Suhartono
Abstrak
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penggunaan metode TGT (Team Game
Tournamen) atau Permainan Beregu dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) pada materi pokok pengembangan koordinasi beberapa
nomor tehnik dasar atletik (lempar turbo) pada siswa Kelas V SD Negeri Wonorejo 1 Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Demak? Penelitihan ini dilaksanakan dengan dua siklus yaitu siklus I
dan siklus II dengan masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Dari pelaksanaan siklus I dan II diperoleh hasil rata-rata nilai sebelum
perbaikan 69,94, ketuntasan 18 dari 32 siswa (56,00%), siklus I nilai rata – rata 74,24, ketuntasan
25 dari 32 siswa (77,00%), siklus II nilai rata – rata 80,00, ketuntasan 30 dari 32 siswa (95,00%).
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan (i) terjadi peningkatan prestasi belajar Penjasorkes materi
lempar turbo melalui metode TGT pada siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 1 Tahun Pelajaran
2015/2016.
57
Suhartono / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (1) (2016)
tes dan non tes. Variabel dalam penelitian ini 2 Jumlah Siswa Tuntas 14
meli-puti variabel masalah rendahnya hasil 3 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 18
belajar siswa. Jenis data yang digu-nakan yaitu 4 Tingkat Ketuntasan 56,00%
data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam 5 Rata-rata 69,94
penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes 6 Nilai Tertinggi 80
yang terdiri dari observasi, catatan la-pangan, dan 7 Nilai Terendah 40
dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data
mengggunakan teknik analisis deskriptif Siklus I
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa Tabel 2 Data Hasil Tes Formatif Siklus I
hasil belajar ranah kognitif dalam pembela-jaran No Uraian Siklus I
penjasorkes dianalisis mengguna-kan teknik 1 Jumlah Siswa 32
analisis deskriptif dengan menentukan skor 2 Jumlah Siswa Tuntas 25
berdasarkan proporsi, menghitung ketuntasan
3 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 7
belajar secara klasikal, dan menghitung nilai rata-
4 Tingkat Ketuntasan 77,00%
rata kelas.
5 Rata-rata 74,24
Data kualitatif berupa data hasil observasi
6 Nilai Tertinggi 85
aktivitas siswa dan hasil belajar ranah
psikomotorik dalam pembelajaran penjasorkes 7 Nilai Terendah 55
materi lempar turbo menggunakan model TGT
(Team Game Tournament). Hasil perhitungan Dari tabel di atas dapat digam-barkan
dikelompokkan ke dalam 4 kategori yaitu sangat bahwa dari pelaksanaan siklus I diperoleh hasil
baik, baik, cukup, kurang. Adapun cara untuk tingkat ketuntasan dan nilai rata-rata siswa yang
mengolah data skor dan menentukan klasifikasi- sudah meningkat, namun masih memerlukan
nya menurut Aqib (2008) adalah sebagai berikut: perbaikan karena belum sesuai dengan harapan
∑X yaitu tingkat ketuntasan 90%. Dari 32 siswa
Rata-rata kelas X = hanya 25 siswa yang mencapai ketuntasan
∑N (77,00%) dan seba-nyak 7 (23,00%) siswa
Keterangan : dinyatakan belum tuntas. Nilai rata-rata siswa
X = nilai rata rata juga bisa dikatakan sudah meningkat, yaitu
∑ X = jumlah semua nilai peserta didik sebesar 74,24. Nilai terendah yang diperoleh
∑ N = jumlah peserta didik siswa terjadi peningkatan yaitu dari 40 meningkat
menjadi 55 dan nilai tertinggi sudah mencapai 85.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Harapannya nilai terendah minimal sesuai KKM
Pra Siklus dan nilai tertinggi ada yang mencapai nilai 90
Sebelum penggunaan metode TGT (Team tidak hanya satu atau dua anak saja. Setelah
Game Tournamen) atau Permainan Beregu penggunaan metode pem-belajaran TGT (Team
diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa Game Tournament) atau Permainan Beregu
adalah 69,94 dan ketuntasan belajar baru diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
mencapai 56,00% atau hanya ada 14 siswa dari 32 adalah 74,24 dan ketuntasan belajar mencapai
siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil tersebut 77,00% atau sudah ada 25 siswa dari 32 siswa
menunjukkan bahwa pada prasiklus secara yang sudah tuntas belajar.Dari data ini dipeorleh
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa hasil yang cenderung meningkat dibandingkan
yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 56,00 pada pra siklus.
% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 90%. Hal ini Siklus II
disebabkan karena siswa masih me-ngalami Tabel 3 Data Hasil Tes Formatif Siklus II
kesulitan memahami materi. Secara lengkap hasil No Uraian Siklus II
tersebut disajikan pada tabel berikut ini. 1 Jumlah Siswa 32
2 Jumlah Siswa Tuntas 30
Tabel 1 Data Hasil Tes Formatif Pra Siklus 3 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 2
Hasil Pra 4 Tingkat Ketuntasan 95,00%
No Uraian 5 Rata-rata 80,00
Siklus
1 Jumlah Siswa 32 6 Nilai Tertinggi 90
7 Nilai Terendah 60
58
Suhartono / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (1) (2016)
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Dengan demikian, metode pem-belajaran
dari pelaksanaan siklus II diperoleh hasil tingkat TGT (Team Game Tournamen) atau Per-mainan
ketuntasan dan nilai rata-rata siswa mengalami Beregu sangat dibutuhkan guru untuk
pening-katan dan sudah sesuai dengan harapan memperbaiki pembelajaran. Hal ini
yaitu tingkat ketuntasan 90%. Dari 32 siswa, dimungkinkan karena metode tersebut lebih
sebanyak 30 siswa (95,00%) sudah mencapai mene-kankan kepada tanggung jawab pribadi
ketuntasna belajar. Dengan demikian secara sebagai pribadi yang harus memahami materi dan
keseluruhan siswa sudah mencapai ketuntasan menyelesaikan suatu tugas secara tuntas dalam
dan sesuai target yang diharapkan. kelompoknya.
Rekapitulasi hasil peningkatan Sebagaimana dijelaskan dalam teori,
keterampilan guru, aktivitas siswa, hasil belajar bahwa metode tersebut dapat memberi motivasi
siswa disajikan dalam penjelasan berikut. lebih kepada siswa untuk terlibat aktif dalam
usaha untuk bekerja sama dan saling membantu
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa pra antar temannya dalam belajar sehingga mereka
siklus, siklus I, dan II dapat membangun sendiri pemahaman secara
Pra Hasil Hasil bersama-sama.
No Uraian Siklus Siklus Siklus Pada penggunaan metode pem-belajaran
I II TGT (Team Game Tour-namen) atau Permainan
1 Jumlah Siswa 32 32 32 Beregu diper-oleh temuan bahwa metode TGT
2 Jumlah Siswa 14 25 30 (Team Game Tournamen) atau Perma-inan
Tuntas Beregu dapat meningkatkan pe-mahaman siswa
3 Jumlah Siswa 18 7 2 dalam menyelesaikan berbagai permasalahan
Tidak Tuntas pengembangan koordinasi beberapa nomor tehnik
4 Tingkat 56% 77% 95% da-sar atletik (lempar turbo) di mana mate-ri
Ketuntasan pengembangan koordinasi beberapa nomor tehnik
5 Rata-rata 69,94 74,24 80,00 dasar atletik (lempar turbo) membutuhkan
6 Nilai Tertinggi 80 85 90 konsep-konsep yang sederhana akan tetapi sangat
7 Nilai Terendah 40 55 60 luas makna dan cakupannya. Sehingga de-ngan
Berdasarkan analisis data, diper-oleh aktivitas menggunakan metode TGT (Team Game
siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap Tournamen) atau Perma-inan Beregu, siswa
siklus meng-alami peningkatan. Hal ini diharapkan dapat lebih memahami materi
berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa tersebut. Di samping itu, proses pembelajaran ber-
yaitu dapat ditunjukkan dengan me-ningkatnya langsung lebih hidup dan menarik. Sebagian besar
nilai rata-rata siswa pada setiap siklus. Pada siklus siswa sangat antusias mengikuti proses
I terjadi peningkatan ketuntasan dari hanya 17 pembelajaran. Keak-tifan siswa sangat terlihat
siswa yang tuntas menjadi 25 siswa yang tuntas, saat siswa antusias bekerja sama untuk meraih
dan pada siklus II juga mengalami peningkatan point maksimal dengan menggunakan metode
ketuntasan dari 25 siswa menjadi 30 siswa yang TGT (Team Game Tournamen) atau Permainan
tuntas. Beregu.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Melalui metode ini, siswa yang
Pendidikan Jasmani Olah-raga dan Kesehatan sebelumnya belajar secara individu, tanpa
(PJOK) pada pokok bahasan pengembangan kompetisi dan pennghargaan ke-mudian
koor-dinasi beberapa nomor tehnik dasar atletik dikondisikan dengan adanya kompetisi dan
(lempar turbo) dengan metode pembelajaran TGT penghargaan yang men-jadi motivasi bagi
(Team Game Tournamen) atau Permainan Beregu keberhasilan belajar mereka dan suasana
yang paling dominan adalah mende- pembelajaran da-pat berlangsung lebih menarik
ngarkan/memperhatikan penjelasan gu-ru, dan dan ber-variasi tidak monoton. Rasa percaya di-ri
kerja sama serta solidaritas yang tinggi untuk siswa juga meningkat karena siswa dikondisikan
meraih kesuksesan bersama dalam pembelajaran untuk menyampaikan ide dan pendapat.
sesuai dengan karakteristik metode pembela-jaran
TGT (Team Game Tournamen) atau Permainan SIMPULAN
Beregu. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas Metode pembelajaran TGT (Team Game
isiwa dapat dikategorikan aktif. Tournamen) atau Perma-inan Beregu dapat
meningkatkan pres-tasi belajar Pendidikan
59
Suhartono / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (1) (2016)
DAFTAR PUSTAKA
Belajar.https://id.wikipedia.org/wiki/belajar
diakses tanggal 13/08/2014
60