Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 1 Angkatan V

Analisa Isu-isu Global Actual


1. Taufik Suyono, A.md.Kep 6. Fadilah Indriyani, A.Md.Ak.
2. Haslinda Sari, A.Md.Kep 7. Annisa Harizolla, A.Md.
3. Sutriyani Ahya, A.Md.Kep 8. Doddy Permana, A.Md
4. Rianty Maria Elvira Tumboimbela, A.Md 9. Ira Anjani, A.Md.
5. Ni Nyoman Ayu Iriani, A.Md.Kom 10. Grace Mando, A.Md

Isu - isu yang menyita ruang publik saat ini adalah penyalah gunaan narkoba, penyebaran
informasi hoax dan adanya oknum-oknum Terorisme dan radikalisasi. Berdasarkan isu-isu tersebut,
perlu disadari bahwa sebagai PNS saat ini sedang berhadapan dengan pengaruh isu dari eksternal
maupun internal yang akan terus menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila, UUD
1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.

1. Penyalahgunaan Narkoba
Narkoba adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang
menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang. Obat-obatan tersebut dapat
menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan, selain itu dalam penggunaannya harus
menggunakan resep dokter. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta
memberikan ketenangan, tetapi seringkali disalahgunakan dalam penggunaannya. Penyalahgunaan
Narkoba akan berdampak besar bagi penggunanya. Adapun dampak bahaya Penyalahgunaan
Narkoba, sbb :
a. Dapat terinfeksi virus HIV dan AIDS, akibat pemakain jarum suntik secara bersama-sama.
b. Perubahan fisik dan lingkungan sehar-hari : jalan sempoyongan; penampilan dunguk; bicara
tidakjelas; mata merah; kurus dan nyeri tulang.
c. Berdampak secara psikologis : berfikir tidak normal, berperasaan cemas, gelisah, apatis, suka
menghayal dan linglung.
d. Merubah perilaku sosial : menghindari kontak mata langsung; suka melawan; mudah
tersinggung; ditemukan obat-obatan, jarum suntik dalam kamar/ tas; suka berbohong; suka bolos
sekolah; malas belajar, suka mengurung diri di kamar.
e. Dampak pidana : penyalahgunaan narkoba juga merupakan salah satu tindak pidana. Sanksi yang
dikenakan bagi penyalahguna narkoba terdapat dalam Pasal 127 ayat UU Narkotika.
Melihat dampak penyalahgunaan narkoba yang sangat merugikan maka pengedaran narkoba
perlu di berantas. Pemberantasan pengedaran narkoba dapat dilakukan apabila semua pihak
bekerjasama, Untuk dapat memberantas penyalahgunaan narkoba kita harus lebih dulu mengetahui
factor penyebabnya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mulai menyalahgunakan
narkoba, diantaranya yaitu:
a. Faktor kepribadian
Beberapa hal yang termasuk di dalam faktor pribadi adalah kurangnya pengendalian diri, genetik,
bilogis, personal, kesehatan dan gaya hidup yang memiliki pengaruh dalam menetukan seorang
remaja terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.
b. Faktor Keluarga
Kurangnya kontrol keluarga menjadi salah satu factor penyebab penyalahgunaan narkoba. Anak
yang kurang perhatian dari orang tuanya yang sibuk cenderung mencari perhatian diluar,
biasanya mereka juga mencari kesibukan bersama teman-temanya.
c. Faktor Lingkungan / Pergaulan
Pengaruh teman atau kelompok berperan penting terhadap penggunaan narkoba. Banyak remaja
yang menganggap penggunaan narkoba menjadi trend.
d. Faktor Pendidikan
Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh siswa-siswi akan bahaya narkoba juga dapat
memberikan andil terhadap meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.
Di Indonesia penyalahgunaan narkoba sangat marak terjadi salah satu contoh kasus baru-baru ini
adalah aktor Gery Ishak dan 4 orang temannya di tangkap oleh Polda Jabar sebagai korban
penyalahgunaan narkoba yang akhirnya mereka harus direhabilitasi. (Contoh berita fakta :
https://jabar.inews.id/berita/polisi-sebut-gary-iskak-dan-4-temannya-korban-penyalahgunaan-
narkoba)

2. Kejahatan Mass Comunication Khususnya Mengenai Hoax


Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan/bohong/palsu, baik
dari segi sumber maupun isi dan ini lebih pada mengadu domba kelompok-kelompok yang menjadi
sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak benar.
Pelaku hoax dapat dikategorikan 2 jenis :
a. Pelaku aktif : menyebarkan berita palsu dengan sengaja
b. Pelaku pasif : secara tidak sengaja yang dikarenakan tidak memahami perbuatannya
Ditengah zaman teknologi yang semakin canggih, Hoax di media social menjadi merajalela
karena pemberitaan media sering tidak terverifikasi, tidak berimbang, dan cenderung menyudutkan
pihak tertentu & bermuatan fanatisme atas nama ideologi, judul, dan pengantarnya provokatif,
memberikan penghukuman serta menyembunyikan fakta dan data.
Dampaknya hampir sama besarnya dengan cyber crime secara umum dan hate speech terhadap
publik yang menerimanya. Diantaranya, ujaran kebencian dan permusuhan (perpecahan kelompok),
sedangkan ke masyarakat luas juga dapat mempengaruhi pola pikir tiap individu dan meresahkan
banyak masyarakat. Dengan mudahnya akses dan membuat berita, banyak akun palsu yang dengan
sengaja membuat berita-berita hoax yang sangat tidak bertanggung jawab.
Solusi yang dapat kita lakukan untuk memberantas penyebaran hoax yang amat merugikan ini
adalah dengan mengecek sumber dari berita yang didapat dan keaslian faktanya serta meneliti
keaslian dari foto, video atau informasi yang biasa dicantumkan di dalam artikel dengan
menggunakan Google. Selain itu, cara yang bisa dilakukan adalah berhati-hati apabila melihat berita
dengan judul yang provokatif, karena dengan judul yang provokatif akan mempermudah pembuat
hoax untuk mendapatkan views yang banyak.
Contoh kasusnya : Ratna Sarumpaet menyebarkan berita bohong secara sengaja
a. Berita awal pengakuan penganiayaan Ratna Sarumpaet
https://news.detik.com/berita/d-4239333/geger-cerita-ratna-sarumpaet-mengaku-dianiaya
b. Video pengakuan bahwa berita awal itu berbohong
https://www.youtube.com/watch?v=IjgShfGN1Tk
c. Persidangan pembacaan hukuman Ratna Sarumpaet karena menyebarkan berita hoax
https://www.youtube.com/watch?v=3rjG-ZOoDtA
3. Radikalisme dan Terorisme
Terorisme dan radikalisme sangat erat kaitannya. Terorisme adalah serangan-serangan
terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat.
Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tata cara peperangan, seperti waktu
pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak, serta sering kali merupakan warga
sipil. Kejadian terorisme yang pernah terjadi di Dunia dan Indonesia :
a. World Trade Center, New york 11 September 2001
b. Bom Bali tahun 2002
c. Bom bunuh diri di Makassar, 28 Maret 2021
Berikut ada tiga penyebab terorisme menurut Analis Kebijakan Divisi Humas Polri Kombes
Sulistyo Pudjo Hartono, yaitu:
a. Penyebab pertama terorisme adalah karena seseorang tersentuh. Bisa saja mereka pernah
ditinggal oleh adiknya yang meninggal atau mendapat ajaran teror.
b. Penyebab terorisme berikutnya adalah adanya komunitas garis keras pendukung gerakan radikal
tersebut yang memberi doktrin kepada pengikutnya baik secara langsung maupun lewat dunia
maya.
c. Penyebab terorisme lainnya yaitu adanya ideologi yang terlegitimasi dan mengakar. Misalnya
mereka memperbolehkan untuk membunuh, melakukan kekerasan. Maka dengan adanya ideologi
seperti itu, mereka tidak ragu lagi untuk meneror.
Dampak terorisme dalam kehidupan sosial sangat besar. ada beberapa unsur dampak yang bisa
ditimbulkan dari tindakan terorisme, antara lain :
a. Dampak psikologis
Aksi terorisme biasanya dilakukan oleh sekelompok tertentu untuk mencapai tujuannya.
Tindakan tersebut seringkali diwujudkan dengan melakukan kekerasan dalam upaya
menundukkan target oprasinya (entri poin). Lebih jauh, tindakan tersebut tidak hanya melibatkan
kedua belah pihak, akan tetapi juga melibatkan barbagai komponen masyarakat termasuk
masyarakat sipil.
b. Dampak ekonomis
Tindakan terorisme seringkali dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan cara
merusak fasilitas publik. Sebagai contoh, tragedy 11 september 2001 yang meluluh lantakkan
gedung kebanggaan Negara super power di dunia, sekeligus sebagai pusat perdagangan dunia
yang dikenal dengan World Trade Centere (WTC). kejadian itu sungguh telah membuat kaget
mata dunia, mengapa demikian? Karena amerika yang selama ini dikenal dengan kekuatan
meliter dan didukung dengan peralatan yang canggih dalam waktu seketika dapat dilumpuhkan.
c. Disintegritasi
Bagi sebagian kelompok munculnya gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme yang syarat
dengan upaya perebutan kekuasaan (motif-politik) memunculkan harapan baru. Akan tetapi pada
sisi yang lain merupakan ancaman bagi entitas yang lain, karena dibalik gerakan tersebut tersirat
semangat sektarianisme.
Terorisme merupakan suatu ancaman yang sangat serius di era global saat ini. Dalam merespon
perkembangan terorisme di 65 berbagai negara, secara internasional Perserikatan. Bangsa-Bangsa
(PBB) mengeluarkan Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang UN Global Counter Terrorism Strategy
yang berisi empat pilar strategi global pemberantasan terorisme, yaitu :
a. Pencegahan kondisi kondusif penyebaran terorisme
b. Langkah pencegahan dan memerangi terorisme
c. Peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas
d. terorisme serta penguatan peran sistem PBB
e. Penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule of law sebagai dasar
pemberantasan terorisme.
Sejak pertengahan 2010 Pemerintah RI, menetapkan Peraturan Presiden Nomor 46 tentang
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kemudian diterbitkan. Peraturan Presiden Nomor
12 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 Tentang Badan
Penanggulangan Terorisme sebagai sebuah lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK) yang
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penanggulangan terorisme. Berikut Contoh Video dan
Berita Kasus Terorisme & Radikalisme https://www.youtube.com/watch?v=x-kHCdPoBhs
https://www.youtube.com/watch?v=EfOBl-eKoP4. (Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar).
PEMILIHAN ISU YANG AKAN DIANGKAT
Berdasarkan contoh video atau berita yang dijadikan dasar analisis isu dengan menggunakan metode
USG (Urgency, Seriousness dan Growth) yang mana metode ini digunakan untuk menetapkan urutan
prioritas isu yang lebih di analisis dengan teknik SWOT melalui metode skoring (satu sampai dengan
lima). Penentuan prioritas isu :
NO KASUS U S G TOTAL
1 Penyalahgunaan Narkoba (Kasus Gery Ishak) 4 5 4 13
2 Kejahatan Mass Comunication Khususnya Mengenai 4 4 4 12
Hoax (penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet)
3 Tindakan Radikalisme (Bom Bunuh Diri di Gereja 5 4 5 14
Katedral Makassar)
Ket : 1.Sangat tidak urgent 2. Kurang urgent 3.Cukup urgent 4.Urgent 5.Sangat urgent
Dapat diambil kesimpulan, bahwa total skoring yang tinggi pada isu ke-3 yaitu Tindakan
Radikalisme (Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar), Berikut identifikasi faktor internal &
faktor eksternal dengan teknik SWOT :
a. Faktor Internal bisa berasal dari dalam kehidupan masyarakat atau lingkungan masyarakat
Indonesia sendiri, terdiri atas faktor kekuatan (strength) dan faktor kelemahan (weakness).
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
Peran Pemerintah, Polri, TNI, masyarakat Jiwa toleransi dan pemahaman keagamaan
dan tokoh agama tidak sempurna
Rasa toleransi beragama Kurangnya pemahaman kebangsaan dan
Pancasila
b. Faktor Eksternal bisa berasal dari luar kehidupan masyarakat yang terdiri terdiri atas faktor
peluang (opportunity) dan faktor ancaman (threat).
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
Regulasi dan kebijakan pemerintah pusat Terlalu banyak aliran islam dan keras
Kegiatan peningkatan kebangsaan dan Adanya sarana prasarana penyebaran paham
pancasila radikalisme
Adanya komunitas cinta damai dan saling Mudahnya kelompok-kelompok penyebar
toleransi radikalisme

Berdasarkan hasil analisis SWOT diatas, strategi atau solusi yang dapat dilakukan untuk menangkal
radikalisme :
1. Meningkatkan dan mengoptimalkan peran pemerintah, TNI, Polri, Tokoh Masyarakat &
Tokoh Agama dalam melakukan kegiatan kebangsaan dan cinta pancasila
2. Mengoptimalkan peran serta komunitas cinta damai dan NKRI untuk meningkatkan rasa
saling menghormati dan menghargai antar umat beragama
3. Menyiapkan aturan dan program peningkatan kegiatan toleransi keagamaan, kebangsaan dan
pancasila

Anda mungkin juga menyukai