Anda di halaman 1dari 7

JURNAL RESUME

NAMA : THESA FARIZAL, S.Pd


NIP : 19880404 202221 1 014
NIK: : 3374150404880002
JABATAN : AHLI PERTAMA – GURU KELAS
UNIT KERJA : SDN MANYARAN 03 SEMARANG

AGENDA 1
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
a. Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation
character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber
dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara:
 Pancasila
 UUD 1945
 Bhineka Tunggal Ika
 Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Nilai Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
c. Nilai Dasar Bela Negara meliputi : a. cinta tanah air; b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara; d. rela berkorban untuk bangsa dan negara;dan
e. kemampuan awal Bela Negara.
d. Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

1
1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi,kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik
bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkanPancasila dan UUD 1945.

2. Analisis Isu Kontemporer


a. Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan peradaban manusia. Perubahan yang diharapkan terjadi bukannya sesuatu
yang “berbeda” saja, namun lebih dari pada itu, perubahan yang diharapkan terjadi
adalah perubahan ke arah yang lebih baik untuk memuliakan manusia/humanity
(memberikan manfaat bagi umat manusia).

b. Perubahan Lingkungan Strategis


ASN dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang
kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945,
NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.
Fenomena- fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap ASN mengenal dan
memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan
berpotensi terjadi, isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme,
bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war.
c. Teknik Analisis Isu
Strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif dan
dapat dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif. Oleh karena itu
dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan,
sehingga dapat merumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan
dasar analisa yang matang.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


Dalam modul ini, kesiapsiagaan yang dimaksud adalah kesiapsiagan Calon ASN
dalam berbagai bentuk pemahaman konsep yang disertai latihan dan aktvitas baik fisik
maupun mental untuk mendukung pencapaian tujuan dari Bela Negara dalam mengisi dan
menjutkan cita cita kemerdekaan.
Adapun berbagai bentuk kesiapsiagaan dimaksud adalah kemampuan setiap ASN
2
untuk memahami dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah pikir, dan olah tindak dalam
pelaksanaan kegiatan keprotokolan yang di dalamya meliputi pengaturan tata tempat, tata
upacara (termasuk kemampuan baris berbaris dalam pelaksaan tata upacara sipil dan
kegiatan apel), tata tempat, dan tata penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai
peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat
diambil manfaatnya antara lain:
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam
materi Team Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois,tidak disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama

3
AGENDA 2
NILAI-NILAI DASAR PNS
1. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan pada ASN melalui substansi pembelajaran yang terkait dengan
bagaimana memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; ramah, cekatan, solutif, dan
dapat diandalkan; serta melakukan perbaikan tiada henti.
Contoh Sikap Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada
atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada public (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Contoh Sikap Akuntabel:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi;
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efesien.
3. Kompeten
Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan
dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38 Tahun 2017), dan
kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif.
Contoh Sikap Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat secara
serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor
dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan
yang luhur.

4
Contoh Sikap Harmonis:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain dalam kebaikan;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling
tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional.
Contoh Sikap Loyal:
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan
Contoh Sikap Adaptif:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaborasi dan
collaborative governance. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan
bahwa kolaborasi adalah “ value generated from an alliance between two or more firms
aiming to become more competitive by developing shared routines ”.
Contoh Sikap Kolaboratif:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

5
AGENDA 3
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
1. SMART ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan
kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan
kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill,
digital safety, digital culture, dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini
digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat
dalam menguasai teknologi digital.
Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan,
yaitu:
● Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
● Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
● Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
● Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
● Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system
birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
professional. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: 1) Pegawai Negeri Sipil
(PNS); dan 2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki
nomor induk pegawai secara nasional. Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam
kelancaran pelaksanaan tugas, PPPK wajib mematuhi 51 Manajemen ASN disiplin PPPK.
Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PPPK serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin. PPPK yang melakukan pelanggaran
disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

6
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat karena: 1.
jangka waktu perjanjian kerja berakhir; 2. meninggal dunia; 3. atas permintaan sendiri; 4.
perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pengurangan
PPPK; atau 5. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas
dan kewajiban sesuai perjanjian kerja yang disepakati.

Anda mungkin juga menyukai