Anda di halaman 1dari 10

PROKONS: Jurnal Teknik Sipil P-ISSN: 1978-1784 || E-ISSN: 2714-8815

Vol. 13, No. 2 (Agustus), Halaman 83 – 92 prokons.polinema.ac.id

ANALISIS STABILITAS TUBUH BENDUNGAN PADA


BENDUNGAN UTAMA PROYEK WADUK BENDO PONOROGO
1
Moch. Sholeh , 2Suhartono , 3Nur Anisfi Choirini
1,2,3
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang
1
moch.sholeh@polinema.ac.id, 2tonohartono021@hotmail.com 3anisfi15july@gmail.com,

Abstract

The work of embankment in the main dam with an upright core consists of 5 pile zones: the core,
filter, random, rock, and rip-rap. There was difference in planning and implementation of embankment
filling. Random and rock used quarry Bondrang in planning but blasting upstream of the excavated
material was used in implementation. This difference is because there are social problems with the
community surrounding the Bondrang quarry. The purpose of this thesis is to repair the dam
foundation, to find out the seepage discharge, to analyze the possibility of piping, to determine the safety
factor of slope stability in the dam, and to determine RAB Maindam of Bendo Dam Project Ponorogo.
The required data were of the geologic of the dam foundation, embankment materials, cross-
sectional images of the dam body, and dam technical. Repairing the foundation using 3 methods : curtain
grouting, consolidated grouting and blanket grouting; and for seepage calculations using the
Cassagrande formula; to calculate safety figures using the Fellenius method and use the Geo-Studio 2012
application, the Seep / W program to find out the seepage discharge and the Geo-slope program to find
out slope stability in maindam.
The analysis resulted in 3 methods of repairing dam: curtain grouting with a depth of 39.83m,
consolidated grouting with a depth of 5m, and blanket grouting with a depth of 15m; seepage discharge
capacity <1% passing water average meaning safe; velocity seepage (7,3816 x 10-7m/sec) < velocity
critical (0,004017m/sec) and 11,97 > 4 meaning safe for piping; >1.5 slope stability in various
conditions without earthquake load meaning safe; 1.2 slope stability in various conditions with
earthquake load meaning safe; the estimated cost IDR290,388,884,070.62 for main dam.

Keywords: dam stability, safety factor, safe

Pendahuluan Bendungan Bendo merupakan bendungan


Bendungan Bendo merupakan bendungan urugan tipe zonal (inti tegak) dimana terdapat
yang terletak di Desa Bendo, Kecamatan Sawoo, beberapa zona timbunan yang digunakan.
Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Analisa desain zona-zona sangat diperhatikan.
Bendungan Bendo merupakan salah satu Besar ketebalan zona-zona sangat mempengaruhi
Program Strategis Nasional Pemerintah Presiden besarnya angka rembesan dan nilai keamanan
Joko Widodo. Pembangunan Waduk berguna stabilitas bendungan. Maka dari itu perlu
untuk meningkatkan jumlah tampungan air di dianalisa zona-zona penyusun maindam seperti
Indonesia. Bendungan Bendo direncanakan besarnya zona-zona penyusunnya. Terdapat
memiliki tampungan air sebesar 43 juta m3. perbedaan dalam pemakaian material timbunan
Selain itu juga untuk mensuplai irigasi sawah- random dan batu. Pada perencanaan digunakan
sawah seluas 7.800 hektar. Selain untuk irigasi quarry Bondrang untuk timbunan batu dan
Bendungan Bendo bermanfaat untuk pengendali random dan pada pelaksanaan digunakan quarry
banjir di Kabupaten Ponorogo dan kabupaten dari material galian maindam dan blasting di
Madiun. Direncanakan bendungan ini memiliki area hulu bendungan dan material random
tinggi 71 meter dan membendung sungai Keyang digunakan dari galian spillway. Quarry
yang merupakan anak sungai Bengawan Madiun Bondrang tidak boleh digunakan karena ada
(anak sungai Bengawan Solo). (Sumber : liputan masalah sosial masyarakat sekitar.
6)

83
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…

Dengan memperhatikan latar belakang dan penyuntukan bahan perekat ke dalam material
permasalahan tersebut diatas maka tujuan batuan dengan tekanan yang bertujuan menutup
pembahasan ini meliputi: rongga – rongga dan rekahan sehingga
1. Menganalisis kondisi pondasi Bendungan meningkatkan kekuatan tanah. Perbaikan pondasi
Bendo. yang diperlukan adalah sebagai berikut :
2. Menentukan debit rembesan pada tubuh 1) Sementasi Tirai (curtain grouting)
Bendungan Bendo. Untuk menentukan kedalaman tirai
3. Menganalisis kemungkinan terjadi piping sementasi, secara umum dapat digunakan
pada Bendungan Bendo. rumus empiris, dapat digunakan Persamaan
4. Menentukan angka keamanan stabilitas 1.
lereng Bendungan Bendo. = ℎ +
5. Menghitung anggaran biaya pada maindam
(1)
Bendungan Bendo.
Dengan :
Definisi Bendungan Urugan d = kedalaman pengeboran (m)
Suatu bendungan yang dibangun dengan h = tinggi tekanan statis air (m)
cara menimbunkan bahan-bahan seperti : batu, c = koefisien (8 s/d 20)
krakal, kerikil, pasir dan tanah pada komposisi
tertentu dengan fungsi sebagai pengempang atau
pengangkat permukaan air yang terdapat di
dalam waduk di udiknya disebut bendungan tipe 2) Sementasi Konsolidasi (consolidation
urugan atau “bendungan urugan”. grouting)
Jarak antar lubang bor biasanya 2,5 s/d 5 m
Bendungan Zonal Inti Tegak dan kedalamannya berkisar antara 5 s/d 15
Bendungan urugan digolongkan dalam tipe m. (Departemen Pekerjaan Umum, 2005 :
zonal, apabila timbuan yang membentuk tubuh 137)
bendungan terdiri dari batuan dengan gradasi 3) Sementasi Selimut (Blanket Grouting)
(susunan ukuran butiran) yang berbeda-beda Jarak antar lubang biasanya 2,5 s/d 5 m serta
dalam urutan-urutan pelapisan tertentu. Pada umumnya mempunyai kedalaman 5 s/d 15
bendungan tipe ini sebagai penyangga terutama m. (Departemen Pekerjaan Umum, 2005 :
dibebankan kepada timbunan yang lulus air 137)
(zona lulus air), sedang penaha rembesan
dibebankan kepada timbunan yang kedap air Rembesan Pada Tubuh Bendungan
(zona kedap air). Bendungan urugan zonal Memperkirakan besarnya kapasitas filtrasi
dengan inti kedap air tegak atau “bendungan inti yang mengalir melalui tubuh dan pondasi
tegak” (central core fill type dam), ialah bendungan yang didasarkan pada jaringan
bendungan zonal yang zona kedap airnya terletak trayektori aliran filtrasi, dapat dihitung dengan
di dalam tubuh bendungan dan berkedudukan Persamaan 2.
miring kearah hilir. = . .
Pondasi Bendungan Urugan (2)
Bendungan sebagai penampung air dengan =
harus direncanakan dengan bahan pembentuk Qf = kapasitas aliran filtrasi (kapasitas
tubuh bendungan yang baik dan berdiri diatas rembesan).
pondasi yang stabil. Pondasi bendungan sebagai Nf = angka pembagi dari garis trayektori aliran
penopang tubuh bendungan harus memenuhi filtrasi.
persyaratan tertentu. Namun, apabila pondasi Np = angka pembagi dari garis equi-potensial.
bendungan tidak memenuhi persyaratan bisa K = koefisien filtrasi.
dilakukan perbaikan pada pondasi sepanjang H = tinggi tekanan air total.
perbaikan tersebut layak dari segi teknis dan L = Panjang profil melintang tubuh
ekonomis. (Astuti, 2012) (dalam Masrevaniah, bendungan.
2010) Besarnya kecepatan filtrasi dapat diketahui
dengan menggunakan jaringan trayektori aliran
Perbaikan Pondasi filtrasi atau menggunakan rumus-rumus empiris.
Kegiatan untuk memperbaiki pondasi adalah (Sosrodarsono, 1977 : 169). Dengan
dengan cara grouting. Grouting adalah menggunakan jaringan aliran filtrasi dapat

84
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…

dihitung kecepatan filtrasi digunakan Persamaan Ad = Z x Ac x v

23
1 =
3, dan persamaan 4. (8)
v = k.i
(3) 4
v = k . h2/l (9)
(4) dengan :
dengan: k = Koefisien gempa
v = kecepatan aliran filtasi (lereng hilir Ad = Percepatan gempa terkoreksi (gal)
bendungan) (m/detik) Ac = Percepatan gempa dasar (gal)
k = koefisien filtrasi (m/detik) v = faktor koreksi pengaruh jenis tanah
i = gradien debit setempat
h2 = tekanan air rata-rata (perbedaan antara g = Percepatan gravitasi (9,81 m/dt)
tekanan pada titik masuknya air di hulu Z = Koefisien zona gempa berdasar peta
dan titik keluarnya air di hilir pada suatu zonasi gempa Wil. Indonesia
garis trayektori aliran filtrasi) (m) Perhitunfan percepatan gempa terkoreksi
l = Panjang rata-rata berkas elemen aliran menggunakan percepatan gempa dasar berbagai
filtrasi pada bidang keluarnya aliran perode ulaang pada Tabel 2.
filtrasi (m) Tabel 2 Percepatan gempa dasar untuk berbagai
Untuk mengetahui keamanan bendungan periode ulang
urugan tanah terhadap piping dapat dihitung T Ac
berdasarkan Persamaan 5 dan persamaan 6. (Tahun) (gal)
= ≥ 4 10 90
20 120
(5)
= =
50 160
100 190
(6) 200 220
dengan : 500 250
FK = faktor keamanan (tanpa dimensi) 1000 280
Ic = gradien keluaran kritis (tanpa dimensi) 5000 330
Ie = gradien keluaran dari hasil analisa 10000 350
rembesan (tanpa dimensi) Sumber : Departemen Permukiman dan
γ = berat isi efektif (t/m3) Prasarana Wilayah, 2004:25)
γw = berat isi air (t/m3)
Gs = berat spesifik (tanpa dimensi) Metode Perencanaan
e = angka pori (tanpa dimensi) Diagram alir analisa stabiliras tubuh bendungan
Stabilitas Lereng Bendungan pada Waduk Bendo Ponorogo pada Gambar 1.
Analisis stabilitas menggunakan perhitungan
manual dengan metode Fellenius dapat
digunakan persamaan 7. (Hardiyatmo, 2002:360)
!"# (%# !&' () *)+)) -". ɸ)
F = %# '#. 0#
(7)
dengan:
F = faktor aman
c = kohesi tanah (kN/m2)
ɸ = sudut gesek dalam tanah (derajat)
ai = Panjang lengkung lingkaran pada irisan
ke-i (m)
Wi = berat irisan tanah ke-I (kN)
ui = tekanan air pori pada irisan ke-i (kN/m2)
θi = sudut yang terbentuk
Pada saat kondisi gempa dapat dihitung
menggunakan koefisien gempa dengan
Persamaan 8 dan percepatan gempa terkoreksi
dengan Persamaan 9.

85
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…

Mulai

Data Data Gambar


Data Teknis
Geologi Material Melintang
Bendungan
Pondasi Tubuh Tubuh
Bendungan Bendungan Bendungan

Analisa kondisi
geologi pondasi
Perbaikan Pondasi

Tidak Syarat Lu ≤ 5

Ya
Analisa Kapasitas
Rembesan Bendungan

Perbaikan Pondasi

Kapasitas
Tidak
rembesan < 1%
Q rata-rata sungai

Ya
Analisa Kemungkinan piping

Mengubah Desain Tubuh


Bendungan

Tidak
Syarat Fs >4

Ya
Analisa Stabilitas Lereng
dengan Metode Fellenius
Mengubah Kemiringan
Lereng Bendungan

Tidak
F Hitung ≥ F ijin

Ya

SF normal > 1,50


SF gempa > 1,20

Perhitungan RAB pada


tubuh bendungan

Selesai

Gambar 1 Diagram Alir Pengerjaan Studi


Sumber : Hasil Perhitungan

86
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…

5 m dengan kedalaman 5 – 15 m. Pada


Bendungan Bendo direncanakan perbaikan
Hasil dan Pembahasan pondasi berupa consolidation grouting
Perbaikan Pondasi Pada Bendungan dengan jarak antar lubang bor 2,5 m dan
Ditinjau dari kondisi geologi pondasi kedalaman sedalam 5 m.
bendungan berdasarkan nilai RQD dan lugeon 3) Sementasi Selimut (Blanket Grouting)
diperlukan perbaikan pondasi yang dimaksudkan Berdasarkan “Pedoman Grouting untuk
untuk memperkuat kondisi pondasi bendungan. Bendungan” (Departemen Pekerjaan Umum)
Berikut perbaikan pondasi yang digunakan ditentukan jarak antar titik pengeboran
sebagai berikut : grouting berkisar 2,5 – 5 m dengan
1) Sementasi Tirai (Curtain Grouting) kedalaman 5 – 15 m. Perbaikan pondasi
Untuk menentukan kedalaman sementasi blanket grouting pada Bendungan
tirai digunakan rumus empiris sebagai direncanakan dengan jarak 2,5 m dan
berikut : kedalaman 15 m
d = h + c
Analisisa Rembesan pada Bendungan
Diketahui : Perhitungan Garis Depresi
h = 25,8 m (Sta 1) Elevasi puncak bendungan = 225,82 m
c = 10,5 (dilihat dari data pengeboran Elevasi muka air normal = 220,42 m
riverbed) Elevasi dasar = 137,82 m
d = x 25,8 + 10,5 = 19,1 m Lebar dasar inti = 33,8 m
Hasil perhitungan kedalaman lubang pada Tabel Tinggi inti bendungan = ( 220,42 – 137,82 )
1. = 82,6 m
Tabel 1 Kedalaman lubang grouting tiap Stasiun I1 = 12,45 m
I2 = 33,80 – 12,45 = 21,35 m
= ( x I1 ) + I2 = ( x 12,45 ) + 21,35
Sta El. El. h c d
Dasar Puncak Bendun (m) Groutin
Pondasi Bendun gan (m) g d
(m) gan (m) (m)
1 200.02 225.82 25.80 10.5 19.100
= 25,09 m
Maka,
= √h9 + d9 − d
2 187.07 225.82 38.75 10.5 23.417
3 176.46 225.82 49.36 10.5 26.953 y0
= ;82,69 + 25,099 − 25,09 = 61,237
4 161.53 225.82 64.29 10.5 31.930
5 146.15 225.82 79.67 10.5 37.057
6 137.82 225.82 88.00 10.5 39.833 m
7 137.82 225.82 88.00 10.5 39.833 Parabola bentuk dasar didapatkan dengan
8 137.82 225.82 88.00 10.5 39.833 persamaan sebagai berikut :

C=
9 137.82 225.82 88.00 10.5 39.833
10 137.82 225.82 88.00 10.5 39.833
11 141.82 225.82 84.00 10.5 38.500

D2. C0 + (C0)9 = E2.61,24 G + (61,24)9


12 155.75 225.82 70.07 10.5 33.857
13 179.04 225.82 46.78 10.5 26.093
14 195.37 225.82 30.45 10.5 20.650
15 206.11 225.82 19.71 10.5 17.070

C = E122,48 X + 3750,3376
16 207.82 225.82 18.00 10.5 16.500
Sumber : Hasil Perhitungan
Penentuan jarak antar lubang grouting pada
Tabel 2. Hasil perhitungan koordinat parabola pada Tabel
Tabel 2 Penentuan jarak antar lubang grouting 3.
Rumus Kedalaman Lubang Jarak antar Tabel 3 Koordinat parabola garis depresi
Grouting (m) Lubang (m)
I 1/3 H + 10 ~ 20 3 atau kurang X Y
II ½H 1,5 -30.62 0.03
III 0,7 H hingga 0,8 H bervariasi 0 61.24
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 2005 : 1 62.23
123 2 63.21
2) Sementasi Konsolidasi (Consolidation 3 64.17
Grouting) 4 65.12
5 66.05
Menurut pada “Pedoman Grouting untuk
10 70.53
Bendungan” (Departemen Pekerjaan Umum)
15 74.75
ditentukan jarak antar grouting sekitar 2,5 – 20 78.74

87
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…

25.09 82.60 Dari Gambar 2 diperoleh perhitungan kapasitas


Sumber : Hasil Perhitungan aliran
α = 81° Nf = 11, Np = 11
K + ∆ K = =
MN P ,9Q Kv = Koefisien vertikal = 2,86 x 10-5 cm/detik
!&' O !&' R °
P ,9Q
= 2,86 x 10-7 m/detik
N, TPQ
= = 72,59 m Kh = Koefisien horizontal = 5 x Kv
Dengan α = 81° dari grafik cassagrande = 5 x 2,86 . 10-7 = 1,43 x 10-6 m/detik

= E2.86 f 10 Y f 14,3 f 10 Y
didapatkan harga C = 0,27
= UK + ∆KV
K
∆α
∆α = 72,59 x 0,27 = 19,60 m = 6,395 x 10-8 m/detik
Kapasitas rembesan =
= . 6,395 x 10 Y . 82,6. 309,5
α = 72,59 – 19,59 = 52,99 m
k1 = 2,86 x 10-7 m/detik Qf
k2 = 6,96 x 10-5 m/detik = 0,016 m3 = 16 liter/detik
Dengan anggapan debit aliran filtrasi konstan, = 1412,56 m3/hari
maka
Q = k1 . y0 . L, maka
= . y0
W
Analisa Rembesan Menggunakan Program
W9
h2 Geo-Studio SEEP/W 2012
9,RP X N Y Untuk menghitung besarnya kapasitas
P,ZP X N T
= . 61,24 = 0,252 m
aliran debit rembesan yang mengalir keluar dari
Berdasarkan persamaan parabola dasar diperoleh tubuh bendungan digunakan software Geo-
persamaan berikut : Studio SEEP/W. Analisa rembesan ditempatkan
= E2. h2. x + (h2)9
pada kondisi FWL elv. 224,92 m, NWL elv.
y 220,42 m, dan NWL elv. 220,42 m. Hasil analisa
2 . h2 = 2 . 0,25 = 0,50 sebagai berikut :
(h2)2 = (0,50)2 = 0,0633
= √0.5x + 0.0633
1. Sebelum grouting
y Qrerata = 0,0044 m3/detik
Kv = 2,86 x 10-7 m/detik 2. Sesudah grouting
Kh = 5 x Kv = 5 x 2,86 . 10-7 Qrerata = 0,00017 m3/detik
= 1,429 x 10-6 m/detik Kapasitas rembesan rata-rata (0,00017
θ1 = 75° m3/detik) < 1% rata-rata limpasan (0,0094
,Q9Z X Ncd
tan b = tan 75° = 18,66 m
\] m3/detik) sehingga dapat disimpulkan kapasitas
\^ 9,RP X Nce rembesan sesudah dilakukan grouting menjadi
-1
θ2 = tan 18,66 = 86°55’ lebih kecil dan aman.
Hasil perhitungan garis depresi untuk Hasil analisa aplikasi Seep/W sebelum grouting
mendapatkan gambar jaringan trayektori pada Gambar 3.
potongan melintang bendungan pada Gambar 2.

Gambar 2 Gambar jaringan trayektori pada Gambar 3 Rembesan di tubuh bendungan dan
potongan melintang bendungan sesudah grouting pondasi pada muka air normal sebelum grouting
Sumber : Hasil Perhitungan Sumber : Hasil perhitungan
Hasil analisa aplikasi Seep/W sesudah grouting
Kapasitas Aliran Filtrasi pada Gambar 4.
Perhitungan kapasitas aliran filtrasi pada suatu
bendungan yang didasarkan pada jaringan
trayektori dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
= . .

88
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…

Tabel 4 Data tanah masing-masing zona


timbunan Bendungan
Para- Satuan Zona Zona Zona Zona Zona
meter Inti Filter Random Batu Rip-
Rap
Permea- Cm/ 2.86E- 6.96E- 1.85E- 2.40E- 2.40E-
bilitas detik 05 03 03 01 01
Gs 2,646 2,566 2,665 2,492 2,492
γt kN/m3 18,13 15,73 19,87 14,69 14,69
3
γd kN/m 13,55 15,55 17,82 13,46 13,46
γsat kN/m3 16,69 19,06 20,85 17,87 17,87
Gambar 4 Rembesan di tubuh bendungan dan γsub kN/m3 8,33 9,26 11,04 8,06 8,06
pondasi pada muka air normal sesudah grouting Kohesi kN/m2 37,27 - 51,19 25,69 25,69
Sumber : Hasil perhitungan Sudut derajat 19,5 30 43,86 40,25 40,25
Geser
Dalam
Analisa Kemungkinan Terhadap Piping Sumber : PT. Hutama Karya
Perhitungan kecepatan aliran filtrasi berikut ini
menggunakan jaringan aliran filtrasi. Perhitungan Metode Fellenius
= W1.g
E F.y
Vc Perhitungan pada kondisi NWL elv. 220,42 m
dengan beban gempa. Berikut langkah
perhitungannya :
E
Ncij x 980
Vc = 2,9099 x 1. Membuat bidang luncur pada lereng dan
1,767 x Nck x menentukan pusat bidang luncur. Usahakan
setiap bagian irisan memiliki lebar yang
= 0,4017 cm/detik = 0.004017 m/detik sama
Hasil dari perhitungan menunjukkan 2. Menghitung beban berat total (Wtotal) tiap
kecepatan rembesan (Vs = 7,3816 x 10-5 irisan yang merupakan jumlah dari gaya
cm/detik) < kecepatan kritis (Vc = 0,4017 berat kering (W1) + gaya berat basah (W2).
cm/detik) sehingga dapat disimpulkan tidak akan Pada contoh perhitungan menggunakan
terjadi bahaya terhadap piping. irisan 3, sehingga didapatkan nilai :
Wtotal = W1 + W2
FK Terhadap Piping = A1 . γ + A2 . γsub
- Gradien Hidraulik Kritis
( )
Ic =
- Zona Random
( )
Wtotal = 0 . 19,87 + 290,76 . 11,04
(9,PQP )
Ic =
= 0 + 3210,67 = 3210,67
( ,9Q) kN
Ic = 0.73482 - Zona Batu
Wtotal = 492,79 kN
- Gradien Hidraulik Keluar
- Zona Rip-Rap
Ic
Ie = 0,614
1 =
Wtotal = 128,26 kN
Ie
3. Menentukan sudut dari jari-jari bidang
1 = = 11,97
N,Y T longsor dengan arah gaya berat masing-
N,P Q masing irisan (α). Sudut dari pias 3 = 34,24°.
Hasil perhitungan menunjukkan FKhitungan 4. Menghitung beban berat komponen
(11,97) < FKizin (4) sehingga dapat disimpulkan tangensial bidang longsor bendungan, yaitu
pada bendungan tidak terjadi peristiwa piping. dengan perhitungan sebagai berikut :
T = W . sin α
Perhitungan Stabilitas Lereng pada Tubuh Sin α = 0,56
Bendungan
Perhitungan stabilitas lereng pada tubuh - Zona Random
Bendungan Bendo menggunakan metode T = 3210,67 . 0,56
Fellenius.Berikut adalah parameter tanah = 1906,52 kN
masing-masing zona timbunan pada Bendungan - Zona Batu
Bendo. T = 277,28 kN
- Zona Rip-Rap
T = 72,50kN

89
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…

5. Menghitung beban berat vertikal yang Te = k . Wtotal . cos α


bekerja pada dasar irisan bendungan, dengan Ne = k . Wtotal . sin α
perhitungan sebagai berikut : - Zona Random
N = W . cos α Te = 0,1394 . 3210,67. cos 34,24°
Cos α = 0,83 = 370,13 kN
- Zona Random Ne = 0,1394 . 3210,67. sin 34,24°
N = 3210,67. 0,83 = 251,92 kN
= 2123,26 kN - Zona Batu
- Zona Batu Te = 56,81 kN
N = 325,89 kN Ne = 38,67 kN
- Zona Rip-Rap - Zona Rip-Rap
N = 85,21 kN Te = 14,85 kN
6. Menghitung nilai kohesi terhadap gejala Ne = 10,11 kN
peluncuran, yaitu : 10. Menghitung gaya uplift (U) saat waduk terisi
c’ = c . l
n
air , dimana γw merupakan gaya berat air dan
!&' O
=c. hw adalah ketinggian irisan basah menurut
- Zona Random zona material timbunan, yaitu :
N U = γw . hw . l
!&' N,R
c’ = 51,19.
- Zona Random
= 619,23 kN U = 9,81 . 14,24 , 15,12
- Zona Batu = 1689,81 kN
c’ = 310,80 kN - Zona Batu
- Zona Rip-Rap U = 210,04 kN
c’ = 310,80 kN - Zona Rip-rap
7. Semua prosedur perhitungan diulang sampai U = 64,08 kN
semua irisan membentuk bidang longsor, 11. Semua prosedur perhitungan diulang sampai
kemudian nilai Fs dihitung sebagai berikut : semua irisan membentuk bidang longsor,
∑q!r .s (t u tv) -". 0w
Fs =
∑qc y . l + (N − U − Ne) tan θw
kemudian nilai Fs dihitung sebagai berikut :
∑(x xv)
Fs =
∑(T − Te)
Nilai U digunakan jika waduk telah terisi
21947,64
oleh air serta nilai Ne dan Te digunakan
Fs = = 1,216
∑qc y . l + (N. tan θ)w 18053,77
dalam kondisi gempa.
Fs =
∑T
66162,85
Hasil perhitungan stabilitas lereng metode
Fs = = 3,331
19862,51
Fellenius di hulu bendungan pada Gambar 5.
8. Menghitung nilai koefisiensi gempa
menggunakan rumus empiris sebagai
berikut:
Ad = Z . Ac . v
~•

k =
Mencari nilai Ad
Diketahui :
Z = 0,9 Gambar 5 Gambar bidang luncur pada hulu
Ac = 190 (100 tahun) bendungan
v = 0,8 Sumber : hasil perhitungan
Ad = 0,9 . 190 . 0,8
= 136,8 Hasil perhitungan stabilitas lereng metode
Sehingga nilai k, Fellenius di hilir bendungan pada Gambar 6.
P,R
Z,R
k = = 0,1394
9. Menghitung nilai komponen vertikal (Ne)
dan komponen tangensial (Te) beban seismis
yang bekerja pada setiap irisan bidang
luncur :

90
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…

- Kondisi setelah selesai konstruksi pada hilir


tanpa beban gempa = 2,65
- Kondisi setelah selesai konstruksi pada hulu
dengan beban gempa = 2,288
- Kondisi setelah selesai konstruksi pada hilir
dengan beban gempa =1,89
- Kondisi NWL elv. 220,42 m pada hulu tanpa
beban gempa = 1,991
- Kondisi NWL elv. 220,42 m pada hulu
Gambar 6 Gambar bidang luncur pada hilir dengan beban gempa = 1,216
bendungan - Kondisi NWL elv. 220,42 m pada hilir tanpa
Sumber : Hasil perhitungan beban gempa = 2,62
- Kondisi NWL elv. 220,42 m pada hilir
Kesimpulan dengan beban gempa = 1,88
Berdasarkan hasil dari pembahasan, dapat - Kondisi FWL elv. 224,92 m pada hulu tanpa
disimpulkan sebagai berikut: beban gempa = 1,935
1) Ditinjau dari keadaan geologi pondasi - Kondisi FWL elv. 224,92 m pada hulu
Bendungan Bendo memerlukan perbaikan dengan beban gempa = 1,203
pondasi berdasarkan nilai lugeon dan RQD. - Kondisi FWL elv. 224,92 m pada hilir tanpa
Perbaikan pondasi yang diperlukan adalah beban gempa = 2,61
curtain grouting dengan kedalaman = 7,87m - Kondisi FWL elv. 224,92 m pada hilir
– 39,833 dan jarak antar lubang 3 m, dengan beban gempa = 1,86
consolidation grouting dengan kedalaman 5 5) Hasil analisa perhitungan biaya dari
m dan jarak antar lubang 2,5 m, serta pekerjaan timbunan utama dari pekerjaan
blanket grouting dengan kedalaman 15 m persiapan sampai pekerjaan grouting
dan jarak antar lubang 2,5 m. membutuhkan biaya sebesar
2) Perhitungan kapasitas rembesan Bendungan Rp290.388.884.070,62.
Bendo menunjukkan hasil :
- Perhitungan manual Daftar Rujukan
Kapasitas rembesan sebelum grouting = Andriantok, N. K. (2016). Analisa Stabilitas
0,0179 m3/detik Tubuh Bendungan Seulimeum
Kapasitas rembesan sesudah grouting = Kabupaten Aceh Besar Nanggroe Aceh
0,0164 m3/detik Darussalam(Doctoral dissertation,
- Analisis menggunakan program Geo-Studio Universitas Brawijaya).
SEEP/W 2012
Sebelum grouting = 0,00444 m3/detik Arbana, I. (2017). Analisa Rencana Anggaran
Sesudah grouting = 0,00017 m3/detik Biaya Terhadap Pelaksanaan Pekerjaan
Sehingga dapat disimpulkan pengerjaan Perumahan Dengan Melakukan
grouting dapat mengurangi kapasitas rembesan Perbandingan Perhitungan Harga
yang terjadi. Satuan Bahan Berdasarkan Survey
3) Dari perhitungan analisa kemungkinan Lapangan (studi kasus: Perumahan
piping menunjukkan : Green Ratu Kuta Mehuli di Kota
- Perhitungan kecepatan aliran filtrasi didapat Tanjungbalai).
angka kecepatan rembesan (Vs = 0,0041017
m/detik) < kecepatan kritis (Vc = 7.38161E- Astuti, Y., Masrevaniah, A., & Marsudi, S.
07 m/detik) sehingga dapat disimpulkan (2012). Analisa Rembesan Bendungan
tidak akan terjadi peristiwa piping Bajulmati terhadap Bahaya Piping
- Perhitungan faktor keamanan didapatkan untuk Perencanaan Perbaikan
angka keamanan (FK = 11,97 > 4) sehingga Pondasi. Jurnal Teknik Pengairan, 3(1),
dapat disimpulkan tidak akan terjadi 51-60.
peristiwa piping. (http://www.jurnalpengairan.ub.ac.id)
4) Perhitungan stabilitas lereng dengan
berbagai kondisi menggunakan metode Das, Braja M,dkk. (1993) Mekanika Tanah
Fellenius didapatkan hasil : (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis)
- Kondisi setelah selesai konstruksi pada hulu Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
tanpa beban gempa = 3,331

91
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…

Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Pedoman Sutejo, Y., Dewi, R., Haryadi, D., & Kurniawan,
Grouting untuk Bendungan : R. (2015). Analisis Pengaruh Campuran
sda.pu.go.id Pupuk Urea Terhadap Kuat Geser
Tanah Lempung Lunak Dengan Uji
Departemen Permukiman dan Prasarana Triaxial. Cantilever, 4(1).
Wilayah. (2004). Analisis Stabilitas (http://cantilever.unsri.ac.id)
Bendungan Tipe urugan Akibat Beban
Gempa : sni.litbang.pu.go.id Wikipedia.org/wiki/bendungan diaakses pada 7
Januari 2019
Dewa, G.W.R. (2014) Analisa STabilitas Tubuh
Bendungan Lolak Kabupate Bolaang
Mongondow Sulawesi Utara,
Unpublished Thesis, Universitas
brawijaya, Malang.

Hardiyatmo, Hary C. (2002). Mekanika Tanah II


Edisi – 3, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

Ilham, Muchammad., Heri Suprijanto, Runi


Asmaranto. (2015). Analisa Stabilitas
Tubuh Bendungan pada Bendungan
Utama Tugu Kabupaten Trenggalek.
Jurnal Universitas Brawijaya : Malang

Iman, Ismi S. P. (2018). Perencanaan Perkuatan


Tanah Menggunakan Perbandingan
Metode Grouting dan Geotextile pada
Maindam Pembangunan Waduk Bendo
Ponorogo, Malang: Politeknik Negeri
Malang.

Nasmiarta, Zhafarina M., Hendrawan, A.P., &


Saputra, A.W.W. (2016) Analisa
Stabilitas tubuh bendungan pada
Perencanaan Bendungan Ladongi
Kabupaten Kolaka Timur Sulawesi
Tenggara, Jurnal Teknik Pengairan
Tidak Dipublish.
(http://pengairan.ub.ac.id)

Nurdian, S., Setyanto, S., & Afriani, L. (2015).


Korelasi Parameter Kekuatan Geser
Tanah dengan Menggunakan Uji
Triaksial dan Uji Geser Langsung Pada
Tanah Lempung Substitusi Pasir. Jurnal
Rekayasa Sipil dan Desain, 3(1), 13-26.
(http://journal.eng.unila.ac.id)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya


Air dan Konstruksi. (2017). Analisa
Stabilitas Bendungan : Perhitungan
Rembesan : https://simantu.pu.go.id

Sosrodarsono, S. (1977). Bendungan Type


Urugan Cetakan Keempat, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.

92

Anda mungkin juga menyukai