Anda di halaman 1dari 2

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA ARAB

Nama : M Afief Maulana Iskhaq


NPM : 1906390355
Mata Kuliah : Sejarah Asia Barat Modern
Dosen Pengampu : Drs. Suranta

Soal:

Proses kebangkitan negara-negara Arab, khususnya Arab Saudi di wilayah Jazirah Arab
menghadapi masalah yang begitu beragam seperti konflik yang terjadi antara keluarga Saud
dengan Syarif Mekah.

Jelaskan tentang latar belakang konflik keluarga Saud dengan Syarif Mekah menjelang
kemerdekaan Arab Saudi dan bagaimana cara menyelesaikannya?

(200 kata)

Jawaban:

Dalam proses berdirinya negara Arab Saudi modern, Ibnu Saud sebagai raja pertama
harus melalui proses penaklukan-penaklukan di Jazirah Arab, tak ayal beragam konflik juga
harus dihadapinya. Ketika remaja, Ibnu Saud bersama ayahnya diusir ke daerah Kuwait karena
Riyadh direbut oleh Muhammad bin Rasyid pada tahun 1891. Kemudian ketika berusia 21
tahun, ia memulai perjuangan merebut Riyadh dengan membunuh Gubernur Rasyidi. Pada
1912 ia juga berhasil menguasai Najed dengan bantuan gerakan Wahabi. Dengan begitu,
Dinasti Rasyidi berhasil dikalahkannya pada 1922 dan mengakhiri kekuasaanya atas tanah
Arab. Setelah itu, ekspansi kekuasaan Ibnu Saud berlanjut dengan merebut Hijaz (Madinah dan
Makkah) dari Syarif Husain bin Ali pada 1924 serta menguasai Madinah dan Jeddah pada 1925.

Terjadilah peristiwa Perang Saudi-Hasyimiyah yang merupakan upaya penaklukan


Hijaz oleh Ibnu Saud. Pada tanggal 29 Agustus 1924, Ibnu Saud memulai kampanye militernya
melawan Hijaz dengan bergerak maju ke Taif yang menyerah tanpa perlawanan berarti. Setelah
itu pasukan Saudi dan sekutu bergerak ke Mekah. Syarif Husain berusaha meminta bantuan
Inggris, tapi akhirnya ditolak dengan alasan tidak mau ikut campur dalam persoalan internal
Muslim. Akhirnya kota Mekah jatuh tanpa perlawanan pada 13 Oktober 1924. Konferensi
Islam yang diadakan di Riyadh pada 29 Oktober 1924, mengukuhkan pengakuan Dunia Islam
atas kekuasaan Ibn-Saud terhadap Mekah.

Anda mungkin juga menyukai