Kajian Perencanaan Perkerasan Berumur Panjang Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Medan Kualanamu
Kajian Perencanaan Perkerasan Berumur Panjang Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Medan Kualanamu
2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/21341
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
KAJIAN PERENCANAAN PERKERASAN BERUMUR PANJANG PADA PROYEK
PEMBANGUNAN JALAN TOL MEDAN KUALANAMU
TUGAS AKHIR
Kata kunci: Perkerasan Berumur Panjang, Bina Marga 2013, Life Cycle Cost
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulisan Tugas
Akhir yang berjudul “KAJIAN PERENCANAAN PERKERASAN BERUMUR
PANJANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL MEDAN
KUALANAMU” ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Pendidikan Sarjana di Bidang Studi Struktur Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini hingga dapat terselesaikan
tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang berperan yaitu:
1. Bapak Ir. Zulkarnain A.Muis, M.Eng, Sc., selaku Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
2. Ibu Adina Sari Lubis, S.T., M.T., selaku Co Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, sebagai Ketua Departemen Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. Syahrizal, M.T., sebagai Sekretaris Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, M.T., Bapak Irwan Suranta Sembiring, ST,
MT, dan Bapak Ir. Joni Harianto, sebagai Dosen Pembanding dan Penguji
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen staf pengajar Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan
memberikan pengajaran kepada penulis selama menempuh masa studi di
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh staf pegawai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
8. Kedua orang tua penulis Ir. Ahmad Sofian Lubis, M.Si dan Nur Aisyah
Nasution., yang tak pernah berhenti memberikan do’a, dukungan, motivasi,
ii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang
membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
iii
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ ix
DAFTAR NOTASI............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
iv
5.1. Kesimpulan.................................................................................................73
5.2. Saran...........................................................................................................84
vi
Tabel 2.2 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Minimum Untuk Desain ................8
Tabel 2.4 Bagan Desain 3 : Desain Perkerasan Lentur Opsi Biaya Minimum
Tabel 2.6 Alternate Bagan Desain 3A : Desain Perkerasan Lentur – Aspal dengan
Tabel 2.7 Distribusi Beban Kelompok Sumbu Kendaraan Niaga untuk Jalan Lalu
Tabel 2.9 Bagan Desain 4 : Perkerasan Kaku untuk Jalan dengan Beban Lalu
Tabel 2.10 Bagan Desain 4A : Perkerasan Kaku untuk Jalan dengan Beban Lalu
Tabel 2.13 Besar Pengurangan Modulus terhadap Tebal Lapis Atas .....................37
vii
Tabel 4.9 Life Cycle Cost untuk Perkerasan Lentur 20 Tahun .............................75
Tabel 4.10 Life Cycle Cost untuk Perkerasan Lentur 50 Tahun ...........................76
Tabel 4.11 Life Cycle Cost untuk Perkerasan Kaku 20 Tahun .............................77
Tabel 4.12 Life Cycle Cost untuk Perkerasan Kaku 50 Tahun .............................78
Tabel 4.13 Life Cycle Cost untuk Perkerasan Berumur Panjang 50 Tahun..........80
viii
ix
MR = Modulus resilien
n = umur rencana.
Vb = volume bitumen
μɛ = regangan
xi
PENDAHULUAN
Perkerasan kaku biasanya dirancang dan dibangun untuk memberikan masa pelayanan dari 20
sampai 25 tahun. Untuk saat ini, telah ada gerakan pembangunan perkerasan dengan masa
pelayanan awal 40 tahun atau lebih, terutama untuk lalu lintas bervolume tinggi, jalan perkotaan
yang mengalami kemacetan atau pengalihan jalur. Penggunaan perkerasan berumur panjang telah
terbukti sangat efektif untuk meminimalkan biaya pemeliharaan dan mengurangi keterlambatan
hanya dalam perhitungan regangan dan tegangan. Pada perencanaan Perkerasan Berumur Panjang
besarnya regangan dan tegangan sudah ditentukan sehingga besarnya beban lalu lintas dapat
dikendalikan. Perkerasan berumur panjang dirancang dan dibangun dengan umur 50 tahun atau
memerlukan pemeliharaan (secara periodik) hanya pada lapisan permukaan perkerasan untuk
1992; APA, 2002). Pada beberapa literatur, long-life asphalt pavement terkadang disebut sebagai
Konsep desain perkerasan berumur panjang lebih didasarkan pada kriteria regangan batas (atau
regangan maksimum), bukan pada kerusakan kumulatif. Proses desain perkerasan ini perlu
memperhitungkan beban sumbu kendaraan terberat, modulus tanah dasar terendah pada musim
hujan dan modulus lapisan beraspal terendah pada suhu tertinggi di siang hari. Dengan demikian,
masa layan perkerasan berumur panjang menjadi tak terhingga atau disebut perpetual pavement.
1
Universitas Sumatera Utara
Proyek pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu merupakan jenis perkerasan kaku yang
dirancang berumur 20 tahun. Perkerasan jalan ini dapat juga dirancang dengan perencanaan
Bagaimana jika jalan tol Medan-Kualanamu yang merupakan Perkerasan Kaku tersebut
3. Untuk merencanakan tebal perkerasan berumur panjang pada jalan tol Medan-Kualanamu.
1. Informasi / data yang diperoleh dari hasil analisis yang telah dilakukan diharapkan bisa
berguna sebagi masukan bagi pihak terkait dalam melakukan pengembangan kedepannya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai referensi bagi pihak lain yang ingin melakukan
Ruang lingkup dan batasan masalah pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
2
Universitas Sumatera Utara
1. Ruas jalan yang akan ditinjau berada pada jalan tol Medan-Kualanamu, yaitu ruas jalan tol
2. Perkerasan yang akan direncanakan adalah perkerasan lentur,perkerasan kaku dan perkerasan
berumur panjang.
3. Kajian tebal perkerasan ini ditinjau hanya dari segi ekonomis untuk umur 50 tahun.
4. Pedoman yang digunakan dalam kajian ini adalah Manual Desain Perkerasan Jalan 2013.
Tahap penulisan yang didalam tugas akhir ini dikelompokkan kedalam 5 (lima) bab dengan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan pembahasan tentang rancangan yang akan dilakukan pada tugas akhir ini
yaitu meliputi, latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat dan pembatasan masalah.
Bab ini berisikan kajian berbagai literatur mengenai perencanaan perkerasan lentur,
perkerasan kaku dan perkerasan berumur panjang. Selain itu pada bab ini juga akan dibahas
mengenai acuan ataupun pedoman yang dipakai dalam perencanaan tebal perkerasan ini yakni
Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013. Juga dijelaskan kedudukan kajian ini
berdasarkan hasil studi terdahulu yang relevan dengan pembahasan dalam tugas akhir ini.
Bab ini menguraikan perencanaan tebal perkerasan lentur untuk jalan tol Medan-Kualanamu,
juga perencanaan tebal perkerasan kaku dan perencanaan tebal perkerasan berumur panjang.
3
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan tebal perkerasan ini berpedoman Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor
02/M/BM/2013 dengan menggunakan Excel. Kemudian data hasil perencanaan tebal dari ketiga
Bab ini berisi hasil dari masing-masing perencanaan tebal perkerasan yang disajikan dalam
bentuk kurva dan table. Juga berisi analisa mengenai keseluruhan perencanaan tersebut.
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari analisa yang telah
dilakukan sebelumnya.
4
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perkerasan jalan adalah bagian dari jalur lalu lintas, yang bila kita perhatikan secara
kedudukan yang paling sentral dalam suatu badan jalan. Lalu lintas langsung terkonsentrasi
pada bagian ini, dan boleh dikatakan merupakan urat nadi dari suatu konstruksi jalan. Apapun
jenis perkerasan lalu lintas, dia harus dapat memfasilitasi sejumlah pergerakan lalu lintas,
apakah berupa jasa angkutan manusia, atau jasa angkutan barang berupa seluruh komoditas
Secara umum, perkerasan jalan raya harus cukup kuat terhadap tiga tinjauan kekuatan, yaitu:
1. Secara keseluruhan harus kuat terhadap beban lalu lintas yang melaluinya.
2. Permukaan jalan harus tahan terhadap keausan akibat ban kendaraan, air dan hujan.
3. Permukaan jalan harus cukup tahan terhadap cuaca dan temperatur, dimana jalan itu
berada.
beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan itu sendiri.
Dengan demikian memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan jalan
tersebut. Untuk itu dalam perencanaan perlu dipertimbangkan seluruh faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi fungsi jalan seperti: fungsi jalan, kinerja perkerasan, umur rencana, lalu
lintas yang merupakan beban dari perkerasan jalan, sifat tanah dasar, kondisi lingkungan,
sifat dan jumlah material yang tersedia di lokasi yang akan dipergunakan sebagai bahan lapis
jalan, pola lalu-lintas serta nilai ekonomi jalan yang bersangkutan, yang dapat ditentukan
5
Universitas Sumatera Utara
antara lain dengan metode Benefit Cost Ratio, Internal Rate of Return, kombinasi dari metode
tersebut atau cara lain yang tidak terlepas dari pola pengembangan wilayah. Umumnya
perkerasan beton semen dapat direncanakan dengan umur rencana (UR) 20 tahun sampai 40
tahun., Umur rencana perkerasan baru seperti yang ditulis di dalam tabel berikut.
pengikat, lapisan – lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu
lintas ke tanah dasar. Struktur jalan untuk jenis perkerasan lentur pada dasarnya terdiri dari
tanah dasar (subgrade),lapis pondasi bawah (subbase course), lapis pondasi atas (base
6
Universitas Sumatera Utara
Prosedur-prosedur ini harus diikuti sebagaimana diuraikan pada sub bab refrensi Bina
Marga 2013 untuk mencapai solusi optimum dalam desain perkerasan lentur.
Dalam Bina Marga 2013 dicantumkan umur rencana untuk masing-masing tipe
2. Tentukan nilai-nilai CESA4 untuk umur desain yang telah dipilih Dalam Bina Marga
2013 pada Sub Bab 4 menjelaskan tentang Lalu Lintas, dimana di dalamnya terdapat
Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESA) yang merupakan jumlah kumulatif
beban sumbu lalu lintas desain pada lajur desain selama umur rencana yang
ditentukan sebagai :
Dimana
ESA : lintasan sumbu standar ekivalen (equivalent standard axle) untuk 1 hari
LHRT : lintas harian rata – rata tahunan untuk jenis kendaraan tertentu
( . )
Dimana ( ) ……………………………………….. (2.3)
.
Faktor pertumbuhan lalu lintas didasarkan pada data–data pertumbuhan historis atau
formulasi korelasi dengan faktor pertumbuhan lain yang valid, bila tidak ada maka
7
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Minimum Untuk Desain
kerusakan atau kelelahan dari lapisan aspal, dimana perhitungan nilai TM masih
bahwa nilai TM ini digunakan hanya untuk desain dengan menggunakan program
CIRCLY.
= …………………………………………………………(2.4)
kelelahan.
Hubungan kelelahan lapisan aspal (asphalt fatigue) untuk lapis beraspal tebal
( . .
= = . Ɛ
…………………………....... (2.5)
Vb = volume bitumen
μɛ = regangan
Kerusakan yang diakibatkan oleh lalu lintas yang dinyatakan dalam ESA4
memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan kerusakan akibat kelelahan lapisan
aspal (asphalt fatigue) akibat overloading yang signifikan. Persamaan TM yang dapat
= − . …………………………… (2.6)
Dimana ESA aspal = jumlah pengulangan sumbu standar untuk desain lapisan
aspal total dengan tebal lebih besar dari 50 mm (tidak berlaku untuk
jalan.
Nilai TM kelelahan lapisan aspal (TM lapisan aspal) untuk kondisi pembebanan yang
tergantung dari beban berlebih pada kendaraan niaga di dalam kelompok truk.
9
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN B memberikan dasar untuk VDF kelompok kendaraan dan perhitungan
TM untuk Indonesia.
4. Hitung CESA5= TM x CESA4 dan gunakan untuk semua bab dari prosedur ini
Nilai CESA tertentu (pangkat 4) untuk desain perkerasan lentur harus dikalikan
Sama halnya juga untuk mengakomodasi deformasi tanah dasar dan lapis perkerasan
dengan pengikat semen masing-masing juga mengikuti aturan pangkat 7 dan pangkat
12, sehingga juga dibutuhkan penggunaan faktor TM untuk desain mekanistik, desain
dalam manual ini didasarkan pada nilai CESA pangkat 4 dan 5 yang sesuai. Karena
itu sangat penting untuk menggunakan nilai CESA yang benar sebagai masukan
5. Tentukan tipe perkerasan dari Tabel 2.3 atau dari pertimbangan biaya (analisis
Perhitungan selanjutnya menentukan tipe perkerasan apa yang akan digunakan dalam
desain. Secara umum hanya terdapat 2 jenis perkerasan pada jalan raya, yaitu
10
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Pemilihan Jenis Perkerasan
Subgrade merupakan lapisan pertama dalam desain perkerasan yang dikerjakan baik
11
Universitas Sumatera Utara
7. Tentukan struktur pondasi jalan
menggunakan Bina Marga 2013 didasarkan pada pengoptimalan biaya desain tersebut
12
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Bagan Desain 3 : Desain Perkerasan Lentur Opsi Biaya Minimum Termasuk CTB
STRUKTUR
F1 F2 F3 PERKERASAN
F4 F5 F6 F7 F8
Lihat Bagan Desain 5 & 6 Lihat Bagan Desain 4 untuk alternatif lebih
murah3
Pengulangan beban
sumbu desain 20
tahun terkoreksi di
lajur desain < 0,5 0,5 – 2,0 2,0 – 4,0 4,0 - 30 30 – 50 50 – 100 100 – 200 200 – 500
(pangkat 5)
(106CESA )5
HRS, SS,
Jenis permukaan atau AC kasar
HRS (6) AC
berpengikat atau AC
Penmac kasar
halus
Jenis lapis pondasi
atas dan lapis pondasi Cement Treated Base (CTB)
Lapis Pondasi Berbutir A
bawah (= Cement Treated Base A )
KETEBALAN LAPIS PERKERASAN (mm)
HRS WC 30 30 30
HRS Base 35 35 35
AC WC 40 40 40 50 50
Lapisan beraspal AC BC 135 155 185 220 280
CTB atau CTB 150 150 150 150 150
LPA LPA Kelas A 150 250 250 150 150 150 150 150
Kelas A
LPA Kelas A, LPA Kelas B atau kerikil
alam atau lapis distabilisasi dengan CBR 150 125 125
>10%
13
2. Ukuran Gradasi LPA nominal maksimum harus 20 mm untuk tebal lapisan 100 – 150 mm atau 25 mm untuk tebal lapisan 125 – 150 mm
3. Pilih Bagan 4 untuk solusi perkerasan kaku untuk life cycle cost yang rendah
4. Hanya kontraktor yang cukup berkualitas dan memiliki akses terhadap peralatan yang sesuai dan keahlian yang diijinkan melaksanakan pekerjaan CTB. LMC dapat digunakan sebagai pengganti CTB untuk
pekerjaan di area sempit atau jika disebabkan oleh ketersediaan alat.
6. HRS tidak digunakan untuk kelandaian yang terjal atau daerah perkotaan dengan lalu lintas melampaui 1 juta ESA. Lihat Bagan Desain 3A untuk alternative
STRUKTUR PERKERASAN
14
STRUKTUR PERKERASAN
FF1 FF2 FF3 FF4 FF5 FF6 FF7 FF8 FF9
Solusi yang dipilih Lihat Catatan 3 Lihat Catatan 3
Pengulangan beban
sumbu desain 20 1-2 2- 4–7 7 - 10 10 - 20 20 - 30 30 - 50 50 - 100 100 - 200
tahun di lajur desain
(pangkat 5)
6
KETEBALAN LAPIS PERKERASAN (mm)
AC WC (10 CESA ) 40 40 40 40 40 40 40 40 40
5
AC BC 60 60 60 60 60 60 60 60 60
AC Base 0 70 80 105 145 160 180 210 245
LPA 400 300 300 300 300 300 300 300 300
Catatan 1 1 2 2 3 3 3 3 3
1. FF1 atau FF2 harus lebih diutamakan daripada solusi F1 dan F2 atau dalam situasi jika HRS berpotensi rutting
2. FF3 akan lebih efektif biaya relatif terhadap solusi F4 pada kondisi tertentu
3. CTB dan pilihan perkerasan kaku (Bagan Desain 3) dapat lebih efektif biaya tapi dapat menjadi tidak praktis jika sumber daya yang dibutuhkan tidak tersedia. Solusi dari FF5-FF9 dapat lebih praktis daripada
solusi Bagan Desain 3 atau 4 untuk situasi konstruksi tertentu. Contoh jika perkerasan kaku atau CTB bisa menjadi tidak praktis : pelebaran perkerasan lentur eksisting atau diatas tanah yang berpotensi
konsolidasi atau pergerakan tidak seragam (pada perkerasan kaku) atau jika sumber daya kontraktor tidak tersedia.
5. Bagan Desain 3A digunakan jika HRS atau CTB sulit untuk diimplementasikan. Untuk desain perkerasan lentur, lebih diutamakan menggunakan Bagan Desain 3.
Periksa apakah setiap hasil perhitungan secara struktur sudah cukup kuat menggunakan Pd T-01-2002-B
15
Perkerasan kaku adalah lapisan beton, dimana lapisan tersebut berfungsi sebagai base
course sekaligus sebagai surface course. Perkerasan kaku adalah perkerasan yang
menggunakan semen (Portland Cement) sebagai bahan pengikatnya. Pelat beton dengan atau
tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah. Beban
lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton. Perkerasan kaku terdiri dari 3 lapisan yaitu,
tanah dasar (subgrade), lapis pondasi bawah (subbase course), pelat beton (concrete slab).
Prosedur-prosedur ini harus diikuti sebagaimana diuraikan pada sub bab refrensi Bina
Marga 2013 untuk mencapai solusi optimum dalam desain perkerasan kaku.
Dalam Bina Marga 2013 dicantumkan umur rencana untuk masing-masing tipe
2. Tentukan kelompok sumbu kendaraan niaga desain yang lewat selama umur rencana.
Untuk menghitung kelompok sumbu kendaraan niaga desain digunakan tabel berikut
Tabel Distribusi Beban Kelompok Sumbu Kendaraan Niaga untuk Jalan Lalu Lintas
16
10 - 20 7,6
20 - 30 16,5 0,2
30 - 40 18,4 0,5
40 - 50 11,8 1,1
50 - 60 19,0 2,2
60 - 70 7,6 4,9
70 - 80 10,2 7,4
80 - 90 0,7 6,9
17
300 - 310
330 - 340
340 - 350
360 - 370
420 - 430
430 - 440
460 - 470
480 - 490
18
500 - 510
520 - 530
530 - 540
540 - 550
Proporsi
55,8% 26,4% 4,3% 12,2% 1,3%
Sumbu
Catatan:
Berlaku untuk perhitungan desain ketebalan pelat perkerasan kaku.
Sumber data RSDP3 Activity #201 studi sumbu kendaraan niaga di Demak , Jawa Tengah
Tahun 2011 (PANTURA)
Catatan :
STRT : Sumbu tunggal roda tunggal
STRG :Sumbu tunggal roda ganda
STdRT : Sumbu tandem roda tunggal
STdRT : Sumbu tandem roda ganda
STrRG : Sumbu tridem roda ganda
3. Tentukan daya dukung efektif tanah dasar menggunakan solusi tanah normal atau
tanah lunak.
Perkerasan kaku mudah terpengaruh oleh erosi, yaitu terjadinya migrasi butiran halus
tanah dasar melalui sambungan akibat air dan tegangan dinamik. Maka dari itu
pondasi jalan, lapis drainase dan lapis pondasi bawah (sub base) harus didesain.
19
(2) Bagian atas lapis penopang harus diasumsikan memiliki nilai CBR ekivalen tak terbatas 2,5%. (3)
Ketentuan tambahan mungkin berlaku, desain harus mempertimbangkan semua isu kritis.
(4) Tebal lapis penopang dapat dikurangi 300 mm jika tanah asli dipadatkan (tanah lunak kering pada saat konstruksi. (5)
Ditandai oleh kepadatan yang rendah dan CBR lapangan yang rendah di bawah daerah yang dipadatkan
20
7. Hitung tebal lapisan pondasi dari solusi yang diberikan dalam bagan desain 4
Proses desain untuk perkerasan kaku menurut Pd T-14-2003 atau metode Austroad
2004 membutuhkan jumlah kelompok sumbu dan spektrum beban dan tidak
Tabel 2.9 Bagan Desain 4 : Perkerasan Kaku untuk Jalan dengan Beban Lalu Lintas
Berat
Struktur Perkerasan R1 R2 R3 R4 R5
Kelompok sumbu kendaraan berat 6 6 < 6
11 <4,3x10 <8,6 x 10 6 <43 x 10 <86 x 106
(overloaded) 25,8 x 10
Tabel 2.10 Bagan Desain 4A : Perkerasan Kaku untuk Jalan dengan Beban Lalu
Lintas Rendah
21
kendaraan resmi yang tidak realistis dengan kondisi Indonesia. Para desainer harus
dirancang dan dibangun dengan umur 50 tahun atau Iebih tanpa memerlukan rekonstruksi
periodik) hanya pada lapisan permukaan perkerasan untuk menghilangkan retak permukaan
seperti misalnya metoda Asphalt Institute (1991), dapat menghasilkan desain struktur
perkerasan umur layan panjang seandainya respon struktural di dalam perkerasan dapat
dibatasi tetap rendah, sehingga kerusakan struktur perkerasan hanya terjadi pada lapisan
permukaan beraspal saja. Struktur perkerasan bahkan tidak perlu lebih dipertebal lagi untuk
diperlukan harus dilaksanakan tepat waktu untuk dapat mengembalikan integritas struktur
perkerasan. Meskipun demikian, keberhasilan dan struktur perkerasan umur layan panjang
akan sangat ditentukan oleh tiga faktor pendukung, yaitu mutu konstruksi yang baik, fasilitas
drainase yang memadai dan kontrol beban kendaraan sesuai dengan desain. Prosedur
Perpetual Pavement
22
empiris. Ada 5 (lima) ketentuan desain yang membedakan pendekatan Long-Life Asphalt
a. Komposisi lapisan campuran beraspal yang terdiri dan tiga lapisan, yaitu lapisan
Asphalt Base yang memiliki ketahanan terhadap retak lelah, lapisan Asphalt
b. Regangan tarik horizontal yang terjadi di bawah lapisan beraspal akibat beban
sumbu kendaraan terberat yang terdapat di dalam lalu lintas dibatasi tidak lebih
besar dan sekitar 70+125µƐ. Sedangkan, regangan tekan vertikal pada permukaan
tanah dasar dibatasi tidak lebih besar dan 200 µƐ. Berdasarkan kriteria ini, desain
pendekatan empiris karena tebal struktur perkerasan desain menjadi konstan dan
tidak lagi dipengaruhi oleh jumlah repetisi beban sumbu standan. Secara umum,
desain struktur perkerasan harus selalu didasarkan pada kritenia retak lelah yang
c. Pengujian mutu dan analisis data pengujian mulai dan tanah dasar sampai dengan
lapisan permukaan harus dilakukan secara teratur dan konsisten selama masa
yang dilengkapi dengan peralatan uji non destruktif yang cepat dan modern serta
d. Kerusakan yang terjadi pada permukaan beraspal harus diperbaiki tepat waktu.
Proses daur ulang dengan cara menggaruk lapisan permukaan beraspal tersebut
23
ramah lingkungan.
karena penggunaan lapisan campuran beraspal yang umumnya lebih tebal. Akan
tetapi life-cycle cost mungkin bisa lebih rendah karena perkiraan biaya
pemeliharaan yang lebih rendah dan biaya operasi kendaraan yg rendah selama
empiris, termasuk desain perpetual pavement, memerlukan enam elemen desain utama.
Berikut adalah usulan untuk enam elemen tersebut: usulan model struktur perkerasan,
konfigurasi beban sumbu kendaraan, model karakterisasi material perkerasan, teori analisis
bervariasi lebih nyata dalam sehari dibandingkan dengan data bulanan. Secara umum,
temperatur perkerasan dan udara yang tinggi terjadi dalam rentang waktu antara jam 08:00
sampai 18:00. Meskipun demikian, temperatur perkerasan yang dihasilkan terlihat selalu
lebih tinggi daripada temperatur udara. Dan temperatur lapisan perkerasan yang lebih bawah
selalu lebih rendah daripada temperatur lapisan perkerasan yang di atasnya. Kenyataannya di
malam hari temperatur lapisan perkerasan yang lebih bawah, seringkali dapat lebih tinggi
daripada temperatur lapisan perkerasan yang diatasnya. Di pagi hari temperatur perkerasan
24
Nilai ekonomis dari desain perpetual pavement terlihat dari hasil desain struktur
perkerasan yang tidak perlu dipertebal lagi untuk memperpanjang masa layan. Hal ini
perkerasan secara empiris. Dengan pendekatan empiris, tebal struktur perkerasan dapat terus
Software ini terbagi dalam empat program yang terpisah dan ditambah dengan
beberapa program untuk menunjukkan grafis, keempat program tersebut antara lain yaitu
merupakan program analisis untuk perkerasan lentur, sedangkan SLABINP dan KENSLAB
Program ini disimpan dalam CD dan terdiri dari lima file: setup.exe,
dapat diinstal pada setiap komputer dengan Windows 95 atau lebih tinggi. Prosedur untuk
1. Masukkan disk ke dalam CD Drive, Klik tombol Start, kemudian klik Run, dan
2. Ketik drive pertama diikuti oleh SETUP (misalnya D:\SETUP), kemudian klik
25
4. Ikuti petunjuk pada layar sampai muncul pesan "KENPAVE Setup was completed
succesfully". Selama instalasi, jika pesan" A file being copied is older than the file in
your system . Do you want to keep this file? " muncul, cukup klik "Ya" seperti yang
direkomendasikan. Jika pesan kesalahan muncul untuk file tertentu, klik tombol
Abaikan dan biarkan instalasi dilanjutkan. Sistem mungkin sudah memiliki file, atau
Programs dan KENPAVE, dengan mengklik KENPAVE akan keluar layar utama
KENPAVE.
(KENSLABS dengan memori besar), 12 file data dalam satuan Inggris, 12 file data
dalam satuan SI, datapath digunakan untuk drop-down box, dan ST6UNST untuk
menguninstall program.
Gambar 2.18 menunjukkan tampilan utama KENPAVE, yang terdiri dari dua menu
pada bagian atas dan 11 menu di bagian bawah. Tiga menu pada bagian kiri digunakan
untuk perkerasan lentur, dan lima menu pada bagian kanan untuk perkerasan kaku, dan
26
Dalam jurnal Fadhlan (2013) yang dikutip dari buku Yang H.Huang (2004) menjelaskan
menu-menu yang terdapat pada program KENPAVE. Selain itu akan dicantumkan juga
menu input dan output pada sub program KENPAVE yaitu KENLAYER. Penjabarannya
sebagai berikut :
Data Path
Pada sebelah kiri di bagian ujung atas terdapat kotak Data Path yang merupakan direktori
tepat penyimpanan data. Nama yang umum pada direktori adalah default C:\KENPAVE
\ sebagai mana terdaftar pada proses instalasi. Jika ingin membuat direktori baru untuk
menyimpan data file yang dibuat, Anda dapat mengetikkan nama direktori (mis C:\ABC
\) di kotak Jalur data. Setelah LAYERINP atau SLABSINP diklik, direktori baru akan
dibuat dan muncul sebagai item pertama dalam kotak data path. Jika Anda ingin membuat
file data yang ada selain direktori C:\KENPAVE\, Anda dapat mengetikkan nama
direktori. Semua file data dalam direktori tersebut dengan extension. DAT akan
ditampilkan dalam menu Filename yang berada di sebelah kanan. Namun, kotak nama file
akan tetap kosong, jika tidak ada file dengan extensi DAT di direktori data.
27
Pada menu filename akan ditampilkan sebuah file baru yang diciptakan oleh LAYERINP
atau SLABSINP, kita tidak perlu mengeketik nama di kotak Filename karena file yang
dibuat akan automatis ada pada menu filename. Semua file data harus memiliki ekstensi
DAT. Nama file ditampilkan dalam kotak juga akan digunakan dalam file lain
yang dihasilkan selama pelaksanaan KENLAYER atau KENSLABS. Untuk file yang
ada untuk diedit, dapat mengetikkan nama file atau menggunakan daftar drop-down box
Help
Pada Setiap layar menu terdapat menu 'help' yaitu bantuan yang menjelaskan parameter
input dan penggunaan yang tepat dari program. Textbox dan bentuk data yang
kebanyakan berada pada layar yang sama. Beberapa menu memiliki 'Bantuan' menu
atau tombol yang harus diklik jika ingin membacanya. Menu help sangat membantu
dalam menjalankan program ini, karena pada setiap menu yang baru akan ada penjelasan
Editor
EDITOR dapat digunakan untuk memeriksa, mengedit, dan cetak data file, untuk
mungkin ingin membuat beberapa perubahan sederhana dalam file data dengan
EDITOR karena dapat memasukkan file lebih cepat dan melihat isi dari seluruh file,
SLABSINPExit
28
KENPAVE.
dan dapat dijalankan hanya setelah file data telah diisi. Program ini akan membaca
dari file data dan memulai eksekusi. Selama eksekusi, beberapa hasil akan muncul di
LGRAPH atau SGRAPH dapat digunakan untuk menampilkan grafik rencana dan
Contour
Menu ini berguna untuk plot kontur tekanan atau momen dalam arah x atau y. plot
lentur tanpa sambungan atau perkerasan kaku (Huang, 2004). Untuk perkerasan kaku
29
yang telah diuraikan di BAB dua. KENLAYER dapat diaplikasikan pada perilaku
tiap lapis yang berbeda, seperti linear, non linear atau viskoelastis. Dan juga empat jenis
sumbu roda, yaitu sumbu tunggal roda tunggal, sumbu tunggal roda ganda, sumbu
tandem dan sumbu triple. Pada program KENLAYER dimulai dengan input data
Tampilan LAYERINP
Gambar 2.4 menunjukkan tampilan menu LAYERINP. Pada LAYERINP ada 11 menu.
Dari setiap menu harus diisi dengan data yang ada. Namun, ada menu-menu yang default
yang artinya tidak perlu diisi Karena dengan automatis akan menyesuaikan dengan data
yang diisi.
LAYERINP, yaitu:
a. File
Menu ini untuk memilih file yang akan diinput. New untuk file baru dan Old untuk
b. General
31
NDAMA : Analisa kerusakan. (0) jika tidak ada kerusakan analisis, (1) terdapat
kerusakan analisis, ada hasil printout, (2) terdapat kerusakan analisis, ada hasil printout
lebih detail.
analisa kerusakan.
32
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
2047
2048
2049
2050
2051
2052
2053
2054
2055
2056
2057
2058
2059
2060
2061
(Perpetual Pavement)
(Perpetual Pavement)
Perpetual Pavement
(Perpetual Pavement).
(Perpetual Pavement)
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa dan perhitungan yang dilakukan, maka didapat beberapa ringkasan dan
horizontal pada bagian bawah lapis permukaan beraspal sebesar 42.29 µƐ, sedangkan
regangan tekan vertikal pada permukaan tanah dasar sebesar 120.4 µƐ. Maka
regangan tarik horizontal dan regangan tekan vertikal pada perkerasan sudah
memenuhi syarat.
lapisan campuran beraspal yang umumnya lebih tebal. Akan tetapi life-cycle cost
5. Nilai ekonomis dari desain perkerasan berumur panjang terlihat dari hasil desain
struktur perkerasan yang tidak perlu dipertebal lagi hingga akhir masa layan.
penyelenggara jalan dikarenakan biaya desain awal yang lebih murah daripada
83
perkerasan.
5.2 SARAN
awal yang murah dan hanya dibutuhkan pemeliharaan rutin hingga akhir masa layan
perkerasan jalan.
84
2. Direktorat Jenderal Bina Marga. 2013. Manual Desain Perkerasan Jalan. Departemen
Pekerjaan Umum
3. Direktorat Jenderal Bina Marga. 2003. Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen
8. Sukirman, Silvia (1999), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung
11. Hardiyatmo, Hary Christady Ir. M.Eng., DEA. 2007. Pemeliharaan Jalan Raya.
12. Suaryana, Nyoman; Kosasih, Djunaedi; Ronny, Yohanes. 2013. Perpetual Pavement/
13. Tjan, Aloysius. 2007. Analisa Dampak Perpetual Pavement pada Biaya Konstruksi
dan Pemeliharan bagi Jasa Marga (Kasus Jalan Tol Jakarta Cikampek Seksi
85
Practices and Directions From the States. Washington, D.C.: U.S. Depeartment of
Transportation
15. Rachmayati, Diana. 2007. Kajian Perbandingan Biaya Siklus Hidup Perkerasan Kaku
dan Perkerasan Lentur (Life Cycle Cost Comparison Study For Rigid and Flexible
Lingkar Mojoagung. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271
86