STROKE Awam
STROKE Awam
Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak. Definisi menurut WHO, Stroke adalah suatu
keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit
neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau
lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vascular.
Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah. Akibatnya
sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan
sehingga mengalami kematian sel/jaringan.
Menurut data Riskesdas, faktor risiko perilaku utama yang menjadi tantangan dalam upaya
pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia adalah :
Sekitar 93,5% penduduk berusia >10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur.
Sekitar 36,3% penduduk berusia >15 tahun merokok, perempuan berusia > 10
tahun yang merokok sekitar 1,9%.
Sekitar 26,1% penduduk kurang melakukan aktivitas fisik.
Sekitar 4,6% penduduk berusia >10 tahun minum minuman beralkhohol.
Faktor perilaku tersebut di atas, merupakan penyebab terjadinya faktor risiko fisiologis atau
faktor risiko seperti hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia , obesitas, dan lain-lain yang
dapat menyebabkan terjadinya stroke.
Untuk mencegah terkena penyakit tidak menular seperti stroke maka dianjurkan untuk setiap
individu meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku “CERDIK”, yaitu , Cek Kesehatan
secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat
cukup, dan Kelola stres.
CERDIK adalah slogan yang berisi pesan yang mudah diingat agar masyarakat memahami
dan mampraktikan gaya hidup sehat untuk mencegah terkena penyakit tidak menular.
Cerdik menjadi slogan utama dalam upaya kesehatan berbasis masyarakat yang
dikembangkan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam
wadah Posbindu PTM yang dibina oleh 4.820 puskesmas di seluruh Indonesia untuk
menggerakkan masyarakat melakukan deteksi dini dan memonitoring faktor risiko PTM.
“SEGERA KE RS”,
Konsep utama dalam penanganan stroke adalah memberikan pengobatan yang spesifik
dalam waktu sesegera mungkin sejak serangan terjadi.
Masalah yang muncul adalah tidak dikenalinya gejala awal serangan stroke oleh masyarakat.
Mitos, saat terjadi stroke, lakukan tusuk jarum pada telinga, jari tangan atau jari
kaki
Fakta, Stroke terjadi karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak bulan
pada pembuluh darah tepi anggota tubuh lainnya.
Melakukan tusuk jarum pada anggota tubuh beresiko infeksi bila jarum tidak steril.
FAKTA:Stroke adalah “brain attack”serangan otak yang bisa terjadi pada siapa saja.
Penderita Jantung, Diabetes, dan Hipertensi mempunyai risiko yang lebih tinggi.
MITOS & FAKTA TENTANG STROKE
MITOS = Stroke tidak bisa dicegah
FAKTA= Hampir 80% kejadian stroke BISA DICEGAH dengan perilaku “CERDIK“ dan
“PATUH“
CERDIK:
Cek Kesehatan secara teratur;
Enyahkan asap rokok;
Rajin aktivitas fisik/olahraga;
Diet sehat gizi seimbang;
Istirahat cukup;
Kelola stres
PATUH:
Periksa kesehatan secara berkala;
Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat;
Tetap diet sehat dan gizi seimbang;
Upayakan beraktivitas fisik dengan aman;
Hindari merokok, minum-minuman beralkohol dan zat karsinogenik
Dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang selama tahun 2016-2017 tercatat ada sebanyak 1303 kasus stroke yang dirawat di
RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang. Dari keseluruhan kasus tersebut hanya 787 rekam medik
yang dapat dikumpulkan. Sebanyak 581 (73,8%) kasus merupakan stroke iskemik dan 206
(26,2%) lainnya adalah stroke hemoragik.
Tatalaksana stroke iskemik akut berdasarkan AHA tahun 2018
1. Pada pasien dengan onset 6-16 jam, dapat dilakukan pemeriksaan dengan CT
Perfusion, DW-MRI, atau MR Perfusion untuk mempertimbangkan trombektomi
mekanik
2. Hanya pemeriksaan gula darah saja yang dilakukan sebelum pemberian trombolisis
IV. Apabila terdapat riwayat penggunaan antikoagulan sebelumnya baru dilakukan
pemeriksaan seperti INR, PT, dan aPTT.
3. Trombektomi mekanik pada panduan 2018 mendapatkan rekomendasi kelas 1 dan
tingkat bukti A yang merujuk pada 2 trial tahun-tahun sebelumnya DAWN dan
DEFUSE 3.
4. Trombolisis intra-arteri masih mendapatkan rekomendasi kelas 1 walaupun
trombektomi mekanik memberikan luaran yang baik.
5. Penggunaan antiplatelet seperti Ticagrelor tidak direkomendasikan, tetapi dapat
menjadi alternatif jika terdapat kontraindikasi penggunaan Aspirin.
6. Pemberian antikoagulan segera sebagai preventif stroke sekunder dan pemberian
albumin dosis tinggi tidak perlu dilakukan
7. Saat ini belum ada satupun obat yang direkomendasikan untuk agen neuroprotektif.
Hingga saat ini, trombolisis intravena dengan alteplase adalah satusatunya terapi yang
diakui di dunia untuk tatalaksana kasus stroke iskemik akut. Alteplase merupakan
agen trombolitik selektif fibrin yang memecah fibrin menjadi produk degenerasi
fibrin, yang pada akhirnya dapat menghancurkan thrombus sehingga kembali terjadi
rekanalisasi pada arteri yang teroklusi.