Anda di halaman 1dari 11

OBAT TERATOGENIK, OBAT KEMOTERAPI DAN ANTI

DIABETES

Dosen Pengampu: Nyna Puspita Ningrum, SST., M.Kes.

Disusun oleh:

EARLY IKE FARHANAH (217010002)

RORA AISYAH SILVANI (217010008)

RIKE WAHYUNI DWI A. (217010020)

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN S1 KEBIDANAN

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah Obat Teratogenik, Obat
Kemoterapi dan anti diabetes.

Makalah ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Farmakologi Kebidanan pada
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya atas terselesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan,
keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Namun demikian,
penulis berharap semoga apa yang sudah penulis persembahkan ini dapat bermanfaat khususnya
pada penulis dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 18 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB III

PEMBAHASAN

1.1 HIPERTENSI

A. Pengertian
Anti hipertensi merupakan jenis pengobatan baik oral maupun parenteral,
yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi ( Hipertensi ). Cara mengetahutin
ggi tidaknya tekanan darah seseorang adalah dengan mengetahui terlebih dahulutekanan
darahnya, yaitu dengan mengambil dua ukuran yang umumnya diukur
denganmenggunakan alat yang disebut dengan tensimeter, kemudian diketahui
tekanandarahnya. Contoh 120/80 mmHg, angka 120 menunjukkan tekanan darah
atas pembuluh arteri dari denyut jantung yang disebut tekanan darah sistolik, kemudianan
gka 80 merupakan tekanan darah bawah saat tubuh sedang beristirahat tanpamelakukan
aktivitas apapun yang disebut dengan tekanan darah diastolik.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan peningkatan tekanan
darahsehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar
dari90 mmHg( Priyanto, 2010 ).

Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastole (mmHg)


Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-90
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-100
Hipertensi tingkat 2 ˃160 ˃100

B. Klasifikasi Obat Anti Hipertensi


 berdasarkan aksinya, obat anti hipertensi diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu :
1. Diuretik
Bekerja melalui berbagai mekanisme untuk meningkatkan ekskresinatrium, air
klorida, sehingga dapat menurunkan volume darah dan cairanekstraseluler. Akibatnya
terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Berikut jenis antihipertensi yang
termasuk pada kategori Antagonis Reseptor Beta :

a. Furosemide
Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix,uresix.
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubulike dalam
intersitium pada ascending limb of henle.
Indikasi : Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantungkongesti, sirosis
hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing, lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
Dosis : Dewasa 40 mg/hr
Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr

b. HCT (Hydrochlorothiaside)
Sediaan obat : Table
Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natriumsehingga volume
darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifermenurun.
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung,cirrhosis hati, gagal
ginjal kronis, hipertensi.
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia,hipertensi pada
kehamilan.
Dosis : Dewasa 25–50 mg/h
Anak 0,5–1,0 mg/kgBB/12–24 jam

2. Antagonis Reseptor- Beta


Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan denyut dancurah
jantung.Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Antagonis
ReseptorBeta :
a. Asebutol (Beta bloker)
Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide.
Sediaan obat : tablet, kapsul.
Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas renin,
menurunka outflow simpatetik perifer.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma, kardiomiopati obtruktif
hipertropi, tirotoksitosis.
Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes mellitus, bradikardia,
depresi.
Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu
Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).
b. Atenolol (Beta bloker)
Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin, internolol.
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek pada
reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor di
ginjal.
Indikasi : hipertensi ringan – sedang, aritmia
Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung tersembunyi, bradikardia, syok
kardiogenik, anuria, asma, diabetes.
Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan tidur, kulit
kemerahan, impotensi.
Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan bersama insulin. Diuretik
tiazid meningkatkan kadar trigliserid dan asam urat. Iskemia perifer berat bila diberi
bersama alkaloid ergot.
Dosis : 2 x 40 – 80 mg/hr

c. Metoprolol (Beta bloker)


Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti vasodilatasi perifer, efek pada
reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor beta
1 di ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek,
dan dapat diberikan beberapa kali sehari.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik,
sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat
menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris
Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok kardiogenik,
gagal jantung tersembunyi
Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, diare
Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek antihipertensinya
Dosis : 50 – 100 mg/kg.

d. Propranolol (Beta bloker)


Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan curah jantung,
menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik di pusat vasomotor
otak.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren, stenosis subaortik
hepertrofi, miokard infark, feokromositoma
Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia dan blok jantung tingkat
II dan III, gagal jantung kongestif. Hati – hati pemberian pada penderita biabetes
mellitus, wanita haminl dan menyusui.
Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah, bronkospasme, agranulositosis,
depresi.
Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan.

3. Antagonis Reseptor - Alfa


Menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara normal berespon terhadap
rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Kalsium Antagonis:
a. Klonidin (alfa antagonis)
Nama paten : Catapres, dixarit
Sediaan obat : Tablet, injeksi.
Mekanisme kerja : menghambat perangsangan saraf adrenergic di SSP.
Indikasi : hipertensi, migren
Kontraindikasi : wanita hamil, penderita yang tidak patuh.
Efek samping : mulut kering, pusing mual, muntah, konstipasi
Dosis : 150 – 300 mg/hr.

4. Kalsium Antagonis
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan mengintervensi influks
kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi. Penghambat kalsium memiliki kemampuan
yang berbeda-beda dalam menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan resistensi
perifer.

Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Kalsium Antagonis:


a. Diltiazem (kalsium antagonis)
Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium melalui slow
cannel calcium.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler perifer.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan saluran cerna.
Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan bersama beta bloker. Efek
terhadap konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan bersama amiodaron dan digoksin.
Simotidin meningkatkan efeknya.
Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan

b. Nifedipin (antagonis kalsium)


Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin, Farmalat, Nifecard, Vasdalat.
Sediaan obat : Tablet, kaplet
Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer, menurunkan spasme arteri
coroner.
Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme coroner, gagal jantung
refrakter.
Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker menimbulkan hipotensi berat atau
eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis dalam darah. Meningkatkan waktu protombin
bila diberikan bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan kadarnya dalam plasma.
Dosis : 3 x 10 mg/hr

c. Verapamil (Antagonis kalsium)


Nama paten : Isoptil
Sediaan obat : Tablet, injeksi
Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel otot jantung dan vaskuler
sistemik sehingga menyebabkan relaksasi arteri coroner, dan menurunkan resistensi
perifer sehingga menurunkan penggunaan oksigen.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren.
Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik, fibrilasi, blok jantung
tingkat II dan III, hipersensivitas.
Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema, lesu, dipsnea,
bradikardia, kulit kemerahan.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias menimbulkan efek negative pada
denyut, kondiksi dan kontraktilitas jantung. Meningkatkan kadar digoksin dalam darah.
Pemberian bersama antihipertensi lain menimbulkan efek hipotensi berat. Meningkatkan
kadar karbamazepin, litium, siklosporin. Rifampin menurunkan efektivitasnya. Perbaikan
kontraklitas jantung bila diberi bersama flekaind dan penurunan tekanan darah yang
berate bila diberi bersama kuinidin. Fenobarbital nemingkatkan kebersihan obat ini.
Dosis : 3 x 80 mg/hr

5. ACE inhibitor
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim yang diperlukan
untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal ini menurunkan tekanan darah
baik secara langsung menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II diperlukan untuk
sintesis aldosteron, maupun dengan meningkatkan pengeluaran netrium melalui urine
sehingga volume plasma dan curah jantung menurun.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori ACE inhibitor :
a. Kaptopril
Nama paten : Capoten
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga menurunkan
angiotensin II yang berakibat menurunnya pelepasan renin dan aldosterone.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada penderita dengan riwayat angioedema
dan wanita menyusui.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia, pandangan
kabur, myalgia.
Dosis : 2 – 3 x 25 mg/hr.

b. Lisinopril
Nama paten : Zestril
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas
vasopressor dan sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, wanita hamil, hipersensivitas.
Efek samping : batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung, insomnia, pusing.
Dosis : awal 10 mg/hr

c. Ramipril
Nama paten : Triatec
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas
vasopressor dan sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, hipersensivitas. Hati – hati
pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut, bingung, susah tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Indometasin
menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm meningkat.
Dosis : awal 2,5 mg/hr

6. Vasodilato
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot
pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek
samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan
pusing.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Vasodilator :
a. Hidralazin
Nama paten : Aproseline
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer menurun,
meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna, muka merah, kulit
kemerahan.
osis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.

2.1 ANTI KOLVUSAN

A. PENGERTIAN

B. Klasifikasi Obat Anti Konvulsan

Anda mungkin juga menyukai