Anda di halaman 1dari 30

Struktur Kristal

by
Ahmad Kafrawi Nasution
Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, Anda seharusnya dapat melakukan hal berikut:
ü Menjelaskan perbedaan struktur atom/molekul antara material kristal dan
nonkristalin.
ü Mampu menggambarkan sel satuan untuk struktur kristal kubus pusat ruang (Body
Centered Cubic, BCC), kubus pusat sisi (Face Centered Cubic, FCC), dan heksagonal
tumpukan padat (Hexagonal Close Packed, HCP).
ü Mengetahui hubungan antara panjang tepi sel satuan dan jari-jari atom untuk
struktur kristal kubus pusat ruang (Body Centered Cubic, BCC) dan kubus pusat sisi
(Face Centered Cubic, FCC).
ü Mampu menghitung densitas untuk logam yang memiliki struktur kristal kubus pusat
ruang (Body Centered Cubic, BCC) dan kubus pusat sisi (Face Centered Cubic, FCC)
berdasarkan dimensi sel satuannya.
q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, Anda seharusnya dapat melakukan hal berikut:
ü Mampu memberikan tiga bilangan bulat indeks arah, buat sketsa arah yang sesuai
dengan indeks ini dalam sel satuan.
ü Mampu menentukan indeks Miller untuk bidang yang telah digambar di dalam sel
satuan.
ü Menjelaskan bagaimana struktur kristal padat kubik dan heksagonal yang berpusat
pada muka dapat dihasilkan oleh penumpukan bidang atom yang rapat.
ü Mengetahui beda antara kristal tunggal dan bahan polikristalin.
ü Mengetahui penentuan isotropi dan anisotropi sehubungan dengan sifat material.

q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Struktur Kristal
ü Material padat dapat diklasifikasikan menurut keteraturan
atom atau ion yang disusun terhadap satu sama lain.
ü Material kristal adalah salah satu di mana atom terletak dalam
susunan berulang atau periodik pada jarak atom yang besar;
yaitu, keteraturan jarak jauh ada, sehingga setelah
pemadatan, atom akan memposisikan diri dalam pola tiga
dimensi berulang, di mana setiap atom terikat pada atom
tetangga terdekatnya.
ü Semua logam, banyak material keramik, dan polimer tertentu
membentuk struktur kristal dalam kondisi pemadatan normal.
q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Struktur Kristal
ü Beberapa sifat padatan kristal bergantung pada
struktur kristal material, cara atom, ion, atau molekul
tersusun secara spasial.
ü Ada sejumlah besar struktur kristal berbeda yang
semuanya memiliki orde atom jarak jauh; ini
bervariasi dari struktur logam yang relatif sederhana
hingga yang sangat kompleks, seperti yang
ditunjukkan oleh beberapa bahan keramik dan
polimer.
q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Struktur Kristal
Table 3.1 Atomic Radii and Crystal Structures for 16 Metals
Atomic Atomic
Crystal Radiusb Crystal Radius
Metal Structurea (nm) Metal Structure (nm)
Aluminum FCC 0.1431 Molybdenum BCC 0.1363
Cadmium HCP 0.1490 Nickel FCC 0.1246
Chromium BCC 0.1249 Platinum FCC 0.1387
Cobalt HCP 0.1253 Silver FCC 0.1445
Copper FCC 0.1278 Tantalum BCC 0.1430
Gold FCC 0.1442 Titanium (!) HCP 0.1445
Iron (!) BCC 0.1241 Tungsten BCC 0.1371
Lead FCC 0.1750 Zinc HCP 0.1332
a
FCC " face-centered cubic; HCP " hexagonal close-packed; BCC " body-centered cubic.
A nanometer (nm) equals 10#9 m; to convert from nanometers to angstrom units (Å),
b

multiply the nanometer value by 10.

q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Sel Satuan (Unit Cell)

y
x

Sel satuan (Unit cell)

q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Sel Satuan (Unit Cell)
ü Urutan atom dalam padatan kristal menunjukkan bahwa kelompok kecil atom
membentuk pola berulang. Jadi, dalam menggambarkan struktur kristal, seringkali
lebih mudah untuk membagi struktur menjadi entitas kecil yang berulang yang
disebut sel unit.
ü Sel satuan untuk sebagian besar struktur kristal adalah paralelepiped atau prisma
yang memiliki tiga set wajah paralel; satu digambar dalam kumpulan bola, yang
dalam hal ini adalah kubus.
ü Sel satuan dipilih untuk mewakili simetri struktur kristal, di mana semua posisi atom
dalam kristal dapat dihasilkan oleh translasi jarak integral sel satuan di sepanjang
masing-masing tepinya.
ü Dengan demikian, sel satuan adalah unit struktural dasar atau blok bangunan dari
struktur kristal dan mendefinisikan struktur kristal berdasarkan geometrinya dan
posisi atom di dalamnya.
q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Sel Satuan (Unit Cell)

• Untuk pemahaman sel satuan


maka dimulai dari sel satuan kubus
sederhana (Simple Cubic, SC)
• ukuran kisi (rusuk kubus) atau yang
lebih dikenal dengan lattice dan
disimbolkan dengan a, b dan c.
• untuk kubus sederhana (Simple
Cubic) dimana a = b = c.

q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Sel Satuan (Unit Cell)

Sel Satuan Kubus Sederhana


(Simple Cubic, SC)
Jumlah atom yang terdapat di dalam kubus
• Setiap atom yang berada di dalam kubus
= 1/8 dan jumlah atom yang posisinya
pada sudut-sudut kubus = 8, sehingga
1/8 X 8 = 1

q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Sel Satuan (Unit Cell)

Kubus Pusat Ruang


(Body Centered Cubic, BCC)
Jumlah atom yang terdapat di dalam kubus
• setiap atom yang berada di dalam kubus
= 1/8 dan jumlah atom yang posisinya
pada sudut-sudut kubus = 8 dan
ditambah 1 atom penuh yang berada di
tengah-tengah
q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Sel Satuan (Unit Cell)
Kubus Pusat Ruang (Body Centered Cubic, BCC)

q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Sel Satuan (Unit Cell)

Sel satuan kubus pusat sisi


(Face Centered Cubic, FCC)
Jumlah atom yang terdapat di dalam kubus
• atom yang berada di dalam kubus = 1/8
X posisi atom pada sudut-sudut kubus =
8 kemudian ditambah ½ atom X 6 atom
yang berada pada sisi dinding kubus

q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Sel Satuan (Unit Cell)
Kubus Pusat Ruang (Face Centered Cubic, FCC)

a 4R

q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Sel Satuan (Unit Cell)

Sel Satuan Heksagonal


(Hexagonal Close Packed (HCP)
Khusus untuk satuan sel susunan padat terdapat dua jenis yaitu
Cubic Close-Packed (CCP) dan Hexagonal Close Packed (HCP)

B B B
C C C C
C C C C

B B B B C C C C C
C C C C C

) )
q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Sel Satuan (Unit Cell)

Sel Satuan Heksagonal B

Cubic Close-Packed (CCP) A

(a) (b)

q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
Sel Satuan (Unit Cell)

Sel Satuan Heksagonal


Hexagonal Close Packed (HCP)
H

G F

A
E

B
J ABA
c
A

D
B
B
C A

A a

(a)

q William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch.–8th ed., 2010, Materials science and engineering: an introduction.
DETERMINATION OF CRYSTAL STRUCTURES
X-Ray Diffraction and Bragg’s Law
DETERMINATION OF CRYSTAL STRUCTURES

Schematic x-ray diffractometer


DETERMINATION OF CRYSTAL STRUCTURES
Diffraction pattern
Sistem Kristal

b
y

x
Sistem Kristal

SYMTEM AXES AXIAL ANGLES


z

Cubic a=b=c a = b = g = 90O


Tetragonal a=b≠c a = b = g = 90O
Orthorhombic a≠b≠c a = b = g = 90O a
Monoclinic a≠b≠c a = g = 90O ≠ b
Triclinic a≠b≠c a ≠ b ≠ g ≠ 90O
b
Hexagonal a=a≠c a=b= 90O ;g= 120O y
Rhombohedral a=b=c a = b = g ≠ 90O

x
Notasi Sel Satuan
Setiap sel satuan dapat dibentuk bidang kristal. Bidang-bidang (khayal) tersebut akan
memiliki arti bilamana bidang-bidang itu ditempati oleh atom-atom.
Notasi Sel Satuan
Untuk mendefenisikan bidang-bidang dalam sistem sel satuan kubus, Miller telah
menyusun indeknya. Adapun langkah-langkah untuk penentuan indeks bidang
sebagai berikut :
• Tentukan titik potong bidang dengan sumbu koordinat sel satuan, misalnya (x1, y1,
z1).
• Bandingkan titik potong dengan tetapan kisi pada masing-masing sumbu, yaitu :
x1/a, y1/b, z1/c.
• Ambil kebalikannya : a/x1, b/y1, c/z1.
• Definisikan : h = a/x1, k = b/y1, l = c/z1.
• Sederhanakan h, k, l menjadi bilangan bulat terkecil
• Indeks bidang tersebut ditulis : (hkl).
• Bila nilai h, k, atau l ada yang negatif, maka indeks tersebut dituliskan dengan garis
di atasnya (tanda “bar”)
Notasi Sel Satuan
Contoh :
Misalnya ada memberi indek untuk bidang ABEF

Langakah-langkah X Y Z
1. menentukan titik potong
1 ~ ~
bidang tersebut dengan
sistem sumbu

2. Menentukan harga kebalikan 1 1 1


1 ~ ~

3. Indek Miller 1 0 0

Ä Sehingga bidang ABEF Indek Millernya 100


Notasi Sel Satuan
PENENTUAN DENSITAS
Untuk menghitung densitas secara teori maka dapat
dilakukan dengan hubungan persamaan di bawah ini.

dimana
CONTOH PENENTUAN DENSITAS
Tembaga memiliki jari-jari atom 0,128 nm, struktur kristalnya adalah FCC , dan berat atom
63,5 g/mol, hitunglah densitas dari tembaga tersebut secara teoritis.

dimana

sehingga
Diagram Fasa Fe-C

by Ahmad Kafrawi Nasution


by Ahmad Kafrawi Nasution

Anda mungkin juga menyukai