Anda di halaman 1dari 23

Sinergi Pembangunan Inklusif

melalui Rencana Aksi Nasional Penyandang Disabilitas


(Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 3 Tahun 2021)

Maliki, Ph.D.
Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat
“Disampaikan pada Lokakarya Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penyandang Disabilitas”

Kamis, 14 Oktober 2021


Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Penyandang
Disabilitas dan Pembelajarannya

Penurunan
Kesenjangan akses pendapatan
pendidikan penyandang yang signifikan
disabilitas makin besar

PHK kerja dan


probabilitas kembali
bekerja sangat kecil
Extra cost
rumah tangga 69% responden mungkin
meningkat menjadi miskin atau
semakin miskin
Sumber: Dampak Covid-19 dan Peran Perlindungan Sosial Bagi
Penyandang Disabilitas di Indonesia, MAHKOTA dan KOMPAK. 2020
Penduduk Penyandang Disabilitas diperkirakan 23 juta pada tahun 2020
*kategori ringan-sedang-berat

Sebaran Penduduk Penyandang Disabilitas Menurut Provinsi

Sulawesi
Kalimantan Penduduk: 19.874.949
Penduduk: 16.699.542 PD: 492.875*
PD: 355.878* Papua
Penduduk: 4.396.126
PD: 51.107*

Sumatera
Penduduk: 59.141.078
PD: 1.316.000*

Bali dan Nusa Tenggara


Penduduk: 15.001.268
PD: 327.894*
Jawa
Maluku & Kepulauan
Penduduk: 152.101.436
Penduduk: 3.097.425
PD: 3.622.349*
PD: 57.366*

Dengan penduduk Penyandang Disabilitas kategori Sedang-Berat sebesar 6,2 juta (2,3%), pembangunan yang inklusif adalah
3
menyertakan mereka sebagai subjek dan sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan.
Sumber : BPS, Susenas 2020, Diolah Bappenas | *Klasifikasi Disabilitas Sedang-Berat 3
Provinsi Sumatera Barat Terbesar dalam Proporsi
Penyandang Disabilitas Kategori Berat di Pulau Sumatera

3,0 2.78 2.77 1.200


PD Fisik (%) PD Sensorik (%)

Dalam ribuan
2.70 2.68
2.64 2.58
2.54 PD Intelektual (%) PD Mental (%)
2.48 2.46
2,5
2.40 2.40 2.39 Total 1.000
2.30 2.28 2.27 2.25
2.19 2.17
2.04 2.01 1.99
1.97
2,0 1.87 1.86 800
1.78 1.77 1.75
1.73 1.71 1.71
1.60 1.59 1.58

1,5 600

1.04
1,0 400

0,5 200

0,0 -

Riau
Kalbar

Jatim

DIY

Bengkulu
Jateng

Sumbar

Sulteng

NTT

Jambi

Sulut
Sulsel

Sumut

Sultra

Bali

Papua
NTB

Kalteng

Kalsel

Kaltara

Papua Barat

Kep. Riau
Gorontalo

Maluku
Jabar

Kaltim

Kep. Babel
Sumsel

DKI Jakarta

Banten
Lampung
Aceh

Sulbar

Maluku Utara
Deteksi disabilitas mental tergolong sulit di semua provinsi.
4
Sekitar 3,4 juta penyandang disabilitas termasuk usia produktif
650000

550000

450000

350000

250000

150000

50000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97
-50000

Usia Penyandang Disabilitas Sedang dan Berat Penyandang Disabilitas Ringan Sumber: Susenas (2020) diolah

• Disabilitas dapat terjadi karena lahir, kecelakaan, atau kesehatan yang terus memburuk.
• Populasi Penyandang Disabilitas didominasi oleh kelompok lansia (berusia 60+) mencapai 3.4 juta atau 56.04%
• Penyandang Disabilitas sedang dan berat pada usia produktif (15-64 tahun) mencapai sekitar 2,9 juta orang.
Sebagian Besar, 88 ribu jiwa, Penyandang Disabilitas
Provinsi Sumatera Barat Sudah Lanjut Usia
25
Ribu Juwa

20

15

10

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95

Disabilitas Ringan Disabilitas Sedang-Berat Sumber: Susenas (2020) diolah

• Penduduk Penyandang Disabilitas meningkat seiring peningkatan usia. PD pada kelompok lansia (berusia 60+) kategori sedang-
berat mencapai jiwa 88.370 jiwa (60,02%)
• Penyandang Disabilitas sedang dan berat pada usia produktif (15-64 tahun) mencapai sekitar 65.290 jiwa (44,34%).
Sebaran Penyandang Disabilitas di Provinsi
Sumatera Barat Berdasarkan Ragam
25 Sumber: Susenas (2020) diolah
Ribu Jiwa

Kategori sedang-berat

20

15

10

0
Padang Pasaman Barat Padang Pasaman Solok Dharmasraya Payakumbuh Bukittinggi Sawah Lunto Padang Panjang
Pariaman
Fisik Sensorik Intelektual Mental

• Kota Padang merupakan Kab/Kota dengan perkiraan jumlah PD terbesar dengan jumlah 23.279 jiwa (15,81%).
• Penyandang Disabilitas Sensorik adalah proporsi terbesar (gangguan penglihatan, pendengaran, dll).
Tingkat Kemiskinan Penyandang Disabilitas Tinggi

Nasional
Sumatra Barat
14,42 14,67

9,96 9,59
Jumlah Penyandang
Disabilitas (sedang dan berat)
7,17
miskin 904,297 orang 6,66
5,97
6,55

Jumlah PD (sedang-berat)
miskin: 10.107 jiwa.

Penyandang Disabilitas Bukan Penyandang Disabilitas


Penyandang Disabilitas Bukan Disabilitas

Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan

Tingkat kemiskinan Penyandang Disabilitas masih dua Tingkat kemiskinan Penyandang Disabilitas di
digit. Sumbar masih jauh di bawah nasional. Namun,
secara umum, masih lebih tinggi dibandingkan bukan
Sumber: Susenas (2020) diolah | Kategori sedang dan berat penyandang disabilitas, terutama laki-laki.
Pekerja Penyandang Disabilitas Masih Terbatas

Sebaran Pekerja Penyandang Disabilitas Tahun 2014 - 2019


ASN PD K/L
Rekapitulasi Pengadaan ASN Disabilitas
Tahun 2014 – 2019 (Jumlah total)
ASN PD Pemda
Provinsi (5%)

Prov. DIY 17
ASN PD Pemda
Kabupaten
(18%)
Prov. Sumsel 5

Karyawan PD ASN PD Pemda


Swasta (65%) Kota (4%) Prov. Bali 22

Karyawan PD
Perusahaan
BUMN (3%)
Prov. Kalsel 7

▪ Sektor swasta telah menyerap tenaga kerja PD sebesar 4.477 orang.


▪ Untuk sektor public, berdasarkan data rekapitulasi kuota penerimaan CPNS Tahun 2019 (BKN, 2020), formasi untuk
penyandang disabilitas terdapat 152.239 formasi.
▪ Meskipun demikian, jumlah/kuota pengadaan ASN PD belum dapat mencapai kuota 2%. Terlebih lagi, pengadaan
ASN Disabilitas di daerah masih sangat rendah.

Sumber: BKN (2020); KSP (2021)


Capaian Pendidikan yang Rendah

KEPEMILIKAN IJAZAH, SUMATERA BARAT


39% NASIONAL 43,60

33%
29%
25% 25,75
23% 24,02
26,75
19,58
17,41
13% 12% 13% 13,38
14,32
10% 10,50

4% 4,68

Tidak punya SD sederajat SMP sederajat SMA sederajat Universitas dan


Ijazah profesi Penyandang Disabilitas Bukan Disabilitas
Bukan penyandang disabilitas Penyandang disabilitas Tidak Punya Ijazah SD sederajat SMP sederajat SMA sederajat Universitas & Profesi

Penyandang Disabilitas dengan ijazah S1 ke atas diperkirakan Tingkat Pendidikan Penyandang Disabilitas di Sumatera Barat
hanya 115 ribu orang. relative lebih rendah dibandingkan dengan nasional.
Urgensi Perencanaan dan Penganggaran Inklusif Disabilitas

PD aktif,
mandiri, dan
produktif MELALUI
Dynamic
Meningkatkan
Tagging Renja
akses PD di K/L pada
semua sektor KRISNA untuk
RAN PD

Pembangunan
Inklusif Kodefikasi dan
MULTISEKTOR nomenklatur
“Horizontal dan SIPD untuk
vertical” RAD PD
11
Rekomendasi Kebijakan Inklusif Penyandang Disabilitas
pada saat Pandemi COVID-19

Memperkuat akses ke pekerjaan formal dan


Memperkuat rehabilitasi berbasis
pelatihan vokasional:
komunitas dan membuka akses terhadap
Penyediaan akses yang setara dan mengembangkan alat bantu melalui Jaminan Kesehatan
keterampilan dengan sertifikasi untuk pengakuan Nasional
keahlian sehingga mempermudah diterima Akses terhadap terapi dan alat bantu untuk
pekerjaan. mengurangi biaya sehari-hari Penyandang
Disabilitas.

Mengatasi keterbatasan siswa Penyandang Memperkuat skema Perlindungan


Disabilitas dalam Pembelajaran Jarak Jauh Sosial bagi Penyandang Disabilitas

• Pelatihan dan panduan khusus bagi guru yang • Perluasan cakupan bantuan sosial.
mengajar siswa penyandang disabilitas. • Memperkuat penjangkauan dan kampanye perlindungan
• Perluasan ketersediaan akses jaringan dan sosial yang melibatkan kelompok Penyandang Disabilitas.
gadget untuk menunjang Pembelajaran Jarak • Memperkuat sistem pengajuan keluhan bagi Penyandang
Jauh. Disabilitas.
Sumber: Dampak Covid-19 dan Peran Perlindungan Sosial Bagi
Penyandang Disabilitas di Indonesia, MAHKOTA dan KOMPAK. 2020
Perubahan Paradigma Regulasi Terkait Penyandang Disabilitas
10 Aturan Pelaksana UU Nomor 8 Tahun 2016
Kemensos Bappenas
Kesejahteraan Sosial Perencanaan,
Penganggaran, & Evaluasi
PP 52/2019 PP 70/2019

Kemensos PP Kemdikbud Akomodasi Layak Bagi


Komisi Nasional
Disabilitas 68/2020 PP 13/2020 Peserta Didik
MANDAT
UU 8/2016
Kemensos PP
Kemenkumham Akomodasi Layak
Habilitasi dan Rehabilitasi 75/2020 Dalam Peradilan
PP 39/2020

Kemenaker KemenPUPR
Aksesibilitas dan
ULD Ketenagakerjaan PP 60/2020 PP 42/2020 Pelayanan Publik
Kemensos PP
67/2020

Tata Cara Pemberian Penghargaan dalam Penghormatan,


Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas

PP tentang Konsesi dan Insentif sedang Proses Inisiasi dan Kajian oleh Kementerian Keuangan
Amanat kepada Bappenas di Kerangka Regulasi
Penyandang Disabilitas

PP memuat lampiran Rencana Induk Penyandang Pendataan dan Perencanaan Inklusif


Disabilitas (RIPD) yang berlaku untuk 25 tahun
01
s Lingkungan Tanpa Hambatan Bagi PD

Tindak lanjut a
Perlindungan Hak dan Akses pada Keadilan
s
04
RAN a Pemberdayaan dan Kemandirian PD
Substansi Permen PPN/Bappenas Nomor 3 Tahun 2021:
PD r
Ekonomi Inklusif
• Rencana Aksi Nasional Penyandang a
RAD
PD Disabilitas (RAN PD)
07 n Pendidikan dan Keterampilan

• Penyusunan Rencana Aksi Daerah Akses dan Pemerataan Layanan Kesehatan


Penyandang Disabilitas Provinsi (RAD
PD).
Ruang Lingkup
Peraturan Menteri
Komitmen K/L dan
PPN/Bappenas Nomor 3
Pemerintah Daerah dalam Tahun 2021
jangka menengah.
Rekomendasi
perubahan terhadap
Penetapan RIPD, yang
RAN PD dan diintegrasikan dengan
Kaji Ulang Evaluasi.
Penyusunan
RAD PD Provinsi RIPD

Perencanaan Evaluasi
Evaluasi
dan Penghormatan,
Penganggaran Pelindungan, dan
Pernyataan Anggaran Disabilitas, Pemenuhan hak
Analisis Inklusif Berbasis Data, dan Penyandang Disabilitas
Penandaan Anggaran
(dijelaskan lebih
(dijelaskan lebih lanjut di Lampiran III) lanjut di Lampiran IV)
Gambaran Umum RAN PD dan RAD PD Provinsi

Ditetapkan melalui Peraturan


Ditetapkan
Gubernur, melalui Peraturan
dikoordinasikan
Ditetapkan melalui Permen
Gubernur,
oleh Bappedadikoordinasikan
Provinsi / Tim
PPN, Penyelenggaraannya
dilakukan oleh Tim Koordinasi RAD Provinsi
oleh Bappeda / Tim
PD Provinsi
Koordinasi RAD PD Provinsi
Koordinasi RAN-PD

RAN PD RAD PD
Dokumen perencanaan jangka
Dokumen perencanaan
menengah jangka
yang berlaku 5
menengah yang berlaku
tahun 5
tahun

Terdiri dari Mandat RIPD,


Indikator Capaian, Kerangka
Waktu Pelaksanaan
Muatan dalam Peraturan Gubernur tentang RAD PD Provinsi

KOORDINASI KELEMBAGAAN
Penentuan alur koordinasi beserta pembagian
MATRIKS RAD PD peran dan tugas masing-masing pihak.
PEMANTAUAN DAN PENANDAAN
Rincian program dan kegiatan
untuk mencapai Target Mekanisme pemantauan yang
Capaian dan Sasaran Strategis. komprehensif dan penandaan
anggaran yang terpadu dan
terintegrasi.

PERENCANAAN DAN
03
02 04 EVALUASI
PENGANGGARAN
Mekanisme evaluasi
Mekanisme perencanaan terhadap capaian
dan penganggaran bagi
01 05 pelaksanaan RAD PD oleh
SKPD Provinsi dan SKPD Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Kabupaten/Kota.
Sasaran Strategis dalam RAD PD Provinsi

Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran


Sasaran Strategis
Strategis 1. Strategis 2. Strategis 3. Strategis 5. Strategis 6. Strategis 7.
4. Pemberdayaan
Pendataan dan Penyediaan Pelindungan Perwujudan Pendidikan dan Akses dan
dan Kemandirian
Perencanaan Lingkungan Hak dan Akses Ekonomi Keterampilan Pemerataan
PD
Inklusif Tanpa Politik dan Inklusif Layanan
Hambatan Keadilan Kesehatan

• Perluasan • Pemahaman holistik • Penegakan • Terselenggaranya • Pemahaman • Penyediaan • SPM Kesehatan


cakupan pembangunan inklusif iInklusivitas layanan habilitasi ketenagakerjaan pendidikan inklusif • Perluasan akses
Adminduk • Perluasan akses 1 (akses,TPS, dan rehabilitasi *) inklusif • Pengurangan layanan
• Forum Tematik Penyandang Disabilitas partisipasi) politik • Pemenuhan kesenjangan Kesehatan dan
(fasilitas publik, dan peradilan kuota tenaga (pedoman, kepesertaan JKN
Disabilitas,
permukiman, • Partisipasi kerja disabilitas keringanan batas usia)
Perda • Penjangkauan
transportasi, informasi) keterwakilan PD • Tata kelola (deteksi GERMAS bagi PD
dini, vokasi, bidang
Catatan: *) Sebelumnya di dalam RIPD belum terpetakan Penanggung Jawabnya termasuk Pemerintah seni dan olahraga)
Daerah, namun sesuai masukan OPD dan nomenklatur keuangan daerah terdapat kegiatan
Rehabilitasi Sosial PD, sehingga dimunculkan SS 4 dalam pelaksanaan RAD PD.
Pola Kelembagaan dan Koordinasi Penyelenggaraan RAD PD

Terhubung dengan Pelibatan Organisasi


mekanisme pemantauan dan Penyandang Disabilitas
evaluasi yang dilakukan oleh setempat guna meningkatkan
Tim Koordinasi RAN PD di ketepatan sasaran program dan
tingkat pusat kegiatan dalam RAD PD Provinsi

Pemerintah Provinsi dapat langsung Pelibatan SKPD Lintas Sektor sesuai


menugaskan Bappeda Provinsi sebagai dengan Tanggung Jawab dalam RAD PD
Koordinator atau juga dapat membentuk dalam rangka mainstreaming
Tim Koordinasi RAD PD dengan Penghormatan, Pelindungan, dan
konsekuensi anggaran dan birokrasinya. Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas
Evaluasi terhadap Pelaksanaan RAN PD dan RAD PD

Evaluasi:

RAN PD :
tagging perencaan
Krisna Renja KL dan
pelaksanaan pada
e-Monev KL.

RAD PD Provinsi :
pemetaan
nomenklatur
perencanaan dan
keuangan daerah
pada SIPD.
Akselerasi Penyusunan RAD PD Provinsi

Perencanaan dan Penganggaran Kegiatan Pengembangan Modul/Pedoman Forum Tematik


Inklusif Disabilitas oleh setiap Dinas sesuai Disabilitas Provinsi sebagai wadah pelibatan
Amanat RIPD PP 70/2019 dan Permen Organisasi Penyandang Disablitas dan Perencanaan,
PPN/Bappenas 3/2021 Penanganggaran, dan Evaluasi Pelaksanaan RAD PD

Penyusunan Tim Koordinasi RAD PD dan Sosialisasi Kebijakan ke Pemerintah Kab/Kota oleh
Peraturan Gubernur tentang RAD PD Provinsi Pemerintah Provinsi

Evaluasi berdasar pemetaan kodefikasi RAN PD Penyusunan SOP Anggaran RAD PD bagi setiap dinas
berdasarkan Kepmendagri No. 050-3708/2020 di provinsi dengan mencantumkan Kodefikasi dan
Nomenklatur SIPD bagi 81 Indikator Capaian RAD PD
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai