Makalah Farmakologi Obat Teratogenik
Makalah Farmakologi Obat Teratogenik
DIABETES
Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah Obat Teratogenik, Obat
Kemoterapi dan anti diabetes.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Farmakologi Kebidanan pada
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya atas terselesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan,
keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Namun demikian,
penulis berharap semoga apa yang sudah penulis persembahkan ini dapat bermanfaat khususnya
pada penulis dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB III
PEMBAHASAN
1.1 HIPERTENSI
A. Pengertian
Anti hipertensi merupakan jenis pengobatan baik oral maupun parenteral,
yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi ( Hipertensi ). Cara mengetahutin
ggi tidaknya tekanan darah seseorang adalah dengan mengetahui terlebih dahulutekanan
darahnya, yaitu dengan mengambil dua ukuran yang umumnya diukur
denganmenggunakan alat yang disebut dengan tensimeter, kemudian diketahui
tekanandarahnya. Contoh 120/80 mmHg, angka 120 menunjukkan tekanan darah
atas pembuluh arteri dari denyut jantung yang disebut tekanan darah sistolik, kemudianan
gka 80 merupakan tekanan darah bawah saat tubuh sedang beristirahat tanpamelakukan
aktivitas apapun yang disebut dengan tekanan darah diastolik.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan peningkatan tekanan
darahsehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar
dari90 mmHg( Priyanto, 2010 ).
a. Furosemide
Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix,uresix.
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubulike dalam
intersitium pada ascending limb of henle.
Indikasi : Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantungkongesti, sirosis
hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing, lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
Dosis : Dewasa 40 mg/hr
Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr
b. HCT (Hydrochlorothiaside)
Sediaan obat : Table
Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natriumsehingga volume
darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifermenurun.
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung,cirrhosis hati, gagal
ginjal kronis, hipertensi.
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia,hipertensi pada
kehamilan.
Dosis : Dewasa 25–50 mg/h
Anak 0,5–1,0 mg/kgBB/12–24 jam
4. Kalsium Antagonis
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan mengintervensi influks
kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi. Penghambat kalsium memiliki kemampuan
yang berbeda-beda dalam menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan resistensi
perifer.
5. ACE inhibitor
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim yang diperlukan
untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal ini menurunkan tekanan darah
baik secara langsung menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II diperlukan untuk
sintesis aldosteron, maupun dengan meningkatkan pengeluaran netrium melalui urine
sehingga volume plasma dan curah jantung menurun.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori ACE inhibitor :
a. Kaptopril
Nama paten : Capoten
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga menurunkan
angiotensin II yang berakibat menurunnya pelepasan renin dan aldosterone.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada penderita dengan riwayat angioedema
dan wanita menyusui.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia, pandangan
kabur, myalgia.
Dosis : 2 – 3 x 25 mg/hr.
b. Lisinopril
Nama paten : Zestril
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas
vasopressor dan sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, wanita hamil, hipersensivitas.
Efek samping : batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung, insomnia, pusing.
Dosis : awal 10 mg/hr
c. Ramipril
Nama paten : Triatec
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas
vasopressor dan sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, hipersensivitas. Hati – hati
pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut, bingung, susah tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Indometasin
menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm meningkat.
Dosis : awal 2,5 mg/hr
6. Vasodilato
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot
pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek
samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan
pusing.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Vasodilator :
a. Hidralazin
Nama paten : Aproseline
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer menurun,
meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna, muka merah, kulit
kemerahan.
osis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.
A. PENGERTIAN