Anda di halaman 1dari 5

STROKE

Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak. Definisi menurut WHO, Stroke adalah suatu
keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit
neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau
lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vascular.
Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah. Akibatnya
sebagian otak tidak mendapatkan  pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan
sehingga mengalami kematian sel/jaringan.

Stroke Iskemik (Stroke Sumbatan), Stroke yang paling sering terjadi


 Stroke Emboli : Bekuan darah atau plak yang terbentuk di dalam jantung atau
pembuluh arteri besar yang terangkut menuju otak 
 Stroke Trombotik : Bekuan darah atau plak yang terbentuk di dalam pembuluh
arteri yang mensuplai darah ke otak
Stroke Hemoragik (Stroke Berdarah)
 Perdarahan Intraserebral : Pecahnya pembuluh darah dan darah masuk ke dalam
jaringan yang menyebabkan sel-sel otak mati sehingga berdampak pada kerja otak
berhenti. Penyebab tersering adalah Hipertensi
 Perdarahan Subarachnoid : Pecahnya pembuluh darah yang berdekatan dengan
permukaan otak dan darah bocor di antara otak dan tulang tengkorak. Penyebabnya
bisa berbeda-beda, tetapi biasanya karena pecahnya aneurisma

Cegah Stroke dengan perilaku CERDIK


Stroke dapat dicegah dengan pengendalian perilaku yang berisiko seperti penggunaan
tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik serta penggunaan
alkhohol.

Menurut data Riskesdas, faktor risiko perilaku utama yang menjadi tantangan dalam upaya
pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia adalah :

 Sekitar 93,5% penduduk berusia >10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur.
 Sekitar 36,3% penduduk berusia >15 tahun merokok, perempuan berusia > 10
tahun yang merokok  sekitar 1,9%.
 Sekitar 26,1% penduduk kurang melakukan aktivitas fisik.
 Sekitar 4,6% penduduk berusia >10 tahun minum minuman beralkhohol.
Faktor perilaku tersebut di atas, merupakan penyebab terjadinya faktor risiko fisiologis atau
faktor risiko seperti hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia , obesitas, dan lain-lain yang
dapat menyebabkan terjadinya stroke.

Untuk mencegah terkena penyakit tidak menular seperti stroke maka dianjurkan untuk setiap
individu meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku “CERDIK”, yaitu , Cek Kesehatan
secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat
cukup, dan Kelola stres.

CERDIK adalah slogan  yang berisi pesan  yang mudah diingat agar masyarakat memahami
dan mampraktikan  gaya hidup sehat untuk  mencegah  terkena penyakit tidak menular.
Cerdik menjadi slogan utama dalam upaya kesehatan berbasis masyarakat yang 
dikembangkan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam
wadah Posbindu PTM  yang dibina oleh 4.820 puskesmas di seluruh Indonesia untuk
menggerakkan masyarakat melakukan deteksi dini dan memonitoring faktor risiko PTM.

“SEGERA KE RS”,
Konsep utama dalam penanganan stroke adalah memberikan pengobatan yang spesifik
dalam waktu sesegera mungkin sejak serangan terjadi.
Masalah yang muncul adalah tidak dikenalinya gejala awal serangan stroke oleh masyarakat.

Alat penilaian sederhana untuk stroke adalah “SEGERA KE RS”, yaitu


Senyum tidak simetris ,
Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba,
BicaRa pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata/bicara,
Kebas atau baal,
Rabun,
Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan gangguan fungsi keseimbangan.
Jangan menganggap remeh bila merasakan gejala atau tanda tanda terserang stroke seperti
diatas, jangan tunggu sampai menjadi parah segera berobat ke Rumah Sakit. Anjuran ini juga
untuk keluarga atau teman yang kebetulan menjumpai saudaranya/temannya menunjukan
gejala dan tanda tersebut segera dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan
secepat mungkin, karena ada periode emas penanganan stroke agar penderita tertolong dan
mengurangi risiko kematian atau kecacatan menetap/permanen.

PERIODE EMAS PENANGANAN STROKE


Periode emas adalah waktu yang sangat bergharga untuk peanganan Stroke, yaitu kurang
dari 4,5 jam sejak pertama kali muncul gejala dan tanda sampai dilakukan penanganan
stroke di Rumah Sakit. Sehingga penderita harus sudah tiba di Rumah Sakit kurang
dari 2 jam. Proses pemeriksaan sampai pengobatan membutuhkan waktu maksimal 2,5 jam.
Bila terlambat penanganannya atau sudah lebih dari 4,5 jam maka Stroke akan
menjadi parah bahan berisiko kematian atau kecacatan permanen
GERMAS untuk cegah Stroke
Dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular termasuk stroke, pemerintah
fokus pada upaya promotif dan preventif dengan tidak meninggalkan upaya kuratif dan
rehabilitatif. Di antaranya dengan:

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1


Tahun 2017, yang tahun ini difokuskan pada kegiatan deteksi dini, peningkatan aktivitas
fisik serta konsumsi buah dan sayur.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, sejalan dengan agenda ke-5 Nawacita
yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang dimulai dari keluarga, di
antaranya penderita hipertensi berobat teratur dan tidak ada anggota keluarga yang merokok.

 Mitos, saat terjadi stroke, lakukan tusuk jarum pada telinga, jari tangan atau jari
kaki
 Fakta, Stroke terjadi karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak bulan
pada pembuluh darah tepi anggota tubuh lainnya.

Melakukan tusuk jarum pada anggota tubuh beresiko infeksi bila jarum tidak steril.
FAKTA:Stroke adalah “brain attack”serangan otak yang bisa terjadi pada siapa saja.
Penderita Jantung, Diabetes, dan Hipertensi mempunyai risiko yang lebih tinggi.
MITOS & FAKTA TENTANG STROKE
MITOS = Stroke tidak bisa dicegah
FAKTA= Hampir 80% kejadian stroke BISA DICEGAH dengan perilaku “CERDIK“ dan
“PATUH“
CERDIK:
Cek Kesehatan secara teratur;
Enyahkan asap rokok;
Rajin aktivitas fisik/olahraga;
Diet sehat gizi seimbang;
Istirahat cukup;
Kelola stres
 
PATUH:
Periksa kesehatan secara berkala;
Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat;
Tetap diet sehat dan gizi seimbang;
Upayakan beraktivitas fisik dengan aman;
Hindari merokok, minum-minuman beralkohol dan zat karsinogenik

1 dari 5 kasus stroke akibat obesitas  15,4% Penduduk mengalami obesitas


1 dari 10 kasus stroke berhubungan dengan merokok 36,3% Penduduk usia >15 th yang
merokok. Perempuan usia >10 th (1,9%)
1 juta kasus stroke berhubungan dengan konsumsi alkohol berlebihan 4,6% Penduduk >10
th minum minuman beralkohol
1 dari 4 kasus stroke akibat kurang konsumsi buah dan sayur  93,5%  Penduduk >10 th
kurang konsumsi buah & sayur 

>50% kasus stroke berhubungan dengan hipertensi  25,8% Penduduk menderita hipertensi


1 dari 5 kasus stroke berhubungan dengan diabetes 2,1% Penduduk usia >15 th penduduk
menderita diabetes
1 dari 4 kasus stroke berhubungan dengan LDL tinggi 15,9% Penduduk >10 th penduduk
>15 th memiliki kadar LDL tinggi ²
1 dari 5 kasus stroke terjadi karena fibrilasi atrium /irama jantung tidak teratur
1,5% Penduduk menderita penyakit jantung koroner

Pengaruh Stroke Terhadap Tubuh Tergantung pada bagian otak mana yang


terkena Disabilitas
 2/3 penderita stroke mengalami disabilitas.
 1 dari 3 penderita stroke mengalami afasia (gangguan bicara).
  60% penderita stroke mengalami gangguan penglihatan.
 Jangan sampai disabilitas mengganggu aktivitas hidup Anda sehari-hari
 KematianKematian merupakan akibat dan bahaya terberat dari penderita
stroke. Kematian dapat disebabkan Stroke hemoragik(perdarahan) maupun non
hemoragik (bukan perdarahan) yaitu kondisi dimana pembuluh darah otak mengalami
penyumbatan atau pecah.
 Kelumpuhan
 Kelumpuhan  akibat Stroke dapat terjadi pada sistem anggota tubuh terutama anggota
gerak seperti tangan, kaki dan anggota gerak lainnya yang tidak bisa melakukan gerak
lagi/tidak berfungsi seperti biasanya.
 KomaKoma akibat Stroke yaitu situasi darurat medis ketika seseorang mengalami
gangguan kesadaran dalam jangka waktu tertentu karena menurunnya aktivitas dalam
otak.
 Kerusakan jaringan saraf
 Stroke juga dapat mengakibatkan rusaknya jaringan saraf pada tubuh sehingga
anggota penting dalam tubuh tidak bisa berfungsi lagi dengan baik. Otak tidak bisa
sinkron dengan anggota tubuh lainnya dalam bekerja.
 Sulit BerbicaraSulit berbicara merupakan gangguan yang terjadi akibat adanya
stroke yang menyebabkan kerusakan pada area bicara di otak (area broca). Gangguan
bicara terjadi dengan gejala bicara yang tidak beraturan, cedal serta susah dalam
mengeluarkan kata-kata.
 Penglihatan Kabur
 Stroke dapat mengakibatkan bagian saraf di otak yang menuju ke penglihatan
terganggu sehingga pandangan menjadi kabur dan tidak jelas lagi. Jika dibiarkan
berakibat pada kebutaan atau tidak bisa melihat lagi karena fungsi penglihatannya
benar-benar telah rusak.
 Gangguan KognitifGangguan kognitif akan terjadi akibat sel saraf di dalam otak
sudah tidak lagi bekerja secara normal karena Stroke. Orang yang terkena Stroke akan
mengalami kelemahan dalam berpikir/kesulitan berkonsentrasi.
 Kaki dan Tangan Lemah
 Lemahnya anggota gerak pada kaki dan tangan seperti kesulitan berjalan; memegang
benda merupakan salah satu akibat dari Stroke.
 Kehilangan Keseimbangan
 Stroke dapat mengakibatkan ketidakseimbangan gerak. Jika seseorang merasakan
terjadinya ketidakseimbangan pada salah satu anggota gerak tubuh maka waspadalah
karena mungkin tersebab Stroke. Kondisi ini dapat menetap bila tidak ditangani
segera.
 Wajah Terlihat Tidak simetris
Otot wajah dikendalikan oleh otak sehingga penderita Stroke akan mengalami
gangguan gerak pada wajah dan bila tidak ditangani dengan segera maka
mengakibatkan otot wajah menjadi tidak simetris secara
permanen/menetap. Cegukan dan Sesak Nafas
 Penderita Stroke sering mengalami cegukan  dan sesak nafas yang tidak wajar dengan
tiba-tiba dan dalam waktu lama. Hal ini terjadi akibat komplikasi Stroke yang
mengenai saraf pernapasan. Apabila tidak ditangani dengan segera akan berakibat
fatal. 

Dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang selama tahun 2016-2017 tercatat ada sebanyak 1303 kasus stroke yang dirawat di
RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang. Dari keseluruhan kasus tersebut hanya 787 rekam medik
yang dapat dikumpulkan. Sebanyak 581 (73,8%) kasus merupakan stroke iskemik dan 206
(26,2%) lainnya adalah stroke hemoragik.
Tatalaksana stroke iskemik akut berdasarkan AHA tahun 2018
1. Pada pasien dengan onset 6-16 jam, dapat dilakukan pemeriksaan dengan CT
Perfusion, DW-MRI, atau MR Perfusion untuk mempertimbangkan trombektomi
mekanik
2. Hanya pemeriksaan gula darah saja yang dilakukan sebelum pemberian trombolisis
IV. Apabila terdapat riwayat penggunaan antikoagulan sebelumnya baru dilakukan
pemeriksaan seperti INR, PT, dan aPTT.
3. Trombektomi mekanik pada panduan 2018 mendapatkan rekomendasi kelas 1 dan
tingkat bukti A yang merujuk pada 2 trial tahun-tahun sebelumnya DAWN dan
DEFUSE 3.
4. Trombolisis intra-arteri masih mendapatkan rekomendasi kelas 1 walaupun
trombektomi mekanik memberikan luaran yang baik.
5. Penggunaan antiplatelet seperti Ticagrelor tidak direkomendasikan, tetapi dapat
menjadi alternatif jika terdapat kontraindikasi penggunaan Aspirin.
6. Pemberian antikoagulan segera sebagai preventif stroke sekunder dan pemberian
albumin dosis tinggi tidak perlu dilakukan
7. Saat ini belum ada satupun obat yang direkomendasikan untuk agen neuroprotektif.
Hingga saat ini, trombolisis intravena dengan alteplase adalah satusatunya terapi yang
diakui di dunia untuk tatalaksana kasus stroke iskemik akut. Alteplase merupakan
agen trombolitik selektif fibrin yang memecah fibrin menjadi produk degenerasi
fibrin, yang pada akhirnya dapat menghancurkan thrombus sehingga kembali terjadi
rekanalisasi pada arteri yang teroklusi.

Anda mungkin juga menyukai