Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Arus globalisasi yang cepat membuat perkembangan tekonologi kearah serba


digital saat ini semakin pesat. Pada era digital seperti ini, manusia secara umum
memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba
elektronik. Teknologi menjadi alat yang mempu membantu sebagian besar
kebutuhan manusia. Tekonologi telah dapat digunakan oleh manusia untuk
mempermudah melakukan apapun tugas dan pekerjaan penting.Peran penting
teknologi yang membawa peradaban manusia memasuki era digital. Era digital
telah membawa berbagai perubahan yang baik sebagai dampak positif yang bisa
digunakan sebaik- baiknya.Namun dalam waktu yang bersamaan, era digital juga
membawa dampak negatif, sehingga menjadi tantangan baru dalam kehidupan
manusia di era digital. Tantangan pada era digital telah pula masuk kedalam
berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan,
dan teknologi informasi itu sendiri.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu andalan


utama bagi ketahanan ekonomi sebuah negara.Terbukti dimasa krisis dengan
bertumbangannya banyak usaha konglomerasi yang dililit hutang luar
negeri,usaha kecil menengah terutama yang berorientasi ekspor justru meraup
keuntungan yang luar biasa 1. Kurangnya kemampuan manajerial dan minimnya
keterampilan pengoprasian dalam mengorganisir dan terbatasnya pamasaran
merupakan hal yang mendasar selalu dihadapi oleh UMKM dalam merintis
sebuah usaha bisnis untuk dapat berkembang.

Tingginya pengaruh digital marketing kini merupakan strategi pemasaran


yang lebih prospektif karena para calon pelanggan potensial mulai membeli

1
Idris yanto Niode, “Sektor UMKM di Indonesia:Profil, Masalah, dan Strategi Pemberdayaan,
Jurnal kajian Ekonomi dan Bisnis vol.2 No1 (2009), 1-10. issn 1979-1607. Diakses pada tanggal 04
Juli 2022 dari situs http://repository.ung.ac.id/get/kms/9446/jurnal-sektor-umkm-di- indonesia-profit-
masalah-dan-strategi-pemberdayaan.pdf.

1
produk melalui internet .2 Dengan menggunakan digital marketing proses
transaksi lebih mudah dan murah karena media komunikasi hanya mengeluarkan
biaya pulsa untuk mendukung komunikasi.Media promosi yang paling baik
karena bisa menampilkan dan berbagi gambar lewat media ke komunitas dan
masyarakat. Update informasi dapat dilakukan setiap waktu. Dan yang paling
penting peningkatan volume penjualan rata-rata 100%.3

Media sosial merupakan sarana digital marketing yang paling mudah untuk
dimanfaatkan. Media sosial dapat dikatakan sebagai gerbang pembuka sebuah
usaha untuk meluncur di dunia maya untuk menjangkau lebih luas target market
yang sulit dijangkau dalam dunia nyata. Efek kecepatan dalam
penyebaran informasi merupakan keunggunalan yang dapat diperoleh dengan
memanfaatkan media sosial. Tidak hanya itu, hal-hal yang disampaikan melalui
media sosial juga memiliki kekuatan yang shareable degan mudah. Bahkan
feedback dari khalayak juga dapat dengan segera dilihat serta dianalisis untuk
kemajuan market yang bersangkutan. Selain biaya yang murah dan tidak perlu
keahlian khusus dalam melakukan inisiasi awal, media sosial dianggap mampu
untuk secara langsung meraih (engage) calon konsumen.4

Penggunaan teknologi digital telah memengaruhi semua aspek kegiatan

manusia, termasuk pemasaran. Pemasaran berbasis digital digunakan untuk


memperoleh konsumen, membangun preferensi mereka, promosi merek,
memelihara konsumen, serta meningkatkan penjualan yang pada akhirnya
meningkatkan profit. Digital marketing memungkinkan pembeli memperoleh
seluruh informasi mengenai produk dan bertransaksi melalui internet, dan
2
Yuli Rahma Suci “Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) Di
Indonesia” jurnal Ilmiah cano Ekonomi, vol.6.No.1 (2017), hlm. 57. Diakses pada tanggal 04 juli 2022
dari situs https://journal.upp.ac.id/index.php/cano/article/view/627

3
Theresia Pradiani “Pengaruh Sistem Pamasaran Digital Marketing Terhadap Peningkatan
Pendapatan Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan” JIBEKA Vol 11 No.2 2017. hlm. 52. Risa Ratna
Gumilang “Implementasi Digital Marketing Terhadap Peningkatan Penjualan Hasil Home Industri” JIM,
Vol.10.No.1 (2019), 14.diakses pada tanggal 04 juli 2022 dari situs https://doi.org/10.32812/jibeka.v11i2.45

4
Ascharisa Mettasatya Afrilia “Digital Marketing Sebagai Strategi Komunikasi Pemasaran
“waroeng Ora Umum” Dalam Mingkatkan Jumlah Konsumen” JURKOM, Vol.1 No.1 ( 2018). hlm.
156. diakses pada tanggal 03 juli 2022 dari situs https://doi.org/10.24329/jurkom.v1i1.21

2
memungkinkan penjual untuk memantau dan menyediakan kebutuhan serta
keinginan calon pembeli tanpa batasan waktu dan geografis. Digital marketing
juga merupakan cara komunikasi dua arah yang dapat menimbulkan
awareness dan engagement masyarakat terhadap produk dan merek tertentu. para
pelaku UMKM hendaknya bisa memanfaatkan media digital sebagai salah
satu upaya pemasaran produknya sehingga konsumen lebih mengenal produk

yang dihasilkan oleh UMKM tersebut .5

Pemasaran digital sangat membantu suatu usaha guna mengenalkan produk


atau barang yang dijual guna memperoleh keuntungan. Sosial media sendiri
sangat membantu para pelaku usaha contohnya seperti instagram, didalam media
sosial instagram sendiri ada banyak fitur seperti feed, story bahkan siaran
langsung. melalui feed tersebut mereka pelaku usaha dapat mengenalkan
produknya, sementara story sendiri berguna untuk menyunting bila pelaku usaha
melakukan flash sale guna untuk menarik perhatian konsumen.6

Pemasaran memegang suatu peranan yang sangat penting dalam bergulirnya


suatu bisnis. pemasaran pun dibutuhkan untuk menganalisis perilaku konsumen
yang digunakan untuk mengetahui tempat yang tepat untuk menjual produk.
Setiap uang yang dikeluarkan dan pengembangan produk yang dilakukan akan
menjadi sia-sia jika pemasaran dalm suatu bisnis tidak berjalan dengan baik.
digital marketing telah berubah menjadi alat penting untuk bersaing dalam pasar,
hal itu disebabkan orang-orang telah masuk ke dalam era digital, sehingga digital
marketing menjadi alat yang paling efisien untuk menjangkau konsumen pada
saat ini. Dengan demikian, penelitian di bidang pemasaran dan khususnya di
bidang digital marketing menarik untuk dilakukan.

5
R. J. Naimah, M. W. Wardana, R. Haryanto, and A. Pebrianto,“Penerapan Digital
marketing Sebagai Strategi Pemasaran UMKM,” J. IMPACT Implement Action , vol. 2, no. 2, (2020)
hlm. 39 diakses pada tanggal 03 juli 2022 dari situs https://doi.org/10.31961/impact.v2i2.844
6
T. Pradiani, “Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing Terhadap Peningkatan Volume
Penjualan Hasil Industri Rumahan,” Jurnal Ilmu Bisnis dan Ekonomi. Asia, vol. 11, no. 2, (2018) hlm.
46–53, diakses pada tanggal 05 juli 2022 dari situs https://doi.org/10.32812/jibeka.v11i2.45

3
Dalam Islam berbisnis melalui online diperbolehkan selagi tidak
terdapat unsur-unsur riba, kezaliman, monopoli dan penipuan. Jual beli
adalah bentuk dasar dari kegiatan ekonomi manusia dan merupakan aktivitas
yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bahkan, Rasulullah S.A.W sendiri
pun telah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu
berdagang. Rasulullah S.A.W mengisyaratkan bahwa jual beli itu halal selagi
suka sama suka (Antaradhin). Karena jual beli online memiliki dampak positif
karena dianggap praktis, cepat dan mudah. Pada hakikatnya, Islam adalah agama
yang mengajarkan nilai-nilai etik, moral dan spiritual yang berfungsi sebagai
pedoman hidup di segala bidang bagi para pemeluknya, tak terkecuali bidang
ekonomi. Banyak sekali ajaran Islam yang mendorong agar umatnya mau bekerja
keras untuk mengubah nasibnya sendiri, berlaku jujur dalam berbisnis, mencari
usaha dari tangannya sendiri, berlomba-lomba dalam kebaikan7

Islam tidak pernah melarang umatnya untuk menjadi kaya. Dalam sebuah
hadist Rasulullah SAW bersabda, “Setiap muslim harus berusaha sekuat tenaga
agar keluar dari kemiskinan dan semakin jauh dari kekufuran” (HR.
AtThabrani). Dari ayat Al-Qur‟an dan hadist diatas dapat disimpulkan bahwa
orang Islam harus kaya, dan memanfaatkan harta kekayaantersebut dijalan
yang mulia. Kekayaan bukan milik hak sendiri, melainkan ada hak orang lain
didalamnya. Bila dikaitkan dengan Maqasyid Syariah, jelas bahwa dengan
pandangan islam, motivasi manusia dalam melakukan aktivitas ekonomi adalah
untuk memenuhi kebutuhannya dalam arti memperoleh kemaslahatan dunia dan
akhirat. Kebutuhan yang belum terpenuhi merupakan kunci utama dalam suatu
proses motivasi. Karena seseorang akan terdorong untuk berprilaku apabila
terdapat kekurangan dalam hidupnya.

UMKM merupakan bisnis yang sangat berpotensi dalam meningkatkan


kesejahteraan masyarakat sekitar, kesadaran akan peran pentingnya dalam
kegiatan perekonomian masyarakat. Berdasarkan hasil pengaamatan yang

7
Muhammad Yunus, Islam Dan Kewirausahaan Inovativ, (Malang: UIN- Malang Press, 2008).
Hlm. 9-10.

4
telah dilakukan pada sejumlah UMKM yang berada di Kecamatan Natar
penulis menemukan permasalahan terkait perkembangan UMKM di
wilayah tersebut. Yaitu minimnya pengetahuan terkait penggunaan digital
marketing terhadap sejumlah UMKM, sehingga banyak pelaku UMKM
khusunya usaha mikro dan kecil. Sehingga banyak pelaku UMKM yang masih
memfokuskan pada penjualan offline karena mereka menganggap penjualan
offline lebih mudah dan lebih praktis. Dalam era perkembangan teknologi ini
nampaknya menjadi masalah serius bagi para pelaku UMKM, karena kegagapan
yang dialami menghambat perkembangan usaha mikro kecil dan menengah. Hal
tersebut menjadi masalah serius dengan fakta bahwa tidak semua pelaku UMKM
dapat memanfaatkan adanya digital marketing guna menunjang dan
memperkenalkan produk mereka. Jika hal ini terus berlanjut dan tidak ada
kemauan dari pelaku umkm tentunya akan berimbas pada usaha yang mereka
tekuni. Pada dasarnya penggunaan digital marketing sangatlah bermanfaat bagi
para pelaku UMKM karena dapat menjangkau penjualan lebih luas, oleh
sebab itu penggunaan digital marketing sangat menguntungkan karena lebih
fleksibel.

Dari Uraian latar belakang diatas, maka dari itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Peranan Digital Marketing terhadap Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Kota Kisaran Timur Umatera
Utara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang hendak


dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Bagaimana penggunaan Digital Marketing di kalangan Usaha Mikro Kecil dan


Menengah (UMKM) di Kecamatan Kota Kisaran Timur Sumatera Utara?
2) Bagaimana peran digital marketing terhadap usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) di Kecamatan Kota Kisaran Timur Sumatera Utara?

5
C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang hendak di kaji tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk:

1) Untuk mengetahui penggunaan Digital Marketing di kalangan Usaha Mikro


Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Kota Kisaran Timur Sumatera
Utara
2) Untuk mengetahui peran digital marketing terhadap usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) di Kecamatan Kota Kisaran Timur Sumatera Utara

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.:

1) Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang
digital marketing pada umumnya.
2) Secara praktis

Adapun manfaat secara praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :

a. Bagi Pengembang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Memberikan sumbangan pemikiran bagi pelaku UMKM agar dapat


mengoptimalkan dalam mengembangkan usaha yang dimilikinya.

b. Bagi Akademisi

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang peran Sosial Mediaterhadap


perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui perspektif
Bisnis Islam.

c. Bagi peneliti selanjutnya

6
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan laporan
penelitian yang berhubungan dengan perkembangan usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) dan dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian
selanjutnya.

E. Definisi operasional
1) Digital marketing

Menurut Ridwan Sanjaya dan Josua Tarigan, digital marketing adalah


kegiatan pemasaran termasuk branding (pengenalan merek) yang menggunakan
berbagai media berbasis web seperti blog, website, e-mail, adwords, jejaring
social. Digital marketing tersebut dijukan terhadap perkembangan UMKM di
Kecamatan Kota Kisaran Timur Sumatera Utara.

2) Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja


dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat
berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas
nasional.8 Dalam hal ini, UMKM yang dimaksud ditujukan pada UMKN di
Kecamatan Kota Kisaran Timur Sumatera Utara

F. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis memaparkan lima penelitian terdahulu yang


relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang peranan digital marketing
terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kecamatan Kota Kisaran
Timur Sumatera Utara.

Penelitian Pertama, Alfadila Darma Sari tahun 2020 berjudul : “Pengaruh


penerapan e-commerce terhadap perkembangan usaha mikro kecil dan
menengah (Studi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kota

8
Undang-Undang No. 20 tahun 2008. “Situs Resmi Bank Indonesia”,http://bi.go.id/uu-bi-/documents
(15 Februari 2019)

7
Bengkulu)” dengan hasil penelitian Penerapan e-commerce berpengaruh
signifikan terhadap perkembangan usaha mikro kecil dan menengah di Kota
Bengkulu. Hal ini dibuktikan dalam uji t dengan nilai sig yang kurang dari
alpha (α = 0.05) yaitu 0,010. Hasil uji koefisien determinasi ( ) dengan nilai
R square sebesar 0,196 atau 19,6 %, yang artinya bahwa variabel penerapan e-
commerce berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha mikro kecil
dan menengah di Kota Bengkulu, dengan keterangan interpretasi koefisien
kategori sangat rendah.

Penelitian kedua, Kartika Dwi Sara tahun 2020 berjudul : “Peran


Kewirausahaan dan E-Commerce terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) dalam Perspektif Islam (studi Kota Surabaya)”.
Dengan hasil penelitian Berdasarkan etika bisnis Islam atau sikap pebisnis
Muslim yang sesuai dengan syariat Islam menunjukkan bahwa mayoritas
informan telah mengetahui dan telah memulai menerapkannya hanya saja
terdapat minoritas yang memang tidak mengetahui hal tersebut. 2)
Berdasarkan pemanfaatannya dalam menggunakan platform e-commerce
mayoritas informan telah menggunakannya secara baik tetapi terdapat minoritas
yang masih tidak memanfaatkannya dikarenakan lebih berfokus kepada sistem
offline atau kurang konsisten terhadap sistem online.

Penelitian ketiga, Hardian Mursito tahun 2019 berjudul : “Sosial Media


Sebagai Upaya Peningkatan Penjualan Produk UKM (studi kasus di Smesco
Jakarta)” dengan hasil kontribusi atau peran Media sosial sebagai upaya
meningkatkan penjualan sangat berperan efektif dan melalui media sosial
dalam hal ini adalah Facebook, para pelaku Usaha Kecil dan Mikro tidak perlu
mengeluarkan biaya tinggi dalam mempromosikan produknya. Bahkan dengan
penggunaan media sosial seperti facebook dengan tepat mencapai tujuan atau
target pasar dan segmentasi, dalam menaikkan profit penjualan.

Penelitian kelima, Heppyan Indra Saputra tahun 2021 berjudul: “Analisis


strategi pemasaran (media sosial) pada bisnis usaha mikro kecil dan

8
menengah (umkm) di era covid-19 (Studi Kasus di Cv Tri Utami Jaya)” dengan
hasil penelitian CV Tri Utami Jaya merupakan salah satu UMKM yang masih
bertahan pada masa pandemi ini dengan memanfaatkan media sosial sebagai
strategi pada masa pandemi covi-19 ini. Adapun Strategi yang dilakukan oleh
CV Tri Utami Jaya untuk bertahan pada masa pandemi covid-19 adalah
melakukan pemasaran melalui media sosial, promosi melalui media sosial dan
kualitas produk dan pelayanan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa dengan
menggunakan strategi pemsaran melalui media sosial CV Tri Utami Jaya
dapat bertahan di era covid-19.

Dari keempat hasil penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas, terdapat


kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Akan tetapi dari
keempat penelitian tersebut tidak ada yang benar-benar sama dengan masalah
yang akan diteliti. Oleh karena itu penelitian yang berjudul “peranan digital
marketing terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kecamatan
Kota Kisaran Timur Sumatera Utara” dapat dilakukan karena masalah yang akan
diteliti bukan duplikasi dari penelitian-penelitian yang sebelumnya.

G. Sistematika Penulisan

Pada sistematika penulisan, penulis akan menjelaskan secara ringkas bab


demi bab secara berurutan. Urutan bab penulisan bab yang akan disajikan adalah
sebagai berikut:

Bab pertama berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,


rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional,
penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan.

Bab kedua berisi kajian teori/perpustakaan yang meliputi tinjaun tentang


pengelolaan lembaga bahasa, pembahasannya meliputi pengelolaan dan lembaga
bahasa. Kemudian tinjauan tentang pembinaan keahlian berbahasa asing,
pembahasannya meliputi pembinaan keahlian dan keahlian berbahasa asing.

9
Bab ketiga berisi membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari: jenis
penelitian, lokasi penulisan, subjek penelitian, data dan sumber data, teknik
pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, analisis data, dan uji keabsahan
data

10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan tentang Peranan Digital Marketing
1) Pengertian Peranan

Sebelum berbicara lebih jauh tentang peranan digital marketing,erlebih dahulu


perlu mendefinisikan pengertian peranan. Peranan menurut terminology adalah
seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh yang berkedudukan di
masyarakat. Dalam bahasa Inggris peranan disebut “role” yang definisinya
adalah “person’s task or duty in undertaking.” Artinya “tugas atau

kewajiban seseorang dalam suatu usaha atau pekerjaan.” Peran diartikan


sebagai perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat. Sedangkan peranan merupakan tindakan yang
dilakukan oleh seorang dalam suatu peristiwa.9

Menurut soerjono sokanto Peranan merupakan suatu tindakan yang lebih banyak
menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses, jadi tepatnya
adalah bahwa seseorang menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peranan.10 Akan tetapi Bryant dan White menyatakan bahwa
peran didefenisikan sebagai suatu deskrisi “pekerjaan untuk seseorang atau individu
yang mengandung harapan-harapan tertentu yang tidak mempedulikan siapa yang
menduduki suatu posisi tersebut”. Defenisi Definisi tersebut dapat menjelaskan
bahwa peran merupakan suatu deskripsi pekerjaan atau tugas seseorang yang
didalamnya mengandung harapan-harapan terhadap orang-orang yang menduduki
posisi tersebut tersebut.11 Dalam hal ini, peranan yang dimaksud adalah peranan
digital marketing, yang mana digital marketing merupakan penerapan teknologi

9
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), Ed. Ke-3, Cet. Ke- 4, hlm. 854
10
Abdullah, Mustafa dan Soerjono Soekanto,Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, Jakarta: Rajawali,
1987. Hlm. 221
11
D Fibiansani. 2018. Definisi peranan. Diakses pada tanggal 05 Juli 2022 dari situs
http://repository.uinsu.ac.id/4890/8/BAB%20II.pdf

11
yang dapat membentuk hubungan online ke pasar, baik melalui website, database
dan email. Bahkan beberapa inovasi terkini kini dijadikan sebagai media
pemasaran secara digital, mulai dari blog, Podcast, feed, dan konten dari media
sosial lainnya. Upaya ini dapat dinilai memiliki pangsa besar dalam kegiatan
marketing.

Penerapan pemasaran dengan memanfaatkan perkembangan teknologi


memang dirasa cukup efektif untuk meningkatkan angka penjualan. Tidak heran,
jika banyak pelaku bisnis menggunakan jasa dari agensi digital Jakarta dan kota
besar lainnya demi mensukseskan usahanya.12

2) Digital Marketing

Pemanfaatan teknologi berupa internet serta media digital telah mendukung


berjalannya proses pemasaran secara modern, dimana seringkali pula
memunculkan jargon atau label atau istilah yang dibuat oleh para akademisi
dan profesional. Digital marketing, web marketing, dan internet marketing
merupakan contoh jargon atau label atau istilah yang telah diciptakan.
Pemanfaatan digital marketing saat ini diimplementasikan oleh para pebisnis
sebagai sarana untuk melakukan promosi produk atau jasa kepada calon pembeli
melalui media yang nyaman dan mudah diakses oleh pembeli. Pada era
sekarang, penggunaan digital marketing dianggap lebih efektif dibandingkan
dengan sistem pemasaran lainnya. Hal tersebut terjadi karena kemudahan,
kenyamanan, keserbaadaan serta kecepatan yang diberikan oleh sistem digital
marketing. Kemudahan digital yang muncul saat ini tidak hanya memberikan
kemuahan kepada konsumen, melainkan juga sebagai sarana bagi para pelaku
usaha untuk menjangkau target pasar secara efektif 13 . Digital marketing
merupakan sebuah pengembangan darii aktivitas pemasaran tradisional yang
tadinya dilakukan secara tatap muka atau luring yang dilakukan dengan
menyebar brosur, beriklan di media cetak maupun televisi. Digital marketing
12
AW Azmi, teori peranan. 2021. Diakses pada tanggal 05 Juli 2022 dari situs http://repository.untag-
sby.ac.id/9464/1/UAS%20_EBISNIS_E_%201211800038_Ahmad%20WafiQulul%20Azmi.pdf
13
Cicik Harini, Heru Sri Wulan, Feri Agustina, Digital Marketing Bagi UMKM ed 1, (Bandung :
Media Sains Indonesia, 2021),hlm. 71

12
menjadi salah satu platform untuk melakukan promosi produk dan jasa dari
pelaku usaha, investor kecil maupun perusahaan. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa digital marketing tidak memiliki batasan karena baik pelaku
usaha maupun konsumen dapat melakukan promosi maupun mengkonsumsi
promosi menggunakan perangkat teknologi yang saat ini sudah berkembang
seperti ponsel, tablet, laptop, TV, media sosial, SEO, video, email dan lain
sebaginya.

Digital marketing atau biasa disebut pemasaran digital dapat diartikan


sebagai penggunaan teknologi digital untuk mencapai tujuan pemasaran serta
upaya pengembangan atau penyesuaian konsep pemasaran itu sendiri, dapat
berkomunikasi dalam cakupan global, dan mengubah cara perusahaan

melakukan bisnis dengan pelanggaan. 14 Digital Marketing adalah promosi


produk atau merek melalui satu atau lebih bentuk media elektronik. Digital
marketing sering disebut juga online marketing, internet marketing, atau wab
marketing, meskipun dibuat dengan computer dan bentuknya elektronik,
promosi melalui radio televise dan cetak digital dalam bentuk billbord spanduk
tidak termasuk digital marketing karena tidak menawarkan umpan balik dan
laporan secara instan. Promosi iklan digital, dapat dilakukan melalui internet
dan perangkat bergerak (mobile device) seperti hp dan tablet dalam bentuk
hlaaman web, pengiriman email, video streaming, dan komunikasi melalui
media sosial dengan aplikasi facebook, Twitter, Instagram, line dan lain-lain.15

Digital Marketing atau bias disebut juga pemasaran digital, saat ini dikenal
dengan sebutan Marketing 4.0. Marketing 4.0 adalah pendekatan pemasaran
yang menggabungkan interaksi online dan ofline antara perusahaan dan
pelanggan. Dalam ekonomi digital , interaksi digital saja tidaklah cukup.
Bahkan, didunia yang semakin online, sentuhan offline mewakili

14
Ina Ratnasari, Anggi Pasca Arnu, Hannie, Digital Marketing Pada StartUp dan UMKM :
Praktik Melakukan Pemasaran Berbasis Digital Menuju UMKM Tangguh, Kompetitif, dan Ungggul di
Era Revolusi Industri 4.0, Cet ke 1 (Yogyakarta: Absolute Media, 2021), hlm. 10
15
Rusmanto Maryanto, Pengantar Digital marketing: modul praktikum manajemen pemasaran
berbasis IT, (Jakarta: Self-publishing 2017), hlm. 3

13
diferentasisiasi yang kuat.Marketing 4.0 juga memadukan gaya dengan
substansi. Meskipun sangat penting bagi merek untuk lebih fleksibel dan adaptif
karena adanya tren teknologi yang berubah cepat. 16

Digital marketing juga dapat berperan dalam menjangkau konsumen


secara tepat waktu, pribadi dan relevan. Tipe pemasaran digital mencakup
banyak teknik dan praktik yang terkandung dalam kategori pemasaran internet.
Pemasaran digital turut menggabungkan faktor psikologis, humanis, antropologi
dan teknologi yang akan menjadi media baru dengan kapasitas besar, interaktif,
dan multimedia. Hasil dari era baru berupa interaksi antara produsen, perantara
pasar dan konsumen. Pemasaran melalui digital sedang diperluas untuk
mendukung pelayanan prusahaan dan keterlibatan dari konsumen.17 Peran
digital marketing dalam aktivitas pemasaran suatu perusahaan adalah agar calon
customer tertarik pada penawaran yang ditawarkan. Bisa berupa iklan, brosur
onnline dan lain sebagainya.

Menjadikan perusahaannya mudah dijangkau oleh pelanggan dengan hadir


di mediamedia dengan akses langsung ke pelanggan merupakan inti dari
digital marketing. Inilah sesungguhnya pendekatan horizontal. Ketika pemasar
dan pelanggan berada di garis yang sama, keduanya dapat saling
menjangkau, kepuasan pelanggan akan pelayanan dapat terpenuhi, karena
customer memang harus dilayani secara horizontal.18

a) Komponen Digital Marketing

Adapun komponen/bentuk digital marketing diantaranya sebagai berikut:

1) Sosial Media

Media sosial adalah istilah umum untuk perangkat lunak dan layanan
berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk dapat saling berkumpul
16
Philip Kotler, dkk, Marketing 4.0 Bergerak dari tradisional ke Digital, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama 2019), hlm.24
17
Yoyo Sudaryo, dkk., Digital Marketing dan Fintech di Indonesia (Yogyakarta: Penerbit
Andi, 2020), hlm. 18
18
Kartajaya, H., New Wave Marketing. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009)

14
secara online dan saling berpartisipasi dalam bentuk interaksi social. Interaksi
itu dapat mencangkup teks, audio, gambar, video dan media social lainnya,
secara individu atau dalam kombinasi apapun. Adapun beberapa contoh social
media diantaranya:

a. Instagram

Merupakan sebuah aplikasi berbagai foto dan video yang


memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil video, menerapkan
filter digital, dan membagikan ke berbagai layanan jenjang social, termasuk
milik instagram sendiri.Aplikasi ini sudah banyak digunakan oleh
pengguna dalam berbagai aspek, dalah satunya yaitu sebagai saranan
promosi

b. Facebook

Fecobook merupakan layanan jenjang social yang memiliki lebih dari satu
miliar pengguna aktif yang dapat digunakan untuk berinteraksi antara satu
dengan yang lain yang baik yang memiliki ketertarikan yang sama maupun
tidak

c. Marketplace
1) Shopee: Shopee adalah serambi perdagangan elektronik yang berkantor
pusat di Singapura dibawah SEA Group.
2) Tokopedia: Tokopedia merupakan perusahaan perdagangan elektronik
atau sering disebut toko daring.Sejak didirikan pada tahun 2009,
Tokopedia telah bertransformasi menjadi sebuah unicorn yang
berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara.
3) Lazada: Lazada adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
layanan jual beli online dan ritel e-commerce, hasil pengembangan
dari perusahaan incubator teknologi internet asal Jerman yaitu Rocket
Internet

15
d. Social Network

Social Nertowk atau layanan jaringan social adalah layanan online,


platform, situs yang berfokus pada pembangunan hubungan social dan
mencerminkan jaringan social atau hubungan social antara orang-orang, yang
memiliki kepentingan dan/atau kegiatan yang sama.19 Contohnya adalah
Gojek dan Grab

1) Gojek: Gojek merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia


yang melayani angkutan melalui jasa ojek
2) Grab: grab merupakan salah satu platform layanan on demand yang
bermarkas di singapura. Berawal dari layanan transportasi, perusahaan
tersebut kini telah mempunyai layanan lain seperti pengantaran makanan
dan pembayaran yang bias diakses lewat aplikasi mobile.

b) Indikator Digital Marketing


1) Transaction / Cost: Transaction / Cost merupakan salah satu teknik promosi
yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi sehingga dapat menekan biaya
dan waktu transaksi.
2) Incentive Program: Incentive program merupakan program-program yang
menarik tertentu menjadi keunggulan dalam setiap promosi yang
dilakukan.Program-program ini juga diharapkan agar dapat memberikan nilai
yang lebih kepada perusahaan.
3) Site Design: Site design merupakan tampilan menarik dalam media digital
marketing yang dapat memberikan nilai positif bagi perusahaan.
4) Interactive: Interactive merupakan hubungan dua arah antara pihak
perusahaan dengan konsumen yang dapat memberikan info dan dapat
diterima dengan baik dan jelas. 20
19
Jonathan Sarwono dan K. Prihartono, Perdagangan Online: Cara Bisnis Di Internet, (Jakarta:
PT Elex Komputindo, 2012), h l m . 71
20
Daniel Laksana And Diah Dharmayanti, Pengaruh Digital Marketing Terhadap Organizational
Performance Dengan Intellectual Capital Dan Perceived Quality Sebagai Variabel Intervening Pada Industri
Hotel Bintang Empat Di Jawa Timur, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 12, No. 1, April (2018), hlm.13.

16
c) Manfaat Digital Marketing

Strategi digital marketing berpengaruh hingga 78% terhadap


keunggulan bersaing UMKdalam memasarkan produknya. Pemanfaatan digital
marketing memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1) Target bisa diatur sesuai demografi, domisili, gaya hidup, dan bahkan
kebiasaan
2) Hasil cepat terlihat sehingga pemasar dapat melakukan tindakan koreksi
atau perubahan apabila dirasa ada yang tidak sesuai
3) Biaya jauh lebih murah daripada pemasaran konvensional;
4) Jangkauan lebih luas karena tidak terbatas geografis
5) Dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu
6) Hasil dapat diukur, misalnya jumlah pengunjung situs, jumlah konsumen
yang melakukan pembelian online
7) Bisa melakukan engagement atau meraih konsumen karena komunikasi
terjadi secara langsung dan dua arah sehingga pelaku usaha membina
relasi dan menumbuhkan kepercayaan konsumen.

Di sisi lain, digital marketing pun memiliki kelemahan, diantaranya:

a. Mudah ditiru oleh pesaing


b. Dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab
c. Reputasi menjadi tidak baik ketika ada respon negative
d. Semua orang belum menggunakan teknologi internet/digital.

B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


a) Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Diakses pada tanggal 06 Juli 2022 dari situs https://doi.org/10.9744/pemasaran.12.1.10-24

17
Definisi dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai berikut. 21

1) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau


badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini
2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dapat dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3) Yang dimaksud usaha kecil dan menengah adalah kegiatan usaha
dengan skala aktivitas yang tidak terlalu besar, manajemen masih sangat
sederhana, modal yang tersedia terbatas, pasar yang dijangkau juga belum
terlalu luas
4) Dunia usaha adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan
usaha besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan
berdomisili di Indonesia.

b) Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Dalam Undang-Undang tersebut mendefinisikan kriteria dari usaha kecil,


mikro dan menengah (UMKM) yang tercantum pada pasal 6 dengan nilai
kekayaan bersih atau nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, atau hasil penjualan tahunan.22

1) Usaha Mikro
a. Memiliki nilai kekayaan bersih Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
21
UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 1 tentang Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM)
22
UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 tentang Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM)

18
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).

2) Usaha Kecil
a. Memiliki nilai kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00 (lima
puluh juta rupaih) sampai paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus jutarupiah).

3) Usaha menengah
a. Memiliki nilai kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar).

c) Jenis-jenis UMKM

Adapun jenis jenis dari Usaka Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat di
golongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Usaha kuliner, salah satu bentuk usaha atau bisnis yang paling banyak
di gandrungi bahkan hingga kalangan muda sekalipun. Berbekal
inovasi dalam bidang makanan dan modal yang tidak terlalu besar, bisnis
ini terbilang cukup menjanjikan mengingat setiap hari semua orang yang
membutuhkan makanan.
2) Manufaktur, jumlah usaha menufaktur sangatlah banyak.Kategori ini
meliputi percetakan, pabrik pembuatan baja, pabrik pembuatan rekreasi,
manufaktur pakaian, perusahaan mebel, perusahaan lemari dan

19
perusahaan roti. Bisnis manufaktur meliputi pengubahan bahan baku
menjadi produk yang di butuhkan oleh masyarakat.
3) Usaha fashion, selain makanan, UMKM dibidang fashion juga sedang
banyak diminati karena setiap tahun mode tren fashion baru selalu hadir
yang tentunya meningkatkan pendapatan pelaku bisnis fashion.
4) Jasa, sektor jasa merupakan suatu bidang yang beraneka ragam, ada
seratus peluang bisnis jasa, jasa merupakan produk yang tidak bisa
diraba yang secara fisik tidak dapat dimiliki dan yang meliputi kinerja
atau karya.
5) Grosir, meliputi penjualan ke penjual yang lain, seperti pengecer, grosir
yang lain atau perusahaan industry. Pedagan grosis merupakan suatu bisnis
bebas, yang memegang kepemilikan barang di pasar. Perusahaan grosir
kecil juga menjual beraneka macam produk berupa makanan, supplies,
mesin, peralatan rumah tangga, beras, buah dan sayur mayur. Bisnis ini
melayani sebagi suatu mata rantai antara manufaktur dan pengecer atau
pemakai industry
6) Pengecer merupakan pedagang yang menjual barang barang pada
konsumen akhir.
7) Usaha jenis pertanian , usaha ini mencangkup pertanian di bidang
persawahan seperti padi, sayur sayuran maupun perkebunan seperti karet,
lada, sawit, kopi dan lainya. 23

d) Ciri-ciri UMKM
1) Jenis komoditi/barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa
berganti sewaktu-waktu
2) Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu- waktu
3) Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi
dan keungan usaha masih disatukan

23
Pandji Anoraga, Pengantar Bisnis dalam Era Globalisasi 1 ed (Rineka Cipta: Jakarta, 2011),
hlm. 53-55.

20
4) Sumber daya manusia (SDM) didalamnya belum mempunyai
jiwa wirausaha yang mumpuni
5) Biasnya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah
6) Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun
sebagian telah memiliki akses ke lembaga keuangan non bank.
7) Pada umunya belum mempunyai surat izin usaha atau legalitas,
termasuk NPWP

e) Indicator perkembangan UMKM

Tolak ukur tingkat keberhasilan dan perkembangan perusahaan kecil


dapat dilihat dari peningkatan omzet penjualan. Tolak ukur perkembangan
usaha haruslah parameter yang dapat diukur sehingga tidak bersifat nisbi
atau bahkan bersifat maya yang sulit untuk dapat dipertanggungjawabkan.
Semakin kongkrit tolak ukur itu semakin mudah bagi semua pihak untuk
memahami serta membenarkan atas diraihnya keberhasilan tersebut.
Adapun indikator yang dipakai dalam penelitian ini, antara lain:

1) Peningkatan Omzet Penjualan

Kata omzet berarti jumlah, sedangkan penjualan kegiatan menjual barang


yang bertujuan mencari laba atau pendapatan. Penjualan adalah usaha yang
dilakukan manusia untuk menyampaikan barang dan jasa kebutuhan yang
telah dihasilkannya kepada mereka yang membutuhkan dengan imbalan uang
menurut harga yang telah ditentukan sebelumnya.Sehingga omzet penjualan
berarti jumlah penghasilan atau laba yang diperoleh dari hasil menjual
barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan
jumlah uang yang diperoleh. Dalam prakteknya, kegiatan penjualan itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagi berikut:

a) Kondisi dan Kemampuan Penjual

Jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa
itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama

21
dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini, penjual harus dapat meyakinkan
kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang
diharapkan. Untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa
masalah penting yang sangat berkaitan, yakni, Jenis dan karateristik barang
yang ditawarkan, harga produk, syarat penjualan seperti: pembayaran,
penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi, dan sebagainya.
Masalah-masalah tersebut biasanya menjadi pusat perhatian pembeli
sebelum melakukan pembelian. Selain itu, perlu memperhatikan jumlah serta
sifat-sifat tenaga penjualan yang akan dipakai. Dengan tenaga penjualan yang
baik dapatlah dihindari timbulnya rasa kecewa pada para pembeli dalam
pembeliannya.

b) Modal

Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang
yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila
lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual
harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ke tempat pembeli.
Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha,
seperti : alat transport, tempat peragaan baik di dalam perusahaan maupun di
luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat
dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.

c) Kondisi Organisasi Perusahaan

Perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian


tersendiri (Bagian Penjualan) yang dipegang oleh orang-orang tertentu atau
ahli dibidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil dimana masalah
penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi-fungsi lain. Hal
ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit, sistem
organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi, serta sarana
yang dimilikinya juga tidak sekompleks perusahaan besar.

22
d) Faktor Lain

Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian


hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya,
diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal
kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan
kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan.
Adapun pengusaha yang berpegang pada suatu prinsip bahwa “paling penting
membuat barang yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan,
maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama.

2) Keuntungan Usaha

Secara teoritis tujuan utama perusahaan adalah untuk memanfaatkan


sumber daya (alam dan manusia) guna mendapatkan manfaat (benefit)
darinya, dalam pengertian komersial manfaat bisa berupa manfaat
megatif yang sering diistilahkan rugi (loss) atau manfaat positif yang sering
disebut sebagai untung (positif). Ukuran yang sering kali digunakan
untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahan adalah
dengan melihat laba yang diperoleh perusahaan. Laba bersih merupakan
selisih positif atas penjualan dikurangi biaya-biaya dan pajak. Pengertian laba
yang dianut oleh organisasi akuntansi saat ini adalah laba akuntansi yang
merupakan selisih positif antara pendapatan dan biaya.

3) Tenaga Kerja

Tenaga kerja atau man power adalah kelompok penduduk dalam usia
kerja. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja.Angkatan kerja terdiri dari:

a. Golongan yang bekerja, dan


b. Golongan yang menganggur dan mencari
peekerjaan.

Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari:

23
a. Golongan yang bersekolah,
b. Golongan yang mengurus rumah tangga
c. Golongan lain-lain atau menerima pendapatan.

Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja ini sewaktu-waktu dapat


menawarkan jasa untuk bekerja. Oleh karena itu kelompok ini sering juga
dinamakan sebagai potensial labour force.24

Tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup


bekerja. Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri
sendiri atupun untuk anggota keliuarga yang tidak menerima bayaran
berupa upah atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk
bekerja, dalam arti mereka menganggur dengan berpaksa karena tidak ada
kesempatan kerja.

Penyerapan tenaga kerja menjelaskan tentang hubungan kuantitas


tenaga kerja yang dikehendaki dengan tingkat upah. Permintaan pengusaha
atas jumlah tenaga kerja yang diminta karena orang tersebut dapat
meningkatkan jumlah barang atau jasa yang diproduksi dan kemudian dijual
kepada konsumen. Adanya pertambahan permintaan perusahaan terhadap
tenaga kerja bergantung kepada pertambahan permintaan masyarakat akan
barang dan jasa yang diproduksi. Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu,
permintaan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan
perubahan faktorfaktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil produksi,
antara lain naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari
perusahaan yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume produksi,
dan harga barang-barang modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan
dalam proses produksi

4) Cabang Usaha

24
Sumarsono, Ekonomi Sumber Daya Manusia Teori Dan Kebijakan Publik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009),hlm. 3

24
Berdarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata cabang jika dipadankan
dengan kata kantor memiliki pengertian satuan usaha (kedai, toko), lembaga
perkumpulan, kantor, dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan yang
lebih besar. Cabang juga berarti terpecah, tidak terpusat pada satu saja. 25

25
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakases pada tanggal 06 juli 2022

25
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Dengan jenis


penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
berusaha memahami makna dari fenomena-fenomena, peristiwa-peristiwa dan
kaitannya dengan orang-orang atau masyarakat yang diteliti dalam konteks
kehidupan dan situasi yang sebenarnya. Sedangkan dikatakan deskriptif karena
peneliti dituntut untuk dapat mencatat dengan teliti dan cermat data yang
berwujud kata-kata, kalimat-kalimat, gambar-gambar dan lain sebagainya.
Kemudian data tersebut dianalisis, digeneralisasikan, dan dijelaskan hingga
menjadi sebuah narasi.26

Penelitian ini menganalisis obyek penelitian dengan cara menyelidiki,


menemukan, menggambarkannya sehingga menghasilkan data deskriptif berupa
peranan digital marketing terhadap UMKM.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan objek penelitian dimana kegiatan penelitian


dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah
atau memprjelas lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian. Adapun alasan
dipilihnya lokasi penelitian di Kecamatan Kota Kisaran Timur Sumatera Utara
sebagai lokasi penelitian yaitu karena di Kecamatan Kota Kisaran Timur
Sumatera Utara belum pernah diadakan penelitian yang serupa khususnya
mengenai Digital Marketing dan pengaruhnya terhadap perkembangan usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM).

C. Subjek Penelitian
26
Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2011), cet. IV, hllm. 74

26
Subyek penelitian pada penelitian ini pelaku UMKM di Kecamatan Kota
Kisaran Timur Sumatera Utara.

Penentuan subjek dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive


yaitu teknik penentuan subyek dengan pertimbangan dan tujuan tertentu yang
karena keadaan, situasi dan posisinya dinilai bisa memberikan pendapat,
informasi, dan pengetahuan, yang dapat mempertanggungjawabkan tentang digital
marketing terhadap UMKM. Oleh sebab itu, maka narasumber dalam penelitian
ini yaitu 5 pelaku UMKM di Kecamatan Kota Kisaran Timur Sumatera Utara.

D. Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder

1) Data Primer

Penelitian menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara


terstruktur, wawancara mendalam dan observasi. Dalam penenlitian ini, data
primer yang di ambil ialah Observasi wawancara dengan pemilik UMKM yang
ada di Kecamatan Kota Kisaran Timur Sumatera Utara.

2) Data Sekunder

Data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, biasanya berupa bukti,
catatan, atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (data dokumen) baik
yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. data sekunder dalam penelitian ini
berasal dari Kantor dinas Kecamatan Kecamatan Kota Kisaran Timur Sumatera
Utara.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan yang peneliti bahas, maka pengumpulan data


pada penelitian ini dapat dilakukan melalui beberapa tehnik berikut ini :

1) Observasi

27
Observasi atau pengamatan adalah alat pngumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang akan
diselidiki.27

Tehnik observasi bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi


mengenai fenomena, peristiwa serta dapat mengukur perilaku, tindakan,
proses kegiatan yang sedang dilakukan, interaksi antara responden dan
lingkungan, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya.28

Jenis observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah obserbvasi non


partisipan. Yaitu observasi dimana peneliti tidak ikut terlibat atau tidak ikut
berperan secara langsung dalam kegiatan subyek yang sedang diamati. Dalam
hal ini peneliti hanya berperan sebagai pengamat independen saja tanpa
terlibat langsung dalam kegiatan UMKM.

2) Wawancara

Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan


peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-
cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan

keterangan kepada si peneliti.29Dalam penelitian ini menggunakan wawancara


tidak terstruktur, artinya wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya30

Metode wawancara dilakukan dengan cara menyampaikan sejumlah


pertanyaan dari peneliti untuk dijawab oleh narasumber pemilik
UMKM untuk mendapatkan suatu informasi.

27
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), hlm. 70
28
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma baru, (Bandung:Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 231
29
Mardalis, Metode Penelitian Suatu pendekatan Proposal, Cet. Ke-7 (Jakarta: Bumi Aksara,
2007),hlm. 64
30
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&G ed 2 (Bandung: Alfabeta
2012), hlm. 140.

28
3) Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau sesuatu


yang berkaitan dengan masalah variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat 31 Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah suatu
metode yang digunakan untuk mengumpulkan data- data yang diperlukan
dengan melalui catatan tertulis. Penulis menggunakan metode ini untuk
memperoleh data-data yang bersumber dari dokumentasi tertulis. Sesuai
dengan keprluan kajian sekaligus pelngkap untuk mencari data-data yang lebih
objektif dan jelas yang berisi mengenai segala bentuk kegiatan yang
dilakukan oleh pelaku UMKM dan pendukung lainnya.

F. Instrument pengumpulan data

Pengumpulan data sebuah penelitian yang dilakukan dengan berbagai metode-


metode penelitian seperti observasi, wawancara, dokumentasi, memerlukan alat
bantu sebagai instrumen. Instrumen yang dimaksud yaitu kamera, telepon, pensil,
ballpoint, buku. Kamera digunakan ketika penulis melakukan observasi untuk
merekam kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto
maupun video. Recorder digunakan untuk merekam suara ketika melakukan
pengumpulan data, baik menggunakan metode wawancara, observasi dan
sebagainya. Sedangkan pensil, ballpoint, buku, digunakan untuk menuliskan atau
menggambarkan informasi data yang didapat dari narasumber.

Instrumen yang digunakan adalah melalui observasi dan wawancara.


Observasi yang dilakukan peneliti meliputi apa saja fokus kajian yang diteliti
yaitu Ruang atau tempat, Pelaku, Kegiatan, Peristiwa, Tujuan.

Sedangkan melalui wawancara, peneliti mempersiapkan beberapaa


pertanyaan untuk dijadikan bahan data atau sumber yang relevan dalam
penelitian. Pertanyaan wawancara ini antara lain sebagai berikut:

31
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Edisi Revisi III”, Cet.
Ke-5, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.62

29
NO RUMUSAN INDIKATOR PERTANYAAN
MASALAH
Pelaku Pelaku Pelaku
UMKM UMKM UMKM

1. 1. 1.

2. 2. 2.

3. 3. 3.

4. 4. 4.

G. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam ketegori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan mana yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami untuk diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data
yang digunakan adalah sebagai berikut.

1) Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok,


memfokuskan pada hal-hal yang penting dan mencari tema dan polanya. Data
yang direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari apabila
diperlukan.

Data yang diperoleh merupakan data yang terkait dengan UMKM yang ada di
Kecamatan. Kota Kisaran Timur Sumatera Utara. perkembangan UMKM

30
kemudian di sederhanakan dengan data yang relevan sehingga bisa menjawab
dan memberi solusi pada permasalahan yang ada.

2) Penyajian Data (data display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya Penyajian data. Penyajian


data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi
kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data
kualitatif dalam bentuk naratif (bentuk cacatan lapangan), uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori dan sejenisnya.

3) Penarikan Kesimpulan (ConclusionDrawing/Verification)

Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk menterjemahkan hasil analisa


dalam rumusan yang singkat, menjelaskan pola urutan dan mencari hubungan
diantara dimensi-dimensi yang dihubungkan.

DAFTAR PUSTAKA

31
Ascharisa Mettasatya Afrilia “Digital Marketing Sebagai Strategi Komunikasi
Pemasaran “waroeng Ora Umum” Dalam Mingkatkan Jumlah
Konsumen” JURKOM, Vol.1 No.1. 2018

Abdullah, Mustafa dan Soerjono Soekanto,Sosiologi Hukum dalam Masyarakat.


1987. Jakarta: Rajawali

AW Azmi, teori peranan. 2021

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, 2009. Jakarta: Bumi
Aksara

Cicik Harini, Heru Sri Wulan, Feri Agustina, Digital Marketing Bagi
UMKM ed 1, 2021. Bandung : Media Sains Indonesia

Daniel Laksana And Diah Dharmayanti, Pengaruh Digital Marketing Terhadap


Organizational Performance Dengan Intellectual Capital Dan Perceived
Quality Sebagai Variabel Intervening Pada Industri Hotel Bintang Empat
Di Jawa Timur, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 12, No. 1, 2018

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007


Jakarta: Balai Pustaka

D Fibiansani. Definisi peranan. 2018

Idris yanto Niode, “Sektor UMKM di Indonesia:Profil, Masalah, dan Strategi


Pemberdayaan, Jurnal kajian Ekonomi dan Bisnis vol.2 No1 (2009), 1-
10. issn 1979-1607

Ina Ratnasari, Anggi Pasca Arnu, Hannie, Digital Marketing Pada StartUp
dan UMKM : Praktik Melakukan Pemasaran Berbasis Digital Menuju
UMKM Tangguh, Kompetitif, dan Ungggul di Era Revolusi Industri 4.0,
Cet ke 1, 2021. Yogyakarta: Absolute Media

Jonathan Sarwono dan K. Prihartono, Perdagangan Online: Cara Bisnis Di


Internet, 2012. Jakarta: PT Elex Komputindo

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online

Kartajaya, H., New Wave Marketing. 2009. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Mardalis, Metode Penelitian Suatu pendekatan Proposal, Cet. Ke-7, 2007.


Jakarta: Bumi Aksara

Muhammad Yunus, Islam Dan Kewirausahaan Inovativ, 2008 Malang: UIN-


Malang Press

32
Pandji Anoraga, Pengantar Bisnis dalam Era Globalisasi 1 ed. 2011. Rineka
Cipta: Jakarta

Philip Kotler, dkk, Marketing 4.0 Bergerak dari tradisional ke Digital, 2019.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

R.J.Naimah, M. W. Wardana, R. Haryanto, and A. Pebrianto,“Penerapan


Digital marketing Sebagai Strategi Pemasaran UMKM,” J. IMPACT
Implement Action , vol. 2, no. 2, 2020.

Rusmanto Maryanto, Pengantar Digital marketing: modul praktikum


manajemen pemasaran berbasis IT, 2017. Jakarta: Self-publishing

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&G ed 2, 2012.


Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Edisi


Revisi III”, Cet. Ke-5, 2009. Jakarta: Rineka Cipta

Sumarsono, Ekonomi Sumber Daya Manusia Teori Dan Kebijakan Publik,


2009. Yogyakarta: Graha Ilmu

Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode penelitian Pendidikan


Bahasa, 2011. Bandung : Remaja Rosdakarya

Theresia Pradiani “Pengaruh Sistem Pamasaran Digital Marketing


Terhadap Peningkatan Pendapatan Volume Penjualan Hasil Industri
Rumahan” JIBEKA Vol 11 No.2 2017

T. Pradiani, “Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing Terhadap


Peningkatan Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan,” Jurnal Ilmu
Bisnis dan Ekonomi. Asia, vol. 11, no. 2, 2018

Undang-Undang No. 20 tahun 2008. “Situs Resmi Bank Indonesia”

UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 1 tentang Usaha Kecil, Mikro dan


Menengah (UMKM)

UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 tentang Usaha Kecil, Mikro dan


Menengah (UMKM)

Yoyo Sudaryo, dkk., Digital Marketing dan Fintech di Indonesia. 2020.


Yogyakarta: Penerbit Andi

Yuli Rahma Suci “Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Dan


Menengah) Di Indonesia” jurnal Ilmiah cano Ekonomi, vol.6.No.1,
2017

33
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma baru. 2011
Bandung: Remaja Rosdakarya

34

Anda mungkin juga menyukai