Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIK STASE

KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN

Disusun oleh :
HIRDAYANI
Nim : 213001080169

Dosen Pembimbing
Bdn. Erazora, S.ST,. M.kes
NIK. 1010300321428

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK STASE


KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN
INJEKSI INTRAMUSKULAR (IM) PADA Ny. H
DI POKESDES RANTAU KERMAS
TAHUN 2022

Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan


Stase Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan

Jambi, September 2022

Menyetujui,
CI Akademik

Bdn. Erazora, S.ST,. M.kes


NIK. 1010300321428

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK STASE


KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN
SUNTIK KB 3 BULAN SECARA INTRAMUSKULAR
(IM) PADA Ny. H DI POKESDES DANAU PAUH
TAHUN 2022

Dipersiapkan dan Disusun Oleh:


Nama: Hirdayani
Nim : 213001080169

Mengetahui
CI Akademik

Bdn. Erazora, S.ST,. M.kes


NIK. 1010300321428

Disetujui,
Ka. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

(Bdn. Devi Arista, S.Keb, M.Kes)


NIDN: 1010300715008

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Stase Keterampilan Klinik Praktik
Kebidanan Suntik KB 3 Bulan Secara IM Pada Ny.H di Pokesdes Rantau
Kermas. Dalam kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pengampuh. Penulis
juga menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, laporam ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta
bermakna dalam proses perkuliahan Praktik Klinik Kebidanan. Amin.

Jambi, September 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan............................................................................................. i
Halaman Pengesahan............................................................................................. ii
Kata Pengantar....................................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian Akseptor............................................................................ 4

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Kasus Terkait.......................................................................................11

BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisa temuan kasus dengan kajian ..................................................15

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................16
B. Saran....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah Negara berkembang dengan jumlah

peningkatan penduduk yang tinggi. Hasil sensus menurut publikasi BPS (Badan

Pusat Statistik) pada bulan agustus 2017 antara lain jumlah penduduk Indonesia

adalah 261.890.872 orang, terdiri atas 131.579.184 laki-laki 130.311.688

perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,5% per tahun. Dari

pertumbuhan jumlah penduduk ini tentu saja akan berimplikasi secara signifikan

terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Profil Kesehatan,

2017) Data badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN)

menunjukan pada tahun 2017 ada 37.338.265 pasangan usia subur (PUS), yang

merupakan peserta kb (59,7%) dan hampir separuhnya (31,7%) menggunakan

kontrasepsi suntik. (Profil Kesehatan, 2017) Upaya pemerintah untuk menekan

laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yaitu dengan menerapkan program

keluarga berencana. KB dilaksanakan dengan berbagai macam metode kontrasepsi

diantaranya metode kontrasepsi sedeharna seperti: kondom, diafragma, pantang

berkala dan koitus interruptus. Metode kontrasepsi efektif hormonal seperti:

AKDR/IUD, dan metode kontrasepsi mantap seperti: metode operasi wanita

(MOW) dan metode operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan

dan indikasi pasien yang ingin memilihnya (Manuaba, 2012).


Kontrasepsi di Negara Indonesia saat ini tersedia banyak metode atau alat

kontrasepsi meliputi: Intra Uterin Device (IUD), suntik, pil, implant, kontrasepsi

tetap, kondom (BKKBN,2014). Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia

adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron

Enentat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan Cyclofem.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan tindakan injeksi Intra muscular (IM) secara

benar dan tepat sesuai dengan langkah - langkah.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat mengkaji data pasien

b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa

c. Mahasiswa dapat melakukan tindakan sesuai dengan langkah -

langkah

d. Mahasiswa dapat meng-evaluasi tindakan yang akan dilakukan

e. Mahasiswa dapat memberikan KIE kepada pasien

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akseptor

Peserta KB (akseptor) adalah pasangan usia subur (PUS) dimana

salah seorang menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan

mencegah kehamilan, baik melalui program maupun non program. PUS

adalah pasangan suami isteri yang masih berpotensi untuk mempunyai

keturunan atau biasanya ditandai dengan belum datangnya masa menopause

(berhenti menstruasi bagi isteri) (BKKBN, 2006)

B. Jenis-Jenis Akseptor

1) Akseptor aktif Akseptor aktif adalah akseptor yang ada pada saat ini

menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk menjarangkan

kehamilan atau mengakhiri kesuburan.

2) Akseptor aktif kembali Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur

yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang

tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat

kontrasepsi baik dengan carayang sama maupun berganti cara setelah

berhenti/istrahat kurang lebih dari 3 (tiga) bulan berturutturut dan bukan

karena hamil

3) Akseptor KB baru Akseptor KB baru adalah akseptor yang pertama kali

menggunakan alat atau obat kontrasepsi atau pasangan usia subur yang

kembali menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan atau aborsi

13
4) Akseptor KB dini Akseptor KB dini adalah para ibu yang menerima salah

satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau

abortus

5) Akseptor langsung Akseptor langsung adalah para istri yang memakai

salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau

abortus

6) Akseptor dropout Akseptor dropout adalah akseptor yang menghentikan

pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007)

C. Konsep Kontrasepsi

1) Pengertian Kontrasepsi

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak

anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah

beberapa cara atau alternative untuk mencegah ataupun menunda

kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan

kehamilan dan perencanaan keluarga (Sulistyawati, 2011: 12). Selain

definisi tersebut masih ada beberapa definisi lain tentang KB dalam buku

Pelayanan Keluarga Berencana karangan Ari Slistyawati 2011 yaitu:

 Menurut undang-undang No. 10/ 1992 KB adalah upaya

peningkatan kepedulian dalam mewujudkan keluarga kecil yang

bahagia sejahtera.

 Menurut WHO KB adalah tindakan yang membantu individu atau

pasutri untuk mendapatkan obyektif-obyektif tertentu, menghindari

kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang

14
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, dan menentukan

jumlah anak dalam keluarga.

D. Macam-macam Kontrasepsi

Menurut Mulyani dalam buku Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi

(2013: 45) ada beberapa macam metode kontrasepsi yaitu:

1) Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)

a) Metode kalender

b) Metode suhu basal

c) Metode senggama terputus

2) Metode barrier

a) Diafragma

b) Spermisida

3) Kontrasepsi pil

a) Mini pil

b) Pil kombinasi

4) Kontrasepsi Suntik

a) Suntik kombinasi (suntik satu bulan)

b) Suntik tri bulan atau progestin

5) Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD)

6) Kotrasepsi Implane

7) Kontrasepsi mantap

a) Tubektomi

b) Vasektomi

15
E. Konsep Kontrasepsi Suntik

1) Jenis Kontrasepsi Suntik

Menurut Syaifudin dalam buku Panduan Praktis Pelayanan

Kebidanan tahun 2006 kontrasepsi suntik digolongkan dalam dua

kelompok yaitu kontrasepsi suntik kombinasi dan kontrasepsi suntik yang

hanya berisi progestin saja.

 Kontrasepsi Suntik Kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25mg depo

medroksiprogesteron asetat dan 5mg estradiol sipionat yang

diberikan injeksi IM sebulan sekali, dan 50mg noretindron enantat

dan 5mg estradiol valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.

 Kontrasepsi progestin

Tersedia dua jenis suntikan yang hanya mengandung

progestin saja yaitu:

- Depo Medroksiprogesteron Asetat, mengandung 150mg

DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara

disuntikkan IM.

- Depo Noretisteron Enantat yang mengandung 200mg

Noretindron Enantat, yang diberikan setiap 1 bulan dengan

cara disuntik intra muscular.

F. Konsep Kontrasepsi Suntik DMPA 150mg

1) Farmakologi KB suntik DMPA 150mg

16
KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone Acetate) atau

Depo Provera yang diberikan tiap tiga bulan yang berisi progesterone

dengan dosis 150mg yang disuntikkan secara IM (Mulyani, 2013: 93).

2) Cara Kerja KB Suntik DMPA 150mg

Kristal progestin dalam bentuk suspensi, tidak larut dalam air atau

lipid, disimpan dalam jaringan melalui injeksi dan dengan perlahan

diabsorbsi. Progestin menekan lonjakan LH, menghambat ovulasi,

menyebabkan mucus servix bukan tempat yang baik untuk sperma, dan

menyebabkan endometrium mengalami atrofi dan tidak bisa menerima

blastosis (Sinclair, 2010: 291).

3) Efektifitas KB Suntik DMPA 150mg

Efektifitas keluarga berencana suntik tri bulan (DMPA) sangat

tinggi, angka kegagalan kurang dari 1%. World Health Organization

(WHO) telah melakukan penelitian pada DMPA (Depo Medroxy

Progesterone Acetate) dengan dosis standart dengan angka kegagalan

0,7%, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang

ditentukan (Mulyani,2013: 94)

4) Keuntungan KB suntik DMPA 150mg

Menurut Ari Sulistyawati dalam buku Pelayanan Keluarga

Berencana (2011: 76) ada banyak keuntungan kontrasepsi suntik DMPA

150mg, yaitu:

 Sangat efektif.

 Pencegahan kehamilan jangka panjang.

 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

17
 Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.

 Tidak memiliki pengaruh terhadap produksi ASI.

 Efek samping sedikit.

 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

 Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai

perimenopause.

 Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.

 Menurunkan kejadian tumor jinak payudara.

 Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

 Menurunkan krisis enemia bulan sabit (sickle cell).

5) Indikasi KB suntik DMPA 150mg Klien yang dapat menggunakan

kontrasepsi suntikan DMPA 150mg adalah:

 Usia reproduksi.

 Telah memiliki anak.

 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki

efektifitas tinggi.

 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

 Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

 Setelah abortus atau keguguran.

 Telah memiliki banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi.

 Perokok.

 Tekanan darah < 180/110 mmHg dengan masalah gangguan

pembekuan darah atau dengan anemia bulan sabit.

18
 Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.

 Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

 Anemia defisiensi besi.

 Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh

menggunakan pil kontrasepsi kombinasi. (Sulistyawati, 2011:77)

6) Kontra Indikasi KB suntik DMPA 150mg Menurut Ari Sulistyawati dalam

buku Pelayanan Keluarga Berencana (2011:77), klien yang tidak boleh

menggunakan kontrasepsi suntik DMPA 150mg adalah:

 Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada 7 janin per 100.000

kelahiran).

 Memiliki riwayat perdarahan pervaginam yang belum jelas

penyebabnya.

 Tidak dapat menerima gangguan haid, terutama amenorea.

 Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

 Menderita diabetes mellitus disertai komplikasi.

7) Waktu pemberian DMPA 150mg

Menurut Mulyani, dalam buku Keluarga Berencana dan Alat

Kontrasepsi (2013:95) waktu yang dibolehkan untuk penggunaan kb

suntik DMPA adalah:

- Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid

- Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid dan

pasien tidak hamil, pasien tidak boleh melakukan hubungan

seksual untuk tujuh hari lamanya atau penggunaan metode

kontrasepsi lain selama masa waktu tujuh hari.

19
- Jika pasien paska persalinan > 6 bulan, menyusui, dan belum haid,

suntikan pertama dapat diberikan asal saja dapat dipastikan ibu

tidak hamil.

- Bila paska persalinan tiga minggu dan tidak menyusui, suntikan

kombinasi dapat diberikan.

- Ibu paska keguguran, suntikan progestin dapat diberikan.

- Ibu dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain

dan ingin mengganti dengan progestin, selama ibu menggunakan

kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan progestin dapat

segera diberikan tanpa menunggu haid. Bila ragu-ragu lakukan uji

kehamilan terlebih dahulu.

- Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ibu

ingin mengganti dengan suntikan kombinasi, maka suntikan dapat

diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak perlu

metode kontrasepsi yang lain.

- Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan

ingin menggantinya dengan suntikan kombinassi, maka suntikan

pertama dapat diberikan asal saja diyakini ibu tidak hamil dan

tanpa menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7

siklus haid metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila

sebelumnya IUD dan ingin menggantinya dengan suntikan

kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus hsid.

cabut segera IUD.

8) Efek Samping DMPA 150mg

20
Efek samping adalah suatu dampak atau pengaruh yang merugikan

dan tidak diinginkan. Suatu pengaruh atau dampak negatif disebut sebagai

efek samping ketika hal itu timbul sebagai efek sekunder dari efek terapi

utamanya. Efek samping KB suntik DMPA 150mg adalah dampak atau

pengaruh yang merugikan dan tidak diinginkan dari pemberian suntikan

KB DMPA 150mg (Sulaiman: 2014).

Menurut Ari Sulistyawati dalam buku Pelayanan Keluarga

Berencana (2011:167) efek samping suntik DMPA adalah:

a) Terdapat gangguan haid seperti

- Amenore yaitu tidak datang haid pada setiap bulan selama

menjadi akseptor keluarga berencana suntik tiga bulan.

- Spoting yaitu bercak bercak perdarahan diluar haid yang terjadi

selama akseptor mengikuti keluarga berencana suntik.

- Menoragia yaitu perdarahan yang lebih lama dari biasanya

- Metroragia yaitu perdarahan diluar siklus haid

b) Berat badan bertambah

Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon

progesterone mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi

lemak, sehinga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu hormon

progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan

menurunkan aktivitas fisik.

c) Jerawat

Timbulnya jerawat di badan atau wajah dikarenakan pengaruh

progesteron yang menyebabkan peningkatn kadar lemak.

21
d) Sakit kepala

Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian

kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat.

Penyebab biasanya dikaitkan dengan rekasi terhadap progesterone.

e) Keputihan

Keluarnya cairan putih dari dalam vagina atau adanya cairan putih

di mulut vagina. Pengaruh progesteron megubah PH vagina, sehingga

jamur mudah tumbuh didalam vagina dan menyebabkan keputihan.

f) Rambut rontok

Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau sesudah

menghentikan suntikan penyebabnya adalah progesteron. Progesteron

mempengaruhi folikel rambut sehingga timbul kerontokan rambut.

G. Asuhan Keluarga Berencana

1) Pengertian Asuhan pada Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana menurut UU No. 10 tahun 1992

(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga

sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan bahagia dan sejahtera

(Setiyaningrum, 2015).

2) Konseling Keluarga Berencana

Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua

aspek pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang

diberikan dan dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni, pada saat

pemberian pelayanan. Tehnik konseling yang baik dan informasi yang

memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang

22
kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada

( Handayani, 2014).

3) Tujuan Konseling menurut Handayani ( 2014) yaitu:

a. Meningkatkan penerimaan

b. Menjamin pilihan yang cocok

c. Menjamin penggunaan cara yang efektif

d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama

4) Jenis Konseling KB menurut( Handayani, 2014) yaitu:

a. Konseling Awal

Bertujuan untuk memutuskan metode apa yang akan

dipakai didalamnya termasuk mengenalkan pada klien semua

cara KB atau pelayanan kesehatan, prosedur klinik, kebijakan

dan bagaimana pengalaman klien pada kunjungannya itu.

b. Konseling Khusus

Koseling khusus mengenai metode KB memberi

kesempatan pada klien untuk mengajukan pertanyaan tentang

cara KB tertentu dan membicarakan pengalamannya,

mendapatan informasi lebih rinci tentang cara KB yang tersedia

yang ingin dipilihnya, mendapatkan bantuan untuk memilih

metode KB yang cocok serta mendapat penerangan lebih jauh

tentang bagaimana menggunakan metode tersebut dengan aman,

efektif dan memuaskan.

c. Konseling tindak lanjut

23
Bila klien datang untuk mendapatkan obat baru atau

pemeriksaan ulang maka penting untuk berpijak pada konseling

yang dulu.

5) Langkah Konseling KB SATU TUJUH

Menurut Walyani (2015), kata kunci SATU TUJUH adalah sebagai

berikut:

 SA: Sapa dan Salam

Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan.

Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara

ditempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien

untuk membangun rasa percaya diri, tanyakan kepada klien apa

yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat

diperolehnya.

 T: Tanya

Tanyakan kepada klien informasi tenttang dirinya. Bantu

klien untuk berbicara mengenai pengalaman keluarga berencana

dan kesehatan reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan serta

keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan

kontrasepsi yang diinginkan oleh klien.

 U: Uraikan

Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa

pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan

beberapa kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang

paling ia ingini serta jelaskan pula jenis - jenis lain yang ada.

24
Jelaskan alternative kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh

klien. Uraukan juga mengenai resiko penularan HIV/ AIDS dan

pilihan metode ganda

 TU: Bantu

Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien

berfikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan

kebutuhannya, doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya

dan mengajukan pertanyaan. Tanggapi secara terbuka, petugas

membantu klien mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien

terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah

pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut.

 J : Jelaskan

Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan

kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya,

jika diperlukan perlihatkan alat/obat kontrasepsinya. Jelaskan

bagaimana alat/obat kontrasepsi tersebut digunakan dna bagaimana

cara penggunaannya.

 U : Kunjungan Ulang

Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan

buatlah perjanjian, kapan klien akan kembali untuk melakukan

pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu

juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu

masalah.

25
H. Langkah-Langkah Tindakan Injeksi Intra Muscular (IM)
1. Tahap Prainteraksi
a. Cek catatan perawat dan catatan medis klien
b. Persiapan Alat
1) Bak instrument kecil yang telah berisi alas.
2) Sarung tangan bersih yang bersih satu pasang.
3) Jarum pengambil obat.
4) Spuit 3 cc
5) Obat yang sudah ditentukan.
6) Kapas alkohol dalam tempatnya.
7) Bengkok.
8) Buku catatan injeksi.
9) Alat tulis.
10) Safety box (Jarum dan spuit).
11) Larutan klorin0,5 % dalam tempatnya.
12) Handuk kecil cuci tangan.
13) Sampah medis & non medis.

2. Tahap Orientasi
a. Memberi salam pada pasien.
b. Mengenalkan diri pada klien /keluarga.
c. Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan.
d. Memberi prosedur tindakan.

3. Tahap Kerja
a. Menyiapkan alat-alat dengan rapi, mendekatkan ke pasien, menutup
lingkungan untuk menjaga privasi pasien.
b. Menanyakan pada pasien apa pernah alergi obat atau pernah
mengalami gangguan pembekuan darah.
c. Membaca daftar obat pasien.
d. Perawat mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk kering.
e. Melarutkan obat bila obat masih dalam bentuk serbuk.

26
f. Mengisi spuit dengan obat sesuai dengan dosis.
g. Mengeluarkan udara dalam spuit dan langsung dibawa ke dekat
pasien.
h. Membaca kembali pemberian obat dan dicocokkan dengan nama
pasien atau langsung tanyakan namanya kepada pasien yang
bersangkutan.
i. Mengatur posisi pasien sesuai dengan kondisi.
j. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian pasien.
k. Menentukan tempat penyuntikan.
1) Pada bokong dengan menarik garis lurus dan SIAS menuju Os.
Coccygeus kemudian dibagi tiga kuadran dan diambil satu pertiga
dari SIAS.
2) Pada otot pangkal lengan (muskulus deltoideus).
3) Pada otot paha bagian luar, yaitu sebelah luar satu per tiga.
l. Mendesinfeksi dengan kapas alcohol lembab pada daerah yang akan
disuntik dari dalam keluar.
m. Meregangkan daerah yang akan disuntik dengan jari telunjuk dan ibu
jari.
n. Menusukkan jarum seluruhnya dengan posisi tegak lurus dengan
cepat.
o. Melakukan aspirasi untuk mengecek apakah ada darah atau tidak, dan
pastikan tidak ada darah yang keluar.
p. Bila darah tidak keluar masukkan obat dengan perlahan-lahan.
q. Telunjuk tangan kiri menekan bekas suntikan dengan kapas alcohol
dan tangan kanan mencabut jarum dengan cepat.
r. Menekan daerah yang telah disuntik dan mengadakan komunikasi
dengan klien bahwa proses sudah selesai dikerjakan.
s. Merapikan pasien (anjurkan pasien untuk berbaring ± 3 menit) dan
lingkungan.
t. Spuit disepul dengan larutan klorin lalu spuit dipisahkan dengan jarum
dibuang di safety box.
u. Merapikan dan membuang sampah pada tempatnya.

27
v. Perawat mencuci tangan.
4. Tahap terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
c. Mengakhiri kegiatan
d. Membereskan alat
e. Mencuci tangan mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
5. Tahap dokumentasi
a. Mencatat hasil kegiatan dan reaksi klien.
b. Mencatat waktu pemberian obat.
c. Jenis obat yang diberikan.
d. Nama perawat yang melakukan tindakan.

28
BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KETERAMPILAN KLINIK


PRAKTIK KEBIDANAN PEMBERIAN KB SUNTIK 3 BULAN
PADA Ny. H DI POKESDES RANTAU KERMAS

NAMA MAHASISWA : Hirdayani

NIM : 213001080169

TGL/JAM PENGKAJIAN : 20 September 2022

TEMPAT PENGKAJIAN : POKESDES Danau pauh

PEMBIMBING AKADEMIK : Bdn. Erazora, S.ST,. M.kes

1. PENGKAJIAN DATA

Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana

Tanggal : 20 September 2022 Pukul : 12.00 wib

BIODATA

Nama : Ny. H. Nama Suami : Tn. R

Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : melayu/Indonesia Suku : melayu/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Alamat : Danau pauh

29
II. DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan ingin menjarangkan kehamilannya, masih, ingin ber-KB yang

sesuai dengannya yaitu KB suntik 3 bulan

1. Kunjungan saat ini : kunjungan ulang

2. Riwayat perkawinan : kawin 1 kali, kawin pertama umur 18 tahun

3. Riwayat menstruasi :

- Menarche : 13 tahun - Siklus :± 30 hari

- Dismenorhea : tidak ada

- Banyaknya :±2-3 kali ganti doek/hari

- HPHT : 20 September 2022

4. Riwayat kontrasepsi yang digunakan : suntik KB 3 bulan

5. Riwayat kesehatan

- Penyakit yang pernah/sedang diderita : tidak ada

- Riwayat yang pernah.sedang diderita keluarga : tidak ada

- Riwayat keturunan kembar : tidak ada

6. Kebiasaan-kebiasaan : tidak ada

7. Keadaan psikososial spiritual Ibu mengatakan merasa cemas karena

tidak haid 4 bulan berturut-turut. Dan ibu belum mengetahui bahwa

amenore yang dialaminya,merupakan efek samping dari penggunaan

KB suntik 3 bulan

30
III. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Tanda vital

TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/i

RR : 24x/i

Temp : 36,5°C

BB : 60 kg

Plano test : Negatif

III. ANALISA

Ny.I 25 tahun akseptor KB suntik 3 bulan

IV. PENATALAKSANAAN

Tanggal: 22 September 2022 Pukul : 17.10 wib 1

1. Melakukan pemeriksaan kepada ibu dengan hasil

TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/i

RR : 24x/i

Temp : 36,5°C

BB : 60 kg

Plano test : Negatif

31
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya

2. Menjelaskan konsep KB suntik 3 bulan

Kb suntik 3 bulan adalah jenis KB yang mengandung hormon progesteron,

diberikan injeksi secara IM sekali dalam 3 bulan. Adapun efek samping dari

KB suntik 3 bulan yaitu pusing, amenore, spooting/perdarahan dan

penambahan BB.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

3. Memberikan KB suntik 3 bulan pada ibu melalui injeksi IM dengan langkah:

 Mencuci tangan

 Menyiapkan peralatan dan suplai yang diperlukan : Spuit, jarum

berukuran sesuai, swab antiseptik betadin atau alkohol), sarung

tangan, obat kb suntik, kartu, format.

 Menyiapkan dosis obat yang tepat dari ampul atau vial. Periksa

dengan teliti. Pastikan semua udara dikeluarkan lalu ganti jarum.

 Memakai sarung tangan sekali pakai.

 Menjelaskan prosedur kepada klien dengan sikap yang tenang dan

percaya diri.

 Menaga privasi pasien

 Mempertahankan selimut atau gaun yang membungkus bagian

tubuh yang tidak akan dilakukan injeksi

 Memilih tempat injeksi yang tepat. Inspeksi adanya memar,

peradangan atau edema dipermukaan kulit tempat injeksi IM.

Memperhatikan integritas dan ukuran otot serta palpasi adanya

nyeri tekan atau pengerasan.

32
 Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman.

 Berkomunikasi dengan klien.

 Merelokasi tempat injeksi menggunakan penanda anatomi tubuh.

 Membersihkan tempat injeksi dengan swab antiseptik. Usap bagian

tengah tempat injeksi dengan arah gerakan berputar ke luar

sepanjang sekitar 5 cm.

 Melepas tutup dari jarum dengan menariknya dengan arah lurus.

 Memegang spuit dengan benar di antara ibu jari dan jari telunjuk

tangan yang dominan : memegang seperti memegang anak panah,

telapak tangan di bawah.

 Melakukan injeksi intramuscular: Menempatkan tangan yang tidak

dominan pada penanda anatomi yang tepat dan meregangkan kulit

untuk membuatnya tegang.

 Menginjeksikan jarum dengan cepat ke dalam otot pada sudut 90

derajat.

 Aspirasi: Memegang bagian ujung bawah badan spuit sampai

ujung pengisap dengan tangan tidak dominan.

 Mengambil spuit dengan menarik spuit dan menekan daerah

penyuntikan dengan kapas alkohol, menutup spuit kembali dan

kemudian diletakkan spuit yang telah digunakan ke dalam

bengkok.

 Melihat kembali obat yang telah diberikan kepada pasien.

 Melepaskan handscoen dan membersihkan peralatan yang telah

digunakan.

33
 Mencuci tangan.

Telah dilakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan.

V. EVALUASI

Tanggal : Pukul :

1. Telah dilakukan pemeriksaan pada pasien


2. Pasien sudah mengetahui dan mengerti tentang hasil pemeriksaan.
3. Pasien dan keluarga sudah paham tentang kelebihan dan
kekurangan suntik KB 3 bulan.
4. Pasien telah diberikan suntik KB 3 bulan secara Intramuskular.
5. Pasien talah di berikan jadwal kunjungan ulang

34
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3

bulan pada Ny. H dengan menerapkan manajemen kebidanan, maka penulis akan

membahas serta membandingkan antara teori dan pelaksanaan teori dengan

kenyataan yang terjadi saat memberikan asuhan. Sewaktu melakukan kunjungan,

ibu mengaku telah mendapatkan informasi tentang Keluarga Berencana dari

petugas kesehatan dan sudah tau jenis, keefektifan, keuntungan, efek samping dan

cara pemakaian KB yang mungkin ibu gunakan sesuai dengan keadaan ibu untuk

menjarangkan anak.

Ibu mengaku bahwa ia masih memberikan ASI kepada anaknya. Pada

tanggal 20 September 2022 Ny. H ingin memakai alat kontrasepsi KB suntik 3

bulan. Karena lebih praktis dan tidak mengganggu ASI dan ibu sudah mengetahui

efek samping dari pemakaian KB suntik 3 bulan.

Menurut Affandi (2013) suntik kombinasi merupakan suntik yang hormone

sitetis estrogen dan progesteron, keuntungan pada suntik ini yaitu sangat efektif,

resiko terhadap kesehatan kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri,

dapat dipakai dan diberikan pasca persalinan, tidak terganggu pengeluaran laktasi

dan tumbuh kembang bayi. Pada tanggal 22 September 2022 ibu mengatakan

mengalami kenaikan berat badan, aktivitasnya berkurang dan nafsu makannya

bertambah. Penulis memberikan KIE yaitu penjelasan sebab terjadinya

penambahan berat badan bersifat sementara dan individu (tidak terjadi pada

semua pemakai suntikan, tergantung reaksi tubuh wanita terhadap metabolism

progesterone). Dan menganjurkan pasien untuk diet rendah kalori untuk akseptor
yang mengalami kenaikan berat badan dianjurkan olahraga yang teratur dan bila

cara tersebut tidak berhasil dan berat badannya bertambah, pemakaian kontrasepsi

dihentikan dan ganti cara kontrasepsi yang lain.

Setelah diberikan suntik 3 bulan Ny. H akan diberikan kartu dan kunjungan

ulang setelah 3 bulan yang akan datang kembali. Mengigatkatkan kembali untuk

tidak lupa tanggal penyuntikan kembali dengan keadaan setelah haid dan belum

melakukan campur dengan suami, jika ibu ada keluhan yang tidak nyaman atau

tidak mengerti anjuran kepada ibu untuk datang kemali ke rumah bersalin untuk

mendapatkan pelayanan atau informasi yang lebih lengkap.

17
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan Keluarga Berencana pada Ny. H adalah Ny. H memilih untuk
melakukan KB suntik 3 bulan setelah mendapat penjelasan tentang metode
kontrasepsi yanga cocok untuk ibu menyusui. Ibu ingin menggunakan
kontrasepsi yang tidak menganggu proses menyusui karena ia ingin
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sampai berusia 6 bulan.
B. Saran
1. Lahan Praktik
Asuhan yang diberikan pada klien sudah cukup baik dan
hendaknya dapat memberikan atau menggalakkan alat kontrasepsi
yang dapat digunakan jangka panjang, hal ini dikarenakan alat
kontrasepsi jangka panjang dinilai lebih efektif dan efisien. Selain itu
masyarakat diharapkan juga dapat meningkatkan rasa ingin tahunya
tentang alat kontrasepsi yang sebaiknya di pakainya, karena setiap
wanita usia subur (WUS) atau pasangan usia subur (PUS) memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda.
2. Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa lebih meningkatkan ilmu pengetahuan,
lebih banyak membaca buku tentang kesehatan, serta dapat memahami
dan menerapkan tindakan sesuai dengan teori.
3. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan sebagai tempat untuk mencari ilmu, diharapkan
dapat menjadi tempat pengembangan ilmu khususnya tentang KB yang
sering dijumpai dalam lahan praktek.

1
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B. 2013. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Handayani, Sri. 2014. Buku Ajara Pelayanan Berencana. Yogyakarta : Pustaka

Rihama

Kemenkes . 2016. Info DATIN Pusat Data dan Informasi.

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodat in-

ibu.).

Manuaba. 2016. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC

Maryunani, Anik. 2016.

Management Kebidanan Terlengkap. Jakarta : Buku Kesehatan Mulyani, S.ST,

2013.

Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.Yogyakarta: Nuha Medika

_____________. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Baru

Press.

Pinem, S. 2014. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakrta: TIM

Rismawati, S. 201. Unmet Need : Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030.http://pustaka.unpad.ac/wp-

content/uploads/2014/10/ARTIKELUNMET-NEED.pdf.
Setyaningrum, Erna. 2015. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi. Jakarta : CV Infomedia

Suratun, dkk. 2014 Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta : Trans Info Medika

WHO. 2013. Maternal Mortality. http://www.who.int/mediacentre/.


BERITA ACARA
UJIAN BEDSITE TEACHING

Pada Selasa 20 september 2022 telah dilaksanakan Ujian Bedsite Teaching Stase
Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan (KKPK) oleh :

Hirdayani
Nama Mahasiwa :
2130010780169
NIM :

Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan

Diketahui, Jambi, 20 september 2022


Ka. Prodi Pendidikan Profesi Bidan CI Akademik

Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes Bdn. Erazora, S.ST,. M.kes


NIK. 1010300715008 NIK. 1010300321428
PENILAIAN ASUHAN KEBIDANAN KETRAMPILAN KLINIK
PRAKTIK KETRAMPILAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
PROFESI BIDANFAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
ADIWANGSA JAMBI

Nama : Hirdayani
NIM : 213001080169
Ruangan : POKESDES danau pauh
CI Akademik : Bdn. Erazora, S.ST,. M.kes

NILAI
Dibawah Sesuai Diatas
NO KOMPONEN PENILAIAN (Range Nilai)
Harapan Harapan Harapan
(0-69) (70-79) (80-100)
1 Menunjukkan pemahaman indikasi, anatomi
terkait dan teknik prosedur
2 Mendapatkan informed concent
3 Prosedur persiapan sebelum tindakan
4 Kemampuan teknis
5 Teknik aseptic
6 Manajemen paska tindakan
7 Keterampilan komunikasi
8 Profesionalisme penanganan pasien
9 Kemampuan umum untuk tindakan secara
Keseluruhan
TOTAL N1 N2 N3

Berikan nilai dengan angka pada kolom yang disediakan sesuai dengan
penilaian anda

Nilai : N1+N2+N3 =
9
Diketahui, Jambi, 20 September 2022
Ka. Prodi Pendidikan Profesi Bidan CI Akademik

Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes Bdn. Erazora, S.ST,. M.kes


NIK. 1010300715008 NIK. 1010300321428

DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KKPK

LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021-2022

Nama : Hirdayani
NIM : 213001080169
Ruangan : Poskesdes danau pauh
Stase : Asuhan Kebidanan KKPK
CI Akademik : Bdn. Erazora, S.ST,. M.kes

No Hari/Tanggal Follow Up Pembimbing TTD CI


Akademik

1.

2.

3.

Diketahui,
Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan

Bdn. Devi Arista,S.Keb.,M.Kes


NIK. 1010300715008

Anda mungkin juga menyukai