Anda di halaman 1dari 2

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

BAB I

PENDAHULUAN

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PERLUKAH?

Sejak reformasi bergulir tahun 1998 yang lalu hingga kini, korupsi tidak hanya melanda kehidupan
politik, tetapi juga ekonomi dan sosial. Korupsi sesungguhnya bukan merupakan penyakit luar
Masyarakat internasional sangat tinggi terhadap fenomena korupsi Ini. Komitmen untuk melakukan
pemberantasan korupsi didukung Oleh lembaga-lembaga pembiayaan dunia, seperti World
Bank,ADB, IMF, dan organisasi internasional lainnya seperti OECD dan APEC.Korupsi yang sudah
berlangsung lama sejak Indonesia kuno,Madya, hingga modern tampaknya telah
membudaya.Masyarakat mengira bahwa korupsi sebagai penyakit kronis Orde baru bakal hilang
seiring dengan lengsernya Soeharto beserta Kroni-kroninya. Dugaan masyarakat ternyata meleset,
karena Penyakit korupsi tersebut ternyata telah bermutasi menjadi Neokorupsi pada masa
reformasi. Bahkan boleh dibilang korupsi Makin menjadi-jadi pada masa reformasiSanksi pidana
yang dijatuhkan kepada pelaku korupsi menurut UU Nomor 20 Tahun 2001 cukup berat.

Pembuat Undang-Undang KPK menyadari bahwa lembaga Pemerintah yang menangani perkara
tindak pidana korupsi saat Ini, seperti kepolisian dan kejaksaan, belum berfungsi secara efektif dan
efisien dalam memberantas tindak pidana korupsi.Sebagaimana sudah diuraikan sebelumnya bahwa
keberadaan Lembaga-lembaga penegak hukum terhadap tindak pidana korupsi Ternyata belum
menyurutkan nyali koruptor untuk mencuri Atau merampok harta negara dan rakyat demi
kepentingan diri, Keluarga, dan kelompok mereka Pendidikan antikorupsi yang dalam Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2002 ditangani oleh Subbidang dan Pelayanan Masyarakat merupakan
pilar penting dari Bidang Pencegahan KPK.

pendidikan Antikorupsi merupakan upaya reformasi kultur politik melalui Sistem pendidikan
untuk melakukan perubahan kultural yang Berkelanjutan, termasuk untuk mendorong terciptanya
good Governance culture di sekolah dan perguruan tinggi.Sekolah atau perguruan tinggi dapat
mengambil peran Strategis dalam melaksanakan pendidikan Siswa-siswa SMA seperti halnya
kebanyakan anak-anak pada tahap remaja pertengahan memiliki karakteristik khusus dalam proses
pembentukan moral, yaitu: (1) mengembangkan idealisme, (2) memiliki tokoh sebagai contoh, (3)
lebih konsisten berbuat sesuai prinsip yang diyakini, dan (4) lebih mampu menetapkan tujuan sesuai
ketertarikannya pada moral antikorupsi terutama Dalam membudayakan perilaku antikorupsi di
kalangan siswa dan mahasiswa.

Di dunia telah dibentuk pula jaringan Kerjasama antarnegara untuk mengenalkan program
pendidikan Antikorupsi.Upaya pemberantasan korupsi, terutama dalam hal pencegahan Yang
dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), disambut PosDalam sejarah Indonesia,
kehadiran mahasiswa tidak pernah Lepas dari peran sentral yang dimainkan lepas dari peran sentral
yang dimainkan.

Mahasiswa pada masa kini pun semestinya mewarisi jiwa Kepemimpinan mahasiswa dan pemuda
generasi sebelumnya. Kepemimpinan sangat dibutuhkan mahasiswa, karena bangsa Dan negara ini
memerlukan kehadirannya Pendidikan antikorupsi dibutuhkan, karena akan dapat membentuk
karakter mahasiswa yang unggul.

Anda mungkin juga menyukai