Abstrak
Pendahuluan
pendidikan tertua di Semenanjung Arab. Menurut data dari sensus 2010 tingkat melek
huruf di negara Bahrain juga termasuk sangat besar mencapai 94,6%. Hal tersebut
merupakan suatu pencapaian yang luar biasa tentunya. Pemerintah negara Bahrain
juga sangat fokus dalam memajukan pendidikan di negaranya. Hal tersebut dibuktikan
dengan adanya pengeluaran pendidikan sebesar 2,7% dari PDB di Negara tersebut.
ketahui oleh negara-negara lain. Salah satu bukti lainnya adalah dengan gratisnya
semua pendidikan disana karena biaya pendidikan dari sekolah dasar sampai tingkat
perguruan tinggi ditanggung oleh negara. Selain dari biaya salah satu faktor majunya
pendidikan dari berbagai kalangan termasuk sekolah swasta asing. Bahkan dari segi
kurikulum apa yang mereka pakai. Begitupun terhadap warga negara yang akan
Bahrain? bagaimana sistem pemerintah negara Bahrain? apa saja faktor kemajuan
Tujuan dari ditulisnya artikel ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor
Artikel ini akan menambah wawasan pembaca mengenai negara bahrain dan
sektor pendidikan di Bahrain. Juga menambah wawasan mengenai apa saja faktor yang
mendukung kemajuan negara bahrain dalam sektor pendidikan dan sejarah lembaga
pendidikan disana. Mengetahui lebih lanjut bagaimana masyarakat Bahrain bisa mencapai
tingkat melek huruf yang tinggi dan peran pemerintah Bahrain dalam memajukan
pendidikan di negaranya.
Metodologi
Pembahasan
terletak di teluk Persia. Terdapat sekitar 33 pulau di negara ini sehingga membuat Bahrain
dijuluki dengan negara kepulauan. Luas wilayah Bahrain hanya 295 mil persegi yang
mana luas wilayahnya hampir setara dengan luas wilayah DKI Jakarta.. Hal tersebut
menjadikan Bahrain sebagai negara terkecil di Timur Tengah serta negara terkecil ketiga
di Asia setelah Maladewa dan Singapura. Bahrain berada dalam kelompok negara
kepulauan antara Semenanjung Qatar dan sebelah timur laut pesisir Arab Saudi. [ CITATION
Sin20 \l 1033 ]
Jika kita lihar dari letak geografisnya negara ini hanya berjarak sekitar 23 km sebelah
timur Arab Saudi, yang dihubungkan dengan Jembatan Raja Fahd. Bahrain dengan
Semenanjung Qatar juga terbilang dekat, hanya dengan jarak sekitar 50 km sebelah
tenggara Teluk Bahrain. Bahrain dengan Iran berjarak sekitar 200 km ke utara melintasi
Teluk Persia.
Populasi penduduk Bahrain pada tahun 2010 mencapai 1,234,567 jiwa termasuk
666,172 warga negara asing. Beberapa institusi keuangan berskala besar berpusat di
Manama, yang mana merupakan ibu kota negara ini. Bahrain memiliki tingkat Indeks
Pembangunan Manusia yang tinggi dan dikenal oleh Bank Dunia sebagai sebuah negara
berpendapatan tinggi. 16 Desember merupakan hari nasional Bahrain yang mana hari itu
ditetapkan sebagai hari nasional dikarenakan memperingati naik tahtanya Raja pertama
Bahrain, Shaikh Isa bin Salman Al Khalifa. Lagu kebangsaannya berjudul Bahrainona
( our Bahrain). Bahrain merupakan negara yang memiliki bendera berwarna putih dan
merah marun dengan lima segitiga yang melambangkan lima pilar Islam atau rukun
Islam. Bahasa yang dipakai di negara Bahrain adalah Arab, Inggris, Parsi, dan Urdu.
Agama yang dianut oleh masyarakat setempat mayoritas Islam dengan persentase 70.3%
(terdiri dari Sunni 40% dan Shiah 60%), Kristen 14.5%, Hindu 9.8%, Budha 2.5%,
Yahudi dan terakhir 0.6%, Bahai. Mata uang yang dipakai disana adalah Bahrain Dinar
Kondisi daratan negara bahrain tidak jauh dengan negara-negara Timur Tengah
lainnya. Terdiri dari daratan gersang dengan padang berbatuan dan berpasir, dataran
tinggi, pegunungan dan tidak ada aliran sungai permanen. Bahrain memiliki iklim kering.
Bahrain memiliki dua musim: musim panas sangat panas dan musim dingin yang relatif
ringan. Selama musim panas, dari bulan April sampai Oktober, suhu siang 40 ° rata C
(104 ° F) dan bisa mencapai 48 ° C (118,4 ° F) selama bulan Juni dan Juli. Sumber daya
alam yang paling utama yang dimiliki Bahrain adalah minyak dan gas serta
Jumlah penduduk keseluruhan negara Bahrain pada tahun 2020 mencapai 1.701.575
jiwa dengan persentase suku bangsanya berupa penduduk asli Bahraini 37% dan warga
negara asing 62,75% dan warga negara Indonesia saat sensus penduduk pada tahun 2011
berjumlah 9000 orang yang tinggal di Bahrain. Jika kita lihat dari komposisi
penduduknya hal yang unik di negara Bahrain ini mayoritas penduduknya adalah warga
negara asing. Hal itulah yang memicu banyaknya lembaga pendidikan swasta asing di
negara Bahrain. Bahkan hal yang unik lagi dari negara ini adalah setiap lembaga
Salah satu contohnya jika lembaga pendidikan atau sekolah itu didirikan oleh warga
negara Amerika yang tinggal di Bahrain maka kurikulum yang dipakai disana juga
Bahrain merupakan negara di Timur Tengah yang memiliki sistem pendidikan publik
tertua di Semenanjung Arab. Sistem ini didirikan pada tahun 1930 ketika pemerintah
Bahrain mengambil tanggung jawab untuk mengoperasikan dua sekolah dasar umum
untuk laki-laki yang sudah ada sebelumnya. Selanjutnya baru sekolah perempuan dan
sebelum abad ke-20. Sekolah itu didedikasikan khusus untuk studi Alqur’an. Sekolah
dan remaja untuk bisa membaca Alqur’an. Walaupun sudah ada Sekolah Alqur’an,
Masyarakat Bahrain banyak yang merasa bahwa pendidikan jenis ini tidak cukup
Para orang tua yang mampu membiayai pendidikan anak-anak mereka seringkali
dengan latar belakang agama yang kuat sering mengirim anak-anak mereka untuk
mereka yang menganut Islam Sunni. Sedangkan bagi mereka yang menganut Islam Syiah
kebanyak dari mereka mengirim anak-anakne ke Najaf dan Karbala. Salah satu bentuk
hasil kuatnya pendidikan agama tradisional ini, pada waktu itu terdapat stigma negatif
yang melekat pada The American Mission School yang menyebabkan sedikit sekali orang
tua yang berani menyekolahkan anaknya disana. Sebelum pendirian sekolah umum di
negara Bahrain, siswa dari kalangan Sunni dan Syiah memiliki interaksi yang terbatas
selama mereka menjalani pendidikan. Hal ini dapat disebabkan karena mereka berada di
lingkungan pembelajaran yang berbeda. Diluar lembaga keagamaan memang siswa Syiah
memperoleh ilmu dari matam yaitu sebuah bangunan yang berbentuk Aula tempat mereka
belajar sedangkan siswa Sunni memperoleh ilmu dari Majelis meskipun keduanya tidak
Setelah perang dunia pertama usai, banyak hal yang telah berubah dan membuka mata
mereka setelah mereka melihat kebangkitan bangsa barat modern. Perubahan politik dan
sosial yang terjadi di negara Bahrain juga menimbulkan kesadaran sosial dan budaya di
pendidikan modern yang berbeda dari Sekolah Alqur’an mucul dalam hal sistem,
Setelah itu dibangunlah sekolah modern pertama yang dibukan di negara Bahrain
pada tahun 1899 di Manama oleh Gereja Reformasi Amerika. Sekolah tersebut
merupakan sekolah dasar misionaris dengan silabus sekolah yang terdiri dari bahasa
inggris, Matematika, dan studi Kristen. Biasanya pedagang terkemuka di negara Bahrain
mengiirim anak-anak mereka ke sekolah yang kemudian sekarang dikenal sebagai The
American Mission School. Lalu pada tahun 1980 sekolah itu berganti nama menjadi Al
Sebelum tahun 1919, sejumlah tokoh masyarakat Bahrain yang berada di Pulau
Muharraq berdiskusi dan sepakat untuk mendirikan sekolah formal modern. Sejumlah
orang dari kerajaan mendukung hal ini dan berkontribusi dalam pembangunan sekolah
formal modern ini. Tahun 1919 menandai dimulainya sistem sekolah umum modern di
Bahrain. Setelah itu sekolah khusus laki-laki Al-Hidaya Al-Khalifa didirikan di ujung
Utara Muharraq. Komite Pendidikan pertama didirikan setelah itu yang terdiri dari
beberapa pedagang terkemuka dan dipimpin oleh mendiang Syaikh Abdulla bin Isa Al-
Khalifa yang kemudian dikenal sebagai menteri pendidikan pertama di Bahrain. Syaikh
Abdulla bin Isa Al-Khalifa juga bertanggung jawab atas pengelolaan sekolah Al-Hidaya
Al-Khalifa. Pada tahun 1926 Komite Pendidikan juga mendirikan sekolah umum kedua
untuk anak laki-laki di Manama. Lalu selanjutnya baru pada tahun 1928 sekolah umum
untuk anak perempuan pertama didirikan di Muharraq. Karena kesulitan keuangan dan
administrasi yang dihadapi oleh Komite Pendidikan, setelah itu sekolah berada di bawah
Pada tahun ajaran 1986-1987 terdapat 88.152 siswa yang bersekolah di 139 sekolah
negeri di Bahrain. Pendidikan di Bahrain semuanya gratis dari jenjang sekolah dasar
enam tahun, sekolah menengah pertama tiga tahun, sekolah menengah atas tiga tahun.
seluruh anak yang berusia enam sampai sebelas tahun bersekolah di sekolah dasar. Dan
sekitar dua pertiga dari semua anak usia dua belas sampai empat belas tahun terdaftar
disekolah menengah. Namun ada tingkat putus sekolah yang sangat signifikan, terutama
untuk anak perempuan, setelah menyelesaikan sekolah menengah pertama. Pada tahun
ajaran 1986-1987, hanya 41% dari anak usia lima belas hingga tujuh belas tahun yang
Pada tahun ajaran 2008/2009 jumlah kelas umum di Bahrain (termasuk kelas agama)
adalah 4326, dengan jumlah siswa laki-laki 62381 dan siswa perempuan 63233. dengan
sebaran 6.2172 di kelas dasar, 32.327 di kelas persiapan (SMP tinggi) dan 31115 di
sekolah menengah.
Untuk sejarah sekolah swasta yang ada di Bahrain, selain The American Misson
School terdapat juga Al-Ittihad School yang mana sekolah ini dibangun oleh komunitas
Persia Bahrain. Untuk perguruan tingginya pada tahun 1927 kelompok orang-orang
Bahrain pertama yang menerima pendidikan tinggi adalah mereka yang terdaftar di
American University of Beirut di Lebanon. Hal itu disebabkan karena pada tahun itu di
Bahrain belum ada Lembaga Pendidikan tingkat Perguruan tinggi. Lalu pada tahun 1968
didirikanlah lembaga pendidikan tinggi pertama di Bahrain yaitu The Gulf Polythechnic.
Selanjutnya pada tahun 1984, The Gulf Polythechnic bergabung dengan University
College of Art, Science, and Education (UCB) yang didirikan pada tahun 1979, dengan
tujuan untuk membuat universitas nasional yang mencetak gelar sarjana seni dan sarjana
sains.
3. Kebebasan mendirikan Lembaga Pendidikan di Bahrain
penduduk yang mayoritasnya adalah warga negara asing. Sebesar 62,75% penduduk
Bahrain adalah warga negara asing. Oleh sebab itu, banyak sekali warga negara asing
yang membutuhkan pendidikan sesuai dengan kultur dan kebutuhan mereka. Maka dari
itu sejak awal mula berdirinya lembaga pendidikan di Bahrain adalah lembaga pendidikan
yang dibangun oleh bangsa asing yang mana pada saat itu adalah Amerika. Seiring
perkembangan zaman dan dikarenakan plural nya penduduk Bahrain dari berbagai macam
negara asalnya banyak didirikan lembaga pendidikan sesuai asal negaranya. Bahkan
sekolah swasta di Bahrain berbeda satu sama lain, karena perbedaan sistem pendidikan
yang dianut oleh masing-masing sekolah. Ada sekolah swasta nasional, yang didirikan
dan dijalankan oleh warga negara Bahrain dan mengikuti kurikulum nasional atau
sekolah swasta asing yang didirikan, dioperasikan dan dibiayai oleh warga negara asing
tersebut. Begitupun kurikulum yang dianutnya juga kurikulum luar negeri baik
pengawasan pendidikan dan pemberian ijazahnya pun dari negara asal. Hal itulah yang
Walaupun dengan begitu bahasa arab diajarkan di semua sekolah asing. Selain
pendidikan Islam juga wajib bagi siswa muslim. Di Bahrain juga ada lembaga pendidikan
yang didirikan dan dibiayai oleh komunitas asing di Bahrain yang bertujuan untuk
mendidik anak-anak di komunitas mereka saja. Terdapat juga lembaga atau pusat
pendidikan lain yang berfokus pada kursus yang berorientasi pada pekerjaan. Terdapat
banyak sekali lembaga kursus tersebut berbada satu sama lain tergantung program yang
mereka tawarkan. Mereka ada yang menawarkan program pelatihan dalam komputer,
Awal abad ke-21 merupakan titik balik di negara-negara Dewan Kerjasama Teluk
(GCC) karena mereka mulai menyadari dan membawa kesadaran bahwa reformasi sosial
dan ekonomi adalah hal yang utama dan suatu keharusam demi menghindari penurunan
ekonomi di masa depan. Sejauh ini ekonomi negara-negara GCC sangat bergantung
kepada minyak. Namun mereka menyadari bahwa kendala demografis yang terkait
ketersediaan minyak karena dalam waktu dekat kekayaan minyak harus dibagikan kepada
populasi yang lebih besar. Sedangkan pada saat itu para pekerja asing mendominasi
mereka disisi lain mereka menghadapi masalah pengangguran kaum muda masyarakatnya
sendiri.
Maka dari itu, sebab berbagai pertimbangan dan alasan di atas pemerintah Bahrain
mulai melakukan reformasi liberalisasi dalam sektor pendidikan. Pada tahun 2000-an
didirkan dalam dekade terakhir. Sebaliknya hanya satu institusi publik yaitu Politeknik
Bahrain yang dibuka pada tahun 2008 yang berfunsi sebagai pusat pendidikan profesional
dan teknis. Banyak sekali lembaga pendidikan yang dibangun atas modal awal negara lalu
dikelola pihak swasta ataupun dari investasi luar negri. Pemerintah Bahrain pada saat itu
membuka peluang investasi yang sangat luas bagi asing maupun warga negara guna
Bahrain naik menjadi 32,8% dan diharapkan mencapai 57,6% pada tahun 2020 [ CITATION
Alp11 \l 1033 ]. Ketika reformasi liberalisasi diperkenalkan pada tahun 1999, institusi
swasta mengakui peluan pasar baru di Bahrain. Mereka menarik warga Bahrain serta
warga negara teluk lainnya yang lebih suka melanjutkan pendidikan mereka di Timur
internasional memberikan berbagai peluang baru seperti pilihan pendidikan yang lebih
luas, kepuasan kebutuhan pasar lokal serta inovasi yang baik melalui kolaborasi. Namun
disisi lain, hal tersebut menimbulkan tantangan dan kekhawatiran atas standar kualitas
dan perlindungan hak konsumen. Kurangnya standar dan peraturan yang tepat juga
Salah satu solusi atas meningkatnya permintaan pendidikan tinggi adalah dengan
dibentuk oleh modal lokal, sementara yang lain melibatkan investor asing. Peraturan yang
atau Amerika.
Salah satu aspek positif dari status pendidikan tinggi saat ini di Bahrain adalah
institusi yang ada memberikan siswa Bahrain pilihan yang luas dari disiplin studi dan
gelar yang banyak tersedia. Misalnya program yang ditawarkan oleh Universitas Ahlia
waktu lama tinggal di luar negeri. Selain itu pilihan program internasional merupakan
peluang bagi warga negara asing yang banyak tinggal di Bahrain serta penduduk negara-
negara Teluk tetangga. Dalam beberapa kasus, HEI swasta mencatat hingga 30% siswa
lembaga publik seperti Universitas Teluk Arab memiliki lebih banyak siswa internasional
daripada yang lokal. Di samping itu,Gelar Inggris atau Amerika dianggap sebagai aset
Disisi lain tentu dengan menjamurnya institusi pendidikan membawa banyak risiko.
pembelajaran, kurangnya dana dan akibatnya dapat memberikan kualitas pendidikan yang
sangat rendah[CITATION Mar07 \l 1033 ]. Terdapat beberapa kasus yang membuktikan hal
ini, salah satunya adalah universitas asing yang hanya memiliki motivasi untuk mendapat
kampus cabang mereka. Masalah-masalah seperti ini telah terlihat di Bahrain sampai
tahun 2007. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2007 oleh Dewan Pendidikan tinggi
gelar tanpa kredit yang diperlukan[ CITATION Hab10 \l 1033 ]. Kekhawatiran tentang
pendidikan berkualitas rendah disuarakan di depan umum dan lembaga yang dinyatakan
Upaya maupun strategi demi menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas telah
muncul selangkah demi selangkah selama dekade terakhir, seiring reformasi ekonomi
nasional dan sektor pemerintahan. Pada tahun 2001, penilaian dari Bahrain Economic
Development Board (BEDB) mengidentifikasi pendidikan sebagai salah satu dari enam
untuk meningkatkan kemampuan kerja warga Bahrain. Lebih lanjut, pada tahun 2004
diluncurkan pada tahun 2005. Reformasi tersebut mendorong perubahan penting dalam
dibentuk, yang terdiri dari sejumlah ahli dan spesialis di pendidikan tinggi, dengan
pendidikan tinggi yang beroperasi di Kerajaan, akan didukung oleh Dewan. "
kualitas karena terdapat "kesepakatan luas bahwa salah satu metode terpenting untuk
syarat dan kriteria pemberian izin kepada perguruan tinggi, penerbitan izin lembaga
dan layanan pendukung mereka, kualitas kinerja dan output mereka (AlSaleh, 2008:
komprehensif yang diterbitkan pada tahun 2008 oleh BEDB ini bertumpu pada tiga pilar,
yaitu ekonomi, pemerintah, dan kerakyatan. Dalam lingkup pembangunan sosial, Visi
bidang pendidikan, Otoritas Penjaminan Mutu untuk Pendidikan dan Pelatihan (QAAET)
secara resmi diluncurkan pada tahun 2008. QAAET adalah entitas independen yang
terdiri dari empat unit: Unit Peninjau Sekolah, Unit Review Kejuruan, Unit Review
Pendidikan Tinggi dan Unit Ujian Nasional. Unit Peninjau Pendidikan Tinggi (HERU)
adalah entitas pelengkap dari Dewan Pendidikan Tinggi. Berbeda dengan dewan, HERU
mereview institusi publik dan swasta secara keseluruhan dan melakukan review
perguruan tinggi. Kajian HERU memberikan lembaga referensi yang sesuai dengan
Australia, yang dikelompokkan ke dalam kriteria yang lebih luas, yaitu misi,
program didasarkan pada empat kriteria umum. Sejak 2008, QAAET telah melakukan
tinjauan terhadap universitas, yang meliputi laporan evaluasi diri, wawancara mahasiswa
dan fakultas, dan survei di lokasi institusi. Sejauh ini 12 institusi swasta telah dinilai dan
Kekurangan lainnya spesifik untuk setiap jenis institusi. Pertama-tama, dua dari lima
untuk memaksimalkan keuntungan mereka. Ini adalah salah satu tantangan yang
kualitas pendidikan tinggi. Pendekatan usaha bisnis ini juga ditemukan di salah satu
universitas setempat. Selain itu, perguruan tinggi cabang tidak memiliki otonomi yang
memadai tetapi semuanya bergantung pada kampus induknya, yang menghambat dalam
tinggi swasta lokal terhambat oleh tantangan khusus. Dua universitas menunjukkan
ke HERU. Dua universitas lain tidak dapat mengkoordinasikan upaya mereka secara
memadai, karena pertumbuhan lembaga mereka yang cepat. Mereka tidak memiliki
mereka.
proses evaluasi belum sepenuhnya selesai; itu menekankan perannya sebagai mitra jangka
panjang dalam proses jaminan kualitas, di mana QAAET bertindak sebagai pendukung
untuk meningkatkan standar pendidikan lebih dari sebagai auditor. HEI diundang untuk
rekomendasi QAAET. Peninjauan kedua masih dalam proses, namun satu lembaga telah
meningkatkan peringkatnya. Dalam jangka panjang, HEI mungkin merasa sangat penting
untuk meningkatkan posisi mereka karena ulasan negatif akan menodai reputasi HEI yang
Proses jaminan kualitas baru dimulai di Bahrain baru-baru ini. Mereka adalah bagian dari
banyak lembaga swasta. Langkah-langkah yang diambil oleh otoritas Bahrain sangat
swasta oleh Dewan Pendidikan Tinggi pada tahun 2009. Kami mengakui fakta bahwa
studi kami belum selesai karena kurangnya tinjauan HERU terhadap lembaga publik di
saat penulisan.Namun kami percaya bahwa ini memberikan wawasan penting tentang
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya banyak sekali sekolah swasta asing di
Bahrain. Selain faktor memang mayoritas penduduk yang tinggal di Bahrain adalah warga
negara asing, dan regulasi pemerintah Bahrain yang membuka peluang bagi warga negara
asing mendirikan lembaga pendidikan sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Selain the
American Mission School, sekolah swasta asing pertama yang dibuka pada tahun 1910 ada
juga sekolah Al-Ittihad yang mana sekolah tersebut didirikan dan didanai oleh komunitas
Persia Bahrain. Lalu setelah itu mulai banyak sekali sekolah swasta asing yang bermunculan
di Bahrain sampai saat ini. Berikut adalah beberapa sekolah swasta asing yang ada di Bahrain
• Bangladesh School
Kesimpulan
Demikianlah artikel ini yang dapat penulis paparkan, Penulis tentunya masih
menyadari jika artikel ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Penulis akan memperbaiki artikel tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta
kritik yang membangun dari para pembaca. Tentu sangat diharapkan kritik, saran ataupun
masukan dari para pembaca yang dapat melengkapi kekurangan artikel ini.
Daftar Pustaka