189 448 1 PB
189 448 1 PB
Abstract
The work of embankment in the main dam with an upright core consists of 5 pile zones: the core,
filter, random, rock, and rip-rap. There was difference in planning and implementation of embankment
filling. Random and rock used quarry Bondrang in planning but blasting upstream of the excavated
material was used in implementation. This difference is because there are social problems with the
community surrounding the Bondrang quarry. The purpose of this thesis is to repair the dam
foundation, to find out the seepage discharge, to analyze the possibility of piping, to determine the safety
factor of slope stability in the dam, and to determine RAB Maindam of Bendo Dam Project Ponorogo.
The required data were of the geologic of the dam foundation, embankment materials, cross-
sectional images of the dam body, and dam technical. Repairing the foundation using 3 methods : curtain
grouting, consolidated grouting and blanket grouting; and for seepage calculations using the
Cassagrande formula; to calculate safety figures using the Fellenius method and use the Geo-Studio 2012
application, the Seep / W program to find out the seepage discharge and the Geo-slope program to find
out slope stability in maindam.
The analysis resulted in 3 methods of repairing dam: curtain grouting with a depth of 39.83m,
consolidated grouting with a depth of 5m, and blanket grouting with a depth of 15m; seepage discharge
capacity <1% passing water average meaning safe; velocity seepage (7,3816 x 10-7m/sec) < velocity
critical (0,004017m/sec) and 11,97 > 4 meaning safe for piping; >1.5 slope stability in various
conditions without earthquake load meaning safe; 1.2 slope stability in various conditions with
earthquake load meaning safe; the estimated cost IDR290,388,884,070.62 for main dam.
83
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…
Dengan memperhatikan latar belakang dan penyuntukan bahan perekat ke dalam material
permasalahan tersebut diatas maka tujuan batuan dengan tekanan yang bertujuan menutup
pembahasan ini meliputi: rongga – rongga dan rekahan sehingga
1. Menganalisis kondisi pondasi Bendungan meningkatkan kekuatan tanah. Perbaikan pondasi
Bendo. yang diperlukan adalah sebagai berikut :
2. Menentukan debit rembesan pada tubuh 1) Sementasi Tirai (curtain grouting)
Bendungan Bendo. Untuk menentukan kedalaman tirai
3. Menganalisis kemungkinan terjadi piping sementasi, secara umum dapat digunakan
pada Bendungan Bendo. rumus empiris, dapat digunakan Persamaan
4. Menentukan angka keamanan stabilitas 1.
lereng Bendungan Bendo. = ℎ +
5. Menghitung anggaran biaya pada maindam
(1)
Bendungan Bendo.
Dengan :
Definisi Bendungan Urugan d = kedalaman pengeboran (m)
Suatu bendungan yang dibangun dengan h = tinggi tekanan statis air (m)
cara menimbunkan bahan-bahan seperti : batu, c = koefisien (8 s/d 20)
krakal, kerikil, pasir dan tanah pada komposisi
tertentu dengan fungsi sebagai pengempang atau
pengangkat permukaan air yang terdapat di
dalam waduk di udiknya disebut bendungan tipe 2) Sementasi Konsolidasi (consolidation
urugan atau “bendungan urugan”. grouting)
Jarak antar lubang bor biasanya 2,5 s/d 5 m
Bendungan Zonal Inti Tegak dan kedalamannya berkisar antara 5 s/d 15
Bendungan urugan digolongkan dalam tipe m. (Departemen Pekerjaan Umum, 2005 :
zonal, apabila timbuan yang membentuk tubuh 137)
bendungan terdiri dari batuan dengan gradasi 3) Sementasi Selimut (Blanket Grouting)
(susunan ukuran butiran) yang berbeda-beda Jarak antar lubang biasanya 2,5 s/d 5 m serta
dalam urutan-urutan pelapisan tertentu. Pada umumnya mempunyai kedalaman 5 s/d 15
bendungan tipe ini sebagai penyangga terutama m. (Departemen Pekerjaan Umum, 2005 :
dibebankan kepada timbunan yang lulus air 137)
(zona lulus air), sedang penaha rembesan
dibebankan kepada timbunan yang kedap air Rembesan Pada Tubuh Bendungan
(zona kedap air). Bendungan urugan zonal Memperkirakan besarnya kapasitas filtrasi
dengan inti kedap air tegak atau “bendungan inti yang mengalir melalui tubuh dan pondasi
tegak” (central core fill type dam), ialah bendungan yang didasarkan pada jaringan
bendungan zonal yang zona kedap airnya terletak trayektori aliran filtrasi, dapat dihitung dengan
di dalam tubuh bendungan dan berkedudukan Persamaan 2.
miring kearah hilir. = . .
Pondasi Bendungan Urugan (2)
Bendungan sebagai penampung air dengan =
harus direncanakan dengan bahan pembentuk Qf = kapasitas aliran filtrasi (kapasitas
tubuh bendungan yang baik dan berdiri diatas rembesan).
pondasi yang stabil. Pondasi bendungan sebagai Nf = angka pembagi dari garis trayektori aliran
penopang tubuh bendungan harus memenuhi filtrasi.
persyaratan tertentu. Namun, apabila pondasi Np = angka pembagi dari garis equi-potensial.
bendungan tidak memenuhi persyaratan bisa K = koefisien filtrasi.
dilakukan perbaikan pada pondasi sepanjang H = tinggi tekanan air total.
perbaikan tersebut layak dari segi teknis dan L = Panjang profil melintang tubuh
ekonomis. (Astuti, 2012) (dalam Masrevaniah, bendungan.
2010) Besarnya kecepatan filtrasi dapat diketahui
dengan menggunakan jaringan trayektori aliran
Perbaikan Pondasi filtrasi atau menggunakan rumus-rumus empiris.
Kegiatan untuk memperbaiki pondasi adalah (Sosrodarsono, 1977 : 169). Dengan
dengan cara grouting. Grouting adalah menggunakan jaringan aliran filtrasi dapat
84
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…
23
1 =
3, dan persamaan 4. (8)
v = k.i
(3) 4
v = k . h2/l (9)
(4) dengan :
dengan: k = Koefisien gempa
v = kecepatan aliran filtasi (lereng hilir Ad = Percepatan gempa terkoreksi (gal)
bendungan) (m/detik) Ac = Percepatan gempa dasar (gal)
k = koefisien filtrasi (m/detik) v = faktor koreksi pengaruh jenis tanah
i = gradien debit setempat
h2 = tekanan air rata-rata (perbedaan antara g = Percepatan gravitasi (9,81 m/dt)
tekanan pada titik masuknya air di hulu Z = Koefisien zona gempa berdasar peta
dan titik keluarnya air di hilir pada suatu zonasi gempa Wil. Indonesia
garis trayektori aliran filtrasi) (m) Perhitunfan percepatan gempa terkoreksi
l = Panjang rata-rata berkas elemen aliran menggunakan percepatan gempa dasar berbagai
filtrasi pada bidang keluarnya aliran perode ulaang pada Tabel 2.
filtrasi (m) Tabel 2 Percepatan gempa dasar untuk berbagai
Untuk mengetahui keamanan bendungan periode ulang
urugan tanah terhadap piping dapat dihitung T Ac
berdasarkan Persamaan 5 dan persamaan 6. (Tahun) (gal)
= ≥ 4 10 90
20 120
(5)
= =
50 160
100 190
(6) 200 220
dengan : 500 250
FK = faktor keamanan (tanpa dimensi) 1000 280
Ic = gradien keluaran kritis (tanpa dimensi) 5000 330
Ie = gradien keluaran dari hasil analisa 10000 350
rembesan (tanpa dimensi) Sumber : Departemen Permukiman dan
γ = berat isi efektif (t/m3) Prasarana Wilayah, 2004:25)
γw = berat isi air (t/m3)
Gs = berat spesifik (tanpa dimensi) Metode Perencanaan
e = angka pori (tanpa dimensi) Diagram alir analisa stabiliras tubuh bendungan
Stabilitas Lereng Bendungan pada Waduk Bendo Ponorogo pada Gambar 1.
Analisis stabilitas menggunakan perhitungan
manual dengan metode Fellenius dapat
digunakan persamaan 7. (Hardiyatmo, 2002:360)
!"# (%# !&' () *)+)) -". ɸ)
F = %# '#. 0#
(7)
dengan:
F = faktor aman
c = kohesi tanah (kN/m2)
ɸ = sudut gesek dalam tanah (derajat)
ai = Panjang lengkung lingkaran pada irisan
ke-i (m)
Wi = berat irisan tanah ke-I (kN)
ui = tekanan air pori pada irisan ke-i (kN/m2)
θi = sudut yang terbentuk
Pada saat kondisi gempa dapat dihitung
menggunakan koefisien gempa dengan
Persamaan 8 dan percepatan gempa terkoreksi
dengan Persamaan 9.
85
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…
Mulai
Analisa kondisi
geologi pondasi
Perbaikan Pondasi
Tidak Syarat Lu ≤ 5
Ya
Analisa Kapasitas
Rembesan Bendungan
Perbaikan Pondasi
Kapasitas
Tidak
rembesan < 1%
Q rata-rata sungai
Ya
Analisa Kemungkinan piping
Tidak
Syarat Fs >4
Ya
Analisa Stabilitas Lereng
dengan Metode Fellenius
Mengubah Kemiringan
Lereng Bendungan
Tidak
F Hitung ≥ F ijin
Ya
Selesai
86
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…
C=
9 137.82 225.82 88.00 10.5 39.833
10 137.82 225.82 88.00 10.5 39.833
11 141.82 225.82 84.00 10.5 38.500
C = E122,48 X + 3750,3376
16 207.82 225.82 18.00 10.5 16.500
Sumber : Hasil Perhitungan
Penentuan jarak antar lubang grouting pada
Tabel 2. Hasil perhitungan koordinat parabola pada Tabel
Tabel 2 Penentuan jarak antar lubang grouting 3.
Rumus Kedalaman Lubang Jarak antar Tabel 3 Koordinat parabola garis depresi
Grouting (m) Lubang (m)
I 1/3 H + 10 ~ 20 3 atau kurang X Y
II ½H 1,5 -30.62 0.03
III 0,7 H hingga 0,8 H bervariasi 0 61.24
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 2005 : 1 62.23
123 2 63.21
2) Sementasi Konsolidasi (Consolidation 3 64.17
Grouting) 4 65.12
5 66.05
Menurut pada “Pedoman Grouting untuk
10 70.53
Bendungan” (Departemen Pekerjaan Umum)
15 74.75
ditentukan jarak antar grouting sekitar 2,5 – 20 78.74
87
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…
= E2.86 f 10 Y f 14,3 f 10 Y
didapatkan harga C = 0,27
= UK + ∆KV
K
∆α
∆α = 72,59 x 0,27 = 19,60 m = 6,395 x 10-8 m/detik
Kapasitas rembesan =
= . 6,395 x 10 Y . 82,6. 309,5
α = 72,59 – 19,59 = 52,99 m
k1 = 2,86 x 10-7 m/detik Qf
k2 = 6,96 x 10-5 m/detik = 0,016 m3 = 16 liter/detik
Dengan anggapan debit aliran filtrasi konstan, = 1412,56 m3/hari
maka
Q = k1 . y0 . L, maka
= . y0
W
Analisa Rembesan Menggunakan Program
W9
h2 Geo-Studio SEEP/W 2012
9,RP X N Y Untuk menghitung besarnya kapasitas
P,ZP X N T
= . 61,24 = 0,252 m
aliran debit rembesan yang mengalir keluar dari
Berdasarkan persamaan parabola dasar diperoleh tubuh bendungan digunakan software Geo-
persamaan berikut : Studio SEEP/W. Analisa rembesan ditempatkan
= E2. h2. x + (h2)9
pada kondisi FWL elv. 224,92 m, NWL elv.
y 220,42 m, dan NWL elv. 220,42 m. Hasil analisa
2 . h2 = 2 . 0,25 = 0,50 sebagai berikut :
(h2)2 = (0,50)2 = 0,0633
= √0.5x + 0.0633
1. Sebelum grouting
y Qrerata = 0,0044 m3/detik
Kv = 2,86 x 10-7 m/detik 2. Sesudah grouting
Kh = 5 x Kv = 5 x 2,86 . 10-7 Qrerata = 0,00017 m3/detik
= 1,429 x 10-6 m/detik Kapasitas rembesan rata-rata (0,00017
θ1 = 75° m3/detik) < 1% rata-rata limpasan (0,0094
,Q9Z X Ncd
tan b = tan 75° = 18,66 m
\] m3/detik) sehingga dapat disimpulkan kapasitas
\^ 9,RP X Nce rembesan sesudah dilakukan grouting menjadi
-1
θ2 = tan 18,66 = 86°55’ lebih kecil dan aman.
Hasil perhitungan garis depresi untuk Hasil analisa aplikasi Seep/W sebelum grouting
mendapatkan gambar jaringan trayektori pada Gambar 3.
potongan melintang bendungan pada Gambar 2.
Gambar 2 Gambar jaringan trayektori pada Gambar 3 Rembesan di tubuh bendungan dan
potongan melintang bendungan sesudah grouting pondasi pada muka air normal sebelum grouting
Sumber : Hasil Perhitungan Sumber : Hasil perhitungan
Hasil analisa aplikasi Seep/W sesudah grouting
Kapasitas Aliran Filtrasi pada Gambar 4.
Perhitungan kapasitas aliran filtrasi pada suatu
bendungan yang didasarkan pada jaringan
trayektori dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
= . .
88
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…
89
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…
90
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…
91
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Pada…
Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Pedoman Sutejo, Y., Dewi, R., Haryadi, D., & Kurniawan,
Grouting untuk Bendungan : R. (2015). Analisis Pengaruh Campuran
sda.pu.go.id Pupuk Urea Terhadap Kuat Geser
Tanah Lempung Lunak Dengan Uji
Departemen Permukiman dan Prasarana Triaxial. Cantilever, 4(1).
Wilayah. (2004). Analisis Stabilitas (http://cantilever.unsri.ac.id)
Bendungan Tipe urugan Akibat Beban
Gempa : sni.litbang.pu.go.id Wikipedia.org/wiki/bendungan diaakses pada 7
Januari 2019
Dewa, G.W.R. (2014) Analisa STabilitas Tubuh
Bendungan Lolak Kabupate Bolaang
Mongondow Sulawesi Utara,
Unpublished Thesis, Universitas
brawijaya, Malang.
92