Anda di halaman 1dari 1

Nama : Shandra Pesolina

NIM : 22036097

Matkul : Pendidikan kewarganegaraan

Prodi : Kimia NK

Semakin majemuk suatu bangsa semakin susah untuk mempersatukannya. Karena banyak
sekali konflik-konflik yang terjadi pada masa lampau yang sebenarnya karena pemikiran
masyarakat majemuk itu sendiri masih terkotak-kotakkan oleh pemikiran asal
suku/ras/agama/golongan mereka sendiri. Mulanya hanya konflik sepele tetapi, karena beberapa
manusia provokatif akhirnya bisa menabuh genderang perang. Bukan berarti bahwa
kemajemukan membuat kita terpecah namun dengan orang-orang yang sangat majemuk maka
resiko perpecahan akan semakin tinggi.

Untuk mengatasi masalah ini, menurut saya caranya adalah setiap orang sebaiknya
belajar mengolah kesadaran nya, mengolah pikiran, logika dan empati nya. Belajar open minded
bahwa kebenaran selalu relatif dan kontekstual. Belajar menyadari bahwa agama adalah benar2
urusan vertikal, belajar untuk nyaman terhadap perbedaan. Selain itu, kita bisa mulai dari
memperbaiki pemikiran anak muda terlebih dahulu. Karena dalam bangsa Indonesia ini, terdiri
dari beberapa generasi yang karakternya berbeda beda, namun kita bisa mulai dari
merubah mindset millenials dan gen z dahulu (menurut saya ini lebih mudah karena para baby
boomers sudah agak bebal karena budaya dan stigma masih sangat kental pada diri mereka).
menurut saya pikiran millenials dan gen z sudah lebih global. Mereka tidak lagi terkotak-
kotakkan dengan stigma dan wejangan.

DAFTAR PUSTAKA

Masykuri Abdillah, Direktur Sekolah Pascasarjana dan Guru Besar UIN Jakarta.

https://www.republika.co.id/berita/qg2enk430/tiga-bentuk-intoleransi-ekonomi-budaya-dan-
agama

https://www.uinjkt.ac.id/intoleransi-keagamaan/

Anda mungkin juga menyukai