Anda di halaman 1dari 11

Template ini Digunakan untuk Call for Paper Seminar Nasional

Fakultas Hukum Universitas Muria Kudus


Judul (Times New Roman, 14 Pt)
Penulis Pertama, Penulis Kedua, (jika lebih dari dua penulis)
Asal Institusi
Email Penulis (Times New Roman, 12 Pt)

Abstract
The abstract consists of two types (English and Indonesian) in 1 paragraph, containing a
brief explanation of the content of this paper, if it comes from a research report, it must at
least contain an introductory section; research methods; results of research and discussion;
conclusion; and bibliography. Meanwhile, theoretical study papers (reviews), scientific
papers are not research, and the results of discussions / thoughts must at least contain an
introduction; Discussion; conclusion; and bibliography. The abstract is italicized with Times
New Roman letters (11 Pt), 1 space and no more than 200 words.
Keywords: consist of 2 to 5 keywords alphabetically and separated comma (,).

Abstrak
Abstrak terdiri dari dua jenis (bahasa Inggris dan bahasa Indonesia) dalam 1 paragraf, berisi
pemaparan secara singkat mengenai isi dari tulisan ini, jika berasal dari laporan penelitian
minimal harus memuat bagian pendahuluan; metode penelitian; hasil penelitian dan pembahasan;
penutup; dan daftar pustaka. Sedangkan makalah kajian teori (review), makalah ilmiah bukan
penelitian, dan hasil diskusi/pemikiran minimal harus memuat pendahuluan; pembahasan;
penutup; dan daftar pustaka. Abstrak ditulis miring (italic) dengan huruf Times New Roman (11
Pt), 1 spasi dan tidak lebih dari 200 kata.

Kata kunci: terdiri dari 2 sampai 5 kata kunci yang disusun secara alfabetis dan dipisahkan
koma (,).

Pendahuluan (Times New Roman, 12 Pt)


Template ini digunakan untuk pengumpulan Call for Paper Seminar
Nasional Fakultas Hukum Universitas Muria Kudus. Penulis tidak diperkenankan
memodifikasi template ini. Naskah ditulis dengan style Times New Roman (12 Pt),
spasi 1,5 dan paragraf pertama menjorok ke dalam 1 cm. Naskah terdiri dari minimal
2.500 kata dan tidak lebih dari 10 halaman. Naskah ditulis dengan format kerta A4
(21cm x 29.7cm), margin kiri 4 cm, margin kanan, atas dan bawah 3 cm.
Penulisan pendahuluan harus menggambarkan masalah hukum lingkungan
yang aktual sesuai dengan sub tema yang disediakan oleh panitia. Rumusan masalah
harus singkat, jelas, padat, dan memiliki kesesuaian dengan judul penelitian.
Rumusan masalah memuat: Pertama, permasalahan hukum yang dituangkan dalam
kalimat tanya (misalnya: apa, bagaimana, mengapa, dll.) dan memuat isu
hukum atau masalah yang dapat diperdebatkan. Kedua, permasalahan hukum yang
dapat dituangkan ke dalam satu atau lebih pertanyaan hukum.

Metode Penelitian (Times New Roman, 12 Pt)*


Pada metode penelitian ini, peneliti memaparkan jenis penelitian yang
digunakan (normatif atau empiris), metode pendekatan (perundang-undangan, kasus,
perbandingan, historis, dll) sumber data (data primer, data sekunder), cara
pengambilan data, lokasi penelitian, alasan pemilihan lokasi penelitian, dan teknik
analisis data.

Hasil Penelitian dan Pembahasan (Times New Roman, 12 Pt)*


Berisi hasil penelitian dan pembahasan secara jelas dan ringkas. Sub judul
tidak dibuat dalam bentuk penomoran.
Apabila penulis menggunakan tabel dalam naskah, maka judul tabel ditulis
pada bagian atas tengah dengan nomor berurutan dan sumber ditulis pada bagian kiri
bawah. Format penulisan tabel adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Peringkat Nilai IKLH secara Nasional Tahun 2017
No Predikat Kisaran Nilai IKLH Jumlah Provinsi
1 Sangat Baik IKLH > 80 3
2 Baik 70 < IKLH ≤ 80 13
3 Cukup Baik 60 < IKLH ≤ 70 10
Sumber : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup KLHK, 2017

* Sistematika dari prosiding ini, jika berasal dari laporan penelitian minimal harus memuat bagian
PENDAHULUAN; METODE PENELITIAN; HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN; PENUTUP;
dan DAFTAR PUSTAKA. Sedangkan makalah Kajian Teori (review), makalah ilmiah bukan penelitian,
dan hasil diskusi/pemikiran minimal harus memuat PENDAHULUAN; PEMBAHASAN; PENUTUP; dan
DAFTAR PUSTAKA.
Apabila penulis menggunakan gambar dalam naskah, maka gambar harus beresolusi
tinggi agar tidak pecah ketika dicetak. Sumber gambar dituliskan pada sisi kiri
bawah, nama gambar dituliskan pada sisi tengah bawah dan diberi nomor gambar
secara berurutan.

Sumber: Indeks Kualitas Lingkungan Hidup KLHK, 2017

Gambar 1. Peta Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2017

Apabila menggunakan grafik dalam naskah, maka judul grafik ditulis pada
bagian atas tengah dengan nomor berurutan dan sumber ditulis pada bagian kiri
bawah. Format penulisan grafik adalah sebagai berikut:

Grafik 1.

Nilai IKU, IKA, IKTL dan IKLH pada setiap provinsi dan Nasional 2017

* Sistematika dari prosiding ini, jika berasal dari laporan penelitian minimal harus memuat bagian
PENDAHULUAN; METODE PENELITIAN; HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN; PENUTUP;
dan DAFTAR PUSTAKA. Sedangkan makalah Kajian Teori (review), makalah ilmiah bukan penelitian,
dan hasil diskusi/pemikiran minimal harus memuat PENDAHULUAN; PEMBAHASAN; PENUTUP; dan
DAFTAR PUSTAKA.
Sumber : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup KLHK, 2017

* Sistematika dari prosiding ini, jika berasal dari laporan penelitian minimal harus memuat bagian
PENDAHULUAN; METODE PENELITIAN; HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN; PENUTUP;
dan DAFTAR PUSTAKA. Sedangkan makalah Kajian Teori (review), makalah ilmiah bukan penelitian,
dan hasil diskusi/pemikiran minimal harus memuat PENDAHULUAN; PEMBAHASAN; PENUTUP; dan
DAFTAR PUSTAKA.
Penutup (Times New Roman, 12 Pt)
Penutup berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan ditulis secara ringkas serta
menjawab rumusan masalah. Penulis juga perlu menyediakan saran atau rekomendasi
untuk keberlanjutan penelitian berikutnya.
Footnotes
Pengutipan menggunakan footnotes dengan ketentuan: Footnote ditulis dalam Times
New Roman, ukuran huruf 10, spasi 1. Penulisan catatan kaki harus konsisten dari
awal hingga akhir. Penulisan halaman disingkat menjadi “hlm”. Urutan penulisan
sumber kutipan sebagai berikut:
1. Sumber kutipan dari buku dengan format: “nama pengarang (tanpa gelar
akademik), judul buku (cetak miring), cetakan (jika ada), edisi (jika ada),
nama penerbit, kota penerbitan, tahun, halaman letak sumber kutipan”.1
Contoh: Muhammad Sood, Hukum Lingkungan Indonesia, Jakarta: Sinar
Grafika, 2019, hlm. 11.
2. Sumber kutipan berupa pendapat atau fakta yang berasal dari kutipan orang
lain ditulis dengan format: nama pengarang asli, judul buku (cetak miring),
disambung dengan frasa “dikutip dari” nama pengarang yang mengutip, judul
buku, nomor cetakan (jika ada), edisi (jika ada), nama penerbit, kota
penerbitan, tahun penerbitan, dan halaman letak sumber kutipan.
Contoh: Jeffrey Robinson, The Laundryman, dikutip dari Sutan Remy
Sjahdeini, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan
Terorisme, Cetakan pertama, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2004, hlm. 38.
3. Sumber kutipan berupa pendapat atau fakta yang berasal dari bunga rampai
ditulis dengan format: nama pengarang, “judul tulisan” (dengan tanda kutip),
disambung dengan kata ‘dalam’ dan nama editor, judul buku (cetak miring),
nomor cetakan (jika ada), edisi (jika ada), nama penerbit, kota penerbitan,
tahun penerbitan, dan halaman letak sumber kutipan.

1
Muhammad Sood, Hukum Lingkungan Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2019, hlm. 11
Contoh: Gary Goodpaster, “Tinjauan terhadap Penyelesaian Sengketa” dalam
Felix O. Soebagjo dan Erman Rajagukguk (editor), Arbitrase di Indonesia,
ctk. Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1995, hlm. 15.
4. Sumber kutipan berupa pendapat atau fakta yang berasal dari jurnal ditulis
dengan format: nama pengarang, “judul tulisan” (dengan tanda kutip), nama
jurnal (dicetak miring), edisi (volume dan nomor), penerbit, tahun penerbitan,
dan halaman letak sumber kutipan. 2
Contoh: Lidya Nelisa, “Urgensi Penguatan Ketentuan Prosedural Anti –
SLAPP di Indonesia untuk Melindungi Pembela HAM Lingkungan dari
Serangan Litigasi”, Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Edisi Vol. 8 No. 1 ,
Oktober 2021, hlm. 120.
5. Sumber kutipan berupa pendapat atau fakta yang berasal dari makalah yang
diseminarkan ditulis dengan format: nama pengarang, “judul tulisan” (dengan
tanda kutip), disambung dengan kalimat ‘Makalah Disampaikan dalam
Seminar’, tema seminar, penyelenggara, tempat penyelenggaraan, tanggal,
dan halaman kutipan yang diambil.
Contoh: Erman Rajagukguk, “Kontrak Internasional”, Makalah Disampaikan
dalam Seminar Program Continuing Legal Education, Badan Pembinaan
Hukum Nasional, Departemen Kehakiman RI, Jakarta, 14 Mei 1994, hlm. 2.
6. Sumber kutipan berupa terjemahan dari bahasa asing ditulis dengan format:
nama pengarang (tanpa gelar akademik), judul buku (cetak miring), ditambah
dengan frasa “terjemahan oleh”, nama penerjemah, judul buku hasil
terjemahan, nomor cetakan (jika ada), nama penerbit, kota penerbitan, tahun
penerbitan, dan halaman letak sumber kutipan.
Contoh: Jeremy Bentham, The Theory of Legislation, terjemahan oleh
Nurhadi, Teori Perundang-Undangan, Prinsip-prinsip Legislasi, Hukum
Perdata dan Hukum Pidana, Cetakan 1, Nusamedia & Nuansa, Bandung,
2006, hlm. 295.
2
Lidya Nelisa, “Urgensi Penguatan Ketentuan Prosedural Anti – SLAPP di Indonesia untuk
Melindungi Pembela HAM Lingkungan dari Serangan Litigasi”, Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia,
Edisi Vol. 8 No. 1 , Oktober 2021, hlm. 120
7. Sumber kutipan dari Putusan Pengadilan Tingkat 1, Banding, Kasasi dan
Peninjauan Kembali ditulis dengan format: menuliskan kata “Putusan”
dilanjutkan dengan penyebutan pengadilan pada tingkat mana perkara
diajukan, dengan nomor perkara tersebut, dan nomor halaman yang dikutip.
Contoh: Putusan pengadilan Tinggi (Putusan Banding) No. 8/Pdt.G/PT.Yk.,
hlm. 7.
8. Sumber kutipan dari putusan badan internasional, misalnya Resolusi PBB,
ditulis dengan mencantumkan kata “Resolusi” dilanjutkan dengan organisasi
yang menerbitkan dan diikuti dengan nomor resolusi tersebut, lengkap dengan
nomor halaman yang dikutip.
Contoh: Resolusi PBB No. G.A.Res. 832, UNICEF, Sessi 9, Supp. No.21.
hlm. 19.
9. Sumber kutipan ide atau gagasan yang terdapat dalam media massa ditulis
dengan format: nama penulis, “judul artikel” (dalam tanda kutip), nama media
(cetak miring), tanggal, bulan dan tahun terbit, halaman letak sumber kutipan.
Contoh: Bagir Manan, “UUD 1945 Tak Mengenal Hak Prerogatif”,
Republika, 27 Mei 2000, hlm. 8.
10. Sumber kutipan dari artikel pada internet ditulis dengan format: nama
pengarang (jika ada), judul artikel (dicetak miring), ditambah frasa “terdapat
dalam” alamat URL diikuti dengan frasa “Diakses tanggal ….”
Contoh: Egidius Patnistik, “Revitalisasi Organisasi Pengendalian
Pembangunan demi Mencegah Kerusakan Lingkungan”, terdapat dalam
https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/07/150000165/revitalisasi-organ
isasi-pengendalian-pembangunan-demi-mencegah-kerusakan?page=all#page
2., Diakses Tanggal...
11. Sumber kutipan berasal dari CD ROM ditulis dengan format: nama penulis,
judul tulisan, halaman, kata-kata: edisi CD ROM, penerbit, kota penerbitan,
tahun penerbitan.
Contoh: John Kennedy, Industrial Revolution, Edisi CD Rom (Oxford:
Oxford University Press, 1999), hlm. 12.
12. Sumber kutipan berupa hasil wawancara ditulis dengan format: wawancara
dengan nama subjek penelitian / narasumber (tanpa gelar), jabatan, tempat
wawancara, waktu wawancara (tanggal, bulan dan tahun).
Contoh: Wawancara dengan Moh. Mahfud MD, Ketua MK RI, di Jakarta, 2
Maret 2010.

Daftar Pustaka
Adapun ketentuan penulisan daftar pustaka ini meliputi:
● Daftar pustaka harus merujuk pada (buku) edisi 10 tahun terakhir dan
diusahakan menggunakan jurnal 80 % edisi 5 tahun terakhir sebagai sumber
primer.
● Daftar pustaka disusun secara alfabetis. Adapun tata cara penulisan yaitu:

1. Buku
(Nama pengarang, judul, cetakan, penerbit, kota penerbit, tahun.) Contoh:
Bagir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Cetakan Pertama, PSH
Fakultas Hukum UII, Yogyakarta, 2001.

Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Cetakan ke-6, Rajawali Pers, Jakarta, 2014.

Jimly Asshiddiqie, Ilmu Hukum Tata Negara II, Cetakan Pertama, Konstitusi Press,
Jakarta, 2006.

2. Hasil Penelitian/Tugas Akhir


(Nama pengarang, judul, jenis publikasi (hasil penelitian/tugas akhir), institusi,
tempat institusi.) Contoh:
Suparnyo, Corporate Social Responsibility (CSR), Disertasi, Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang, 2008.
3. Artikel Jurnal
(Nama pengarang, “judul”, nama jurnal, volume, nomor, bulan, tahun.) Contoh:
Lidya Nelisa, “Urgensi Penguatan Ketentuan Prosedural Anti – SLAPP di Indonesia
untuk Melindungi Pembela HAM Lingkungan dari Serangan Litigasi”, Jurnal
Hukum Lingkungan Indonesia, Edisi Vol. 8 No. 1 , Oktober 2021.

Harjono, “Lembaga Negara dalam UUD 1945” dalam Jurnal Konstitusi, Vol. 4 No.
2, Juni, 2007.

Mohammad Fajrul Falaakh, “Komisi Konstitusi dan Peran Rakyat dalam Perubahan
UUD 1945”, Jurnal Analisa CSIS, XXXI/2002 No. 2.

4. Makalah/Pidato
(Nama pengarang, “judul”, jenis publikasi, forum, tempat, waktu.) Contoh:
Esmi Warrasih, “ Mengapa Harus Legal Hermeneutic?” Makalah pada Seminar
Nasional “Legal Hermeneutics sebagai Alternatif Kajian Hukum”, Semarang,
24 November 2007.

Moh. Mahfud MD, Politik Hukum HAM di Indonesia, Pidato Pengukuhan dalam
Jabatan Guru Besar Madya dalam Ilmu Politik Hukum (Hukum Tata Negara)
yang disampaikan di depan Sidang Terbuka Senat Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, 23 September 2000.

5. Majalah/Koran
(Jika bentuknya opini : Penulis, “judul Artikel” Nama majalah/Koran, tanggal artikel
diterbitkan. Jika berita: “judul artikel” Nama majalah/Koran, tanggal artikel
diterbitkan. ) Contoh:
Bagir Manan, “ UUD 1945 Tak Mengenal Hak Prerogatif”, Republika, 27 Mei 2000.

Kompas, 30 Juli 2003; “Promosinya Dianggap Pengasingan, Sahlan Said


Mengajukan Pensiun Dini”.

Suara Merdeka, 25 Juli 2003; “Hakim Senior Tolak Mutasi ke PT Sultra”.


Tempo, 15 Agustus 2003 “menolak Mutasi, Hakim Laporkan Mafia Peradilan
kepada Ketua MA”.

Trust, No.49 Tahun I, 10-16 September 2003. “Bentuk Saja Pengadilan Swasta”.

6. Internet
(“judul artikel”, alamat url lengkap, tanggal akses.) Contoh:
Egidius Patnistik, “Revitalisasi Organisasi Pengendalian Pembangunan demi
Mencegah Kerusakan Lingkungan”, terdapat dalam
https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/07/150000165/revitalisasi-organ
isasi-pengendalian-pembangunan-demi-mencegah-kerusakan?page=all#page
2.
”Independensi KPU Terancam”, http://nasional.kompas.com , diakses tanggal 16
Januari 2012

“DPR Permudah Syarat Anggota KPU”, http://www.mediaindonesia.com, diakses


tanggal 15 Januari 2012.

7. Peraturan Perundang-Undangan
(Nomenklatur peraturan perundang-undangan beserta nomor, tahun, dan judul,
diikuti dengan nomor dan tahun tempat pengundangan.) Contoh:
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 Tentang Komisi Yudisial, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4415.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan kedua Mahkamah


Agung, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 3.

8. Putusan Pengadilan
(Nomenklatur produk pengadilan, nomor produk, perihal. ) Contoh:
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 57/PHPU.D-VI/2008 tentang Perselisihan
Hasil Pemilihan Umum Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Bengkulu Selatan, 8 Januari 2009.

Putusan MK No. 4/PUU-VII/2009 mengenai Pengujian UU No. 10 Tahun 2008


tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD dan UU No. 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai