekonomi yang tidak menentu
dalam setiap usaha, maka diperlukan sebuah persiapan apabila terjadi perubahan
harga yang disebabkan oleh inflasi sehingga menyebabkan adanya kenaikan biaya
produksi atau penurunan dalam kuantitas penjualan. Maka analisis sensitivitas
digunakan untuk mengetahui sejauh mana Restoran Parara dapat bertahan dalam
kondisi krisis dan ketidakpastian.
Menurut Umar (2003) ketidakpastian dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan dari suatu usaha dalam beroperasi menghasilkan laba. Oleh karena
itu, dalam penelitian ini akan dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui
kepekaan dari usaha Restoran Parara dengan mengubah beberapa faktor yang
penting di antaranya:
a. Penurunan kuantitas penjualan
b. Peningkatan biaya variabel (bahan baku)
Untuk melihat sejauh mana usaha tersebut dapat menerima perubahan yang
terjadi atas faktor-faktor penting di atas, maka dibuat 2 (dua) skenario yang akan
melihat hasil dari perhitungan tersebut berikut:
1. Kuantitas penjualan rata-rata mengalami penurunan yang diasumsikan
sebesar 12% dari setiap menu makanan yang ada. Data tersebut di
dapat berdasarkan asumsi peneliti yang diminta oleh pihak
perusahaan. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya inflasi sehingga
mempengaruhi pendapatan setiap orang yang menyebabkan setiap
orang membatasi kebutuhan konsumsi mereka. Hal lain dapat juga
dari adanya pesaing usaha sejenis yang berdiri dengan mengemas
produk dan pelayanan yang lebih baik. Hasil perhitungan ditunjukan
pada Tabel 9.
2. Kenaikan harga bahan baku (biaya variabel) sebesar 6.5%, yang mana
nilai tersebut adalah total rata-rata kenaikan inflasi pada data Bank
Indonesia di bulan Januari-September 2013, pada perhitungan yang di
tunjukan pada Tabel 10 akan dihitung perubahan harga biaya variabel
sesuai dengan perubahan tingkat inflasi.
Analisis Perhitungan Sensitivitas Skenario 1
Hasil analisis yang didapat dari perhitungan Skenario 1 dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9 Hasil analisis sensitivitas skenario 1
No Kriteria Kelayakan Kelayakan Keterangan
1 NPV (Rp) NVP > 0 372 584 362
2 IRR (%) IRR > DR 7
3 Net B/C Net B/C > 1 2.29
4 PBP PBP < Jangka waktu 2 Tahun 9 Bulan

Berdasarkan hasil pada Table 9, diketahui adanya penurunan rata-rata


penjualan pada setiap menu makanan yang ada sebesar 12% dari angka
asumsi peneliti yang diminta oleh pihak perusahaan, sehingga menjadikan
kriteria invesasi Restoran Parara yang menjadikan kriteria investasi terhadap
Restoran Parara tetap layak karena menghasilkan NVP>0; Net B/C>1;
27

IRR>DF dan PBP selama 2 tahun 9 bulan. Data analisis perhitungan


sensitivitas skenario 1 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.
Analisis Perhitungan Sensitivitas Skenario 2
Hasil analisis yang di dapat dari perhitungan skenario 2 dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil analisis sensitivitas skenario 2
No Kriteria Kelayakan Kelayakan Keterangan
1 NPV (Rp) NVP > 0 534 401 431
2 IRR (%) IRR > DR 7
3 Net B/C Net B/C > 1 2.85
4 PBP PBP < Jangka waktu 2 Tahun 7 Bulan

Berdasarkan hasil pada Table 10, diketahui adanya kenaikan harga


bahan baku sebesar 6.5% yang menjadikan kriteria investasi terhadap
Restoran Parara tetap layak karena menghasilkan NVP>0; Net B/C>1;
IRR>DF dan PBP selama 2 tahun 8 bulan. Data analisis perhitungan
sensitivitas skenario 2 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
i. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Restoran Parara Cempaka Mas,
maka untuk menjawab rumusan masalah pada aspek non finansia yaitu :
a. Pada aspek pasar dan pemasaran Restoran Parara dalam menjalankan
Permintaan yang ada pada Restoran Parara yaitu berada pada
lingkungan sekitar daerah Jakarta Pusat dan terdiri dari Kantor yang
setiap harinya permintaan yang ada berupa menu andalan dari produk
yang dihasilkan Restoran Parara. Target yang ditentukan setiap
harinya yaitu minimal 50 porsi dari 4 menu andalan dan minuman
yang ada. Harga yang ditawarkan perorang berkisar Rp 35 000 - Rp
100 000/ orang, dan, Pemasaran yang dilakukan Restoran Parara yaitu
Personal Selling dan Sales Promotion yang membantu dalam
melakukan kegiatan menjaga hubungan dengan konsumen.
b. Pada aspek teknis dan teknologi Restoran Parara menggunakan menis
komputer Reptor yang membantu dalam kegiatan operasional
perusahaan.
c. Pada aspek manajmen dan sumber daya manusia Restoran Parara telah
memiliki struktur organisasi dengan jumlah pegawai 12 orang
sehingga pembagian tugas dan pekerjaan sehari-hari dapat terlaksana
sesuai tujuan perusahaan.
d. Pada aspek sosial dan ekonomi, aspek sosial melalui penyerapan
tenaga kerja yang digunakan melalui lingkungan keluarga dan
menggunakan media massa. Pada aspek ekonomi Restoran Parara
melakukan pembayaran pajak dan retribusi daerah serta pajak
parawisata.
28

e. Pada aspek lingkungan Restoran Parara melakukan penanganan


khusus untuk penampungan sampah dengan membuat penampungan
air kotor cucian, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan.
2. Berdasarkan aspek finansial, Restoran Parara telah layak dalam aspek
finansial yang mana nilai NPV Rp770 979 226, dan Nilai Net B/C 3.67%,
sehingga hasil IRR sebesar 38% dengan waktu PBP selama 2 tahun 5 bulan.
3. Dalam analisis switching value yang dibagi dalam 2 (dua) sekenario
menunjukan skenario 1 menyatakan invesasi Restoran Parara layak karena
menghasilkan NVP>0, Net B/C>1, IRR>DF, dan PBP selama 2 tahun 9
bulan. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya penurunan rata-rata
penjualan tidak berpengaruh terhadap penurunan sebesar 12%. Sedangkan
dalam skenario 2 diketahui adanya kenaikan harga bahan baku sebesar 6.5%
yang menjadikan kriteria investasi terhadap Restoran Parara tetap layak
karena menghasilkan NVP>0, Net B/C>1, IRR>DF, dan PBP selama 2
tahun 7 bulan.
Saran
Saran yang sebaiknya dilakukan agar tetap menjaga citra restoran dan juga
keberlangsungan perusahaan yaitu:
1. Restoran Parara dalam aspek manajemen harus lebih membuat struktur
organisasi perusahaan agar lebih tegas, sehingga keberlangsungan jalanya
perusahaan akan lebih terorganisir dan lebih baik.
2. Berdasarkan hasil analisis finansial terjadi penurunan jumlah kuantitas
penjualan pada tahun 2012 sehingga perusahaan harus lebih menerapkan
program promosi melalui iklan (Advertising) melalui spanduk ataupun
media massa (koran)
3. Restoran Parara harus mampu mempertahankan harga jual produknya dan
menjaga harga beli produk dengan mencari pemasok yang menawarkan
harga murah.

DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Data Restoran/Rumah Makan. [diunduh 15
Agustus 2013]. Tersedia pada : http://www.bps.go.id
/hasil_publikasi/flip_2011/8204004/index11.php?pub=Statistik.20Restoran/
Rumah.20Makan.202010. Jakarta (ID) : Badan Pusat Statistik.
[BUDPAR] Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2013. SK Mentri
Pariwisata. [diunduh 08 Desember 2013]. Tersedia pada :
http://www.budpar.go.id. Jakarta (ID) : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
[ DEPKES] Departemen Kesehatan RI 1985. 2013. Gizi ikan dan Konsumsi
makanan sehat. Jakarta (ID) : Departemen Kesehatan RI.
[BI] Bank Indonesia. 2013. Data Inflasi 2013. [Internet]. [diunduh 12 September
2013]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Data
Inflasi/. Jakarta (ID): Bank Indonesia.
29

[BI] Bank Indonesia. 2013. Tingkat Suku Bunga Kredit Perbangkan 2013.
[Internet]. [diunduh 21 September 2013]. Tersedia pada:
http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Suku Bunga Dasar Kredit/. Jakarta
(ID): Bank Indonesia.
Ibrahim Y. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Ed Revisi. Jakarta (ID): Rineka Cipta.
Jeineiva P. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel di
Kota Bogor Provinsi Jawa Barat, Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Ed Millenium. Jakarta (ID): PT.
Prehalindo.
Marsum, W.A. 2009. Restoran dan Segala Permasalahannya. ANDI, Yogyakarta.
Yogyakarta (ID): Andi.
Maulana AF. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Makan Sederhana Waroeng
JAYA Bogor Jawa Barat, Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Mukhtar. 2009. Perlunya Standar Lingkup dan Permasalahan Pelayanan Sebuah
Restoran Hotel. Jurnal Program Studi Pariwisata. Medan (ID): Fakultas
Sastra. Universitas Sumatera Utara.
Natalia DFF. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Jus Sirup Belimbing
Manis dan Jambu Biji Merah, Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Perkembangan Usaha Restoran/ Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar
Tahun 2007 – 2010. [Internet]. [diunduh 15 juli 2013]. Tersedia Pada:
http://www.budpar.go.id/userfiles/file/ rekaprestoran2007-2010.pdf. Jakarta
(ID): Budaya Pariwisata.
Rahman F. 2010. [Internet]. Cerita Rasa. [diunduh pada 10 Agustus 2013].
Tersedia pada: http://lmetrotvnews.com/ceritarasa/details. Jakarta (ID):
Cerita Rasa.
Subagyo A. 2005. Studi Kelayakan: Teori dan Aplikasi. Jakarta (ID): Gramedia.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Andi, Yogyakarta. Yogyakarta (ID):
Andi.
Torsina, M. 2010. Usaha Restoran yang Sukses. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Jakarta (ID): Gramedia.
Umar H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
30

RIWAYAT HIDUP

Idota, lahir di Jakarta pada tanggal 17 April 1990 dari pasangan Dr. Ir. Moh
Indah Ginting ,MM dan Tetira Indah Ginting sebagai anak Kedua dari tiga
bersaudara. Penulis mengawali masa studi pada Taman Kanak-kanak di TK Ceria
Tanjung Priok pada tahun 1995. Pada tahun 1997-2001 penulis melanjutkan
pendidikan Sekolah Dasar di SDN 01 Jakarta hingga duduk di kelas 4 dan pada
tahun 2001-2002. Penulis pindah di SD Muhammadiyah Palembang hingga duduk
di kelas 5 dan pada tahun 2002-2003. Penulis pindah di SD Kartika Balayuda
Palembang hingga duduk dikelas 6 SD.
Pada tahun 2003-2005 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Lanjutan
Pertama di SLTP Xaverius 1 Palembang hingga kelas 2 SMP. Pada tahun 2005-
2006 Penulis melanjutkan Pendidikan di SLTPN 99 Jakarta Timur Pulo Mas.
Pada tahun 2006-2008 penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMAN
1 Jakarta Pusat penulis aktif dalam berorganisasi dan mengikuti Osis menduduki
posisi Wakil Ketua Osis SMAN 1 Jakarta, dan pada tahun 2008-2010 penulis
menyelesaikan Diploma III di Institut Pertanian Bogor jurusan Akuntansi, penulis
aktif dalam kegiatan mahasiswa.
Pada tahun 2010 dengan bangga penulis diterima sebagai mahasiswa di
Program Alih Jenis Manajemen, Penulis aktif dalam kegiatan organisasi yaitu
Executive of Managment (EXOM) sebagai Kepala Departemen Sumberdaya
Manusia. Dalam acara kegiatan EXOM penulis sebagai ketua acara mengadakan
International Fieldtrip yang diadakan bulan Februari 2013 dengan banyak peserta
35 mahasiswa dan 5 dosen Alih Jenis Manajmen.
2

29

Umur Sisa Umur Total Investasi Penyusutan Per


No Jenis Investasi Jumlah Unit Ekonomis Ekonomis Harga Per Unit (Rp/Unit) Nilai Sisa Tahun
(m2 buahbuah) (Tahun) (Rp) (Rp)

A Bangunan
1 Bangunan 90 m2 10 1 500 000 000 1 500 000 000 150 000 000
2 Renovasi 10 800 000 000 800 000 000 80 000 000
Lampiran 1. Rekapitulasi perhitungan total biaya investasi

JUMLAH 230 0000 000 230 000 000

B Peralatan Dapur
1 Freezer LG 1 5 2 6 000 000 6 000 000 4 800 000 1 200 000
2 Freezer GEA 1 5 2 6 000 000 6 000 000 4 800 000 1 200 000
3 Kompor High 7 10 250 000 1 750 000 1 575 000 175 000
4 Kompor Low 4 10 600 000 2 400 000 2 160 000 240 000
5 Rice cooker L 2 5 1 200 000 2 400 000 1 920 000 480 000
6 Ricecooker M 2 10 900 000 1 800 000 1 620 000 180 000
7 Glass Press 1 5 2 1 000 000 1 000 000 800 000 200 000
8 Kitchen Set 1 10 6 000 000 6 000 000 5 400 000 600 000
9 Kuali Panci 12 10 600 000 7 200 000 6 480 000 720 000
10 Mesin Presto 3 10 1 500 000 4 500 000 4 050 000 450 000
11 Oven 1 10 3 500 000 3 500 000 3 150 000 350 000
12 Kitchen Cook 20 10 150 000 3 000 000 2 700 000 300 000
13 Pemanas Scal 12 10 900 000 10 800 000 9 720 000 1 080 000
14 Kereta Makan 3 10 2 500 000 7 500 000 6 750 000 750 000
15 Pembakar Ikan 2 10 3 000 000 6 000 000 5 400 000 600 000
16 Stand Dapur 3 10 2 700 000 8 100 000 7 290 000 810 000
17 Kulkas LG 1 5 2 6 000 000 6 000 000 4 800 000 1 200 000

JUMLAH 83 950 000 73 415 000 10 535 000


C Peralatan Makan
1 Sendok 25 5 2 80 000 2 000 000 1 600 000 400 000
LAMPIRAN

2 Garpu 25 5 2 80 000 2 000 000 1 600 000 400 000


3 Gelas Juice 50 5 2 150 000 7 500 000 6 000 000 1 500 000
4 Gelas teh 50 5 2 50 000 2 500 000 2 000 000 500 000
5 Gelas Cangkir 10 5 2 180 000 1 800 000 1 440 000 360 000
6 Tempat teh 2 3 600 000 1 200 000 800 000 400 000
7 Pisau 25 5 2 40 000 1 000 000 800 000 200 000
8 Piring 200 10 25 000 5 000 000 4 500 000 500 000

JUMLAH 23 000 000 18 740 000 4 260 000


3

30
Lanjutan Lampiran 1. Rekapitulasi perhitungan total biaya investasi
Umur Sisa Umur Total Investasi Penyusutan Per
No Jumlah Investasi Jumlah Unit Ekonomis Ekonomis Harga Per Unit (Rp/Unit) Nilai Sisa Tahun
D Peralatan Lain - Lain
1 Mesin Reptor 1 10 20 000 000 20 000 000 18 000 000 2 000 000
2 Kursi Kayu 50 5 2 250 000 12 500 000 10 000 000 2 500 000
3 Kursi Pelastik 30 5 2 180 000 5 400 000 4 320 000 1 080 000
4 Kursi Rotan 12 5 2 220 000 2 640 000 2 112 000 528 000
5 Meja Kayu Jati 12 10 350 000 4 200 000 3 780 000 420 000
6 Meja Besi 6 10 700 000 4 200 000 3 780 000 420 000
7 Meja Catering 6 10 250 000 1 500 000 1 350 000 150 000
8 Telepon 10 5 2 250 000 2 500 000 2 000 000 500 000
9 Hydro Water Pomp 1 10 13 000 000 13 000 000 11 700 000 1 300 000
10 Etalase Gelas 1 10 6 000 000 6 000 000 5 400 000 600 000
11 Lemari Panjang 1 10 1 500 000 1 500 000 1 350 000 150 000
12 Lemari Dus 1 10 1 100 000 1 100 000 990 000 110 000
13 Stand Cuci Piring 1 10 2 500 000 2 500 000 2 250 000 250 000
14 TV 43Inch Samsung 1 5 2 5 500 000 5 500 000 4 400 000 1 100 000
15 Penyanggah TV 1 10 800 000 800 000 720 000 80 000
16 Kolam Ikan 6 10 5 000 000 30 000 000 27 000 000 3 000 000
17 Mesin Kasir 3 5 2 1 000 000 3 000 000 2 400 000 600 000
18 Mesin Fax 1 10 1 500 000 1 500 000 1 350 000 150 000
19 Box Telephon 3 10 1 500 000 4 500 000 4 050 000 450 000
20 Genset 5000w 1 5 2 5 000 000 5 000 000 4 000 000 1 000 000
21 Lampu Lalat/Nyamuk 2 10 1 000 000 2 000 000 1 800 000 200 000
22 AC Dempo 3 5 2 1 500 000 4 500 000 3 600 000 900 000
23 Sound System 1 10 5 000 000 5 000 000 4 500 000 500 000
24 Projector Hitaci 1 5 2 5 000 000 5 000 000 4 000 000 1 000 000
25 Air purifier 1 5 2 900 000 900 000 720 000 180 000

JUMLAH 144 740 000 125 572 000 19 168 000


E Kendaraan
1 Motor roda tiga 1 10 12 500 000 12 500 000 11 250 000 1 250 000
2 Mobil Inovva 1 10 280 000 0000 280 000 000 252 000 000 28 000 000
JUMLAH 292 500 000 263 250 000 29 250 000
TOTAL INVESTASI 2 844 190 000 480 977 000 293 213 000
2

31
TAHUN
biaya/bulan
No Uraian
(Rp) 2010 2011 2012
Dalam (Rp)
BIAYA TETAP
1 Tenaga Kerja Jumlah Pegawai
Manager 1 2 250 000 27 000 000 29 700 000 31 050 000
Koki 2 3 300 000 19 800 000 43 560 000 45 540 000
Kasir 2 2 700 000 16 200 000 35 640 000 37 260 000
Pelayan 5 900 000 10 800 000 59 400 000 62 100 000
JUMLAH 153 000 000 168 300 000 175 950 000
2 Bahan Bakar
Bensin 1 800 000 21 600 000 21 600 000 21 600 000
Lampiran 2. Biaya tetap

3 Biaya Keamanan 300 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
4 Biaya Kebersihan 250 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000
5 Biaya Listrik 2 500 000 30 000 000 30 000 000 30 000 000
6 Biaya Penyusutan 293 213 000 293 213 000 293 213 000
7 Biaya Perlengkapan Tahunan 5 575 000 5 575 000 5 575 000
8 Biaya Air 800 000 9 600 000 9 600 000 9 600 000
JUMLAH 366 588 000 366 588 000 366 588 000
TOTAL BIAYA TETAP 519 588 000 534 888 000 542 538 000

Keterangan:
 Kenaikan gaji pada tahun 2011 sebesar 10% dan pada tahun 2012 sebesar 15% sesuai ketetapan UMR dan
kebijakan perusahaan
1
32
Lampiran 3. Biaya variabel
Biaya Biaya Per Tahun
No
Operasional
Biaya Biaya per
2010 2011 2012
per Hari Bulan
Biaya Variabel Dalam (Rp)
A 1 Bahan Baku Utama
Ikan Bandeng 80 000 2 400 000 28 800 000 31 680 000 34 560 000
Ikan Gurame 80 000 2 400 000 28 800 000 31 680 000 34 560 000
Cumi 50 000 1 500 000 18 000 000 19 800 000 21 600 000
Udang 50 000 1 500 000 18 000 000 19 800 000 21 600 000
Ayam 40 000 1 200 000 14 400 000 15 840 000 17 280 000
Daging Sapi 50 000 1 500 000 18 000 000 19 800 000 21 600 000
JUMLAH 10 500 000 126 000 000 138 600 000 151 200 000

2 Biaya Bahan Baku Pelengkap

Bumbu Jadi 8 000 240 000 2 880 000 3 168 000 3 456 000
Bawang Merah 10 000 300 000 3 600 000 3 960 000 4 320 000
Bawang Putih 8 000 240 000 2 880 000 3 168 000 3 456 000
Beras 50 000 1 500 000 18 000 000 19 800 000 21 600 000
Sayur Sayuran 30 000 900 000 10 800 000 11 880 000 12 960 000
Minyak 25 000 750 000 9 000 000 9 900 000 10 800 000
Tepung 8 000 240 000 2 880 000 3 168 000 3 456 000
Angsiau 5 000 150 000 1 800 000 1 980 000 2 160 000
Gula 25 000 750 000 9 000 000 9 900 000 10 800 000
Telur 50 000 1 500 000 18 000 000 19 800 000 21 600 000
Kerupuk 10 000 300 000 3 600 000 3 960 000 4 320 000
Styrofoam 15 000 450 000 5 400 000 5 940 000 6 480 000
Sendok pelastik 5 000 150 000 1 800 000 1 980 000 2 160 000
Aneka Plastik 10 000 300 000 3 600 000 3 960 000 4 320 000
Garam 12 000 360 000 4 320 000 4 752 000 5 184 000
JUMLAH 8 130 000 97 560 000 107 316 000 117 072 000
4 Biaya Minuman
Aneka Buah 8 000 240 000 2 880 000 3 168 000 3 456 000
Soft Drink 50 000 1 500 000 18 000 000 19 800 000 21 600 000
Teh 15 000 450 000 5 400 000 5 940 000 6 480 000
Fruit Drink 50 000 1 500 000 18 000 000 19 800 000 21 600 000
JUMLAH 3 690 000 44 280 000 48 708 000 53 136 000
5 Biaya Gas Elpiji
Biaya Gas
50 000 1 500 000 18 000 000 19 800 000 21 600 000
Elpiji
JUMLAH 1 500 000 18 000 000 19 800 000 21 600 000
TOTAL BIAYA VARIABEL 285 840 000 314 424 000 343 008 000

Keterangan:
 Kenaikan harga bahan baku pada tahun 2011-2012 mengalami kenaikan sebesar 10% sesuai
data inflasi tahun 2012
2
33

Lampiran 4. Laporan laba rugi

TAHUN
No URAIAN
2010 2011 2012
Dalam (Rp)

1 Penjualan 988 255 000 1 175 297 000 1 201 904 000

2 Biaya Oprasional 805 428 000 849 312 000 885 546 000
(Tetap + Variabel)

3 Margin Kotor 182 827 000 325 985 000 316 358 000

4 Pajak Tetap 10% 18 282 700 32 598 500 31 635 800

5 Laba Bersih 164 544 300 293 386 500 284 722 200
34 3

Lampiran 5. Modal awal kerja

Modal awal Kerja awal


No Total (Rp)
tahun
1 Modal Awal Belanja 23 820 000
2 Beban Gaji 12 750 000
36 570 000

Keterangan:
 Modal Awal Belanja : Lampiran 3. Total biaya variabel tahun 2010/12
 Beban Gaji : Lampiran 2. Total biaya tenaga kerja 2010/12
4 35

Lampiran 6. Analisis perhitungan Cash Flow


TAHUN
No Urian Komponen Satuan
2009 2010 2011 2012
I INFLOW
Nilai Penjualan Rp 988 255 000 1 175 297 000 1 201 904 000
Nilai Sisa Rp 480 977 000
Total Inflow Rp 988 255 000 1 175 297 000 1 682 881 000
II OUTFLOW
Biaya Investasi
Rp 251 690 000
Peralatan (B+C+D)
Biaya Operasional Rp 36 570 000 805 428 000 849 312 000 885 546 000
Pajak Rp 18 282 700 32 598 500 31 635 800
Total Outflow Rp 288 260 000 823 710 700 881 910 500 917 181 800

III Net Benefit (I-II) Rp -288 260 000 164 544 300 293 386 500 765 699 200

IV Discount Factor % 1 0.943 0.890 0.840


(DF)
V PV Net Benefit Rp -288 260 000 155 230 472 261 112 941 642 895 813

VI PV Positif Rp 1 059 239 226

VII PV Negative Rp -288 260 000

VIII NPV Rp 770 979 226

IX NET B/C Rp 3.67

X IRR % 38%

XI PBP Tahun 2 Tahun 5


Bulan

Keterangan:
 Biaya Invesasi Peralatan: Lampiran 1. (B+C+D)
 Modal kerja awal tahun: Lampiran 5
36 5

Lampiran 7. Analisis Perhitungan sensitivitas sekenario 1


TAHUN
No Urian Komponen Satuan
2009 2010 2011 2012
I INFLOW
Nilai Penjualan Rp 869 664 400 1 034 261 360 1 010 155 520

Nilai Sisa Rp 480 977 000

Total Inflow Rp 869 664 400 1 034 261 360 1 491 132 520

II OUTFLOW
Biaya Investasi
Rp 251 690 000
Peralatan (B+C+D)
Biaya Operasional Rp 36 570 000 805 428 000 849 312 000 885 546 000
Pajak Rp 18 282 700 32 598 500 31 635 800
Total Outflow Rp 288 260 000 823 710 700 881 910 500 917 181 800

III Net Benefit (I-II) Rp -288 260 000 45 953 700 152 350 860 573 950 720

IV Discount Factor (DF) % 1 0.943 0.890 0.840

V PV Net Benefit Rp -288 260 000 43 352 547 135 591 723 481 900 092

VI PV Positif Rp 660 844 362

VII PV Negative Rp -288 260 000

VIII NPV Rp 372 584 362

IX NET B/C Rp 2.29

X IRR % 7%

XI PBP Tahun 2 Tahun 9


Bulan

Keterangan:
 Biaya Invesasi Peralatan: Lampiran 1. (B+C+D)
 Modal kerja awal tahun: Lampiran 5
6 37

Lampiran 8. Analisis perhitungan sensitivitas sekenario 2


TAHUN
No Urian Komponen Satuan
2009 2010 2011 2012

I INFLOW
924 018 425 1 098 902 695 1 073 290 240
Nilai Penjualan Rp
480 977 000
Nilai Sisa Rp
924 018 425 1 098 902 695 1 554 267 240
Total Inflow Rp
II OUTFLOW
Biaya Investasi
Rp 251 690 000
Peralatan (B+C+D)
36 570 000 805 428 000 849 312 000 885 546 000
Biaya Operasional Rp
18 282 700 32 598 500 31 635 800
Pajak Rp
288 260 000 823 710 700 881 910 500 917 181 800
Total Outflow Rp
-288 260 000 100 307 725 216 992 195 637 085 440
III Net Benefit (I-II) Rp
1 0.943 0.890 0.840
IV Discount Factor (DF) %
-288 260 000 94 629 929 193 122 281 534 909 220
V PV Net Benefit Rp
822 661 431
VI PV Positif Rp
-288 260 000
VII PV Negative Rp
534 401 431
VIII NPV Rp
2.85
IX NET B/C Rp
7%
X IRR %
2.76
XI PBP Tahun

Keterangan:
 Biaya Invesasi Peralatan: Lampiran 1. (B+C+D)
 Modal kerja awal tahun: Lampiran 5

Anda mungkin juga menyukai