Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu

diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 melalui

pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini

mempunyai beban ganda (double burden), yaitu beban masalah penyakit

menular dan penyakit degeneratifi. Pemberantasan penyakit menular

sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah

administrasi. Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan

penyebaran penyakit ke wilayah lain yang terbukti sangat cost effective.

Dengan imunisasi penyakit cacar telah berhasil dibasmi, dan Indonesia

dinyatakan bebas dari penyakit cacar pada tahun 1974 ( Kemenkes RI,

2013 ).

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan terhadap penyakit

infeksi pada bayi, anak dan juga orang dewasa. Imunisasi merupakan

reaksi antara antigen dan antibodi-antibodi, yang dalam bidang ilmu

imunologi merupakan kuman atau racun/toxin disebut sebagai antigen

(Riyadi, 2009).

Di seluruh dunia pada tahun 2013, 1 dari 5 anak atau sekitar 21,8

juta anak tidak mendapatkan imunisasi yang dapat menyelamatkan nyawa

1
2

mereka. Di berbagai negara di dunia, kurangnya persediaan vaksin, akses

terhadap layanan kesehatan, kurangnya pengetahuan masyarakat serta

kecilnya dukungan politis dan finansial menjadi penyebab kesenjangan

cakupan Imunisasi. Kondisi geografis Indonesia juga merupakan tantangan

bagi program Imunisasi, selain kurangnya pengetahuan masyarakat dan

kurangnya informasi tentang Imunisasi, Pemerintah juga telah

menggiatkan program promosi kesehatan dalam rangka penyebarluasan

informasi tentang pentingnya Imunisasi (Depkes, 2016).

Dari 194 negara anggota World Health Organization (WHO)pada

tahun 2014, 65 negara memiliki cakupan Imunisasi Difteri, Pertusis dan

Tetanus (DPT) di bawah target global 90% salah satu diantaranya ialah

negara Indonesia. Untuk menghapus kantong-kantong wilayah dimana

banyak anak-anak tidak terlindungi dari penyakit yang sebenarnya dapat

dicegah melalui imunisasi, Badan Kesehatan Duniamengajak

negara-negara untuk bekerja lebih intensif bersama mencapai target

cakupan imunisasi, dengan mengusung tema Close the Immunization Gap,

Vaccination for All sebagai tema Pekan Imunisasi Dunia, tanggal 24-30

April 2015 (Depkes, 2016).

Di tingkat nasional capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada

tahun 2016 sebesar 91,58%. Capaian ini lebih besar dari capaian tahun

2015 sebesar 86,54%. Angka ini mencapai target Renstra tahun 2016

sebesar 91,5% , sedangkan menurut Provinsi, terdapat 22 Provinsi yang

belum mencapai target Renstra tahun 2016 dan salah satunya ialah

Provinsi Riau (Depkes, 2016).


3

Propinsi Riau pada tahun 2016 memiliki cakupan imunisasi dasar

lengkap sebesar 81,7 %. Capaian ini menurun bila dibandingkan dengan

tahun 2014 (98,7%) dan cakupan ini juga masih dibawah target 91,5%

(Depkes, 2016).

Pada tingkat kabupaten/kota pada tahun 2016 dari 12 Kabupaten/

Kota hanya 4 Kabupaten/Kota atau sekitar33,3% yang telah berhasil

mencapaitarget 91,5%. Ini berarti harus menjadi komitmen propinsi Riau

untuk dapat memenuhi target yang telah ditetapkan.Cakupan

kabupaten/kota yang terendah dalam cakupan imunisasi dasar lengkap

adalah kabupaten Indragiri Hilir sebesar 55,9%, diikuti oleh kabupaten

Kuantan Singingi sebesar 67,9% dan kabupaten Kampar sebesar 68,6%

(Dinkes Prov. Riau, 2016).

Kabupaten Kampar pada tahun 2016 dari31 Puskesmas sebanyak 20

Puskesmas tidak tercapai imunisasi dasar lengkapnya, salah satunya ialah

Puskesmas Tapung Hilir I.Puskesmas Tapung Hilir I merupakan salah satu

Puskesmas dengan cakupan Imunisasi dasar lengkap belum mencapai

target yaitu sebesar 82,2% dari 91,5% yang diharapkan (Dinkes Kab.

Kampar, 2016).

Menurut penelitian Wahyuni Hafid pada tahun 2016 di Puskesmas

Konang dan Geger Kabupaten Bangkalan, tentang analisis faktor

determinan status Imunisasi dasar lengkap menyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara faktor pengetahuan dan sikap ibu, akses

ke pelayanan kesehatan serta dukungan keluarga terhadap status Imunisasi

dasar lengkap. Perlunya kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dan
4

Toga/Toma dalam memberikan pengertian atau pengetahuan kepada

masyarakat secara intensif tentang pentingnya dan manfaat pemberian

Imunisasi dasar lengkap.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada tanggal 10 Januari

2018 terhadap 15 orang ibu yang mempunyai Balita usia 12-24 bulan yang

berkunjung ke Puskesmas ditemukan 9 orang ibu yang mempunyai anak

Balita dengan imunisasi dasar yang tidak lengkap. Adapun alasan ibu tidak

memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak adalah ketidaktahuan ibu

tentang pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit yang mungkin

terjadi pada Balita di sebabkan tubuh balita masih sangat rentan terhadap

unsur asing karena Balita belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang

memadai.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melihat

determinan capaian imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas

Tapung Hilir I Kabupaten Kampar?.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk

mengetahui adakah“Determinan capaian imunisasi dasar lengkap di

wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I Kabupaten Kampar?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


5

Untuk mengetahui determinan (pendidikan, sikap,

pekerjaan ibu dan dukungan keluarga)capaian imunisasi dasar

lengkap di wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I Kabupaten

Kampar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi pendidikan, sikap, pekerjaan,

dukungan keluarga dan capaian imunisasi dasar lengkap di

wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I Kabupaten Kampar.

2. Mengetahui pengaruh pendidikan terhadap capaian imunisasi

dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I

Kabupaten Kampar.

3. Mengetahui pengaruh sikap terhadap capaian imunisasi dasar

lengkap di wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I Kabupaten

Kampar.

4. Mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap capaian imunisasi

dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I

Kabupaten Kampar.

5. Mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap capaian

imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Tapung

Hilir I Kabupaten Kampar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Puskesmas


6

Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi dalam

menjalankan program imunisasi dasar pada bayi.

1.4.2 Bagi Institusi STIKes Al Insyirah

Sebagai literatur bagi mahasiswa STIKes Al-Insyirah untuk

penelitian selanjutnya dan menambah pengetahuan tentang

imunisasi dasar lengkap.

1.4.3 Bagi Responden

Untuk menambah pengetahuan tentang imunisasi dasar

lengkap pada bayi sehingga ibu-ibu mau membawa anaknya untuk

mendapatkan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit

–penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai tambahan referensi dalam melakukan penelitian

tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi dan balita.

1.4.5 Bagi Peneliti

Sebagai tambahan ilmu khususnya tentang imunisasi dasar

lengkap diwilayah kerja Puskesmas Tapung hilir I.

Anda mungkin juga menyukai