Proposal Digital Marketing
Proposal Digital Marketing
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
Idris yanto Niode, “Sektor UMKM di Indonesia:Profil, Masalah, dan Strategi Pemberdayaan,
Jurnal kajian Ekonomi dan Bisnis vol.2 No1 (2009), 1-10. issn 1979-1607. Diakses pada tanggal 04
Juli 2022 dari situs http://repository.ung.ac.id/get/kms/9446/jurnal-sektor-umkm-di- indonesia-profit-
masalah-dan-strategi-pemberdayaan.pdf.
1
produk melalui internet .2 Dengan menggunakan digital marketing proses
transaksi lebih mudah dan murah karena media komunikasi hanya mengeluarkan
biaya pulsa untuk mendukung komunikasi.Media promosi yang paling baik
karena bisa menampilkan dan berbagi gambar lewat media ke komunitas dan
masyarakat. Update informasi dapat dilakukan setiap waktu. Dan yang paling
penting peningkatan volume penjualan rata-rata 100%.3
Media sosial merupakan sarana digital marketing yang paling mudah untuk
dimanfaatkan. Media sosial dapat dikatakan sebagai gerbang pembuka sebuah
usaha untuk meluncur di dunia maya untuk menjangkau lebih luas target market
yang sulit dijangkau dalam dunia nyata. Efek kecepatan dalam
penyebaran informasi merupakan keunggunalan yang dapat diperoleh dengan
memanfaatkan media sosial. Tidak hanya itu, hal-hal yang disampaikan melalui
media sosial juga memiliki kekuatan yang shareable degan mudah. Bahkan
feedback dari khalayak juga dapat dengan segera dilihat serta dianalisis untuk
kemajuan market yang bersangkutan. Selain biaya yang murah dan tidak perlu
keahlian khusus dalam melakukan inisiasi awal, media sosial dianggap mampu
untuk secara langsung meraih (engage) calon konsumen.4
3
Theresia Pradiani “Pengaruh Sistem Pamasaran Digital Marketing Terhadap Peningkatan
Pendapatan Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan” JIBEKA Vol 11 No.2 2017. hlm. 52. Risa Ratna
Gumilang “Implementasi Digital Marketing Terhadap Peningkatan Penjualan Hasil Home Industri” JIM,
Vol.10.No.1 (2019), 14.diakses pada tanggal 04 juli 2022 dari situs https://doi.org/10.32812/jibeka.v11i2.45
4
Ascharisa Mettasatya Afrilia “Digital Marketing Sebagai Strategi Komunikasi Pemasaran
“waroeng Ora Umum” Dalam Mingkatkan Jumlah Konsumen” JURKOM, Vol.1 No.1 ( 2018). hlm.
156. diakses pada tanggal 03 juli 2022 dari situs https://doi.org/10.24329/jurkom.v1i1.21
2
memungkinkan penjual untuk memantau dan menyediakan kebutuhan serta
keinginan calon pembeli tanpa batasan waktu dan geografis. Digital marketing
juga merupakan cara komunikasi dua arah yang dapat menimbulkan
awareness dan engagement masyarakat terhadap produk dan merek tertentu. para
pelaku UMKM hendaknya bisa memanfaatkan media digital sebagai salah
satu upaya pemasaran produknya sehingga konsumen lebih mengenal produk
5
R. J. Naimah, M. W. Wardana, R. Haryanto, and A. Pebrianto,“Penerapan Digital
marketing Sebagai Strategi Pemasaran UMKM,” J. IMPACT Implement Action , vol. 2, no. 2, (2020)
hlm. 39 diakses pada tanggal 03 juli 2022 dari situs https://doi.org/10.31961/impact.v2i2.844
6
T. Pradiani, “Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing Terhadap Peningkatan Volume
Penjualan Hasil Industri Rumahan,” Jurnal Ilmu Bisnis dan Ekonomi. Asia, vol. 11, no. 2, (2018) hlm.
46–53, diakses pada tanggal 05 juli 2022 dari situs https://doi.org/10.32812/jibeka.v11i2.45
3
Dalam Islam berbisnis melalui online diperbolehkan selagi tidak
terdapat unsur-unsur riba, kezaliman, monopoli dan penipuan. Jual beli
adalah bentuk dasar dari kegiatan ekonomi manusia dan merupakan aktivitas
yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bahkan, Rasulullah S.A.W sendiri
pun telah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu
berdagang. Rasulullah S.A.W mengisyaratkan bahwa jual beli itu halal selagi
suka sama suka (Antaradhin). Karena jual beli online memiliki dampak positif
karena dianggap praktis, cepat dan mudah. Pada hakikatnya, Islam adalah agama
yang mengajarkan nilai-nilai etik, moral dan spiritual yang berfungsi sebagai
pedoman hidup di segala bidang bagi para pemeluknya, tak terkecuali bidang
ekonomi. Banyak sekali ajaran Islam yang mendorong agar umatnya mau bekerja
keras untuk mengubah nasibnya sendiri, berlaku jujur dalam berbisnis, mencari
usaha dari tangannya sendiri, berlomba-lomba dalam kebaikan7
Islam tidak pernah melarang umatnya untuk menjadi kaya. Dalam sebuah
hadist Rasulullah SAW bersabda, “Setiap muslim harus berusaha sekuat tenaga
agar keluar dari kemiskinan dan semakin jauh dari kekufuran” (HR.
AtThabrani). Dari ayat Al-Qur‟an dan hadist diatas dapat disimpulkan bahwa
orang Islam harus kaya, dan memanfaatkan harta kekayaantersebut dijalan
yang mulia. Kekayaan bukan milik hak sendiri, melainkan ada hak orang lain
didalamnya. Bila dikaitkan dengan Maqasyid Syariah, jelas bahwa dengan
pandangan islam, motivasi manusia dalam melakukan aktivitas ekonomi adalah
untuk memenuhi kebutuhannya dalam arti memperoleh kemaslahatan dunia dan
akhirat. Kebutuhan yang belum terpenuhi merupakan kunci utama dalam suatu
proses motivasi. Karena seseorang akan terdorong untuk berprilaku apabila
terdapat kekurangan dalam hidupnya.
7
Muhammad Yunus, Islam Dan Kewirausahaan Inovativ, (Malang: UIN- Malang Press, 2008).
Hlm. 9-10.
4
telah dilakukan pada sejumlah UMKM yang berada di Kecamatan Natar
penulis menemukan permasalahan terkait perkembangan UMKM di
wilayah tersebut. Yaitu minimnya pengetahuan terkait penggunaan digital
marketing terhadap sejumlah UMKM, sehingga banyak pelaku UMKM
khusunya usaha mikro dan kecil. Sehingga banyak pelaku UMKM yang masih
memfokuskan pada penjualan offline karena mereka menganggap penjualan
offline lebih mudah dan lebih praktis. Dalam era perkembangan teknologi ini
nampaknya menjadi masalah serius bagi para pelaku UMKM, karena kegagapan
yang dialami menghambat perkembangan usaha mikro kecil dan menengah. Hal
tersebut menjadi masalah serius dengan fakta bahwa tidak semua pelaku UMKM
dapat memanfaatkan adanya digital marketing guna menunjang dan
memperkenalkan produk mereka. Jika hal ini terus berlanjut dan tidak ada
kemauan dari pelaku umkm tentunya akan berimbas pada usaha yang mereka
tekuni. Pada dasarnya penggunaan digital marketing sangatlah bermanfaat bagi
para pelaku UMKM karena dapat menjangkau penjualan lebih luas, oleh
sebab itu penggunaan digital marketing sangat menguntungkan karena lebih
fleksibel.
Dari Uraian latar belakang diatas, maka dari itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Peranan Digital Marketing terhadap Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Kota Kisaran Timur Umatera
Utara”.
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang hendak di kaji tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.:
1) Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang
digital marketing pada umumnya.
2) Secara praktis
Adapun manfaat secara praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
b. Bagi Akademisi
6
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan laporan
penelitian yang berhubungan dengan perkembangan usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) dan dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian
selanjutnya.
E. Definisi operasional
1) Digital marketing
F. Penelitian Terdahulu
8
Undang-Undang No. 20 tahun 2008. “Situs Resmi Bank Indonesia”,http://bi.go.id/uu-bi-/documents
(15 Februari 2019)
7
Bengkulu)” dengan hasil penelitian Penerapan e-commerce berpengaruh
signifikan terhadap perkembangan usaha mikro kecil dan menengah di Kota
Bengkulu. Hal ini dibuktikan dalam uji t dengan nilai sig yang kurang dari
alpha (α = 0.05) yaitu 0,010. Hasil uji koefisien determinasi ( ) dengan nilai
R square sebesar 0,196 atau 19,6 %, yang artinya bahwa variabel penerapan e-
commerce berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha mikro kecil
dan menengah di Kota Bengkulu, dengan keterangan interpretasi koefisien
kategori sangat rendah.
8
menengah (umkm) di era covid-19 (Studi Kasus di Cv Tri Utami Jaya)” dengan
hasil penelitian CV Tri Utami Jaya merupakan salah satu UMKM yang masih
bertahan pada masa pandemi ini dengan memanfaatkan media sosial sebagai
strategi pada masa pandemi covi-19 ini. Adapun Strategi yang dilakukan oleh
CV Tri Utami Jaya untuk bertahan pada masa pandemi covid-19 adalah
melakukan pemasaran melalui media sosial, promosi melalui media sosial dan
kualitas produk dan pelayanan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa dengan
menggunakan strategi pemsaran melalui media sosial CV Tri Utami Jaya
dapat bertahan di era covid-19.
G. Sistematika Penulisan
9
Bab ketiga berisi membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari: jenis
penelitian, lokasi penulisan, subjek penelitian, data dan sumber data, teknik
pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, analisis data, dan uji keabsahan
data
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan tentang Peranan Digital Marketing
1) Pengertian Peranan
Menurut soerjono sokanto Peranan merupakan suatu tindakan yang lebih banyak
menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses, jadi tepatnya
adalah bahwa seseorang menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peranan.10 Akan tetapi Bryant dan White menyatakan bahwa
peran didefenisikan sebagai suatu deskrisi “pekerjaan untuk seseorang atau individu
yang mengandung harapan-harapan tertentu yang tidak mempedulikan siapa yang
menduduki suatu posisi tersebut”. Defenisi Definisi tersebut dapat menjelaskan
bahwa peran merupakan suatu deskripsi pekerjaan atau tugas seseorang yang
didalamnya mengandung harapan-harapan terhadap orang-orang yang menduduki
posisi tersebut tersebut.11 Dalam hal ini, peranan yang dimaksud adalah peranan
digital marketing, yang mana digital marketing merupakan penerapan teknologi
9
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), Ed. Ke-3, Cet. Ke- 4, hlm. 854
10
Abdullah, Mustafa dan Soerjono Soekanto,Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, Jakarta: Rajawali,
1987. Hlm. 221
11
D Fibiansani. 2018. Definisi peranan. Diakses pada tanggal 05 Juli 2022 dari situs
http://repository.uinsu.ac.id/4890/8/BAB%20II.pdf
11
yang dapat membentuk hubungan online ke pasar, baik melalui website, database
dan email. Bahkan beberapa inovasi terkini kini dijadikan sebagai media
pemasaran secara digital, mulai dari blog, Podcast, feed, dan konten dari media
sosial lainnya. Upaya ini dapat dinilai memiliki pangsa besar dalam kegiatan
marketing.
2) Digital Marketing
12
menjadi salah satu platform untuk melakukan promosi produk dan jasa dari
pelaku usaha, investor kecil maupun perusahaan. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa digital marketing tidak memiliki batasan karena baik pelaku
usaha maupun konsumen dapat melakukan promosi maupun mengkonsumsi
promosi menggunakan perangkat teknologi yang saat ini sudah berkembang
seperti ponsel, tablet, laptop, TV, media sosial, SEO, video, email dan lain
sebaginya.
Digital Marketing atau bias disebut juga pemasaran digital, saat ini dikenal
dengan sebutan Marketing 4.0. Marketing 4.0 adalah pendekatan pemasaran
yang menggabungkan interaksi online dan ofline antara perusahaan dan
pelanggan. Dalam ekonomi digital , interaksi digital saja tidaklah cukup.
Bahkan, didunia yang semakin online, sentuhan offline mewakili
14
Ina Ratnasari, Anggi Pasca Arnu, Hannie, Digital Marketing Pada StartUp dan UMKM :
Praktik Melakukan Pemasaran Berbasis Digital Menuju UMKM Tangguh, Kompetitif, dan Ungggul di
Era Revolusi Industri 4.0, Cet ke 1 (Yogyakarta: Absolute Media, 2021), hlm. 10
15
Rusmanto Maryanto, Pengantar Digital marketing: modul praktikum manajemen pemasaran
berbasis IT, (Jakarta: Self-publishing 2017), hlm. 3
13
diferentasisiasi yang kuat.Marketing 4.0 juga memadukan gaya dengan
substansi. Meskipun sangat penting bagi merek untuk lebih fleksibel dan adaptif
karena adanya tren teknologi yang berubah cepat. 16
1) Sosial Media
Media sosial adalah istilah umum untuk perangkat lunak dan layanan
berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk dapat saling berkumpul
16
Philip Kotler, dkk, Marketing 4.0 Bergerak dari tradisional ke Digital, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama 2019), hlm.24
17
Yoyo Sudaryo, dkk., Digital Marketing dan Fintech di Indonesia (Yogyakarta: Penerbit
Andi, 2020), hlm. 18
18
Kartajaya, H., New Wave Marketing. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009)
14
secara online dan saling berpartisipasi dalam bentuk interaksi social. Interaksi
itu dapat mencangkup teks, audio, gambar, video dan media social lainnya,
secara individu atau dalam kombinasi apapun. Adapun beberapa contoh social
media diantaranya:
a. Instagram
b. Facebook
Fecobook merupakan layanan jenjang social yang memiliki lebih dari satu
miliar pengguna aktif yang dapat digunakan untuk berinteraksi antara satu
dengan yang lain yang baik yang memiliki ketertarikan yang sama maupun
tidak
c. Marketplace
1) Shopee: Shopee adalah serambi perdagangan elektronik yang berkantor
pusat di Singapura dibawah SEA Group.
2) Tokopedia: Tokopedia merupakan perusahaan perdagangan elektronik
atau sering disebut toko daring.Sejak didirikan pada tahun 2009,
Tokopedia telah bertransformasi menjadi sebuah unicorn yang
berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara.
3) Lazada: Lazada adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
layanan jual beli online dan ritel e-commerce, hasil pengembangan
dari perusahaan incubator teknologi internet asal Jerman yaitu Rocket
Internet
15
d. Social Network
16
c) Manfaat Digital Marketing
1) Target bisa diatur sesuai demografi, domisili, gaya hidup, dan bahkan
kebiasaan
2) Hasil cepat terlihat sehingga pemasar dapat melakukan tindakan koreksi
atau perubahan apabila dirasa ada yang tidak sesuai
3) Biaya jauh lebih murah daripada pemasaran konvensional;
4) Jangkauan lebih luas karena tidak terbatas geografis
5) Dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu
6) Hasil dapat diukur, misalnya jumlah pengunjung situs, jumlah konsumen
yang melakukan pembelian online
7) Bisa melakukan engagement atau meraih konsumen karena komunikasi
terjadi secara langsung dan dua arah sehingga pelaku usaha membina
relasi dan menumbuhkan kepercayaan konsumen.
17
Definisi dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai berikut. 21
1) Usaha Mikro
a. Memiliki nilai kekayaan bersih Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
21
UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 1 tentang Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM)
22
UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 tentang Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM)
18
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
2) Usaha Kecil
a. Memiliki nilai kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00 (lima
puluh juta rupaih) sampai paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus jutarupiah).
3) Usaha menengah
a. Memiliki nilai kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar).
c) Jenis-jenis UMKM
Adapun jenis jenis dari Usaka Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat di
golongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Usaha kuliner, salah satu bentuk usaha atau bisnis yang paling banyak
di gandrungi bahkan hingga kalangan muda sekalipun. Berbekal
inovasi dalam bidang makanan dan modal yang tidak terlalu besar, bisnis
ini terbilang cukup menjanjikan mengingat setiap hari semua orang yang
membutuhkan makanan.
2) Manufaktur, jumlah usaha menufaktur sangatlah banyak.Kategori ini
meliputi percetakan, pabrik pembuatan baja, pabrik pembuatan rekreasi,
manufaktur pakaian, perusahaan mebel, perusahaan lemari dan
19
perusahaan roti. Bisnis manufaktur meliputi pengubahan bahan baku
menjadi produk yang di butuhkan oleh masyarakat.
3) Usaha fashion, selain makanan, UMKM dibidang fashion juga sedang
banyak diminati karena setiap tahun mode tren fashion baru selalu hadir
yang tentunya meningkatkan pendapatan pelaku bisnis fashion.
4) Jasa, sektor jasa merupakan suatu bidang yang beraneka ragam, ada
seratus peluang bisnis jasa, jasa merupakan produk yang tidak bisa
diraba yang secara fisik tidak dapat dimiliki dan yang meliputi kinerja
atau karya.
5) Grosir, meliputi penjualan ke penjual yang lain, seperti pengecer, grosir
yang lain atau perusahaan industry. Pedagan grosis merupakan suatu bisnis
bebas, yang memegang kepemilikan barang di pasar. Perusahaan grosir
kecil juga menjual beraneka macam produk berupa makanan, supplies,
mesin, peralatan rumah tangga, beras, buah dan sayur mayur. Bisnis ini
melayani sebagi suatu mata rantai antara manufaktur dan pengecer atau
pemakai industry
6) Pengecer merupakan pedagang yang menjual barang barang pada
konsumen akhir.
7) Usaha jenis pertanian , usaha ini mencangkup pertanian di bidang
persawahan seperti padi, sayur sayuran maupun perkebunan seperti karet,
lada, sawit, kopi dan lainya. 23
d) Ciri-ciri UMKM
1) Jenis komoditi/barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa
berganti sewaktu-waktu
2) Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu- waktu
3) Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi
dan keungan usaha masih disatukan
23
Pandji Anoraga, Pengantar Bisnis dalam Era Globalisasi 1 ed (Rineka Cipta: Jakarta, 2011),
hlm. 53-55.
20
4) Sumber daya manusia (SDM) didalamnya belum mempunyai
jiwa wirausaha yang mumpuni
5) Biasnya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah
6) Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun
sebagian telah memiliki akses ke lembaga keuangan non bank.
7) Pada umunya belum mempunyai surat izin usaha atau legalitas,
termasuk NPWP
Jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa
itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama
21
dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini, penjual harus dapat meyakinkan
kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang
diharapkan. Untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa
masalah penting yang sangat berkaitan, yakni, Jenis dan karateristik barang
yang ditawarkan, harga produk, syarat penjualan seperti: pembayaran,
penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi, dan sebagainya.
Masalah-masalah tersebut biasanya menjadi pusat perhatian pembeli
sebelum melakukan pembelian. Selain itu, perlu memperhatikan jumlah serta
sifat-sifat tenaga penjualan yang akan dipakai. Dengan tenaga penjualan yang
baik dapatlah dihindari timbulnya rasa kecewa pada para pembeli dalam
pembeliannya.
b) Modal
Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang
yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila
lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual
harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ke tempat pembeli.
Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha,
seperti : alat transport, tempat peragaan baik di dalam perusahaan maupun di
luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat
dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
22
d) Faktor Lain
2) Keuntungan Usaha
3) Tenaga Kerja
Tenaga kerja atau man power adalah kelompok penduduk dalam usia
kerja. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja.Angkatan kerja terdiri dari:
23
a. Golongan yang bersekolah,
b. Golongan yang mengurus rumah tangga
c. Golongan lain-lain atau menerima pendapatan.
4) Cabang Usaha
24
Sumarsono, Ekonomi Sumber Daya Manusia Teori Dan Kebijakan Publik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009),hlm. 3
24
Berdarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata cabang jika dipadankan
dengan kata kantor memiliki pengertian satuan usaha (kedai, toko), lembaga
perkumpulan, kantor, dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan yang
lebih besar. Cabang juga berarti terpecah, tidak terpusat pada satu saja. 25
25
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakases pada tanggal 06 juli 2022
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
26
Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2011), cet. IV, hllm. 74
26
Subyek penelitian pada penelitian ini pelaku UMKM di Kecamatan Kota
Kisaran Timur Sumatera Utara.
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder
1) Data Primer
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, biasanya berupa bukti,
catatan, atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (data dokumen) baik
yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. data sekunder dalam penelitian ini
berasal dari Kantor dinas Kecamatan Kecamatan Kota Kisaran Timur Sumatera
Utara.
1) Observasi
27
Observasi atau pengamatan adalah alat pngumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang akan
diselidiki.27
2) Wawancara
27
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), hlm. 70
28
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma baru, (Bandung:Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 231
29
Mardalis, Metode Penelitian Suatu pendekatan Proposal, Cet. Ke-7 (Jakarta: Bumi Aksara,
2007),hlm. 64
30
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&G ed 2 (Bandung: Alfabeta
2012), hlm. 140.
28
3) Dokumentasi
31
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Edisi Revisi III”, Cet.
Ke-5, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.62
29
NO RUMUSAN INDIKATOR PERTANYAAN
MASALAH
Pelaku Pelaku Pelaku
UMKM UMKM UMKM
1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
4. 4. 4.
Teknik analisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam ketegori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan mana yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami untuk diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data
yang digunakan adalah sebagai berikut.
Data yang diperoleh merupakan data yang terkait dengan UMKM yang ada di
Kecamatan. Kota Kisaran Timur Sumatera Utara. perkembangan UMKM
30
kemudian di sederhanakan dengan data yang relevan sehingga bisa menjawab
dan memberi solusi pada permasalahan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
31
Ascharisa Mettasatya Afrilia “Digital Marketing Sebagai Strategi Komunikasi
Pemasaran “waroeng Ora Umum” Dalam Mingkatkan Jumlah
Konsumen” JURKOM, Vol.1 No.1. 2018
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, 2009. Jakarta: Bumi
Aksara
Cicik Harini, Heru Sri Wulan, Feri Agustina, Digital Marketing Bagi
UMKM ed 1, 2021. Bandung : Media Sains Indonesia
Ina Ratnasari, Anggi Pasca Arnu, Hannie, Digital Marketing Pada StartUp
dan UMKM : Praktik Melakukan Pemasaran Berbasis Digital Menuju
UMKM Tangguh, Kompetitif, dan Ungggul di Era Revolusi Industri 4.0,
Cet ke 1, 2021. Yogyakarta: Absolute Media
Kartajaya, H., New Wave Marketing. 2009. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
32
Pandji Anoraga, Pengantar Bisnis dalam Era Globalisasi 1 ed. 2011. Rineka
Cipta: Jakarta
Philip Kotler, dkk, Marketing 4.0 Bergerak dari tradisional ke Digital, 2019.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
33
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma baru. 2011
Bandung: Remaja Rosdakarya
34