Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS TUBERCULOSIS

1 Definisi penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium


(Pengertian) tuberculosis (MTb). Sebagian besar kuman MTb menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya
2 Anamnesis Terdapat gejala utama Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih, batuk
dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu : dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak napas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,
demam meriang lebih dari 1 bulan.
Pada pasien dengan HIV positif, batuk seringkali bukan merupakan gejala
TB yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu
atau lebih.
Selain gejala tersebut, perlu dipertimbangkan pemeriksaan pada orang
dengan faktor risiko seperti kontak erat dengan pasien TB, tinggal di
daerah padat penduduk, wilayah kumuh, daerah pengungsian, dan orang
yang bekerja dengan bahan kimia yang berisiko menimbulkan paparan
infeksi paru.
3 Pemeriksaaan Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior terutama
fisik daerah apeks dan segmen posterior (S1 & S2) , serta daerah apeks lobus
inferior (S6) berupa suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah,
ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma & mediastinum.
Pada pleuritis tuberkulosa, kelainan pemeriksaan fisik tergantung dari
banyaknya cairan di rongga pleura. Pada perkusi ditemukan pekak, pada
auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi
yang terdapat cairan.
Pada limfadenitis tuberkulosa, terlihat pembesaran kelenjar getah bening,
tersering di daerah leher, kadang-kadang di daerah ketiak. Pembesaran
kelenjar tersebut dapat menjadi “cold abscess”.
4 Pemeriksaan 1. Pemeriksaan TCM (Tes cepat molekuler) dengan metode Xpert
penunjang MTB/RIF. TCM merupakan sarana untuk penegakan diagnosis, namun
tidak dapat dimanfaatkan untuk evaluasi hasil pengobatan.
2. Dahak miksroskopis langsung dengan mengumpulkan dua contoh uji
dahak yang dikumpulkan berupa dahak sewaktu dan pagi.
Pemeriksaan dahak digunakan untuk menentukan potensi penularan
dan menilai keberhasilan pengobatan (evaluasi) dilakukan akhir bulan
ke-2 pengobatan dan akhir bulan ke-5 pengobatan.
3. Laboratorium: anti HIV. Bila perlu dilakukan pemeriksaan Darah Rutin
2, ureum, creatinine, enzim transaminase, gula darah sewaktu,
HbsAg.
4. Radiologi: Foto thoraks pada awal diagnose dan akhir pengobatan.
5. Pemeriksaan lain: analisis cairan pleura, atau pemeriksaan
histopatologi jaringan pada kasus yang dicurigai TB ekstra paru.
6. Pemeriksaan uji kepekaan obat. Uji kepekaan obat bertujuan untuk
menentukan ada tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT. Dilakukan
bila terdapat indikasi.
5 kriteria Diagnosis Sesuai dengan alur diagnosa TB dari permenkes 67 tahun 2016 (terlampir)
6 Diagnosa Kerja Tuberkolosa paru terkonfirmasi bakteriologi / histopatologi/ klinis
7 Diagnosa Banding 1. Jika BTA negatif masih mungkin pneumonia, tumor/keganasan paru,
jamur paru, penyakit paru akibat kerja
2. Jika BTA positif masih mungkin mycobacterium Other Than
Tuberculosa (MoTT)
8 Terapi 1. Oksigenasi
2. Perbaikan keadaan umum
3. Pemberian obat simtomatis (sesuai keadaan pasien)
4. OAT lini pertama :
a. Rifampisin (R)
b. Isoniazid (H)
c. Pyrazinamid (Z)
d. Etambutol (E)
e. Streptomycin (S)
5. Pemberian Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan kategori penderita
dengan dosis dibawah ini :
a. OAT kategori I : 2 RHZE/4R3H3
b. OAT kategori II : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau 2 (HRZE)S/
(HRZE)/5(HR)E.
Tabel dosis

9 Edukasi 1. Etika batuk: tidak buang dahak sembarangan


2. Istirahat dengan nutrisi yang adekuat
3. Minum obat teratur, tidak boleh putus
10 Prognosis Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita,
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat.
Perawatan yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis
penyakit pada penderita yang dirawat
11 Kompetensi Spesialis Paru : 4
12 Indikator medis EVALUASI TUBERCULOSIS
No. Konten Ya Tidak Keterangan
1. Penegakan Diagnosis
2. Pemeriksaan anti HIV
3. Pemberian OAT
13 Kriteria pasien Komplikasi dan efek samping telah teratasi
pulang rawat inap
14 Kepustakaan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 67 tahun 2016
tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB)
PDPI. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Tuberkulosis Di Indonesia
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai