Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
Oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
PEMATANG SIANTAR
DI SUSUN OLEH:
DI SETUJUI OLEH:
Pembimbing Lapangan
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2023
3
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL KERJA PRAKTEK
JARINGAN DISTRIBUSI 20KV PLTA ASAHAN III
PEMATANG SIANTAR
DISUSUN OLEH:
DIKETAHUI OLEH
KETUA DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK USU
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang yang telah
penulis laksanakan lebih kurang 4 bulan yaitu dari tanggal 06 September 2022 s.d
06 Januari 2023 yang bertempat di PT. PRIMORDIA SIPARUP PERKASA (PSP)
Pematang Siantar.
Adapun laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata
kuliah Kerja Praktek pada Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini penulis tidak bisa terlepas dari banyak
pihak, maka pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa berdoa untuk keberhasilan penulis dari
kecil hingga saat ini.
2. Bapak Suherman ST. M.Comp. Ph.D selaku ketua Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, sekaligus Dosen pembimbing
Kerja Praktek penulis selama masa Kerja Praktek
3. Bapak Endot Purba selaku Direktur Utama PT. Primordia Siparup Perkasa
4. Bapak Dr. Maksum Pinem ST. MT selaku Dosen Wali penulis.
5. Bapak Erickson Simangunsong ST sebagai General Manager PT. Primordia
Siparup Perkasa Pematang Siantar.
6. Bapak Riopran Sianipar selaku Manajer Project PT. Primordia Siparup Perkasa
Pematang Siantar.
7. Bapak Jhonson Siaahan S.H, M.H selaku pembimbing 1 penulis di lapangan
8. Ibu Sofia Ginting selaku orangtua wali penulis, yang selalu mendukung dan
mendoakan saya tanpa rasa lelah dan bosan.
9. Parah senioritas dan Alumni DTE USU serta teman-teman saya yang tidak
dapat saya sebut satu persatu.
Saya menyadari bahwa Laporan Magang ini masih belum sempurna, Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya
penulis berharap Laporan Magang ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya mahasiswa yang ingin mendalami ilmu system jaringan distribusi
20KV
Rinat Wandikbo
160402111
5
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN 1
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Tujuan Kerja Praktek........................................................................................1
1.3 Manfaat kerja praktek.......................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek…………………………………………………………………………….2
1.5 Batasan masalah.................................................................................................2
1.6 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan.........................................................................3
3.2.1 Penghantar……………………………………………………………20
3.2.2 Isolator………………………………………………………………..21
3.2.3 Tiang………………………………………………………………….22
3.2.4 Transformator………………………………………………………...23
3.4 Penghantar………………………………………………………………....28
3.5 Daya…………………………………………………………………………31
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN..........................................................................................45
5.2 SARAN.......................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................46
LAMPIRAN........................................................................................................48
8
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja praktek merupakan program yang wajib diikuti seluruh mahasiswa Fakultas
Teknik terkhusus Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara sebelum menyeselasikan
sarjana S-1. Dengan program ini dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan
bekal dan pengalaman yang cukup untuk ikut persaingan yang berat di dalam dunia
industri yang mengharuskan para lulusan perguruan tinggi yang ingin berkecimpung di
dunia kerja.
Program kerja praktek ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk menambah
pengalaman mengenai dunia kerja. Dengan program kerja praktek ini mahasiswa
mendapatkan kesempatan untuk menerapkan ilmunya di lapangan tentang apa yang
selama ini telah didapatkan di bangku kuliah, dan juga mendapatkan ilmu yang baru yang
tidak pernah dibahas sebelumnya di bangku perkuliahan. Mahasiswa akan merasakan
keuntungan dari kerja praktek ini karena mereka akan mengerti masalah dan hal-hal yang
terjadi di lapangan, hal ini akan menjadi pertimbangan bagi mahasiswa sebelum lulus
studi dan setelah lulus studi.
Dengan waktu kerja praktek yang singkat haruslah dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya agar program yang singkat ini berlangsung dan berakhir dengan baik dan
memberikan manfaat bagi mahasiswa, evaluasi sangat dibutuhkan untuk sebuah
kemajuan maka evaluasi kerja praktek dituliskan pada sebuah laporan kerja praktek,
dimana laporan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan.
a) Sebagai sarana untuk memperluas jaringan kerja sama dengan perusahaan dan
lembaga lain yang terkait.
b) Sebagai sarana dalam penerapan teori-teori yang telah dipelajari selama
mengikuti perkuliahan ke dunia kerja yang sesungguhnya.
c) Untuk menambah wawasan praktis pada perusahaan sehingga mahasiswa
mendapatkan gambaran realita kerja yang sesungguhnya.
d) Untuk memperkenalkan instansi pendidikan Jurusan S-1 Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Pelaksanaan kerja praktek selama 4 (empat) bulan dimulai sejak tanggal 07 September
2022 sampai dengan 05 Januari 2023. Waktu pelaksanaan kerja praktek untuk hari
Senin-Sabtu dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB.
12
BAB II
PROFIL PT. PRIMORDIA SIPARUP PERKASA
Primordia didirikan pada awal tahun 2013 sebagai Primordia Siparup Perkasa (PSP)
sebagai Kontraktor Listrik yang berfokus pada instalasi Tegangan Menengah dan
Tegangan Rendah untuk mendukung infrastruktur seperti bandara dan instalasi
pengolahan air. Sejak itu, PSP telah memperluas kemampuannya menjadi kontraktor
tenaga EPC yang memungkinkan pembangkitan, transmisi dan distribusi listrik terutama
dari sumber terbarukan. Pada tahun 2016, PSP mulai membangun beberapa Jalur
Distribusi Tegangan Menengah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro di Sumatera
Utara dan terus membangun desain tipikal di Gorontalo, Nusa Tenggara Timur dan
Jawa. Pada awal tahun 2018, PSP masuk ke instalasi Tegangan Tinggi dan uprated serta
membangun Gardu Induk dan Transmisi untuk PLN. Pada tahun 2019, Primordia
memasuki layanan transportasi berbasis ass untuk mendukung operasional
pelanggan. PSP menyediakan MPV,
PSP melanjutkan upaya untuk menguasai keahlian dan pengetahuan teknis dalam
membangun semua jenis aspek kelistrikan pembangkit listrik dan secara paralel
berinvestasi dalam aset yang mendukung Rencana Pembangunan Infrastruktur Indonesia
a. Visi
Menjadi salah satu perusahaan dengan pelayanan terbaik di setiap sektor yang
PSP operasikan
b. Misi
Primordia Siparup Perkasa bekerja untuk memberikan layanan yang melampaui
harapan pelanggan, karyawan, dan pemegang saham
c. Motto
R E A C H
Respectful Excellence Agility Compliance Healthy
13
Endot Purba
Direktur Utama
Erikson Simangunsong
General Manager
Roipran N. Sianipar
Project Manager
Primordia Siparup Perkasa adalah salah perusahaan kontraktor listrik EPC yang
mengerjakan pembangkitan, transmisi dan distribusi listrik terutama dari sumber
terbarukan seperti energi surya dan minihydro.
PT. PSP juga memberikan nilai tambah dengan mendukung klien untuk menangani:
Selama 7 tahun terakhir, PSP beruntung dapat bekerja dengan beberapa pelanggan
hebat dan membangun hubungan yang ada saat ini. Dengan bekerja sama dengan setiap
pelanggan, kami dapat membangun proyek yang menantang dan beroperasi dengan baik
hingga saat ini.
15
BAB III
1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat konsumen atau beban,
2) sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan konsumen atau beban,
karena sumber daya pada pusat beban (konsumen) dilayani langsung melalui jaringan
distribusi. Tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik besar mempunyai
tegangan sebesar 11 KV sampai 20 KV yang dinaikan tegangannya dari gardu induk
dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 KV, 150 KV, 275 KV atau 500 KV
yang kemudian disalurkan melalui saluran transmisi.
Tujuan dari menaikkan tegangan adalah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada
saluran transmisi, dimana kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang
mengalir (I2.R). Apabila daya yang sama tetapi nilai tegangannya diperbesar, maka arus
yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan berkurang.
Sistem penyaluran daya yang jaraknya jauh, selalu menggunakan tegangan setinggi
mungkin dengan memakai transformator step up atau transformator penaik tegangan.
Nilai tegangan yang sangat tinggi pada sistem transmisi akan menyebabkan beberapa
dampak antara lain yaitu : berbahaya bagi lingkungan sekitar dan mahalnya harga dari
alat perlengkapannya. Nilai tegangan yang sangat tinggi juga tidak sesuai dengan nilai
tegangan yang dibutuhkan oleh beban atau konsumen. Oleh sebab itu pada daerah pusat
beban atau konsumen, tegangan yang tinggi ini akan diturunkan lagi menggunakan
transformator step down atau transformator penurun tegangan. Apabila dilihat dari nilai
tegangannya, mulai dari titik sumber sampai ke titik beban atau konsumen, terdapat
beberapa bagian saluran yang mempunyai nilai tegangan yang berbeda-beda.
16
Suatu sistem tenaga listrik ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. Pembangkit
Pembangkit adalah sebagai sumber tenaga listrik antara lain: PLTA, PLTU, PLTD, dan
lain sebagainya.
b. Transmisi
Transmisi adalah sebagai jaringan untuk menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke
jaringan distribusi atau beban.
c. Distribusi
Distribusi adalah sebagai lanjutan dari jaringan Transmisi yang menyalurkan tenaga
listrik ke beban atau konsumen
Berdasarkan pada ukuran tegangannya, jaringan distribusi tenaga listrik dapat dibedakan
atas dua, yaitu : jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder
Jaringan distribusi primer adalah jaringan distribusi yang terletak diantara gardu induk
(GI) dengan gardu distribusi, yang mempunyai tegangan sistem lebih besar dari tegangan
yang dipakai oleh konsumen atau beban. Jaringan distribusi primer ini sering disebut
dengan jaringan tegangan menengah (JTM). Standar tegangan untuk jaringan distribusi
primer ini adalah 20 KV (sesuai standar PLN).
Hantaran udara sering juga disebut dengan saluran udara yang merupakan penghantar
energi listrik tegangan menengah maupun tegangan rendah, yang dipasang diatas tiang
listrik diluar bangunan. Hantaran udara tanpa isolasi dipakai pada pemasangan diluar
bangunan. Hantaran udara dipasang pada isolator diantara tiang yang telah disediakan
secara khusus untuk tujuan itu. Secara teknis tembaga lebih baik daripada aluminium,
karena tembaga mempunyai daya hantar arus lebih tinggi. Tetapi karena harga tembaga
yang lebih mahal, oleh sebab itu lama kelamaan pemakaian kawat aluminium lebih
banyak digunakan pada saluran udara.
Keuntungan dari hantaran udara atau saluran udara adalah sebagai berikut :
a) Lebih fleksibel dan bebas dalam melakukan perluasan beban.
b) Lebih mudah dalam pemasangannya.
c) Apabila terjadi gangguan, mudah untuk datasi dan dicari titik gangguannya.
d) Instalasi saluran udara lebih murah daripada instalasi saluran bawah tanah.
Kerugian dari hantaran udara atau saluran udara adalah sebagai berikut :
a) Mudah untuk dipengaruhi oleh cuaca buruk, seperti : petir dan tertimpa pohon.
b) Untuk wilayah yang penuh dengan bangunan tinggi, cukup susah untuk
menempatkan saluran udara.
c) Biaya untuk pemeliharaan lebih mahal, karena butuh dilakukan pengecatan dan
penggantian material listrik apabila terjadi kerusakan.
d) Saluran udara dapat mengganggu keindahan atau pemandangan lingkungan
sekitar.
Keuntungan dari hantaran bawah tanah atau saluran bawah tanah adalah sebagai berikut :
18
a) Tidak dapat dipengaruhi oleh cuaca buruk, seperti petir dan tertimpa pohon.
b) Tidak mengganggu pandangan dan lebih indah dipandang, karena tidak terlihat.
c) Biaya untuk pemeliharaan lebih murah, karena tidak membutuhkan pengecatan.
Kerugian dari hantaran bawah tanah atau saluran bawah tanah adalah sebagai berikut :
a) Biaya untuk iinvestasi pembangunan lebih mahal daripada saluran udara
b) Pada saat terjadi gangguan hubung singkat, usaha untuk mencari titik gangguan
cukup susah.
c) Harga untuk kabel cukup mahal
d) Tidak fleksibel untuk perubahan jaringan
e) Waktu dan biaya untuk mengatasi, apabila terjadi gangguan lebih lama dan
mahal
Sistem radial pada jaringan distribusi adalah sistem terbuka, dimana tenaga listrik
yang disalurkan secara radial melalui gardu induk (GI) ke beban atau konsumen
dilakukan secara terpisah satu sama lainnya. Sistem radial adalah sistem yang paling
sederhana dan yang paling banyak digunakan, karena konstruksi sistem ini
membutuhkan sedikit penggunaan material listrik. Sistem radial ini tidak bisa
diandalkan, karena penyaluran tenaga listrik hanya memakai satu saluran saja.
Sistem radial ini apabila terjadi gangguan, maka akan menghentikan penyaluran
Bentuk dari jaringan distribusi radial ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
2. Sistem Loop
Sistem loop atau rangkaian tertutup pada jaringan distribusi adalah suatu sistem
penyaluran melalui dua sumber saluran yang saling berhubungan membentuk rangkaian
berbentuk cincin. Sistem ini menyebabkan suatu konsumen mendapatkan sumber energi
dari dua arah. Apabila terjadi gangguan pada salah satu jaringan, maka penyaluran tenaga
listrik tidak terputus karena menggunakan sumber cadangan atau dari arah yang lainnya.
Bentuk dari jaringan distribusi loop ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Sistem mesh atau jaring-jaring ini merupakan sistem penyaluran tenaga listrik
gabungan dari beberapa saluran pada gardu induk (GI) dari beberapa sumber
tenaga listrik. Sistem ini adalah pengembangan atau kombinasi dari sistem radial
dan sistem loop. Sistem ini merupakan sistem yang paling baik serta dapat
diandalkan, karena sistem ini dilayani oleh beberapa sumber tenaga listrik. Titik
beban mempunyai banyak cadangan saluran, sehingga apabila salah satu saluran
terganggu. Saluran yang lain akan menggantikan saluran yang terganggu tersebut,
Bentuk dari jaringan distribusi jaring-jaring atau mesh ini dapat dilihat pada
4. Sistem Spindel
Sistem spindel merupakan struktur radial yang mana spindel adalah pola
jaringannya ditandai dengan adanya sejumlah kabel yang keluar dari gardu induk (GI),
ke arah suatu titik pertemuan yang disebut gardu hubung.
Kumpulan dari beberapa kabel dalam satu spindel bertujuan untuk menyalurkan tenaga
listrik ke beban atau konsumen. Sistem spindel ini terdiri dari maksimum 6 buah kabel
kerja (dalam keadaan berbeban). Pada panjang saluran kabel ini, gardu distribusi
ditempatkan dengan 1 buah kabel cadangan. Kabel cadangan ini biasanya disebut dengan
express feeder. Kabel cadangan ini berfungsi untuk menormalkan kembali penyaluran
tenaga listrik ke seluruh bagian penyulang (feeder) yang mengalami gangguan. Sistem
jaringan spindel ini mempunyai keandalan tertinggi.
Bentuk dari jaringan distribusi spindel ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
3.2.1 Penghantar
21
Penghantar adalah bahan atau komponen peralatan listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan arus dari satu bagian ke bagian lainnya. Pada jaringan distribusi kawat
penghantar dipakai untuk menghantarkan tenaga listrik pada sistem saluran udara dari
pusat pembangkit ke pusat beban (konsumen). Penghantar pada saluran udara tanpa
isolasi yang dipakai yaitu tembaga jenis BBC, aluminium tanpa isolasi jenis AAC atau
AAAC, dan campuran aluminium (Al Mg Si) atau aluminium berinti kawat baja (ACSR).
Ukuran penghantar dipilih atas dasar beberapa faktor yaitu sebagai berikut :
3.2.2 Isolator
Isolator jaringan distribusi saluran udara adalah alat untuk menopang kawat penghantar
jaringan pada tiang listrik yang berfungsi untuk memisahkan atau mengamankan dua
buah kawat atau lebih agar tidak terjadi hubung singkat dan kebocoran arus atau loncatan
bunga api. Mengingat fungsi isolator yang sangat penting pada saluran distribusi, maka
sifat utama yang harus dipunyai yaitu sebagai berikut : mempunyai kekuatan mekanik
yang tinggi dan mempunyai kekuatan tahanan isolasi yang tinggi. Bahan isolator terbuat
dari keramik dan kaca.
3.2.3 Tiang
Tiang listrik pada jaringan distribusi saluran udara berfungsi sebagai penyangga lengan
silang, kawat penghantar, dan seluruh peralatan perlengkapan lainnya. Agar penyaluran
tenaga listrik ke beban atau konsumen dapat disalurkan dengan baik. Persyaratan suatu
tiang penyangga yang dipakai untuk menopang atau menahan jaringan distribusi tenaga
listrik adalah sebagai berikut:
a) Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi.
b) Perawatan yang mudah.
c) Mudah dalam pemasangan penghantar dan seluruh peralatan perlengkapannya.
Berdasarkan Bahannya Jenis tiang jaringan distribusi yang digunakan untuk jaringan
distribusi tenaga listrik ada beberapa macam, yaitu :
22
Selain itu tiang kayu merupakan penyekat (isolator) yang paling baik sebagai
penompang saluran udara terhadap gangguan hubung singkat.
Jenis kayu yang digunakan sebagai tiang listrik diambil dari jenis tertentu.
Untuk di Indonesia yang memiliki berjuta-juta hektar hutan kayu dari berbagai jenis,
yaitu kayu untuk jaringan distribusi dari jenis kayu : ulin (Eusidiraxylon Zwageri),
kayu jati (Tectona Grandis), kayu rasamala (Altanghia Exelsa Novanla).
Sedangkan di Amerika Serikat jenis tiang kayu yang digunakan dari jenis kayu
den (douglas fir), kayu cemara (yellow pine), dan kayu aras (western red cendar),
kayu Ulin (Eusidiraxylon Zwageri), kayu Jati (Tectona Grandis), kayu Rasamala
(Altanghia Exelsa Novanla), kayu Den (Douglas Fir), dan kayu Aras (Western Red
Cender).
Kebaikan Tiang Kayu ini adalah mempunyai konstruksi yang sederhana, biaya
investasi lebih murah, merupakan bahan penyekat (isolasi) yang baik buat
penompang jaringan, dapat dibentuk menurut konstruksi, biaya perawatan rendah
dan bebas dari gangguan petir.
Kelemahan Tiang Kayu ini adalah tergantung pada persediaan kayu yang ada,
perlu pengawetan terlebih dahulu, umur lebih pendek : 10 - 12 tahun bila tak
diawetkan dan 20 - 30 tahun bila diawetkan, tidak dapat menyangga beban secara
aman, dan apalagi bila terjadi satu atau dua kawat terputus
Sebelum digunakan tiang kayu ini diawetkan dulu agar tahan lama. Penggunaan
tiang kayu yang tidak diawetkan dianggap tidak ekonomis, karena kayu akan cepat
lapuk oleh sebangsa/sejenis cendawan (jamur) yang menempel pada kayu tersebut.
Dimana cendawan lebih senang hidup menempel pada kayu apabila dalam keadaan
lembab (basah). Dengan diadakan pengawetan umur tiang kayu akan berkisar antara
25 sampai 30 tahun lebih, apalagi bila digunakan jenis kayu ulin, kayu jati, dan kayu
rasamala akan sangat memuaskan sesuai pengalaman selama ini. Terutama kayu ulin
memiliki kekerasan dan kekuatan yang baik tanpa diawetkan. Sedangkan jenis kayu
lain apabila tidak diawetkan akan mempunyai umur hanya 10 sampai 12 tahun.
(%) 2 2 2 2
(g/cm ) (kg/cm ) (kg/cm ) (kg/cm )
Tiang Den 12 0,47 137.000 548 522
Tiang Cemara 12 0,51 127.000 548 498
Tiang Aras 12 0,33 79.000 422 353
Tiang Damar 15,7 0,45 4.000 295
Tiang Rasamala 14,7 0,80 92.000 575 598
Tiang Ulin 15,5 1,04 184.000 1.113 734
24
Gambar 28.
Konstruksi tiang kayu yang digunakan pada jaringan distribusi
Tiang baja yang digunakan berupa pipa-pipa baja bulat yang disambung
dengan diameter yang berbeda dari pangkal hingga ujungnya. Pada umumnya
ukuran penampang bagian pangkal lebih besar dari ukuran penampang bagian
atasnya (ujung).
25
Melihat konstruksinya yang lebih kokoh, lurus dan bentuknya lebih indah
dibandingkan dengan tiang kayu, tiang baja ini banyak dipakai. Walaupun ongkos
pengangutan dan pemeliharaan tiang baja ini lebih mahal , tetapi bila dibanding-kan
dengan tiang kayu maka tiang baja ini lebih banyak dipilih untuk penyangga kawat
penghantar jaringan distribusi, terutama untuk jaringan distribusi tegangan tinggi.
Hal ini disebabkan beban penompang pada jaringan distribusi tegangan tinggi lebih
besar bila dibandingkan beban penompang pada jaringan distribusi tegangan rendah.
Tiang baja bulat sangat banyak digunakan untuk penopang jaringan listrik
SUTM dan SUTR. Disamping penggunaan jenis lainnya seperti: tiang kayu, tiang
beton bertulang, tiang beton bertulang dan tiang konstruksi baja.
Tiang baja bulat ukuran 11 m sering dipakai untuk penopang jaringan SUTM.
Tiang baja bulat ukuran 9 m digunakan untuk penopang jaringan SUTR.
Baja bulat ukuran 8 m digunakan untuk tiang penyangga kawat pada penguat
tiang jenis (schoer kontra mast).baja bulat ukuran 3 m dipakai pada penyambungan
tiang 9 m adalah untuk jaringan SUTR, dimana akan dipasangkan jaringan di atas
jaringan SUTR tersebut.
Gambar 30.
Ukuran Tiang Baja Jenis Mannasmann
26
Tiang jenis ini lebih mahal dari pada tiang kayu tetapi lebih murah dari pada tiang
baja bulat. Tiang ini banyak digunakan untuk mendistribusikan tenaga listrik di
daerah pedesaan dan daerah terpencil atau di tempat-tempat yang sulit dicapai.
Karena tiang beton dapat dibuat di tempat tiang tersebut akan didirikan. Tiang beton
bertulang juga dipilih jika dikehendaki adanya sisi dekoratif. Untuk penbuatan beton
bertulang digunakan campuran beton 1 : 1,5 : 3 dengan kerikil yang seragam
berukuran diameter 15 mm.
Tiang beton bertulang memiliki umur yang sangat panjang dengan perawatan yang
sederhana, tetapi tiang ini berukuran besar dan cukup berat. Kelemahannya tiang ini
cendrung hancur jika ditabrak kendaraan.
Gambar 31.
Penampang Tiang Beton Pratekan
Berikut ini. tabel standar specifikasi tiang beton pratekan dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 6 Standar Spesifikasi Tiang Beton Praktekan
3.2.4 Transformator
27
Penghantar atau konduktor merupakan bahan atau komponen peralatan listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan arus dari satu bagian ke bagian lainnya. Pada jaringan
distribusi kawat penghantar dipakai untuk menghantarkan tenaga listrik pada sistem
saluran udara dari pusat pembangkit ke pusat beban. Pada luas penampang kawat
penghantar yang besar akan membuat tahanan kawat penghantar menjadi kecil, sehingga
rugi daya atau kehilangan daya pada jaringan distribusi menjadi berkurang. Bahan dari
konduktor yang biasanya digunakan adalah tembaga dan aluminium [3].
Pada penghantar aluminium lebih murah dan lebih ringan jika dibandingkan dengan
penghantar tembaga, ini yang menyebabkan penghantar aluminium menggantikan
penghantar tembaga. Pada nilai hambatan yang sama penghantar aluminium memiliki
diameter yang lebih besar daripada penghantar tembaga, ini merupakan suatu keuntungan
dari penghantar aluminium.
AAC (All Aluminium Conductor) adalah suatu kawat penghantar yang seluruhnya
AAAC (All Aluminium Alloy Conductor) adalah suatu kawat penghantar yang
Kabel XLPE (Cross Linked Polyethylene) atau kabel isolasi sintetis adalah
konduktor yang diisolasi dengan material atau bahan XLPE (Cross Linked Polyethylene)
didalam kabel XLPE ini, setiap lapisan diberi lapisan semi konduktor, kemudian diberi
isolasi lalu dipasang semi konduktor dan setelah itu dipasang selubung pelindung.
Berdasarkan inti kabel, maka sebagai penghantar atau konduktor yang banyak digunakan
adalah tembaga dan aluminium. Isolasi XLPE mempunyai ketahanan kerja lebih baik,
meskipun harganya yang mahal jika dibandingkan dengan isolasi sintetis jenis lain [3].
Isolasi XLPE mempunyai karakteristik paling baik, akan tetapi pada umumnya isolasi
sintetis mempunyai kelebihan dibandingkan dengan isolasi kertas yaitu sebagai berikut:
a. Lebih bersih.
b. Bobotnya yang ringan, karena tidak memerlukan selubung logam.
c. Perbaikan dan pemeliharaannya mudah.
d. Cara penyambungannya sederhana.
e. Suhu kerjanya lebih tinggi (khusus untuk XLPE), karena itu kapasitas
penyalurannya besar
Setiap logam memiliki tahanan jenis (𝜌) yang nilainya berbeda-beda, semakin kecil
nilai tahanan jenis (resistivitas) suatu logam maka makin baik dipakai sebagai penghantar
(konduktor). Misalnya pada penghantar tembaga dengan suhu 20°C memiliki tahanan
jenis (𝜌) yang cukup kecil yaitu sebesar 1,77 mikro-ohm-cm dan merupakan logam yang
baik dipakai sebagai penghantar, apabila dibandingkan dengan penghantar aluminium
dengan suhu 20°C yang memiliki tahanan jenis (𝜌) yaitu sebesar 2,83 mikro-ohm-cm.
Tahanan jenis ini adalah salah satu faktor untuk menentukan besarnya nilai tahanan
(R) pada suatu penghantar, selain faktor luas penampang penghantar (A) dan panjang
penghantar (L) pada suatu jaringan. Semakin panjang suatu jaringan, maka akan jauh
juga jarak tempuh arus listrik tersebut dan semakin besar pula tahanan penghantar
tersebut. Sebaliknya apabila diameter atau luas penampang penghantar semakin besar,
maka aliran listrik dapat mengalir dengan mudah dan nilai tahanan dari penghantar juga
semakin kecil. Dimana besarnya tahanan dari suatu penghantar sebanding dengan
panjangnya jaringan dan berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar.
Resistansi atau tahanan dari suatu penghantar dapat dirumuskan dengan persamaannya
sebagai berikut:
30
𝜌. L
R=
A....................................................................................................
Dimana :
3.5 Daya
Daya adalah laju sebuah energi yang berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.
Daya diperoleh dari adanya tegangan diantara sebuah elemen yang dilalui oleh arus. Daya
disimbolkan dengan P. Besarnya daya dapat dinyatakan dalam satuan Watt (W). Daya
listrik merupakan hasil perkalian antara tegangan (V) dan arus (I).
(P = V. I)
Faktor daya adalah rasio perbandingan antara daya aktif (dalam satuan Watt) dengan
daya semu (dalam satuan VA) yang berbeda sudut fasa antara arus dan tegangan, yang
disebabkan reaktansi rangkaian. Suatu rangkaian induktif dikatakan mempunyai faktor
daya yang tertinggal dan rangkaian kapasitif dikatakan mempunyai faktor daya yang
mendahului. Istilah untuk faktor daya yang tertinggal dan mendahului berturut-turut
menunjukan bahwa arus tersebut tertinggal dari atau mendahului tegangan yang
terpasang.
Faktor daya adalah petunjuk yang menyatakan sifat suatu beban. Faktor daya biasanya
disimbolkan dengan cos Ф.
S V.I
Daya aktif adalah daya yang dimanfaatkan atau dibutuhkan oleh beban. Daya aktif
merupakan daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya. Daya aktif biasanya
disimbolkan dengan P. Satuan daya aktif adalah Watt (W). Daya aktif dapat
dimanfaatkan antara lain sebagai penerangan, pemanas, dan memutar objek.
Daya reaktif adalah daya yang hilang. Daya yang diperhitungkan berdasar nilai sin Ф
disebut daya reaktif. Daya reaktif merupakan jumlah daya yang dibutuhkan untuk
pembentukan medan magnet. Daya reaktif biasanya disimbolkan dengan Q. Satuan daya
reaktif adalah Volt Ampere Reaktif (VAR). Daya reaktif merupakan daya yang tidak
dapat dimanfaatkan sehingga nilainya akan mempengaruhi kualitas daya [9]. Daya reaktif
dapat dirumuskan dengan persamaan 2.6. dan 2.7.
Daya semu adalah daya yang didapat dari hasil perkalian antara tegangan dengan arus
pada suatu jaringan. Daya semu biasanya disimbolkan dengan S. Satuan daya semu
adalah Volt Ampere (VA). Bentuk daya yang merupakan sisi miring segitiga disebut daya
semu.
Daya semu untuk satu Phasa dan Tiga Phasa dapat dirumuskan dengan persamaan
Q= V. I. sin Ф
Ф
P = V. I. cos Ф
Daya Aktif :
P = V. I. cos Ф
Daya Reaktif :
Q = V. I. sin Ф
Daya Semu :
S = V. I
Dimana :
33
IL = IP, yaitu pada hubungan bintang, arus saluran atau arus jala-jala sama dengan arus
phasa. VL = √3. VP, yaitu pada hubungan bintang, tegangan antar saluran atau jala-jala
adalah √3 kali tegangan phasa. (√3 = 1,73)
Hubungan delta biasanya disebut sebagai sistem hubungan mesh (∆). Skema umum dari
hubungan delta dapat dilihat pada gambar 2.8. Untuk penyederhanaan, maka yang ditandai hanya
satu pasang nilai phasa dan saluran atau jala-jala.
Dimana :
VL = VP, yaitu untuk hubungan delta, tegangan antar saluran atau jala-jala sama dengan
tegangan phasa. IL = √3. IP, yaitu untuk hubungan delta, arus saluran atau jala-jala adalah
√3 kali arus phasa. (√3 = 1,73)
34
Pada proses penyaluran energi listrik melalui jaringan distribusi ke beban akan
mengalami rugi daya dalam saluran yang dapat mengurangi daya listrik. Rugi daya
pada jaringan distribusi tenaga listrik disebabkan oleh arus yang mengalir melalui
konduktor atau penghantar. Rugi daya adalah hilangnya daya listrik akibat tahanan atau
resistansi pada penghantar atau konduktor. Rugi daya juga dapat diartikan sebagai
selisih antara daya yang dikirim dengan daya yang diterima oleh beban (konsumen)
Besarnya rugi daya aktif dapat dirumuskan dengan persamaan 2.10. dan 2.11. Untuk
Dimana :
Besarnya rugi daya reaktif dapat dirumuskan dengan persamaan 2. 12. dan 2.13.
Dimana :
Untuk mengetahui besarnya nilai rugi daya dapat juga menggunakan persamaan 2.14.
SL = Ss – Sr / PL = Ps – Pr / QL = Qs – Qr.......................................................(2.14)
Daya yang dikirimkan (Ss) dan Daya yang diterima (Sr) dapat dirumuskan dengan
Ss = √3 x Vs x I*.................................................................................................(2.15)
Sr = √3 x Vr x I*.................................................................................................(2.16)
Dimana :
I : Arus (Ampere)
Untuk mengetahui besarnya nilai tegangan di ujung kirim (Vs) dan tegangan di
ujung terima (Vr) dapat dirumuskan dengan persamaan 2.17. dan 2.18.
Dimana :
Vs : Tegangan di ujung kirim (Volt)
(Volt)
Reaktansi Induktif (XL) merupakan komponen yang bersifat melawan arus listrik
XL = 2 x π x f x L.............................................................................................(2.19)
Dimana :
f : Frekuensi (Hz)
Besarnya reaktansi induktif dari rangkaian tiga fasa dapat dirumuskan dengan persamaan
2.20
GMD Ø..................................................................................................................( 2.20)
Xl = 0,1447. Log
GMR
Dimana :
GMR : r. e-1/4
3
√Dab x Dbc x Dac, GMR (Geometric Mean Radius) atau radius rata-rata
geometris = r. e-1/4
Besarnya luas penampang kawat dan jari-jari kawat dapat dirumuskan dengan
..........................................................................................................
A = π . r2 (2.21)
r = √ (A / π)......................................................................................................(2.22)
Dimana :
Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar.
Jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum berbanding lurus dengan
panjang saluran dan beban serta berbanding terbalik dengan luas penampang
penghantar. Jatuh tegangan pada saluran adalah selisih antara tegangan pada sisi kirim
dan tegangan pada sisi terima tenaga listrik. Pada saluran arus bolak-balik besarnya
jatuh tegangan tergantung pada impedansi saluran serta dari beban dan faktor daya.
Besarnya jatuh tegangan dinyatakan baik dalam % (persen) atau dalam besaran volt
[16].
Besarnya jatuh tegangan dapat dirumuskan dengan persamaan 2.23. dan 2.24. Untuk
Dimana :
I : Arus Saluran
(Ampere)
Z : Impedansi, Z = R + j X (Ohm)
Biaya listrik adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan listrik dalam
pembangkitan, penyaluran, dan distribusi energi listrik sepanjang tahun. Biaya yang
harga, pajak dan bunga pinjaman ditambah pengeluaran untuk mengembalikan modal.
Kehilangan energi listrik akibat dari rugi daya dapat menyebabkan perusahaan
listrik sebagai pensuplai mengalami kerugian biaya listrik. Kerugian biaya listrik ini
disebabkan oleh energi listrik yang terdistribusikan tidak diterima sebesar energi listrik
yang dikirim, sehingga energi listrik yang dikirim tidak dapat terjual semua atau
seluruhnya. Oleh sebab itu, perlu dicari berapa besar biaya listrik yang diakibatkan oleh
rugi daya.
Biaya listrik dapat dirumuskan dengan persamaan 2.25 dan persamaan 2.26.
W = P x t = 3 x I2 x R x L x h.........................................................................(2.25)
Dimana :
Biaya Listrik = W x TTL = Daya Listrik (KW) x Jam Pemakaian (hour) x Biaya /
TTL (Rp).........................................................................................................(2.26)
Dimana :
BAB IV
Konstruksi dasar jaringan distribusi 20kv yang telah dibangun sepanjang ....meter Mempunyai
kode ‘C’. Menurut specification book dari PT PLN ada sekitar puluhan jenis konstruksi ‘C’.
Pada penulisan laporan ini, hanya akan menjelaskan beberapa jenis konstruksi yang banyak
terpasang atau digunakan. Konstruksi tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut: C-1, C-2, C- 4,