Anda di halaman 1dari 1

Gagal Sahur

Maharban ya Ramadhan. Bulan suci bagi umat muslim telah datang. Pantaslah kita sambut
dengan suka cita. Segala persiapan telah kita lakukan. Persiapan iman dan taqwa. Bersyukur tahun ini
masih dipertemukan lagi dengan bulan ramadhan, bulan dimana kita akan berlomba mencari pahala
sebanyak-banyaknya sebagai bekal ke akhirat nantinya. Seperti halnya keluarga Pak Toni, yang
mempunyai dua orang anak laki-laki. Anak pertama sudah beranjak dewasa, sedangkan anak yang kedua
baru kelas 2 Sekolah Dasar. Pak Toni dalam menyambut bulan ramadhan mempersiapkan dengan baik,
terutama persiapan mental tentang keimanan yang sudah beliau tanamkan sejak dini.

Kalau anak Pak Toni yang pertama tidak perlu lagi diberikan penjelasan begitu panjang, karena
sudah paham dengan hakekat puasa itu sendiri. Sedangkan anaknya yang kedua masih perlu bimbingan
dan pengarahan darinya. Karena anaknya yang kedua belum memahami konsep puasa dengan baik, dan
usianya juga belum balig, serta selama ini belum pernah melaksanakan puasa. Tahun ini pengalaman
pertama bagi anaknya. Dan tahun ini Pak Toni berencana mengajak Dik Bayu, begitu beliau memanggil
anaknya. Harapan Pak Toni hanya untuk melatih saja, tanpa memaksakan harus kuat seharian. Puasa
bedug ( jam 12 ) sudah cukup baginya.

Maka malam itu, Pak Toni membangunkan Dik Bayu untuk makan sahur. Satu kecupan ke
keningnya belum mampu membangunkan. Dik bayu masih tertidur pulas, tanpa bergeming dari posisi
tidurnya. “Dik… Dik… bangun makan sahur !” kata Pak Toni sambil mengelus elus jidat anaknya. Elusan
itu pun tak mampu juga membangunkan anaknya. Akhirnya pak Toni tidak tega, dibiarkan anaknya tetap
tertidur. Tidak lama kemudian suara imsyak sudah terdengar dari masjid. Pupus sudah harapan pak Toni
mengajak anaknya berpuasa. Esuk harinya Pak Toni bertanya pada Bayu, “Dik, hari ini puasa ndak ?” “iya
!” jawab Bayu dengan polosnya. “Adik khan ndak sahur, tadi malam kok susah dibangunkan ?” Tanya
Pak Toni. Dengan santainya banyu menjawab, “ Pak…Pak… jam 4 itu mataku masih ngantuk, susah
dibuka !” Pak Toni hanya bisa Cengar cengir mendapat jawaban anaknya.

Anda mungkin juga menyukai