PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kualitas sumber daya manusia yang baik sangat ditentukan oleh kualitas
pendidikan. Sedangkan kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas
pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan bagian yang paling pokok dalam
2
Sejak ditetapkannya Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tetang Standar Isi dan
berikutnya Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), maka di sekolah-sekolah dari jenjang pendidikan dasar dan menengah diterapkan
kurikulum baru yang dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
disingkat KTSP, sebagai penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Tahun 2004. Semangat yang mendasari pemberlakuan KTSP ini adalah semangat
perubahan, perubahan dari suasana keterpasungan menjadi suasana yang penuh dengan
kebebasan dan kreativitas. Dari segi proses pembelajaran, KTSP menghembuskan
perubahan dari model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi
model pembelajaran yang berpusat pada subyek didik (students centered), perubahan dari
kegiatan mengajar menjadi kegiatan membelajarkan, dan seterusnya, dan seterusnya.
Oleh karena itu perubahan-perubahan berkaitan dengan tugas mengajar guru harus selalu
ditingkatkan.
Untuk mecapai tujuan pendidikan nasional, guru sebagai ujung tombak pelaksana
pendidikan di lapangan sangat menentukan keberhasilannya. Dalam hal ini guru dapat
dikatakan sebagai pemegang peranan utama dalam proses pendidikan yang tercermin
dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Dalam proses belajar-mengajar melibatkan
banyak faktor. Dapat dijelaskan bahwa masukan (raw input) yang merupakan bahan
dasar diberikan pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar, dengan
harapan dapat berubah menjadi keluaran (expected input) yang berupa hasil belajar yang
diharapkan. Dalam proses belajar-mengajar diharapkan pula sejumlah faktor sarana dan
faktor lingkungan guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki.
Pendidikan Agama Hindu merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak dan
verbal yang berbeda dengan ilmu-ilmu terapan yang bersifat pasti. Hal ini akan
menjadikan siswa terkadang merasa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran.
4
Akibatnya, sering terdapat siswa yang menampakkan sikap acuh dan malas dalam proses
belajar mengajar sehingga hasil belajar kurang memuaskan karena siswa banyak
melakukan kekeliruan dan kesalahan. Kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan siswa ini
tidak mutlak disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu tetapi juga karena faktor lain seperti gaya atau metode
mengajar guru, lingkungan, sarana dan prasarana belajar, motivasi siswa dan lain-lain.
Guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan
memperhatikan prinsip-prinsip bahwa peserta didik akan bekerja keras kalau ia punya
minat dan perhatian terhadap pekerjaannya, memberikan tugas yang jelas dan dapat
dimengerti, memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik,
menggunakan hadiah dan hukuman secara efektif dan tepat guna. Lingkungan serta
sarana dan prasarana belajar juga perlu diperhatikan untuk mendukung berlangsungnya
proses belajar mengajar di kelas yang nyaman.
Setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai tujuan yang sama dalam usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya yaitu dengan senantiasa meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan masing-masing lembaga pendidikan tersebut. Begitu pula
yang dilakukan oleh SMK Negeri 2 Singaraja yang terus berusaha menerobos dalam
peningkatan mutu dan kualitas sekolah. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi
kendala-kendala yang timbul dalam kaitannya dengan mutu pendidikan. Termasuk
bersikap terbuka dan bekerjasama dengan peneliti untuk menemukan inovasi-inovasi
baru di dalam pembelajaran. Inovasi-inovasi baru ini diharapkan bisa diterapkan dengan
baik sehingga bisa mengatasi kendala-kendala yang selama ini timbul dan perlu segera
ditangani.
hanya bergantung pada guru. Metode ini berkisar pada pemberian ceramah, tanya jawab,
diskusi, dan penugasan. Akibatnya dalam mempelajari materi Agama Hindu siswa
cenderung kurang semangat dan dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Hal
tersebut terjadi pula di SMK Negeri 2 Singaraja
Dalam hal ini permasalahan dan kendala yang sering dihadapi guru dan siswa
dalam proses pembelajaran dikelas, khususnya di SMK Negeri 2 Singaraja sangatlah
kompleks.yang mana mencakup masalah strategi dan teknik belajar mengajar, khususnya
dalam bidang pembelajaran Pendidikan Agama Hindu. Proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru pendidikan Agama Hindu cenderung pada pencapaian target materi
kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal
ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh
guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana
siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit
peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi
tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Dari beberapa temuan berbagai masalah diatas adalah rendahnya aktivitas dan
prestasi belajar siswa,khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Hindu.dengan
pengunaan metode Konvensional ( ceramah) sehingga nilai rata-rata siswa masih sangat
rendah yaitu 6,5, maka dari itu perlu diterapkan metode yang dapat menumbuhkan
aktivitas siswa sehingga prestasi belajarpun akan ikut meningkat.
Melihat data aktivitas dan prestasi belajar siswa yang demikian rendah tersebut
jelas hal itu mengindikasikan adanya permasalahan serius dalam kegiatan pembelajaran
yang harus segera dicarikan pemecahannya.Sebagai langkah dan upaya pemecahan
terhadap masalah yang timbul dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu SMK
Negeri 2 Singaraja tersebut maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
disebut pula dengan istilah Classroom Action Research. Adapun salah satu alternatif atau
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah dengan menerapkan inovasi pembelajaran yaitu : Penerapan model Pembelajaran
Cooperative Learning tipe Discovery-Inquiry untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar Pendidikan Agama Hindu.
kelas dapat dibangun sedemikian rupa sehingga siswa dapat memperoleh kesempatan
untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi
belajar yang optimal.
Berdasarkan latar belakang pemikiran yang telah terurai maka penelitian tindakan
kelas ini diformulasikan dengan judul sebagai berikut:: “Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Discovery-Inquiry untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Hindu Siswa Kelas X SMK
Negeri 2 Singaraja, semester ganjil th pelajaran 2016 /2017”.
8
1. Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar pasti banyak sekali hambatan yang akan
ditemukan seperti menurunnya aktivitas belajar siswa dan rendahnya prestasi belajar
siswa. Ini merupakan suatu permasalahan yang sangat komplek dalam bidang pendidikan,
seperti yang ditemui di SMK Negeri 2 Singaraja adalah mengenai rendahnya Aktivitas
dan prestasi belajar siswa hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri aktivitas dan prestasi belajar
yang ditemui dilapangan salah satu contohnya adalah nilai akademik siswa yang masih
sangat standar yaitu hanya 65, nilai ini masih jauh dari yang diharapkan melihat kriteria
ketuntasan minimal (KKM) siswa yaitu 80 dan dilihat juga aktivitas siswa dikelas sangat
pasif karena cenderung siswa dalam pembelajaran hanya duduk sambil mendengarkan,
mencatat pelajaran yang disampaikan oleh guru.melihat dan mengkaji situasi
pembelajaran yang demikian sudah tentu pelajaran hanya berpusat pada guru saja dan
tidak memberikan kesempatan pada anak didik untuk berkembang, dalam artian anak
didik dapat ikut berdialog dan menyampaikan pendapat terhadap materi yang sedang
disampaikan oleh guru karena metode yang digunakan oleh guru cenderung masih
memilih metode konvensional ( ceramah). prestasi belajar mencangkup tiga ranah yaitu
Afektif, kognitif, dan psikomotor tentu disini yang dituntut bukan hanya nilai akademik
saja tetapi juga tingkah laku siswa.
sendiri apa yang diperolehnya tanpa mengkomunikasikan dengan siswa lain. 3). Prestasi
belajar rata-rata kelas yang rendah.
2. Pemecahan Masalah
Dalam proses pembelajaran memilih metode yang tepat sangatlah penting karena
dapat mempengaruhi aktivitas dan prestasi belajar siswa.Untuk meningkatkan aktivitas
dan prestasi belajar pendidikan Agama Hindu, maka peneliti menggunakan Penerapan
Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Discovery-Inquiry. Hal ini sejalan
dengan pandangan Surjosubroto (1997:93), Nasution (1992:118), dan Suna (1975:92)
yang pada prinsipnya dijelaskan,teknik Discovery Inquiry merupakan metode
pembelajaran inovatif, dan dinamis yang esensinya menggunakan pendekatan student
centered dimana siswa aktif dalam proses pembelajaran.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian