Bahan Tambahan Pangan Dan Bahan Penolong

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 41

ADVOKASI TEMATIK

PERATURAN DI BIDANG PANGAN OLAHAN 2022

Bahan Ta mba ha n P a nga n


da n
Ba ha n P e nolong

DISAMPAIKAN OLEH:
Ichsan Kharisma, STP
PFM Ahli Pertama
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan –
Badan POM
BAHAN TAMBAHAN PANGAN
BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Apa itu Bahan “Bahan yang ditambahkan ke dalam


Tambahan pangan untuk mempengaruhi sifat atau
bentuk Pangan.
Pangan?

27
Golongan

3
PRINSIP PENGGUNAAN BTP
BTP tidak digunakan
untuk
menyembunyikan:
BTP hanya penggunaan bahan
digunakan pada yang tidak memenuhi
produk pangan jika syarat,
benar-benar cara kerja yang
diperlukan secara bertentangan dengan
teknologi. CPPB dan kerusakan
pangan
Gunakan BTP yang
memiliki izin edar Baca takaran
(MD/ML) dan penggunaan dan
gunakan tidak gunakan sesuai
melebihi batas petunjuk label sediaan
maksimal BTP
Regulasi terkait Bahan Tambahan Pangan (BTP)

PP 86 Tahun 2019
tentang
Keamanan
Pangan

• Per BPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan


• Per BPOM No. 13 Tahun 2020 tentang Bahan Tambahan Pangan Perisa
•27Per
Peraturan
BPOM No.Kepala BPOM
11 Tahun tentang
2021 tentangBatas
Perubahan atas Per BPOM No. 13
Tahun 2020Penggunaan
Maksimum tentang Bahan Tambahan
BTP Pangan Perisa
(26 Direvisi)
• Keputusan Kepala BPOM RI No. HK.02.01.1.2.04.21.187 Tahun 2021
tentang Perubahan Bahan Tambahan Pangan Yang Diizinkan Sebagai
Ajudan Perisa, Perubahan Senyawa Perisa Yang Diizinkan Digunakan
Dalam Bahan Tambahan Pangan Perisa, Dan Perubahan Sumber Bahan
Baku Aromatik Alami Dan/Atau Sumber Preparat Perisa
• Per BPOM No. 29 Tahun 2021 tentang Persyaratan Bahan Tambahan
Pangan Campuran

Unduh peraturan melalui


website:
http://jdih.pom.go.id/
Undang - Undang Pangan
Nomor 18 Tahun 2012
Pasal 73-76

(1) Kewajiban Pemerintah memeriksa keamanan BTP.


(2) Pemeriksaan keamanan BTP dilakukan untuk
mendapatkan izin peredaran.

Larangan:
a. Menggunakan BTP melampaui ambang batas maksimal
yang ditetapkan;
b. Menggunakan bahan yang dilarang sebagai BTP

6
Keamanan Pangan
diselenggarakan melalui:
(Peraturan Pemerintah Nomor 86/2019 tentang Keamanan Pangan)

a. Sanitasi Pangan; g. jaminan produk halal bagi yang


dipersyaratkan;
b. pengaturan terhadap Bahan Tambahan
h. Pengawasan;
Pangan
i. Penanganan KLB;
c. pengaturan terhadap Pangan Produk
j. penanganan cepat terhadap
Rekayasa Genetik; kedaruratan keamanan pangan; dan
d. pengaturan terhadap Iradiasi Pangan; k. Peran serta masyarakat.
e. penetapan standar Kemasan Pangan;
f. pemberian jaminan Keamanan Pangan dan
Mutu Pangan; dan
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 11
TAHUN
TAHUN 2019 2019 TENTANG
TENTANG BAHAN
BAHAN TAMBAHAN
TAMBAHAN PANGAN
PANGAN (lanjutan)

BAB II: GOLONGAN BTP DAN JENIS BTP


Pasal 3 - 4
❑ BTP terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) Golongan BTP
❑ Golongan BTP memuat Jenis BTP
❑ Jenis BTP tercantum dalam Lampiran I
❑ Dikecualikan untuk Jenis BTP Perisa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB III:BATAS MAKSIMAL PENGGUNAAN BTP


Pasal 5
❑ Batas Maksimal penggunaan BTP diatur untuk setiap Jenis BTP dan
Kategori Pangan.
❑ Batas Maksimal penggunaan BTP tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.
❑ Batas Maksimal BTP Perisa diatur dalam ketentuan tersendiri. 8
27 Golongan Bahan Tambahan Pangan
1. Antibuih (antifoaming agent); 14. Pengawet (preservative)*;
2. Antikempal (anticaking agent); 15. Pengembang (raising agent);
3. Antioksidan (antioxidant)*; 16. Pengemulsi (emulsifier);
4. Bahan Pengkarbonasi (carbonating agent); 17. Pengental (thickener);
5. Garam Pengemulsi (emulsifying salt); 18. Pengeras (firming agent);
6. Gas untuk Kemasan (packaging gas); 19. Penguat Rasa (flavour enhancer)*;
7. Humektan (humectant); 20. Peningkat Volume (bulking agent);
8. Pelapis (glazing agent); 21. Penstabil (stabilizer);
9. Pemanis (sweetener), termasuk Pemanis Alami (natural 22. Peretensi Warna (colour retention agent);
sweetener) dan Pemanis Buatan (artificial sweetener)*; 23. Perlakuan Tepung (flour treatment agent);
10. Pembawa (carrier); 24. Pewarna (colour)*, termasuk Pewarna Alami (natural food
11. Pembentuk Gel (gelling agent); colour) dan Pewarna Sintetis (synthetic food colour);
12. Pembuih (foaming agent); 25. Propelan (propellant);
13. Pengatur Keasaman (acidity regulator); 26. Sekuestran (sequestrant); dan
27. Perisa (Flavouring)
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 11
TAHUN 2019 TENTANG BAHAN TAMBAHAN PANGAN (lanjutan)

BAB IX: PRODUKSI, PEMASUKAN, DAN PEREDARAN BTP


Pasal 19 Pasal 19 - 20
BTP yang akan diproduksi, dimasukan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia, dan
diedarkan wajib memiliki izin edar dari Kepala Badan.
Pasal 20
1) BTP harus memenuhi Spesifikasi BTP sebagaimana tercantum dalam Kodeks Makanan
Indonesia (KMI)
2) Dalam hal Spesifikasi BTP belum terdapat dalam Kodeks Makanan Indonesia maka
digunakan Compendium of Food Additive Specifications, Joint FAO/WHO Expert Committee
on Food Additives (JECFA).
3) Dalam hal Spesifikasi BTP belum terdapat dalam JECFA maka dapat digunakan standar lain
setelah melalui pengkajian.
BAB X: LARANGAN
Pasal 21
1) Dilarang menggunakan BTP sebagaimana yang dimaksud dalam Lampiran I dan Lampiran II
untuk tujuan menyembunyikan penggunaan bahan yang tidak memenuhi persyaratan;
menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi pangan yang baik
untuk Pangan; dan/atau menyembunyikan kerusakan Pangan.
2). BTP Pemanis Buatan dilarang digunakan pada produk Pangan yang diperuntukkan bagi
bayi, anak usia di bawah tiga tahun, ibu hamil dan/atau ibu menyusui.
10
SPESIFIKASI GLIKOSIDA STEVIOL
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/261/2018 TENTANG PEMBERLAKUAN
KODEKS MAKANAN INDONESIA

11
Batas Maksimal Penggunaan BTP

CPPB (Cara Produksi Pangan Yang Baik)


NUMERIK konsentrasi BTP secukupnya yang digunakan
konsentrasi maksimal BTP yang diizinkan terdapat dalam Pangan untuk menghasilkan efek
pada Pangan dalam satuan yang ditetapkan teknologi yang diinginkan
Contoh: Batas Maksimal BTP Pengawet Contoh: Batas Maksimal BTP Penguat Rasa
BTP Pengawet Natrium Sorbat BTP Penguat rasa
1000 mg/kg sebagai asam BTP Penguat rasa
Asam Inosinat
sorbat MSG CPPB
CPPB

Naget Ikan (Kategori Pangan 09.2.2 Ikan, Filet Ikan Kerupuk Ikan
dan Hasil Perikanan Termasuk Moluska, Krustase dan (15.3 Makanan Ringan Berbasis Ikan)
Ekinodermata Berlapis Tepung yang Dibekukan)
12
KEBERADAAN BTP DALAM PRODUK PANGAN

PENAMBAHAN
LANGSUNG

mengikuti batas
maksimal di produk TERBAWA/IKUTAN
akhir DARI BAHAN
BAKU,BTP DAN
BAHAN PENOLONG

mengikuti
ketentuan BTP
ikutan
Penambahan Langsung
Contoh Pengaturan Jenis BTP Pengawet Pada Beberapa Kategori Pangan

Lampiran II PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan


• NAMA JENIS BTP PENGAWET

BATAS MAKSIMAL
• KATEGORI PANGAN PENGGUNAAN
14
Sumber: PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan
BTP Ikutan (Carry over)

Adalah BTP yang berasal dari bahan baku baik yang dicampurkan
maupun yang dikemas secara terpisah tetapi masih merupakan satu
kesatuan produk
Naget Ayam
Komposisi:
Daging ayam, Tepung Batter,
Tepung roti (mengandung
pewarna sintetik Kuning FCF CI.
15985), Tepung Terigu, Air, Garam,
Gula, Bumbu, Penguat Rasa
Mononatrium Glutamat, Pengemulsi
Fosfat

Kriteria • Tidak ditambahkan langsung


• Terbawa dari Bahan Baku, BTP atau
BTP dari Perisa
• Tidak berfungsi secara tekonolgi
Ikutan
16
PENERAPAN BTP IKUTAN
N BTP Ikutan Diatur di BTP Batas
o Bahan Baku/Bahan Ikutan Diatur Maksimal
Penolong/BTP di Produk Akhir

1 Ya Ya Sesuai dengan batas


maksimal pada kategori
pangan produk akhir

Contoh:
1. Mi Instan menggunakan bahan baku tepung terigu yang mengandung BTP
Pengawet Belerang dioksida.
2. Belerang dioksida diatur dalam Tepung terigu (kategori pangan 06.2.1)
dengan batas maksimal 70 mg/kg sebagai residu SO2; dan diatur dalam mi
instan (kategori pangan 06.4.3) dengan batas maksimal 20 mg/kg sebagai
residu SO2.
3. Hasil analisis BTP Ikutan Belerang Dioksida pada mi instan mengacu pada
batas maksimal produk akhir ((mi instan (kategori pangan 06.4.3)) sebesar
20 mg/kg sebagai residu SO2.
17
PENERAPAN BTP IKUTAN (Lanjutan)
N BTP Ikutan BTP Batas
o Diatur di Ikutan Maksimal
Bahan Diatur
Baku/Bahan di
Penolong/BTP Produk
Akhir
2 tidak ya Sesuai dengan batas maksimal pada kategori
pangan produk akhir

Contoh:
1. Sosis Ikan menggunakan bahan baku bumbu yang mengandung BTP
Pewarna Tartrazin.
2. Tartrazin tidak diatur dalam bumbu (kategori pangan 12.2.2); namun
diatur dalam Sosis Ikan (kategori pangan 09.2.4.1) dengan batas
maksimal 15 mg/kg.
3. Hasil analisis BTP Ikutan Tartrazin pada sosis ikan tidak boleh melebihi
batas maksimal yang diatur pada produk akhir ((Sosis Ikan (kategori pangan 09.2.4.1)) sebesar 15
mg/kg.
18
PENERAPAN BTP IKUTAN (Lanjutan)
N BTP Ikutan BTP Batas
o Diatur di Ikutan Maksimal
Bahan Diatur
Baku/Bahan di
Penolong/BTP Produk
Akhir
3 Ya tidak - Kadar dihitung secara teoritis berdasarkan
penambahan bahan baku/bahan penolong/
BTP ke dalam produk akhir.
- Hasil analisis BTP ikutan tidak boleh lebih
besar dari hasil perhitungan teoritis
- Pada saat batas maksimal BTP yang
ditetapkan pada bahan baku adalah CPPB,
maka perhitungan tersebut tidak berlaku
Contoh:
1. Komposisi Produk kopi instan: Kopi 50%, Gula 30% (mengandung BTP ikutan sulfit),
Krimer 20%
2. Diketahui: • Gula (kategori pangan 11.1.3) diizinkan ditambahkan Natrium Sulfit dengan
batas maksimal sebesar 20 mg/kg sebagai residu SO2. • Kopi instan (Kategori Pangan
14.1.5) tidak diizinkan ditambahkan Natrium Sulfit.
3. Maka perhitungan secara teoritis kadar Natrium Sulfit pada produk kopi instan:
= juml bhn baku yg mgd BTP Ikutan pd produk pangan x batas maksimal BTP Ikutan pd bhn baku
tsb (mg/kg)
= 30/100 x 20 mg/kg= 6 mg/kg sebagai residu SO2. 19
PENERAPAN BTP IKUTAN (Lanjutan)

No BTP Ikutan Diatur BTP Batas


di Ikutan Maksimal
Bahan Diatur
Baku/Bahan di
Penolong/BTP Produk
Akhir
4 Tidak Tidak Perlu mengajukan izin penggunaan BTP

Contoh:
1. Makanan ringan menggunakan bahan baku bumbu yang mengandung BTP Tartrazin
2. Tartrazin tidak diatur dalam bumbu (kategori pangan 12.2.2); dan juga tidak diatur dalam makanan ringan
(Kategori pangan 15.0))
3. Produsen perlu mengajukan izin penggunaan BTP. Izin penggunaan BTP tersebut dapat diajukan terhadap
bumbu ataupun makanan ringan

20
PERHITUNGAN RASIO 1

Contoh:

Sosis ikan (Kategori pangan BTP Batas Penggunaa Rasio


09.2.4.1) Maksimal n pada
(mg/kg) produk
(mg/kg)
Komposisi:
Ikan, Garam, Air, Tapioka, Bumbu, Gula,
Karmin 500 X x/500
Pengemulsi, Pewarna Alami Karmin,
Pewarna Sintetik Kuning FCF CI. 15985 Kuning 15 y y/15
FCF
(x/500)
+ (y/15)
≤1
KETENTUAN:
▪ Rasio (hasil bagi) masing-masing jenis BTP
tidak boleh lebih dari satu (>1)
▪ Perhitungan rasio tidak berlaku untuk jenis
BTP yang memiliki batas maksimal
“secukupnya”. 21
Penakaran BTP

Timbangan
Analitik

Sendok Takar
(Jika tidak memungkinkan
menggunakan timbangan analitik)

22
PENAKARAN BTP
DALAM UKURAN SENDOK TAKAR

Konversi ukuran sendok takar untuk Menakar BTP


Bobot BTP dalam Ukuran Sendok
Takar
No Golongan BTP
Sendok Takar

1 Pengawet 1,25 g
2 Pewarna 1,25 g

Tabel ini hanya berlaku untuk jenis BTP yang berbentuk bubuk (serbuk,
butiran, granul, kristal)

23
Sendok takar

Sendok takar Peres

Video: bit.ly/videoperes
24
PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP

Contoh Nastar
(Kategori Pangan 07.2.1 Keik, Kukis dan Pai (Isi Buah atau Custard, Vla))

• Contoh pengawet yang diizinkan adalah


Natrium Sorbat (INS. 201)
• Batas maksimal yang diizinkan 1000
mg/kg (sebagai asam sorbat)*. Akan
digunakan dalam 5 kg adonan sehingga
perhitungannya:

• 1 sendok takar = 1,25 gram = 1250 mg


• = (1000/1250) x (5 kg)
• = 4 sendok takar peres
* PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan
Sehingga natrium sorbat yang
ditambahkan pada 5 kg adonan
maksimal 4 sendok takar peres

25
PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP

Contoh Minuman Rasa Susu Berperisa Buah (Kategori


Pangan 14.1.4 Minuman Berbasis Air Berperisa, dan Particulated Drinks)

• Contoh pewarna yang diizinkan adalah


Sunset yellow / Kuning FCF CI. No. 15985
(INS. 110)

• Batas maksimum yang diizinkan 70 mg/kg


(dihitung terhadap produk siap konsumsi)*. Akan
digunakan dalam 20 liter larutan sehingga
perhitungannya
• 1 sendok takar = 1,25 gram = 1250 mg
• = (70/1250) x (20 liter)
• = 1,12 sendok takar peres dibulatkan ke
bawah menjadi 1 sendok takar peres

* PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan Sehingga Kuning FCF yang ditambahkan
pada 20 liter larutan maksimal 1 sendok
takar peres
26
PENGGUNAAN BTP DILUAR YANG TELAH
DIIZINKAN

Jenis dan Penggunaan BTP yang


belum diizinkan:

Boleh digunakan setelah mendapat persetujuan tertulis dari


1. Kepala Badan.

Untuk mendapatkan persetujuan tersebut, pemohon harus


mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Badan
2. disertai kelengkapan data sesuai formulir sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II PerBPOM No. 11/2019.

• Keputusan persetujuan/penolakan dari Kepala Badan


diberikan paling lama 85 (delapan puluh lima) sejak
3. diterimanya permohonan secara lengkap

(Pasal 16, PerBPOM No. 11/2019) • Formulir yang digunakan


untuk mengajukan izin
penggunaan BTP
PENYALAHGUNAAN BAHAN BERBAHAYA DALAM PANGAN
DUKUNGAN BPOM DALAM RANGKA HILIRISASI PRODUK INOVASI DAN UPAYA
ERADIKASI BAHAN BERBAHAYA

INOVASI BAHAN ALAM BARU YANG SUDAH


DIIZINKAN SEBAGAI BTP/BAHAN BAKU
MIE BASAH MENTAH
(KP 06.4.1 Pasta dan Mi Mentah Serta Produk Sejenisnya)
• Penyalahgunaan:
Formalin dan Boraks
• Cara Penanganan Pengolahan yang Baik:
1) Gunakan tepung terigu yang berprotein
tinggi (12%).
2) Lumuri mi dengan tepung terigu secukupnya
agar lebih awet.
3) Kukus (minimal 15 menit) atau simpan di
Penggunaan BTP yang lemari pendingin maksimal 12 jam jika tidak
habis terjual
diizinkan:
BTP Pengawet BTP Pewarna
• Metil para hidroksi benzoate • Tartrazin CI. No. 19140
• Sorbat dan garamnya • Beta-karoten CI No 40800 (sintetik)
• Larutan Kitosan • Riboflavin (sintetik)

31
BAKSO DAGING
(KP 08.3.2 Daging, Daging Unggas dan Daging Hewan Buruan, yang Dihaluskan,
dan Diolah dengan Perlakuan Panas)
• Penyalahgunaan:
Formalin dan Boraks
• Cara Penanganan Pengolahan yang Baik:
1) Gunakan daging segar.
2) Gunakan daging banyak dan tepung tapioka
sedikit.
3) Rebus adonan bakso, setelah bakso mengapung
lanjutkan perebusan bakso minimal 15 menit
pada air mendidih.
Penggunaan BTP yang 4) Kukus (minimal 15 menit) atau simpan di freezer
jika tidak habis terjual.
diizinkan:
BTP BTP Pengawet BTP Pewarna
Pengeras/Pengenyal
• Kalsium Glukonat • Larutan Kitosan • Merah Allura CI No 16035
• Natrium tripolifosfat • Sorbat dan garamnya • Ponceau 4R CI No 16255
(STPP) • Kalium Nitrat • Kurkumin CI No 75300
• Kalium klorida
32
BAHAN PENOLONG
Bahan Penolong

adalah bahan, tidak termasuk Peraturan Badan POM No 28


peralatan, yang lazimnya tidak Tahun 2019 tentang Bahan
dikonsumsi sebagai Pangan, yang Penolong dalam Pengolahan
digunakan dalam pengolahan Pangan Pangan
untuk memenuhi tujuan teknologi (26 Pasal dan 12 Lampiran)
tertentu da n tidak meninggalkan
residu pa da produk a khir, te ta pi
a pa bila tida k mungkin dihinda ri, re s idu
Peraturan Badan POM No 20 Tahun
da n/a ta u turuna nnya da la m produk 2020 tentang Perubahan Atas
a khir tida k me nimbulka n re s iko Peraturan Badan POM No 28 Tahun
te rha da p ke s e ha ta n s e rta tidak 2019 tentang Bahan Penolong dalam
Pengolahan Pangan (2 Pasal dan 5
mempunyai fungsi teknologi Lampiran)
16 Golonga n Ba ha n P e nolong

Bahan pemucat, 01 05 Flokulan


pencuci, dan/atau
pengelupas kulit

Bahan penjernih, 02 06 Katalis


penyaring, adsorben,
dan/atau penghilang
warna

Bahan tambahan untuk 03 07 Nutrisi untuk Mikroba


air pada ketel uap

Enzim 04 08 Pengontrol Pertumbuhan


Mikroorganisme
16 Golonga n Ba ha n P e nolong

Penjerap Enzim 09 13 Ba ha n de s ika n da n


a ntike mpa l

Resin Penukar Ion 10 14 Bahan pelumas dan


antilengket

Bahan Antibuih 11 15 Pelarut pengekstrak

Bahan kontak pendingin 12 16 Ba ha n P e nolong Lainnya


dan pembeku
BTP vs Ba ha n P e nolong

BAHAN P ENOLONG BTP


1.DEFINISI: bahan, tidak termasuk peralatan, yang lazimnya 1.DEFINISI: bahan yang ditambahkanke dalam
tidak dikonsumsi sebagai pangan, digunakan dalam proses pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk
pengolahan pangan untuk memenuhi tujuan teknologi tertentu pangan
dan tidak meninggalkan residu pada produk akhir, tetapi
2.Dapat ditambahkan langsung selama proses
apabila tidak mungkin dihindari, residu dan/atau turunannya
dalam produk akhir tidak menimbulkan risiko terhadap
pengolahan maupun setelah proses pengolahan,
kesehatan serta tidak mempunyai fungsi teknologi. misal: BTP Antikempal ditambahkan pada permen
2.Digunakan selama proses pengolahan pangan (agar permen tidak lengket)
3.Harus ada upaya untuk menghilangkan bahan penolong 3.Tidak perlu ada upaya untuk menghilangkan
dalam produk pangan 4.Keberadaan dalam produk pangan memang
4.Sedapat mungkin tidak meninggalkan residu pada produk dikehendaki secara teknologi (Batas Maksimal
akhir (hasil analisis tidak terdeteksi), bila
dalam produk pangan), misal untuk mengawetkan
tidakmungkindihindari, residu dan atau turunannya dalam
produk akhir tidak mempunyai fungsi teknologi (tidak melebihi
batas maksimal residu yang diizinkan di produk pangan akhir)
Contoh Penggunaan Bahan
P e nolong
PerBPOM No. 28 Tahun 2019 tentang Bahan PenolongdalamPengolahanPangan

•Contoh penggunaan hidrogenperoksidapada proses pengolahan kikil.

•Hidrogen peroksida yang digunakan dengan konsentrasi 35%.

•Larutan hidrogen peroksida digunakan untuk merendam kikil dalam waktu


tertentu.

•Penghilanganresidu hidrogenperoksidadilakukan dengan membilas kikil yang


sudah direndam dengan air bersih
3
9

• JENIS PENCARIAN
✔ JENIS BTP
DOWNLOAD ✔

GOLONGAN BTP
KATEGORI PANGAN
✔ INS
✔ JENIS PANGAN
✔ DETAIL(new)

• FITUR APLIKASI
✔ BATAS MAKSIMUM
✔ KAMUS ISTILAH
✔ PERHITUNGAN RATIO 1
✔ DATABASE PENGKAJIAN
(new)
✔ DATA TERSIMPAN
(new)
✔ SENDOK TAKAR BTP UNTUK UMKM
(new)
https://standarpangan.pom.go.id/cekbtp/web/

AYO CEK BTP BERBASIS ANROID DAN WEB


• Aplikasi android yang dapat digunakan secara online untuk mempermudah
dan mempercepat pengawas, produsen, dan konsumen dalam membaca
peraturan tentang Bahan Tambahan Pangan.
Terima Ka s ih
standarpangan.pom.go.id standarpangan@pom.go.id
Telp: (+6221) 42875584 @standarpanganbpom
Fax: (+6221) 42875780 Standar Pangan Bpom

Anda mungkin juga menyukai