Anda di halaman 1dari 30

B E R I T A NEG A RA

R E P U B L I K INDONESIA
No.1895, 2 0 1 6 KEMENAKER. Pemagangan Dalam Negeri.
Penyelenggaraan. Pencabutan.

PE R A TU R A N M E N T E R I K E T E N A G A K E R J A A N
R E P U B L I K I N D O N ES I A
NOMOR 3 6 TAHUN 2 0 1 6
TENTANG
P E N Y E L E N G G A R A A N PEMAGANGAN D I DALAM N E G E R I

DE NG AN RAHMAT TUHAN YANG MAHA E S A

M E N T E R I K E T E N A G A K E R J A A N R E P U B L I K I ND O NES I A ,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Nomor P E R . 2 2 / M E N / I X / 2 0 0 9 tentang Penyelenggaraan
Pemagangan di Dalam Negeri su d ah tidak s esuai dengan
perkembangan dan kebut uhan penyelenggaraan
pemangangan di dalam negeri sehingga perlu
disempurnakan;
b. bahwa penyelenggaraan pemagangan di dalam negeri
sebagaimana dimaksud dalam h ur uf a merupakan
pelaksanaan ketentuan Pasal 9 ayat (4)
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006
tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam h u r u f a dan h ur u f b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang
Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-2-

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
T a h u n 2 0 0 3 Nomor 3 9 , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan D ae r a h (Lembaran Negara Republik
Indonesia T a h u n 2 0 1 4 Nomor 2 4 4 , Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 55 87) sebagaimana
telah beberapa k al i diubah, terakhir dengan Undang -
Undang Nomor 9 T a h u n 2 0 1 5 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 2 3 T a h u n 2 0 1 4 tentang
Pemerintahan D ae r a h (Lembaran Negara
Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 5 Nomor 58 , Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 1 T a h u n 2 0 0 6 tentang
Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia T a h u n 2 0 0 6 Nomor 6 7 , Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637);
4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Ke r an g k a Kual i f i k a si Nasional Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 2 Nomor 24);
5. Peraturan Presiden Nomor 1 8 Tahun 2015 tentang
Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 5 Nomor 19);
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 T a h u n 2 0 1 4
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis
Kompetensi (Berita Negara Republik Indonesia T a h u n
2 0 1 4 Nomor 586);
7. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 T a h u n 2 0 1 5
tentang Tata Cara Mempersiapkan Pembentukan
Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan
Pemerintah, dan R a n c a n g a n Peraturan Presiden serta
Pembentukan Rancangan Peraturan Menteri di
Kementerian Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik
Indonesia T a h u n 2 0 1 5 Nomor 411);

www.peraturan.go.id
-3- 2 0 1 6 , No.1895

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PE R A TU R A N MENTERI KETENAGAKERJAAN TENTA NG
PE N Y E L E N G G A R A A N PEMAGANGAN D I DALAM N E G E R I .

BAB I
K E T E N T U A N UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja
yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di
lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di
bawah bimbingan dan pengawasan ins t r uk t ur atau
pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi
barang dan/a t au j asa di perusahaa n, dalam ran g k a
menguasai keterampilan atau keahl i an tertentu.
2. Penyelenggara Pemagangan adalah per usahaan yang
memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan
pemagangan.
3. P e r u sa ha an adalah:
a. setiap bentuk u s a h a yang berbadan h u k u m atau
tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan,
atau milik badan h u k u m , baik milik swasta maupun
milik negara yang memperkerjakan pekerja dengan
membayar up ah at au imbalan dalam bentuk lain;
atau
b. usaha-usaha sosial dan u s a h a - u s a h a lain yang
mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang
lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
4. Unit Pelatihan adalah sat u a n unit yang
menyelenggarakan pelatihan di P e r u sa ha an baik u n t u k
memenuhi kebutuhan sendiri maupun
kebut uhan masyarakat.
5. Lembaga Pelatihan Kerja yang selanjutnya disingkat L P K
adalah inst ansi pemerintah, badan hukum atau

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-4-

perorangan yang memenuhi persyaratan untuk


menyelenggarakan Pelatihan Kerja.
6. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang
selanjutnya disingkat SKKNI, adalah rumusan
kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, d an/a t au keahlian, serta sikap kerja yang
relevan dengan pelak sanaan tugas dan syarat jabatan
yang ditetapkan s esuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7. Standar Kompetensi Kerja Khusus adalah standar
kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan
oleh organisasi untuk memenuhi t uj uan internal
organisasinya sendiri d an/a t au untuk memenuhi
kebut uhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja
sama dengan organisasi yang bersangkutan atau
organisasi lain yang memerlukan.
8. Standar Kompetensi Kerja Internasional adalah standar
kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan
oleh s u a t u organisasi multi nasional dan digunakan
secara internasional.
9. Perjanjian Pemagangan adalah perjanjian antara peserta
pemagangan dengan P e r us ah aa n yang dibuat secara
tertulis yang memuat h a k dan kewajiban serta jang ka
waktu pemagangan.
10. Pembimbing Pemagangan adalah tenaga pelatihan yang
merupakan tenaga penyelia atau pekerja yang ditunjuk
oleh penyelenggara pemagangan untuk membimbing
peserta pemagangan di P er us ah aa n .
11. D i n a s Provinsi adalah ins tansi yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan
provinsi.
12. D i n a s Kabupaten/Kota adalah ins tansi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota.
13. Direkt ur Jenderal adalah direktur jenderal yang
bertanggung jawab di bidang pelatihan kerja dan
produktivitas.

www.peraturan.go.id
-5- 2 0 1 6 , No.1895

14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan u r u s a n


pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.

Pasal 2
(1) Pemagangan diselenggarakan oleh P e r u sa ha an yang
memiliki Unit Pelatihan.
(2) Dalam hal perusahaan tidak memiliki unit pelatihan,
P e r u sa ha an dapat me lak uk an kerjasama dengan dengan
L P K yang terakreditasi dan mempunyai skema program
yang sama.
(3) Unit Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
h a r u s memiliki:
a. s u s u n a n kepengurusan unit pelatihan;
b. tenaga pelatihan dan Pembimbing Pemagangan yang
berasal dari karyawan perusahaan yang kompeten;
c. r uan g an teori dan praktik; dan
d. skema program pemagangan yang akan
diselenggarakan.

Pasal 3
P e r us ah aa n hanya dapat menerima peserta pemagangan
paling banyak 3 0 % (tiga pul uh persen) dari jumlah karyawan.

B A B II
PE R SY A RA TA N

Ba g i an Kesa tu
Persyaratan Peserta Pemagangan

Pasal 4
(1) Peserta pemagangan di dalam negeri yaitu pencari kerja.
(2) Peserta pemagangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) h a r u s memenuhi persyaratan:
a. u s i a paling rendah 1 7 (tujuh belas) tahun ;
b. sehat jasmani dan rohani; dan
c. l u l u s seleksi.

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-6-

(3) Peserta pemagangan yang berusia 1 7 (tujuh belas) t a hu n


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) h ur u f a h a r u s
melampirkan surat persetujuan dari orang tua atau wali.

Ba g i an Kedua
Persyaratan Penyelenggara Pemagangan

Pasal 5
Penyelenggara Pemagangan yang a k a n menyelenggarakan
Pemagangan h a r u s memiliki:
a. program pemagangan;
b. sarana dan prasarana ; dan
c. Pembimbing Pemagangan.

Pasal 6
(1) Program pemagangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 hu r u f a d i s u s u n oleh Penyelenggara Pemagangan.
(2) Program pemagangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berisi:
a. nama program pemagangan;
b. t uj uan program pemagangan;
c. kompetensi yang a k a n ditempuh;
d. perkiraan waktu pemagangan;
e. persyaratan peserta pemagangan;
f. persyaratan Pembimbing Pemagangan; dan
g. k u r i k u l u m dan silabus.
(3) Program pemagangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) mengacu pada:
a. SKKNI;
b. Standar Kompetensi Kerja K h u s u s ; dan/a t au
c. Standar Kompetensi Kerja Internasional.
(4) Program pemagangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. pemberian teori dan praktik di Unit Pelatihan;dan
b. praktik kerja di unit produksi perusahaan.

www.peraturan.go.id
-7- 2 0 1 6 , No.1895

(5) Pemberian teori dan praktik sebagaimana dimaksud pada


ayat (4) h ur u f a d i l ak s a n a k a n paling banyak 2 5 % (dua
p ul u h lima persen) dari komposisi program pemagangan.
(6) Prakt i k kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) h ur u f
b d i l ak sa na k a n paling sedikit 7 5 % (tujuh p ul u h lima
persen) dari komposisi program pemagangan.
(7) J a n g k a waktu pemagangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) h ur u f e, dibatasi paling lama 1 (satu) t ah un sejak
ditandatangani Perjanjian Pemagangan.
(8) Dalam hal untuk mencapai kuali fi k asi kompetensi
tertentu a k a n memerlukan waktu lebih dari 1 (satu)
t ahun, maka harus dituangkan dalam Perjanjian
Pemagangan baru dan dilaporkan kepada Dinas
Kabupaten/Kota setempat.
(9) Program pemagangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) d i s u s u n dengan mengacu pada Format 1 tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 7
(1) S a r a n a dan pr asar ana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 hu r u f b, h a r u s memiliki:
a. ruan g teori;
b. ruan g simulasi/praktik;
c. kelengkapan alat keselamatan dan kesehatan kerja;
dan
d. b u k u kegiatan (logbook) bagi peserta pemagangan.
(2) Standar b u k u kegiatan (logbook) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) h ur u f d d i s u s u n dengan mengacu pada
Format 2 tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 8
Pembimbing Pemagangan sebagaimana dimaksud dalam P a s al
5 h ur u f c memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. karyawan tetap;
b. sehat jasmani dan rohani;

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-8-

c. memiliki kompetensi teknis dalam jabatan yang s es uai


dengan program pemagangan;
d. memiliki kompetensi metodologi pelatihan;
e. sur at p e n un j uk an pembimbing dari manajer personalia
atau diatasnya; dan
f. memahami regulasi pemagangan.

Pasal 9
Penyelenggara Pemagangan dilarang mengikutsertakan
peserta pemagangan yang telah mengikuti pemagangan pada
program/jabatan/kuali fikasi yang sama.

B A B III
P E R J A N J I A N PEMAGANGAN

Pasal 1 0
(1) Penyelenggaraan Pemagangan d i l ak s a n a k a n atas dasar
Perjanjian Pemagangan secara tertulis antara peserta
pemagangan dengan P er us ah aa n .
(2) Perjanjian Pemagangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat:
a. h a k dan kewajiban peserta pemagangan;
b. h a k dan kewajiban Penyelenggara Pemagangan;
c. program pemagangan; dan
d. besaran uan g s a k u .
(3) Perjanjian Pemagangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) d i s u s u n dengan mengacu pada Format 3
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 1 1
(1) Perjanjian Pemagangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 0 h a r u s diketahui dan d i sa hk an oleh D i n a s
Kabupaten/Kota setempat.
(2) Pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) h a r u s
selesai dalam jan g k a waktu paling lama 3 (tiga) har i
kerja.

www.peraturan.go.id
-9- 2 0 1 6 , No.1895

(3) Dalam hal jang ka waktu 3 (tiga) har i kerja sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) tidak d i s ah k a n maka Perjanjian
Pemagangan dapat d i l ak sa na k a n.

BAB IV
H A K DAN K E W A J I B A N

Ba g i an Kesa tu
H a k dan Kewajiban Peserta Pemagangan

Pasal 1 2
(1) Peserta pemagangan berhak un t uk :
a. memperoleh fasilitas keselamatan dan kesehatan
kerja selama mengikuti pemagangan;
b. memperoleh uan g s a k u ;
c. memperoleh perlindungan dalam bentuk jaminan
kecelakaan kerja dan kematian; dan
d. memperoleh sertifikat.
(2) Uan g s a k u sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hu r u f b
meliputi biaya transport, uan g makan, dan insentif
peserta pemagangan.

Pasal 1 3
Peserta pemagangan berkewajiban un t uk :
a. mentaati Perjanjian Pemagangan;
b. mengikuti pemagangan sampai selesai;
c. mentaati tata tertib yang berlaku di P e r us ah aa n yang
menyelenggarakan pemagangan; dan
d. menjaga nama baik P e r u sa ha an Penyelenggara
Pemagangan.

Ba g i an Kedua
H a k dan Kewajiban Penyelenggara Pemagangan

Pasal 1 4
Penyelenggara Pemagangan berhak un t uk :
a. memanfaatkan hasil kerja peserta pemagangan; dan

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-10-

b. memberlakukan tata tertib dan Perjanjian Pemagangan.

Pasal 1 5
Penyelenggara Pemagangan berkewajiban un t uk :
a. membimbing peserta pemagangan sesuai dengan
program yang ditetapkan;
b. memenuhi hak peserta pemagangan sesuai dengan
Perjanjian Pemagangan;
c. menyediakan alat pelindung diri sesuai dengan
persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja;
d. memberikan perlindungan dalam bentuk asuransi
kec elakaan kerja dan kematian kepada
peserta pemagangan;
e. memberikan uan g s a k u kepada peserta pemagangan;
f. mengevaluasi peserta pemagangan; dan
g. memberikan sertifikat.

BAB V
P E N Y E L E N G G A R A A N PEMAGANGAN

Pasal 1 6
(1) Penyelenggara Pemagangan yang a k a n m e l ak sanak an
penyelenggaraan pemagangan wajib memberitahukan
secara tertulis rencana penyelenggaraan pemagangan
kepada:
a. Direktur Jenderal untuk penyelenggaraan
pemagangan lintas provinsi;
b. Kepala dinas provinsi untuk penyelenggaraan
pemagangan lintas kabupaten/kota dalam sat u
wilayah provinsi; atau
c. Kepala dinas kabupaten/kota untuk
penyelenggaraan pemagangan dalam sat u wilayah
kabupaten/kota.
(2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
h a r u s melampirkan :
a. program pemagangan;
b. rencana penyelenggaraan pemagangan; dan

www.peraturan.go.id
- 11 - 2 0 1 6 , No.1895

c. ranc an g an Perjanjian Pemagangan.

Pasal 1 7
Penyelenggara Pemagangan setelah memberitahukan kepada
Direktur Jenderal atau Kepala D i n a s Provinsi atau Kepala
D i n a s Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam P a sal
16, Penyelenggara Pemagangan dapat m el ak sanak an seleksi
calon peserta pemagangan.

Pasal 1 8
(1) Waktu penyelenggaraan Pemagangan di P e r u sa ha an
dis esuaik an dengan jam kerja di P e r u sa ha an .
(2) Waktu penyelenggaraan Pemagangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak diperbolehkan pada jam
kerja lembur, har i libur resmi, dan malam hari.

Pasal 1 9
(1) Peserta pemagangan yang telah dinyatakan memenuhi
standar kompetensi yang ditentukan oleh P e r u sa ha an
diberikan sertifikat pemagangan.
(2) Dalam hal peserta pemagangan tidak memenuhi standar
kompetensi yang telah ditentukan oleh P e r u sa ha an ,
diberikan surat keterangan telah mengikuti pemagangan.
(3) Sertifikat pemagangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) d i s u s u n dengan mengacu pada Format 4 tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Surat keterangan telah mengikuti pemagangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) d i s u s u n dengan
mengacu pada Format 5 tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 2 0
Peserta pemagangan yang telah menyelesaikan s e l u r u h proses
pemagangan dapat mengikuti uji kompetensi untuk
memperoleh sertifikat kompetensi.

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-12-

Pasal 2 1
Dalam s e l u r u h tahapan proses penyelenggaraan pemagangan
peserta pemagangan tidak dipungut biaya.

BAB VI
MONI TORI NG DAN E V A L U A S I

Pasal 2 2
(1) Kementerian Ketenagakerjaan, D i n a s Provinsi, dan D i n a s
Kabupaten/Kota m el ak uk an monitoring dan evaluasi
secara periodik terhadap penyelenggaraan pemagangan di
wilayah kerjanya.
(2) H a s i l monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaporkan kepada Direktur Jenderal.

B A B VI I
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 2 3
(1) Pembinaan terhadap penyelenggaraan pemagangan di
dalam negeri d i l ak u k a n oleh direktorat yang membidangi
pemagangan Kementerian Ketenagakerjaan, Dinas
provinsi dan D i n a s kabupaten/kota se suai kewenangan
masing-masing.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
d i l ak u k a n terhadap:
a. program pemagangan;
b. Pembimbing Pemagangan; d an/a t a u
c. sistem dan metode penyelenggaraan pemagangan.

Pasal 2 4
(1) Pengawasan terhadap penyelenggaraan pemagangan di
dalam negeri dilakukan oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan dan dinas
provinsi.

www.peraturan.go.id
- 13 - 2 0 1 6 , No.1895

(2) Dalam hal terjadi pelanggaran/menyalahi atur an dalam


penyelenggaraan pemagangan yang berada di l ua r
perjanjian/a turan pemagangan a k a n diselesaikan s es uai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

B A B VIII
K E T E N T U A N LAIN-LAIN

Pasal 2 5
Ketentuan mengenai penyelenggaraan pemagangan di dalam
negeri bagi warga negara asing ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.

BAB IX
K E T E N T U A N PE R A L I H A N

Pasal 2 6
Pemagangan yang diselenggarakan sebelum berlakunya
Peraturan Menteri ini masih tetap dapat berjalan sampai
selesai jang ka waktu pemagangan atau paling lama 1 (satu)
tahun.

Pasal 2 7
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Penyelenggara
Pemagangan wajib memfasilitasi pemberian sertifikasi
kompetensi bagi peserta pemagangan dalam jan gka waktu
paling lama 3 (tiga) t ah un sejak tanggal diundangkan.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 2 8
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Tr ansmigrasi Nomor P E R . 2 2 / M E N / I X / 2 0 0 9
tentang Penyelenggaraan Pemagangan Di Dalam Negeri,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-14-

Pasal 2 9
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di J a k a r t a
pada tanggal 1 4 Desember 2 0 1 6

MENTERI KETENAGAKERJAAN
R E P U B L I K I ND O NESI A ,

ttd

M. HANIF D H A K I R I

D i un d a n g k a n di J a k a r t a
pada tanggal 1 4 Desember 2 0 1 6

DIREKTUR JENDERAL
P E R A TU R A N PERUNDANG-UNDANGAN
K E M E N T E R I A N H U K U M DAN H A K A SA SI MANUSIA
R E P U B L I K I ND ONESI A ,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id
- 15 - 2 0 1 6 , No.1895

LAMPIRAN

PE R A TU R A N M E N T E R I K E T E N A G A K E R J A A N

R E P U B L I K I ND O NESI A

NOMOR 3 6 TAHUN 2 0 1 6

TENTANG

PE N Y E L E N G G A R A A N PEMAGANGAN D I DALAM N E G E R I

B E N T U K FO RM A T P E Y E L E N G G A R A A N PEMAGANGAN

1. Format 1 : P R O G R A M PEMAGANGAN.

2. Format 2 : STA NDA R B U K U K E GI A TA N (LOGBOOK).

3. Format 3 : P E R J A N J I A N PEMAGANGAN.

4. Format 4 : S E R T I F I K A T PEMAGANGAN.

5. Format 5 : S U R A T K E T E R A N G A N T E L A H M E N G I K U T I PEMAGANGAN.

MENTERI KETENAGAKERJAAN

R E P U B L I K I N D O N ES I A

ttd

M. HANIF D H A K I R I

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-16-

www.peraturan.go.id
- 17 - 2 0 1 6 , No.1895

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-18-

www.peraturan.go.id
- 19 - 2 0 1 6 , No.1895

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-20-

www.peraturan.go.id
- 21 - 2 0 1 6 , No.1895

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-22-

www.peraturan.go.id
- 23 - 2 0 1 6 , No.1895

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-24-

www.peraturan.go.id
- 25 - 2 0 1 6 , No.1895

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-26-

www.peraturan.go.id
- 27 - 2 0 1 6 , No.1895

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-28-

www.peraturan.go.id
- 29 - 2 0 1 6 , No.1895

www.peraturan.go.id
2 0 1 6 , No.1895
-30-

www.peraturan.go.id

Anda mungkin juga menyukai