Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan
S
DENGAN IKTERUS NEONATORUM DERAJAT II
DI RSUD Dr. MOEWARDI
TAHUN 2014
Disusun Oleh:
PRENI YUNITASARI
NIM BII 042
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By.
2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
3. Ibu Ernawati, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
Penelitian RSUD Dr. Moewardi Surakarta, yang telah bersedia memberi ijin
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
iv
6. Ny. S yang telah bersedia menjadi responden dalam studi kasus untuk Karya
Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan studi kasus selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis ilmiah, Juni 2014
Preni Yunitasari
B11.042
vi
MOTTO
1. Jangan pernah menuruti rasa malasmu, karena itu tidak akan membuat
hidupmu maju. (Penulis)
2. Kebahagiaan yang sejati adalah kebahagian yang didapat dengan
perjuangan, kerja keras dan do’a. (Penulis)
3. Allah merahasiakan masa depan, untuk menguji kita agar berprasangka
baik , berusaha yang terbaik serta bersyukur dan bersabar. (Penulis)
4. La tahzan, Innalaha ma’ana. (Penulis)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini
penulis persembahkan:
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan keajaiban disetiap kesulitan yang
saya hadapi.
2. Kepada Ayah Eko Ardianto dan Mama yang amat
saya cintai dan yang selalu memberikan segalanya
untukku.
3. Kepada kedua adikku Wiwin Diah Ayu Agus Tina
dan Risky Gian Rahmat yang selalu menjadi
penghibur hatiku dikala rasa jenuh dan letih
melandaku.
4. Kepada sahabat-sahabatku Nurroisida, Rahayu
Sukma Asih, Tria Ardianti yang selalu
menghadirkan tawa dan menjadi kado terindah
dimasa-masa kuliahku.
5. Kepada Kekasihku tersayang yang selalu
memberikan doa dan dukungannya.
6. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
INTISARI ............................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
F. Sistematika Penulisan................................................................... 6
ix
C. Landasan Hukum ......................................................................... 34
H. Jadwal Penelitian..................................................................... 40
B. Pembahasan ............................................................................ 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 69
B. Saran ....................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Pembagian derajat ikterik dan daerah kulit bayi yang berwarna kuning untuk
penerapan rumus kramer .................................................................................. 16
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Kematian Bayi (AKB) 32 per 1000 kelahiran hidup, dan kematian balita
40 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Angka Kematian Bayi (AKB)
penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat, oleh karena itu tujuan
penyebab kematian bayi yaitu tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu
hamil, tingkat kebersihan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan
1
2
atau tidak. Diantara bayi yang normal ada yang membutuhkan pertolongan
medik segera seperti bayi baru lahir dengan asfiksia, perdarahan, ikterik
(Winkjosastro, 2010).
bayi baru lahir terdapat pada 25-50 % neonatus cukup bulan dan lebih
tinggi lagi pada neonatus kurang bulan. Ikterik pada bayi baru lahir dapat
jumlah bayi lahir-mati dan kematian bayi dalam tujuh hari pertama
sesudah lahir (early neonatal) yang terjadi dari masa kehamilan ibu 28
minggu atau lebih. Adapun angka kematian perinatal adalah jumlah lahir
mati (umur bayi 0-7 hari) perjumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama
Surakarta pada bulan Januari sampai Oktober tahun 2013 jumlah bayi baru
lahir sebanyak 2593 bayi, 1984 (76,51%) bayi lahir normal, 329 (12,68%)
berat badan lahir rendah (BBLR), 274 (10,56%) bayi dengan ikterus,
Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By. Ny. S
B. Perumusan Masalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. S dengan
1. Tujuan Umum
baru lahir pada By. Ny. S dengan Ikterus neonatorum derajat II melalui
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu
derajat II.
Bayi Baru Lahir pada By. Ny. S dengan ikterus derajat II termasuk
2. Bagi Profesi
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
b. Pendidikan
mengobservasi keadaan umum, keadaan bayi lebih baik dan bayi tidak
pada tempat, subyek, waktu, terapi dan asuhan studi kasus sedangkan
judulnya.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subyek
jadwal penelitian.
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI MEDIS
a. Definisi
kehidupan
( Saifuddin, 2004)
3) Bayi cukup bulan (term infant) adalah bayi dengan usia gestasi
(Wafi, 2010)
3) Lingkar dada 30 – 38 cm
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
9
10
hari)
atau lebih)
a. Pengertian
2) Ikterik Patologis
d) Infeksi
f) Hipoglikemia, hiperkarbia
g) Hiperosmolaritas darah
G6PD,atau sepsis)
b. Etiologi
Hepatosit
enterohepatik)
c. Patofisiologi Ikterik
retikuloendotelial.
ikatan protein.
indirek).
sebelumnya.
15
d. Manifestasi klinis
penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan
atau ke tiga, dan mencapai puncak pada hari ke tiga sampai hari
pucat.
secara klinis.
Gambar 2.1
Pembagian derajat ikterik dan daerah kulit bayi yang berwarna kuning untuk
melalui sonde.
lingkungannya.
aseptik).
Table 2.2
Pedoman pengelolaan ikterus menurut waktu timbulya dan kadar bilirubin
Bilirubin (mg %) < 24 jam 24 – 48 jam 49 – 72 jam >72 jam
<5 Pemberian
makanan yang dini
5–9 Terapi sinar bila Kalori cukup
Hemolisis
10 – 14 Transfusi tukar* Terapi sinar
Bila hemolisis
15 – 19 Trnsfusi tukar* Transfusi tukar Terapi sinar +
Bila hemolisis
>20 Transfusi tukar +
Sumber : Prawiroharjo, (2006).
19
1. Pengertian
langkah dalam suau urusan yang logis, yang menguntungkan baik buat
Dalam studi kasus ini mengacu pada pola fikir Varney karena
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
20
(Varney, 2007).
a. Data subyektif
dimaksud.
kehamilan.
orang tua.
kesehatan pasien.
atau ras.
intelektual .
(Surasmi, 2003).
badan lahir, panjang badan lahir, riwayat nifas yang lalu, keadaan
d. Riwayat penyakit
keadaan saat ibu hamil menderita sakit flu, batuk dan demam
(Wiknjosastro, 2005).
(Prawiroharjo, 2005).
23
5) Riwayat operasi
obyektif
160kali/menit.
kali/menit.
pemeriksaan fisik.
24
kali/menit
(Hidayat, 2009).
(Hidayat, 2009).
(Hidayat, 2009).
(Farrer, 2007).
(Saifuddin, 2004).
4) Pemeriksaan Reflek
a) Reflek Moro
(Farrer, 2007).
(Farrer, 2007).
5) Pemeriksaan Anropometri
(Matondang, 2003).
(Pusponegoro, 2005).
cm (Matondang, 2003).
6) Eliminasi
Pada pemeriksan ini yang dikaji antara lain eliminasi urine dan
(Prawirohardjo, 2008).
f. Data Penunjang
pada :
a. Diagnosa kebidanan
(Wiknjosastro, 2004).
b. Masalah
(Runny, 2009).
30
c. Kebutuhan
Langkah IV Antisipasi
berlebihan
(Suriadi, 2010)
Langkah V Perencanaan
langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan
32
Rencana Asuhan dari diagnosa yang akan diberikan dalam kasus bayi
sampai 30 menit.
sebagian oleh klien atau tenaga kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan pada
umum bayi baik, berat badan naik, reflek menghisap dan reflek gerak baik
atau kuat, dan bayi tidak kesulitan dalam menyusu (Ngasiyah, 2005). Hasil
dari pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus yaitu
kadar bilirubin menurun, berat badan naik, bayi sudah mau menyusu.
yaitu :
identifikasi:
C. LANDASAN HUKUM
1. Kompetensi 6 :
2. Kompetensi 7 :
Pasal 16
METODOLOGI PENELITIAN
Laporan ini merupakan jenis studi kasus. Studi kasus adalah studi yang
dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang
terdiri dari unit tunggal, yaitu satu orang, sekelompok penduduk yang terkena
deskriptif asuhan kebidanan manajemen Varney yang terdiri dari tujuh langkah.
Metode deskriptif adalah jenis suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas
Pada studi kasus ini akan menggambarkan tentang asuhan kebidanan bayi
baru lahir pada By. Ny. S dengan ikterus neonatorum derajat II di RSUD Dr.
Moewardi.
Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang dijadikan sebagai
35
36
28 April 2014.
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data (Arikunto, 2006). Pada kasus ini instrumen yang digunakan
untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
Setelah mendapat ijin dari RSUD Dr. Moewardi, pengumpulan data pada
1. Data primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung diambul dari
(Riwidikdo, 2006).
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
(Saifuddin, 2004).
2) Palpasi
Pada kasus bayi baru lahir dengan ikterus palpasi dilakukan pada
pada bayi baru lahir By. Ny. S dengan ikterus derajat II palpasi
dilakukan untuk memeriksa turgor kulit bayi, perut, leher dan dada
(Saifuddin, 2004).
3) Perkusi
Pada studi kasus asuhan kebidanan pada bayi baru lahir By Ny. S
(Saifuddin, 2004).
38
4) Auskultasi
(Saifuddin, 2004).
b. Wawancara
peneliti secara lisan dari seseorang responden atau sasaran peneliti atau
c. Pengamatan (Observasi)
(Arikunto, 2006). Dalam studi kasus ini observasi pada bayi dengan
2. Data Sekunder
a. Studi dokumentasi
normal, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi dengan
b. Studi kepustakaan
2003 – 2012.
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara
lain :
b. Termometer
c. Stetoskop
d. Jam tangan
a. Buku referensi
c. Alat tulis
H. Jadwal Penelitian
terlampir).
BAB IV
TAHUN 2014
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS BAYI
2. Umur : 1 hari
5. BB / PB : 2500 gram / 47 cm
PADA IBU
41
42
hamil di bidan.
d. Placenta
e. Lama Persalinan :
3. Riwayat Penyakit
1) Jantung :
telapak tangan.
2) Ginjal :
3) Asma :
4) TBC :
5) Hepatitis :
dan kulit.
6) DM :
7) Hipertensi :
8) Epilepsi :
9) Lain – lain :
kanker, HIV/AIDS.
hepatitis).
45
e. Riwayat Operasi :
Tabel 4.1
1. Pemeriksaan Umum
a. Suhu : 36,8°C
b. Pernafasan : 24 x/menit
46
berwarna hitam.
kuning.
3. Reflek
terangkat.
c. Reflek Suching : Lemah, pada saat bayi diberi susu tidak dapat
sentuhan.
4. Antropometri
a. Lingkar Kepala : 32 cm
b. Lingkar Dada : 31 cm
c. LLA : 11 cm
d. BB / PB : 2500 gram / 47 cm
5. Eliminasi
lembek.
48
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Tabel 4.2
3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil
Hemoglobin 18,4 gr%
Hematokrit 38,9 gr%
Leukosit 21,2 ribu
Bilirubin direk 0,70 mg%
Bilirubin indirek 9,55 mg%
Bilirubin total 10,25 mg%
Golongan darah O
Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 24 April 2014
II. INTERPRETASI DATA
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
By. Ny. S lahir normal cukup bulan, umur 1 hari dengan Ikterus
Data Dasar :
DS
05.40 WIB.
kuning.
DO
2. Kesadaran : Composmentis.
49
3. Suhu : 36,8°C.
5. Pernafasan : 42 x/menit.
7. LK : 32 cm.
8. LD : 31 cm.
9. LLA : 11 cm.
umbilicus.
B. Masalah
C. Kebutuhan
IV. ANTISIPASI
V. RENCANA TINDAKAN
menelan bayi.
kadar bilirubin.
VI. PELAKSANAAN
1. Pukul 10.50 WIB Memberi informasi kepada ibu dan keluarga bahwa
dalam mulut bayi, mengkaji bayi tersedak atau tidak jika bayi diberi
minum.
jam.
5. Pukul 11.20 WIB Menjaga lingkungan sekitar bayi agar tetap bersih
dan hangat.
VII. EVALUASI
32°C.
6. Pakaian bayi yang basah dan kotor sudah diganti dan bayi nampak
nyaman di incubator.
April 2014.
53
DATA PERKEMBANGAN I
Data Subyektif
Data Obyekif
2. Suhu : 37° C
4. Pernafasan : 44 x / menit
WIB.
Assesment
Planning
menelan.
32° C.
2 jam.
karena keringat.
2 jam.
DATA PERKEMBANGAN II
Data Subyektif
06.00 WIB.
Data Obyektif
2. Suhu : 36,7° C
4. Pernafasan : 44 x / menit
WIB.
Assesment
Planning :
menelan.
32° C.
2 jam.
karena keringat.
2 jam.
Data Subyktif
06.00 WIB.
Data Obyektif
2. Suhu : 36,8° C
4. Pernafasan : 44 x / menit
WIB.
Assessment
Planning :
32° C.
karena keringat.
2 jam.
DATA PERKEMBANGAN IV
Data Subyektif
pulang.
Data Obyektif
kemerahan.
4. Suhu : 37° C
6. Pernafasan : 44 x / menit
Assessment
Planning :
ketika dirumah.
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas asuhan kebidanan pada By. Ny. S
manajemen asuhan kebidanan menurut Varney, yang terdiri dari tujuh langkah
berikut :
1. Pengkajian
dan tiba – tiba warna kulit bayinya berwarna kuning pada muka, mata, leher
di atas, tanda – tanda bayi baru lahir dengan ikterus neonatorum derajat II
yang sesuai yaitu warna kuning pada muka, mata, leher, tubuh bagian atas
(Wiknjosastro, 2007).
khawatir dengan bayinya yang lahir dengan warna kuning pada tubuhnya.
Data subyek pada By. Ny. S hasil pengkajian warna kuning pada muka, mata,
65
leher dan tubuh bagian atas dengan reflek menghisap dan menelan lemah,
Kramer bagian tubuh bayi yang dimulai dari kepala, leher sampai badan
bagian atas berarti derajat II dan kadar bilirubin total 10,25 mg %. Jadi pada
pengkajian ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata
dilapangan.
2. Interpretasi Data
gangguan kebutuhan cairan dan reflek hisap serta menelan lemah (Runny,
2009). Kebutuhan bayi ikterus antara lain pemberian rasa nyaman dan hangat,
Pada interpretasi data ini setelah diperoleh data dari ibu maka
didapatkan diagnosa kebidanan By. Ny. S lahir normal cukup bulan 1 hari
dengan ikterus derajat II. Dalam kasus ini pada By. Ny. S ditemukan masalah
adalah pemberian rasa nyaman dan hangat serta pemenuhan nutrisi yang
adekuat. Pada interpretasi data ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
3. Diagnosa Potensial
adalah pada bayi baru lahir dengan ikterus derajat II akan muncul apabila
penanganan yang tepat dan pada hasil pemeriksaan kadar bilirubin yang
4. Antisipasi
Antisipasi yang dilakukan pada bayi baru lahir dengan ikterus derajat
dapat dilakukan dengan cara pemberian ASI yang dimaksud untuk membantu
pemenuhan kebutuhan cairan yang hilang salah satunya karena terapi sinar
dan foto terapi dimaksud untuk membantu menurunkan kadar bilirubin yang
intake dan output serta mengkaji dehidrasi (Suriadi & Rita, 2010). Antisipasi
terjadi infeksi diperlukan baju khusus dalam penanganan bayi, perlukaan tali
pusat, perawatan mata, hidung, kulit, isolasi pasien dan mencegah terjadi
asfiksia (Atikah & Cahyo, 2010). Dan antisipasi terjadi kern ikterk seperti
(Pawirohardjo, 2006). Jadi pada antisipasi ini ada kesenjangan antara teori
dan praktek.
5. Perencanaan
kebutuhan. Rencana asuhan pada By. Ny. S dengan ikterus derajat II antara
lain :
keadaan bayi tidak mencapai nilai yang menimbulkan kern ikterik, penuhi
kebutuhan nutrisi secara baik karena bayi malas minum serta menjaga agar
melakukan terapi selanjutnya untuk melakukan terapi sinar dan tranfusi tukar,
observasi BAB dan BAK dengan rasionalisasi mungkin susu tidak cocok dan
mungkin perlu diganti susu, juga lingkungan sekitar bayi dijaga agar tetap
antara lain : beri informasi kepada ibu dan keluarga, observasi keadaan
jaga lingkungan sekitar bayi agar tetap bersih dan hangat, ganti pakaian yang
basah atau kotor, observasi BAK dan BAB, mengambil sampel darah untuk
Pada kasus By. Ny. S pada teori dilakukan terapi sinar dan tranfusi
tukar karena kadar bilirubin bayi turun tanpa dilakukan terapi sinar dan
tranfusi tukar. Jadi perencanaan ini ada kesenjangan antara teori dan praktek.
68
6. Pelaksanaan
dengan ikterik derajat II ini, yaitu : memberi informasi kepada ibu dan
kebutuhan cairan / nutrisi, menjaga lingkungan sekitar bayi agar tetap bersih
dan hangat, mengganti pakaian yang basah atau kotor, mengobservasi BAK
Pada kasus By. Ny. S pada teori dilakukan terapi sinar dan tranfusi
tukar karena kadar bilirubin bayi turun tanpa dilakukan terapi sinar dan
tranfusi tukar. Jadi perencanaan ini ada kesenjangan antara teori dan praktek.
7. Evaluasi
dilaksanakan.Pada teori dengan ikterus derajat II ini yang ingin dicapai adalah
kondisi umum bayi baik, berat badan naik, reflek menghisap dan reflek gerak
baik atau kuat, dan bayi tidak kesulitan dalam menyusu (Ngasiyah, 2005).
Pada kasus By. Ny. S dengan ikterus derajat II didapat hasil keadaan
baik, bayi bergerak aktif, warna kuning pada kepala, leher dan badan bagian
atas sudah tidak terlihat, menetek kuat, personal hygiene terjaga, kebutuhan
nutrisi tercukupi, berat badan bayi naik yaitu 2600 gram, keadaan lingkungan
sekitar bayi tetap bersih, hangat dan nyaman, dan kadar bilirubin menurun.
Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan apa yang telah penulis dapatkan dalam studi kasus dan
pembahasan pada asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. S dengan
mengambil kesimpulan dan saran yang mungkin dapat berguna untuk peningkatan
pelayanan asuhan kebidanan khususnya pada bayi dengan Ikterus derajat II.
A. Kesimpulan
nampak kuning pada kepala, leher dan badan bagian atas. Serta data
jenis kelamin perempuan dengan ikterus derajat II, yang disertai dengan
3. Diagnosa potensial pada kasus ini tidak muncul karena penanganan yang
69
70
4. Antisipasi pada bayi baru lahir dengan ikterus yaitu dengan melakukan
5. Perencanaan yaitu dengan observasi keadaan umum dan vital sign bayi,
observasi keadaan ikterik bayi dan reflek menghisap dan menelan bayi,
keadaan umum dan vital sign bayi, mengobservasi keadaan ikterik dan
hari dan hasilnya warna kuning pada kepala, leher dan badan bagian atas
dapat minum dengan baik, berat badan bayi naik, hasil laboratorium
B. Saran
1. Bagi Pasien
2. Bagi Profesi
3. Bagi Institusi
ikterus.
b. Bagi Pendidikan
Fitria Kurnia Sari Wulaningrum, 2008 Asuhan Kebidanan Bayi pada bayi Ny.S
dengan Ikterik neonatorum derajat II di RSU Assalam Gemolong. Karya
Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan.
Hidayat, Alimul, Aziz, A. 2006. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, Buku
Praktikum Mahasiswa
_______. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, Buku Praktikum Mahasiswa
Kebidanan..
Mustika, Tiana, 2010. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan Ikterik
Neonatorum Derajat II di RS Panti Waluyo Surakarta. Karya Tulis
Ilmiah. Tidak Dipublikasikan.
Proverawati, Atikah, SKM, MPH, Cahya Ismawati S, S. Kep., Ns, 2010. BBLR.
Yogyakarta : Medical Book.
Suriadi, Skp, Msn, Rita Yuliani, SKp, M.PSi, 2010. Asuhan Keperawatan Pada
Anak. Edisi 2.
Varney, Hellen, 2007. Varney’s Midwifery. Third Edition. Boston : Jones and
Bartlet Publisher
Wafi Nur Muslihatun, S.SiT, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Cetakan
Kedua. Yogyakarta : Fitramaya.