Laporan Akhir Vegetasi Dan Analisis SDR
Laporan Akhir Vegetasi Dan Analisis SDR
Oleh:
Kelompok 5
Afifa Thina 2010212044
Alif Maulana Hasibuan 2010212028
Feristika Pri Dini 2010212011
Khalil Ahmad Aulia Lubis 2010211021
Rezi Agusti Amrina 2010212041
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan Akhir
Kelimpahan Gulma di Dalam Tanah. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Winda Purnama Sari, SP., MP. selaku dosen penjab praktikum
dan kepada para asisten yang telah membimbing penulis dalam pelaksanaan
praktikum.
Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar dapat memperbaiki laporan akhir ini. Penulis berharap semoga
laporan akhir yang disusun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
Padang, 29 Oktober 2022
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gulma merupakan tumbuhaan di luartanaman pokok yang keberadaanya
pada lahan budidaya tidak diinginkan. Gulma yang tumbuh di area budidaya
menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya kualitas dan kuantitas hasil
pertanian sehingga keberadaannya memberi dampak negatif. Gulma merupakan
tumbuhan yang memiliki dampak negatif bagi tanaman dan keberadaannya tidak
diinginkan (Afiati dkk.,2018). Gangguan yang dari gulma terjadi karena sifat
fisiologisnya yang unggul dalam hal dormansi benih, daya penyerbukan yang
tinggi serta cepat beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini menyebabkan
terganggunya tanaman jika terdapat gulma pada lokasi budidaya (Oksari, 2017).
Selain fisiologis dan kemampuannya, gulma dapat bersaing yang kuat dalam
memperebutkan unsur hara, air, cahaya matahari dan nutrisi. (Karya dkk.,
2012).Kerugian-kerugian akibat gulma umumnya disebabkan oleh kompetisi
yang terjadi antara tanaman pokok dengan gulma sekitar. Bentuk kompetisi
yang terjadi dapat berupa kompetisi ruang, cahaya, air, serta nutrisi-nutrisi
penting lainnya. Sifat rakus gulma menyebabkan tanaman utama tidak bisa
secara optimal menyerap unsur-unsur penting seperti zat hara dan juga air
dari dalam tanah. Keberadaan gulma sering dianggap sebagai tanaman
pengganggu karena adanya persaingan air, unsur hara dan tempat tumbuh dengan
tanaman pokok yang diusahakan. Kebanyakan hasil publikasi penelitian gulma
berfokus pada struktur dan keragaman jenisnya; pengaruhnya terhadap tanaman
utama, serta responnya terhadap herbisida (Mardiyanti et al., 2013; Zarwazi et al.,
2016; Widayat dan Yustisianika, 2015). Selain sebagai kompetitor, gulma
berperan penting dalam mendukung perkembangan OPT lainnya seperti
serangga dan penyakit. Gulma juga merupakan salah satu masalah penting
dalam upaya untuk menetapkan produksi dan menekan biaya produksi adalah
masalah gulma. Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan
kepentingan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengendalikannya
(Sembodo, 2010). Salah satu metode pengendalian gulma yakni menggunakan
analisis vegetasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan tingkat
populasi gulma di lapang. Vegetasi gulma atau komunitas gulma dapat
berubah-ubah sehingga sangat penting melakukan analisis vegetasi pada
lahan-lahan budidaya.
A. Hasil
Tabel 1. Komposisi Gulma pada Lima Plot Pengamatan
No Tumbuhan Petakan Jumlah
A B C D E
1 Alang-alang (Imperata cylindrica) 40 0 10 0 0 50
2 Rhynchosa minima L. 7 0 0 0 0 7
3 Water mint (Mentha aquatica L.) 2 0 0 0 0 2
4 Rumput Meadow (Poa annua L.) 0 17 0 0 0 17
5 Maman Lanang (Cleomena rutedosperma) 0 3 0 0 3 6
6 Tare halus (Vicia tetrasperma) 0 11 0 0 0 11
7 Rumput catur (Bromus chatartichus) 0 17 0 0 0 17
8 Legetan (Calyptocarpus) 0 29 0 0 0 29
9 Kibesin (Centrosema pubescens) 0 0 2 0 0 2
10 Daun krinyu (Chromolaena odorata L.) 0 0 13 0 0 13
11 Bandotan (Ageratum conyzoides) 0 0 14 0 0 14
12 Teki ladang (Cyperus rotundus) 0 0 8 0 0 8
13 Cyperus cristatus 0 0 0 2 0 2
14 Kenikir-kenikiran (Synedrella nudiflora) 0 0 0 16 0 16
15 Carpet grass (Axonopus compressus) 0 0 0 15 0 15
16 Chloris virgata 0 0 0 1 0 1
17 Rumput ceker ayam (Selaginella doederleinii) 0 0 0 1 0 1
18 Cyperus kyllingia 48 0 0 0 0 48
19 Kremah (Alternanthara sessilis) 0 0 0 0 2 2
20 Rumpur jariji (Digitaria sanguinalis) 0 0 0 0 5 5
21 Jukut Pedul (Cyperus bervefolius) 0 0 0 1 22 23
22 Setaria pasviflora 0 0 0 1 0 1
23 Carex sylvatica 0 0 0 2 0 2
24 Amaranthus retroflexus 0 0 0 1 0 1
25 Madicaho orbicularis 0 0 0 1 0 1
26 Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.) 0 0 0 1 0 1
27 Sayur Hitam (Rungia klossii S. Moore) 0 0 0 2 0 2
TOTAL 297
Tabel 2. Analisis Vegetasi Gulma pada Lima Plot Pengamatan
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan gulma pada 5 plot pengamatan yang
berukuran 50 cm x 50 cm pada tabel 1 dapat diketahui bahwa gulma yang
ditemukan sebanyak 27 spesies dengan total 297 individu. Pada plot pengamatan
A ditemukan sebayak 4 spesies gulma, pada plot B dan C ditemukan sebanyak 5
spesies gulma, pada plot pengamtan D ditemukan 12 spesies gulma, dan pada plot
pengamtan E ditemukan sebanyak 4 spesises gulma. Jumlah individu terbanyak
adalah Imperata cylindrica L. (50 individu) dan yang paling sedikit Chloris
virgata, Selaginella doederleinii, Setaria pasviflora, Amaranthus retroflexus,
Madicaho orbicularis, Rungia klossii S. Moore, dan Hedyotis corymbosa L.
masing-masing sebanyak 1 individu.
Berdasarkan hasil analisis vegetasi, gulma yang memiliki nilai SDR
tertinggi yaitu Imperata cylindrica L. (50.43%) dan gulma yang memiliki nilai
SDR terendah yaitu Hedyotis corymbosa L. (2.37%) dan Setaria pasviflora
(2.42%). Tingginya nilai kerapatan relatif dan frekuensi relatif dari Imperata
cylindrica L. yaitu 6.73% dan 13.46% dibandingkan dengan gulma yang lainnya
karena mempunyai jumlah individu paling banyak ditemukan pada beberapa plot
pengamatan dan penyebarannya yang luas dibandingkan gulma lainnya. Selain
Imperata cylindrica L. gulma yang memiliki kerapatan relatif dan frekuensi relatif
yang tinggi adalah Cyperus bervefolius L. dengan nilai KR 1.48% dan nilai FR
13.46%, serta nilai SDR 18.84%. Selain Imperata cylindrica L. dan Cyperus
bervefolius L. gulma lain yang memiliki nilai SDR tinggi yaitu Cyperus kyllingia
L. (13.98%), Cleomena rutedosperma (12.89), dan Selaginella doederleinii
(11.56). Data ini menunjukkan bahwa penyebaran gulma ini juga luas
dibandingkan gulma jenis lainnya pada lahan pengamtan tersebut.
Pada lokasi ini famili Cyperaceae dan Poaceae merupakan gulma yang
dominan ditemukan, kedua famili ini banyak ditemukan diseluruh plot pengamtan
karena punya kemampuan adaptasi yang tinggi dan dapat berkembang biak
dengan biji dan umbi. Hal ini sesuai dengan pendapat Holm et al., (1988) dalam
Perdana et al. (2013), yang menyatakan bahwa famili Cyperaceae dan Graminae
termasuk gulma yang mempunyai kemampuan adaptasi tinggi dan akar rimpang
yang kuat, serta dapat berkembang biak dengan biji dan umbi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari analisis SDR gulma alang-alang dengan nama Imperata Cylindrica
didapatkan persentase yang paling tinggi yaitu 50,43. Dengan tingginya hasil
tersebut dapat kita katakan bahwa gulma dengan nama latin Imperata Cylindrica
memiliki populasi yang banyak di lahan percobaan Universita Andalas Sumatera
Barat. Untuk itu perlu adanya pengendalian gulma pada alang-alaang tersebut
agar tanaman utama / tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan optimal.
5.2 Saran
Semoga pratikum yang diadakan ke depannya bisa dilaksanakan dengan baik
sehingga bermanfaat dalam menambahkan ilmu praktikan tentang topik analisis
SDR ini.
DAFTAR PUSTAKA
Afiati, R., Eva, B., Ananto, A. 2018. Kontribusi Usaha Tani Tanaman Jagung
Program PHBM Terhadap Pendapatan Penduduk Desa Kaligayam
Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Geo Image, 7(2):101-110.
Karya, EK, Febrianti, R. 2021. Pengaruh Sistem Budidaya Tanah dan Penenganan
Gulma Terhadap Pertumbuhan Hasil Jagung Manis (Zea Mys Saccaharata
Sturt.) Varientas Paragon. AGROTATANEN I Jurnal Ilmu Pertania, 3(2):
20-26.
Okasari, A.A. 2017. Analisis vegetasi gulma pada pertanaman jagung dan
hubunganya dengan pengendalian gulma di Lambung Bukit, Padang,
Sumatera Barat. Jurnal sains Natural, 4(2): 135-142.
Perdana, E. O., Chairul, dan Syam, Z. 2013. Analisis Vegetasi Gulma Pada
Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus L.) di Kecamatan
Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Jurnal
Biologi Universitas Andalas, 2(4), 241-248.
1 Imperata cylindirica
Jumlah individu suatu jenis 5
Kerapatan suattu Jenis (KM) ¿ ¿ =20
Luas Petak Contoh 0.25 m²
Kerapatan suatu jenis 20
Kerapatan Relatif (KR) = x 100% = x 100 %=¿6.73%
Kerapatan semua jenis 297
Jumlah petak ditemukan suatu jenis 2
Frekuensi suatu jenis (FM) = = =0.4
Jumlah seluruh petak contoh 5
Frekuensi suatu jenis 0,4
Frekuensi relatif (FR) = x 100 %= x 100 %=13.46 %
Frekuensi seluruh jenis 2.97
Biomassa 25.92
Biomassa suatu jenis (BM) = = =103.68
Luas Petak Contoh 0.25 m ²
Biomassa suatu jenis 103.68
Biomassa relatif (BR) = x 100 %= x 100 %=¿
Biomassa seluruh jenis 97.88
105.92%
KR+ FR + BR 6.73+13.46+105.92
SDR = = =42.03 %
3 3
2 Rhynchosa minima L.
Jumlah individu suatu jenis 1.4
Kerapatan suattu Jenis (KM) ¿ ¿ =5.6
Luas Petak Contoh 0.25 m²
Kerapatan suatu jenis 5.6
Kerapatan Relatif (KR) = x 100% = x 100 %=¿1.88%
Kerapatan semua jenis 297
Jumlah petak ditemukan suatu jenis 1
Frekuensi suatu jenis (FM) = = =0.2
Jumlah seluruh petak contoh 5
Frekuensi suatu jenis 0,2
Frekuensi relatif (FR) = x 100 %= x 100 %=6.73 %
Frekuensi seluruh jenis 2.97
Biomassa 2.19
Biomassa suatu jenis (BM) = = =8.76
Luas Petak Contoh 0.25 m ²
Biomassa suatu jenis 8.76
Biomassa relatif (BR) = x 100 %= x 100 %=¿ 8.94%
Biomassa seluruh jenis 97.88
KR+ FR + BR 1.88+6.73+8.94
SDR = = =5.85 %
3 3
3 Mentha aquatica
Jumlah individu suatu jenis 0.4
Kerapatan suattu Jenis (KM) ¿ ¿ =1.6
Luas Petak Contoh 0.25 m²
Kerapatan suatu jenis 1.6
Kerapatan Relatif (KR) = x 100% = x 100 %=¿0.53%
Kerapatan semua jenis 297
Jumlah petak ditemukan suatu jenis 1
Frekuensi suatu jenis (FM) = = =0.2
Jumlah seluruh petak contoh 5
Frekuensi suatu jenis 0,2
Frekuensi relatif (FR) = x 100 %= x 100 %=6.73 %
Frekuensi seluruh jenis 2.97
Biomassa 0.38
Biomassa suatu jenis (BM) = = =1.52
Luas Petak Contoh 0.25 m ²
Biomassa suatu jenis 1.52
Biomassa relatif (BR) = x 100 %= x 100 %=¿ 1.55%
Biomassa seluruh jenis 97.88
KR+ FR + BR 0.53+6.73+1.55
SDR = = =2.93 %
3 3
4 Poa annua L.
Jumlah individu suatu jenis 3.4
Kerapatan suattu Jenis (KM) ¿ ¿ =13.6
Luas Petak Contoh 0.25 m²
Kerapatan suatu jenis 13.6
Kerapatan Relatif (KR) = x 100% = x 100 %=¿ 4.57%
Kerapatan semua jenis 297
Jumlah petak ditemukan suatu jenis 1
Frekuensi suatu jenis (FM) = = =0.2
Jumlah seluruh petak contoh 5
Frekuensi suatu jenis 0,2
Frekuensi relatif (FR) = x 100 %= x 100 %=6.73 %
Frekuensi seluruh jenis 2.97
Biomassa 6.70
Biomassa suatu jenis (BM) = = =26.8
Luas Petak Contoh 0.25 m ²
Biomassa suatu jenis 26.8
Biomassa relatif (BR) = x 100 %= x 100 %=¿
Biomassa seluruh jenis 97.88
27.38%
KR+ FR + BR 4.57+ 6.73+ 27.38
SDR = = =12.89 %
3 3
6 Vicia tetrasperma
Jumlah individu suatu jenis 2.2
Kerapatan suattu Jenis (KM) ¿ ¿ =8.8
Luas Petak Contoh 0.25 m²
Kerapatan suatu jenis 8.8
Kerapatan Relatif (KR) = x 100% = x 100 %=¿2.96%
Kerapatan semua jenis 297
Jumlah petak ditemukan suatu jenis 1
Frekuensi suatu jenis (FM) = = =0.2
Jumlah seluruh petak contoh 5
Frekuensi suatu jenis 0,2
Frekuensi relatif (FR) = x 100 %= x 100 %=6.73 %
Frekuensi seluruh jenis 2.97
Biomassa 3.18
Biomassa suatu jenis (BM) = = =12.72
Luas Petak Contoh 0.25 m ²
Biomassa suatu jenis 12.72
Biomassa relatif (BR) = x 100 %= x 100 %=¿
Biomassa seluruh jenis 97.88
12.99%
KR+ FR + BR 2.96+6.73+12.99
SDR = = =7.56 %
3 3
7. Setaria pasviflora
Jumlah individu suatu jenis 0.2
Kerapatan suattu Jenis (KM) ¿ ¿ =0.8
Luas Petak Contoh 0.25 m²
Kerapatan suatu jenis 0.8
Kerapatan Relatif (KR) = x 100% = x 100 %=¿0.26%
Kerapatan semua jenis 297
Jumlah petak ditemukan suatu jenis 1
Frekuensi suatu jenis (FM) = = =0.2
Jumlah seluruh petak contoh 5
Frekuensi suatu jenis 0,2
Frekuensi relatif (FR) = x 100 %= x 100 %=6.73 %
Frekuensi seluruh jenis 2.97
Biomassa 0.07
Biomassa suatu jenis (BM) = = =0.28
Luas Petak Contoh 0.25 m ²
Biomassa suatu jenis 0.28
Biomassa relatif (BR) = x 100 %= x 100 %=¿ 0.28%
Biomassa seluruh jenis 97.88
KR+ FR+ BR 0.26+6.73+0.28
SDR = = =2.42%
3 3
8. Carex sylvatica
Jumlah individu suatu jenis 0.4
Kerapatan suattu Jenis (KM) ¿ ¿ =1.6
Luas Petak Contoh 0.25 m²
Kerapatan suatu jenis 1.6
Kerapatan Relatif (KR) = x 100% = x 100 %=¿0.53%
Kerapatan semua jenis 297
Jumlah petak ditemukan suatu jenis 1
Frekuensi suatu jenis (FM) = = =0.2
Jumlah seluruh petak contoh 5
Frekuensi suatu jenis 0,2
Frekuensi relatif (FR) = x 100 %= x 100 %=6.73 %
Frekuensi seluruh jenis 2.97
Biomassa 0.45
Biomassa suatu jenis (BM) = = =1.8
Luas Petak Contoh 0.25 m ²
Biomassa suatu jenis 1.8
Biomassa relatif (BR) = x 100 %= x 100 %=¿ 1.83%
Biomassa seluruh jenis 97.88
KR+ FR + BR 0.53+6.73+1.83
SDR = = =3.03 %
3 3
9. Amaranthus retroflexus
Jumlah individu suatu jenis 0.2
Kerapatan suattu Jenis (KM) ¿ ¿ =0.8
Luas Petak Contoh 0.25 m²
Kerapatan suatu jenis 0.8
Kerapatan Relatif (KR) = x 100% = x 100 %=¿0.26%
Kerapatan semua jenis 297
Jumlah petak ditemukan suatu jenis 1
Frekuensi suatu jenis (FM) = = =0.2
Jumlah seluruh petak contoh 5
Frekuensi suatu jenis 0,2
Frekuensi relatif (FR) = x 100 %= x 100 %=6.73 %
Frekuensi seluruh jenis 2.97
Biomassa 1.26
Biomassa suatu jenis (BM) = = =5.04
Luas Petak Contoh 0.25 m ²
Biomassa suatu jenis 5.04
Biomassa relatif (BR) = x 100 %= x 100 %=¿ 5.14%
Biomassa seluruh jenis 97.88
KR+ FR + BR 0.26+6.73+5.14
SDR = = =4.04 %
3 3
Biomassa 3,02
Biomassa Suatu Jenis (BM) = = =12,08
Luas Petak Contoh 0,25 m2
KR+ FR + BR 3,7+6,73+12,34
SDR = = =7,59 %
3 3
Biomassa 4,32
Biomassa Suatu Jenis (BM) = = =17,24
Luas Petak Contoh 0,25 m2
Biomassa 1,07
Biomassa Suatu Jenis (BM) = = =4,28
Luas Petak Contoh 0,25 m2
Biomassa 3,50
Biomassa Suatu Jenis (BM) = = =14
Luas Petak Contoh 0,25 m2
KR+ FR + BR 2,89+6,73+14,30
SDR = = =7,97 %
3 3
Biomassa 0,88
Biomassa Suatu Jenis (BM) = = =3,52
Luas Petak Contoh 0,25 m2
Biomassa 2,62
Biomassa Suatu Jenis (BM) = = =10,48
Luas Petak Contoh 0,25 m2
Biomassa 1,12
Biomassa Suatu Jenis (BM) = = =4,48
Luas Petak Contoh 0,25 m2
Biomassa 5,46
Biomassa Suatu Jenis (BM) = = =21,84
Luas Petak Contoh 0,25 m2
Biomassa 1,28
Biomassa Suatu Jenis (BM) = = =5,12
Luas Petak Contoh 0,25 m2
Biomassa 3,43
Biomassa Suatu Jenis (BM) = = =13,72
Luas Petak Contoh 0,25 m2
KR+ FR + BR 1,34+6,73+13,72
SDR = = =21,79 %
3 3
Biomassa 10,18
Biomassa Suatu Jenis (BM) = = =40,72
Luas Petak Contoh 0,25 m2