Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIK DAN


TENAGA KEPENDIDIKAN DI MTs ANDALUSIA
BANJARNEGARA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen SDM
Pendidikan Islam yang diampu oleh bapak Dr. H. Abdurrohman Al-Asy’ari, M.Pd.I

Disusun Oleh:
MAFTUKHUL NGAQLI
NIM: 1136.28.1.20

MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA (PPs)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH
DI WONOSOBO
2021

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang tela


melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan judul “PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIK
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI MTs ANDALUSIA BANJARNEGARA”,
semoga bermanfaat dan mendapatkan ridha-Nya. Shalawat serta salam semoga
selalu diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan suatu
kebenaran dan telah memberikan suatu teladan yang baik bagi umat manusia.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa semua ini
tidak lepas dari bantuan bapak Dr. H. Abdurrohman Al-Asy’ari, M.Pd.I. selaku
dosen pengampu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Beliau atas bantuan yang telah diberikan baik berupa pemikiran, material maupun
spiritual.
Penulis mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan agar dalam penyusunan
makalah berikutnya menjadi lebih baik dan benar. Demikian yang dapat penulis
sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat.

Banjarnegara, 05 Juli 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidik dan Tenaga Kependidikan................................................................ 3
B. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan................................................ 5
C. Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan..................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian............................................................................ 13
B. Pendekatan Penelitian.................................................................................... 13
C. Sumber dan Metode Pengumpulan Data....................................................... 13
D. Teknik Analisis Data...................................................................................... 14
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Andalusia Banjarnegara........................................... 15
B. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Pendidik di MTs Andalusia Banjarnegara......
15
C. Pengembangan Pendidik dan Tenaga Pendidik di MTs Andalusia
Banjarnegara................................................................................................. 20
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 24
B. Saran.............................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 25

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan, dan harus
sejalan dengan perkembangan zaman. Pendidikan yang akan menjadi bekal
bagi manusia dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.
Karenanya dalam hal ini sebagaimana konsep dalam ajaran Islam bahwa
menuntut ilmu itu seumur hidup, serta sebagai seorang muslim selain
diperintahkan untuk menuntut ilmu, kita juga diperintahkan untuk
mengamalkan, serta mengajarkan ilmu baik secara personal maupun dalam
suatu kelembagaan.
Dalam suatu kelembagaan, keberhasilan suatu lembaga termasuk
didalamnya lembaga-lembaga pendidikan ditentukan oleh dua faktor utama
yakni sumber daya manusia dan sarana prasarana pendukung fasilitas kerja.
Sumber daya manusia menjadi faktor yang lebih menentukan dalam
pencapaian keberhasilan tersebut daripada sarana dan prasarana pendukung.
Secanggih dan selengkap apapun sarana dan prasarana pendukung yang
dimiliki suatu organisasi kerja, tanpa adanya sumber daya yang memadai baik
jumlah (kuantitas) maupun kemampuan (kualitasnya), maka niscaya lembaga
tersebut tidak mampu mewujudkan visi, misi, dan tujuannya secara efektif
dan efisien. Hal itu menjadikan setiap lembaga dituntut untuk terus-menerus
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya agar mempunyai
kemampuan kompetitif yang handal.1
Lembaga pun harus mampu menyusun strategi agar sumber daya
manusianya dapat berkontribusi secara maksimal dalam pencapaian visi, misi

1
Abdus Salam Dz, Manajemen Insani dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), hal. 175.
4
dan tujuan organisasi. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka lembaga
harus terus-menerus mengembangkan sumber daya manusianya, salah satu
caranya adalah dengan mengadakan pelatihan dan pengembangan karyawan
atau tenaga kerjanya.2 Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia
(traning and development) pada dasarnya merupakan jantung dari upaya
berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan
kinerja organisasi. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan mencoba
membahas tentang pelatihan dan pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan di MTs Andalusia Banjarnegara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan di MTs Andalusia
Banjarnegara?
2. Bagaimana pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan di MTs
Andalusia Banjarnegara?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui tentang pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan di
MTs Andalusia Banjarnegara.
2. Dapat mengetahui tentang pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan di MTs Andalusia Banjarnegara.

2
Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori, Dimensi
Pengukuran dan Implementasi dalam Organisasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 226.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dalam Pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, disebutkan bahwa:
(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan, dan (2)
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.3

Dari segi bahasa, pendidik adalah orang yang memberi pendidikan


(pengajar). Sehingga pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan
dalam bidang mendidik. Kata tersebut mengacu kepada kata pendidik,
karena kata itu mengarah kepada seseorang yang memberikan
pengetahuan, ketrampilan, atau pengalaman kepada orang lain.
Adapun pengertian pendidik menurut istilah telah banyak
dirumuskan oleh para ahli pendidikan, menurut Sutari Imam Barnadib
pendidik adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain
untuk mencapai kedewasaan, lain halnya menurut Ahmad Tafsir
menyatakan bahwa pendidik adalah siapa saja yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didik. Maka secara umum pendidik ialah
orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik.

3
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
6
Pendidik dalam bahasa Inggris disebut Teacher, dalam bahasa Arab
disebut Ustadz, Mudarris, Mu’alim dan Mu’adib. Dalam literatur lainya
kita mengenal guru, dosen, pengajar, tutor, lecturer, educator, trainer dan
lain sebagainya. Beberapa kata tersebut secara keseluruhan terhimpun
dalam kata pendidik, karena keseluruhan kata tersebut mengacu kepada
seorang yang memberikan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman
kepada orang lain. Kata-kata yang bervariasi tersebut menunjukan adanya
perbedaan ruang gerak dan lingkungan di mana pengetahuan dan
keterampilan diberikan.
Dari istilah-istilah sinonim di atas, kata pendidik secara fungsional
menunjukan kepada seseorang yang melakukan kegiatan dalam
memberikan pengetahuan, keterampilan, pendidikan, pengalaman, dan
sebagainya, bisa siapa saja dan di mana saja. Secara luas dalam keluarga
adalah orang tua, guru jika itu di sekolah, di kampus disebut dosen, di
pesantren disebut murabbi atau kyaiydanylainysebagainya.4 Namun, dalam
makalah ini yang dimaksud pendidik adalah pengajar atau guru di
Madrasah.
Sedangkan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
Pendidikan. Yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan adalah: kepala
satuan pendidikan; pendidik; dan tenaga kependidikan lainnya. Tenaga
kependidikan lainnya ialah orang yang berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak
langsung terlibat dalam proses pendidikan, seperti Kepala Urusan
Kurikulum; Tata Usaha; Laboran dan lain sebagainya.

4
Itha Sartika, Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
http://ithasartika91.blogspot.com/2011/02/pengertian-pendidik-dan-tenaga.html?m=1 (Diakses
pada tanggal 06 Juli 2021)
7
2. Perbedaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan5
Seperti yang sudah di jelaskan di atas bahwasannya perlunya
dibedakan antara pendidik dengan tenaga kependidikan. Guru jelas adalah
pendidik. Di dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) BAB XII,
Tahun 2005 Pasal 139, Pasal 1 dinyatakan bahwa:
Pendidik mencakup guru, dosen, konselor, pamong belajar, pamong
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, pelatih, dan sebutan lain
dari profesi yang berfungsi sebagai agen pembelajaran peserta didik.
Adapun, mengenai tenaga kependidikan dinyatakan di dalam Pasal
140 Ayat 1 (RPP, Bab XII/2005) sebagai berikut:
Tenaga kependidikan mencakup pimpinan satuan pendidikan, penilik
satuan pendidikan non-formal, pengawas satuan pendidikan formal,
tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi sumber belajar,
tenaga lapangan pendidikan, tenaga administrasi, psikolog, pekerja
sosial, terapis, tenaga kebersihan sekolah, dan sebutan lain untuk
petugas sejenis yang bekerja pada satuan pendidikan.6

B. Pelatihan Tenaga Pendidik dan Kependidikan


1. Pengertian Pelatihan
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang
melibatkan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan
kinerja tenaga pendidik dan kependidikan. Menurut Undang-Undang No.
13 Tahun 2003 pasal 1 ayat 9 yang berbunyi:
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberikan,
memperoleh, meningkatkan, sarta mengembangkan kompetensi
kerja, produktifitas,disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat
kualifikasi jabatan dan pekerjaan. Pengembangan diartikan sebagai
penyiapan individu untuk memikul tanggungjawab yang berbeda

5
https://id.scribd.com/document/360548034/Perbedaan-Antara-Pendidik-Dengan-
Tenaga-Kependidikan (Diakses pada Tanggal 06 Juli 2021)
6
M. Sopian, Pentingnya Tenaga Pendidik dan Kependidikan,
https://osf.io/uxsfw/download (Diakses pada tanggal 06 Juli 2021)
8
atau yang lebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, atau instansi
pendidikan.7
Pelatihan tenaga pendidik dan kependidikan merupakan salah satu
aspek yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
dengan melalaui kemampuan pendidik dalam menjalankan tugasnya
dimana pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dilaksanakan untuk
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, pengalaman, keahlian ataupun
perubahan sikap dari individu dalam jangka waktu yang relatif singkat dan
lebih mengutamakan praktik daripada teori.
Pelatihan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Menurut Kaswan pelatihan berfokus pada memberi keterampilan
khusus untuk membantu karyawan memperbaiki kemampuan dalam
kinerja.8
b. Menurut H. John Bernandian dalam Faustino C Gomes, pelatihan
adalah setiap usaha untuk memperbaiki performensi pekerja pada
suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya.9
c. Menurut Jhon R Schermerhorn, ialah serangkaian aktivitas yang
memberikan kesempatan untuk mendapatkan dan meningkatkan
keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan.10
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pelatihan merupakan sarana penting dalam pengembangan sumber daya
tenaga pendidik yang baik. Pelatihan adalah suatu proses belajar-mengajar
7
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan BAB I Pasal I Ayat 9, hal. 3.
8
Kaswan, Manajemen Sumber daya Manusia Untuk Keunggulan Bersaing,
( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 96.
9
Faustino Cardoso Gomes, Manajemen sumber Daya Manusia (Yogyakarta: C.V
Andi Offiset, 2003), hal. 197.
10
Viklund Andreas, Manajemen Sumber Daya Manusia,
http//jurnalsdm.blogspot.com/2009/04/pelatihan-kerja-definisi-tujuan-teknik.html (Diakses pada
tanggal 05 Juli 2021).
9
dengan menggunakan teknik dan metode tertentu, guna meningkatkan
keahlian atau keterampilan dalam menangani tugas dan fungsinya.
Pelatihan Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian
SDM organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi
tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini (current job oriented).
Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan adalah
peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini. Dengan
pelatihan lembaga pendidikan ataupun organisasi memperoleh masukan
yang baik menghadapi tantangan-tantangan manajemen yang terus
berkembang dengan memiliki karyawan yang dapat memenuhi
penyelesaian masalah-masalah yang ada.
2. Tahapan Pelatihan
a. Identifikasi Kebutuhan pelatihan
Menurut Soekidjo Notoatmodjo identifikasi kebutuhan pelatihan
bertujuan untuk mencari atau mengidentifikasi kemampuan-
kemampauan apa yang diperlukan oleh karyawan dalam rangka
menunjang kebutuhan organisasi atau institusi.11 Dalam rangka
mendapatkan data kemampuan apa yang dibutuhkan karyawan maka
identifikasi kebutuhan pelatihan dapat melalui analisis organisasi
dengan mereview visi-misi, tujuan dan rencana berjangka organisasi,
dengan hasil-hasil perencanaan sumber daya tenaga pendidik.
b. Merencanakan Instruksi
Kepala sekolah selaku manajer di lembaga pendidikan sebagai
pemeganag keputusan, ketika mengalami perubahan dalam organisasi,
kepala sekolah sebelum mengadakan pelatihan harus merencanakan
terlebih dahulu, dan menginstruksikan kepada bawahannya agar

11
Soekidjo Notoatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Renika
Cipta, 2009), hal. 19.
10
program yang dibuat dapat terealisasi dengan baik. Tentunya program
yang direncanakan dapat mendukung dan menunjang peningkatan
kualitas sumber daya tenaga pendidik yang ada, baik yang baru
maupun yang sudah lama.
c. Validasi
Setelah pelatihan direncanakan dan dipaparkan kepada karyawan
kemudian dijelaskan ke mana arah pelatihan yang dibuat oleh pihak
sekolah agar semua karyawan yang dibawahnya merasa diwakili
dalam program tersebut sehingga efektivitas dan kualitas sumber daya
tenaga pendidik dam kependidikan dapat meningkat dengan
sendirinya. Dalam setiap pelatihan yang diadakan oleh pihak sekolah
terkadang tidak semua tenaga pendidik dan kependidikan
dikiutsertakan yang disebabkan karena adanya beberapa hal misalnya
kecukupan biaya dan jumlah peserta yang dibutuhkan. Sehingga peran
kepala sekolah untuk validasi ini sangat diperlukan demi terciptanya
suasana yang loyal antar tenaga pendidik tetap bisa terjaga.
3. Jenis Pelatihan
Ada beberapa jenis pelatihan yang dapat dilaksanakan oleh pihak
sekolah, peran kepala sekolah dapat diupayakan melalui penyelenggaraan
program kegiatan sebagai berikut:
a. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Program MGMP merupakan salah satu program yang cukup
efektif bagi peningkatan kualitas guru mengelola pembelajaran
sehingga menjadi tenaga mengajar yang pofesional. Upaya ini dapat
dilakukannya dengan berperan sebagai fasilitator bagi guru agama
maupun mengefektifkan program MGMP di sekolah demi mengasah

11
kemampuan guru ke arah yang lebih baik.12 Program ini dapat
dijadikan sebagai wahana diskusi komunikasi dan informasi bagi
pendidik dalam memecahkan berbagai masalah pembelajaran peserta
didik yang anggotanya semua guru mata pelajaran yang berstatus PNS
dan non PNS. Berasal dari semua madrasah baik yang negeri maupun
swasta. MGMP sebagai wadah profesi guru prinsip kerjanya dari
guru, oleh guru dan untuk guru.
b. Mengukuti kursus kependidikan
Kursus adalah lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis
pendidikan non formal yang merupakan suatu kegiatan belajar-
mengajar seperti halnya di sekolah.13 Perbedannya adalah bahwa
kursus biasanya diselenggarkan dalam waktu pendek.
Program ini bertujuan agar pendidik dapat meningkatkan
kompetensi pedagogiknya ke arah yang lebih baik. Misalanya
keterampilan berbasis kecakapan hidup (life skill) seperti kursus
komputer, bahasa asing, SPSS untuk memudahkan dalam melakukan
penilaian bagi peserta didiknya. Hingga melalui kursus ini, maka
pendidik memanfaatkan fasilitas pembelajaran secara optimal.
c. Mengadakan lokakarya (Workshop)
Lokakarya atau dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah
workshop adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul
untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solisinya. Sebuah
lokakarya atau workshop adalah pertemuan ilmiah yang kecil.

12
Hadawi Nawawi dkk, Kebijakan Pendidikan di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah
Mada Press, 1994), hal. 343.
13
Irwan, Menjadi Pendidik yang Bermutu(Percikan Pemikiran Intuk Meningkatkan
Mutu Sumber Daya Manusia), Vol.VII no. 1 (Januari 2015), hal. 4.
http://ejournal.kopertais4.or.id/Indeks.php/kreative/article/view/1365/972. (Diakses 05 Juli 2021).
12
Dalam dunia pendidikan workshop adalah kegiatan belajar
kelompok yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang
memecahkan problema yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja
secara kelompok maupun perorangan, dengan cara musyawarah dan
penyelidikan, yang bertujuan untuk memperoleh informasi melalui
pengalaman langsung dan menyampaikan informasi. Dalam sebuah
workshop akan berkumpul sekelompok orang yang memiliki
minat/perhatian dan keahlian yang sama di dalam bidang tertentu di
bawah kepemimpinan beberapa orang yang sudah ahli untuk menggali
beberapa aspek khusus suatu pembahasan masalah.
Dalam pelaksanaannya, sebuah workshop bisa saja dibagi
menjadi beberapa kelompok yang dibentuk dengan berbagai tujuan,
seperti: melihat demonstrasi-demonstrasi, mendengar ceramah,
mendiskusikan berbagai aspek topik, mempelajari, mengerjakan,
mempraktekkan, serta mengevaluasi topik tersebut setelahnya.14

C. Pengembangan Tenaga Pendidik dan Kependidikan


1. Pengertian Pengembangan
Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu
untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam
perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan. Menurut
Hasibuan, pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan. Sedangkan menurut Andrew F
Sikula dalam Anwar Prabu, pengembangan yang mengacu pada staf dan
person adalah suatu proses pendidikan jangka panjang dengan

14
Notoatmojo S, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hal. 29.
13
menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan
manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.15
Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut
antisipasi kemampuan dan keahhan individu yang harus dipersiapkan bagi
kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan program
pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan
kemampuan individu untuk mengantisipai perubahan yang mungkin
terrjadi tanpa direncanakan(unplened change) atau perubahan yang
direncanakan (planed change).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan lebih menekankan pada proses memanusiakan manusia
yang melibatkan pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini
memiliki fokus jangka panjang, yang cenderung lebih bersifat formal,
menyangkut antisipasi kemampuan dan keahlian individu yang harus
dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
2. Tahapan Pengembangan
Klasifikasi kebutuhan pengembangan ialah pengembangan organisasi
didefinisikan sebagai proses meningkatkan efektifitas organisasi dan
kesejahteraan anggotanya melalui intervensi yang terencana yang
menerapkan konsep sains perilaku. Pengembagan organisasi menekankan
perubahan baik makro maupun mikro. Perubahan makro dimaksudkan
pada akhirnya untuk meningkatkan efektifitas organisasi, sedang mikro
ditujukan pada individu, kelompok kecil ataupun tim.

15
Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal.
69.
14
3. Jenis Pengembangan
a. Pendidikan Lanjut
Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut merupakan
alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru terutama
dalam peningkatan kompetensi pedagogik. Pengikutsertaan guru
dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan
tugas belajar baik dalam maupun luar negeri bagi guru yang
berprestasi. Guru yang berijasah diploma dapat melanjustkan ke S-1,
dari S1 dapat melanjutkan ke S-2 dan dari S-2 ke S-3. sudah tentu
untuk itu harus melalui seleksi dan melalui kriteria penerimaan yang
ditentukan oleh LPTK yang bersangkutan.
b. Program Sertifikasi
Program sertifikasi adalah sebuah upaya pemerintah dalam rangka
peningkatan mutu dan uji kompetensi tenaga pendidik dalam
mekanisme teknis yang telah diatur pemerintah melalui Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan setempat, yang bekerjasama dengan
instansi pendidikan tinggi yang kompeten yang diakhiri dengan
pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah dinyatakan
memenuhi standar profesional yang ditandai dengan satu nomor
registrasi guru yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Sertifikat pendidik bagi guru berlaku sepanjang yang
bersangkutan menjalankan tugas sebagai guru sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Sertifikasi diperoleh melalui pendidikan profesi
yang diakhiri dengan uji kompetensi.

15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Disebut penelitian kualitatif, karena sumber data utama penelitian ini adalah
berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati atau
diwawancarai.16 Penelitian ini dikatakan bersifat deskriptif adalah karena
penelitian ini dimaksudkan untuk mengangkat fakta/keadaan yang terjadi saat
sekarang (ketika penelitian) dan menyajikan apa adanya. Sedangkan Lokasi
penelitian dilakukan di MTs Andalusia Banjarnegara, tepatnya di Jl.
Lapangan Krida Remaja Sokanandi Banjarnegara.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
fenomenologi. Pendekatan fenomenologi merupakan tradisi penelitian
kualitatif yang berakar pada filosofi dan pisikologi, dan berfokus pada
pengalaman hidup manusia (sosiologi). Penelitian ini akan berdiskusi tentang
suatu objek kajian dengan memahami inti pengalaman dari suatu fenomena.17
C. Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada atau dukumentasi.
Penelitian ini yang menjadi data primer yaitu data dari hasil wawancara
peneliti dengan narasumber yakni kepala sekolah, tenaga pendidik serta
pihak-pihak yang dianggap dapat membantu peneliti. Sedangkan data

16
Lexy J. Moleng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remadja Rosdakarya,
2006), hal. 112.
17
http://www.Menulis Proposal Penelitian.Com/20011/12/pendekatan fenomenolog-
dalam.html (Diakses pada tanggal 06 Juli 2021)
16
sekunder yakni dokumentasi yang dapat berupa absen, foto-foto, serta file
yang berhubungan dengan pokok permasalahan.
Sedangkan untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan
penelitian ini, maka metode pengumpulan data dalam penelitian
menggunakan tiga metode yang dipilih, yaitu metode observasi, wawancara
dan dokumentasi.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus
kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan atau tatanan
bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara
lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk
perkaranya.18
Menurut Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis
data, yaitu data reduction, data display, dan canclusion drawing atau
verification.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

18
Satori dan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2013),
hal. 200.
17
A. Gambaran Umum MTs Andalusia Banjarnegara
MTs Andalusia Banjarnegara pertama kali dirintis tahun 2013 oleh Bapak
Soenaryo M.Pd. Niat awal beliau dan istri adalah setelah pensiun ingin hidup
bersama dengan anak yatim. Beliau memulai dengan membeli tanah seluas 4000 m 2
dan mendirikan MTs beserta pesantren. Saat itu belum menjadi Madrasah dan
pondok tahfidz seperti sekarang, melainkan hanya asrama dengan bimbingan
membaca Al-Qur’an oleh beliau dan istri. Dan jumlah santrinya pun masih sedikit
dan terbatas khusus untuk anak-anak yatim dan dhuafa. Namun karena terbatasnya
peserta didik dari kalangan anak yatim dan dhuafa, maka diperluas lagi menjadi
segala kalangan tingkat ekonomi.
MTs Andalusia Banjarnegara merupakan Madrasah di bawah naungan
YPI (Yayasan Pendidikan Islam) Andalusia yang berlokasi di Jl. Lapangan
Krida Remaja Sokanandi Kabupaten Banj arnegara Provinsi Jawa Tengah.
YPI Andalusia memiliki empat divisi, yaitu divisi pondok pesantren, divisi
pendidikan formal, divisi lembaga dakwah, dan divisi lembaga keuangan.
Madrasah ini merupakan lembaga pendidikan yang menanamkan nilai-nilai
akhlak dan nilai religius yang didukung dengan program menghafal Al-
Qur’an di pesantren, di mana dalam pelaksanaan pembelajaran antara Pondok
Pesantren dan Madrasah akan selalu berhubungan erat dikarenakan masih
dalam satu lingkungan.

B. Pelatihan Tenaga Pendidik dan Kependidikan di MTs Andalusia


Banjarnegara
Pelatihan tenaga pendidik merupakan salah satu aspek yang dapat
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan melalui kemampuan
pendidik dalam menjalankan tugasnya di mana pelatihan adalah serangkaian
aktivitas yang dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan,
pengalaman, keahlian ataupun perubahan sikap dari individu dalam jangka
waktu yang relatif singkat dan lebih mengutamakan praktik daripada teori.
18
Penulis akan memaparkan hasil dari penelitian mengenai pelatihan
tenaga pendidik dan kependidikan di MTs Andalusia Banjarnegara sesuai
dengan indikator yang telah ditentukan sebelumnya:
1. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Program MGMP merupakan salah satu program yang cukup efektif
bagi peningkatan kualitas guru mengelola pembelajaran sehingga menjadi
tenaga pengajar yang profesional. Program ini dapat dijadikan sebagai
wahana diskusi komunikasi dan informasi bagi pendidik dalam
memecahkan berbagai masalah pembelajaran peserta didik. Hal ini pula
yang terjadi di MTs Andalusia sebagaimana yang dikatakan oleh Safitri
Yulaikha, M.Pd. sebagai guru mata pelajaran Fiqih di MTs Andalusia
bahwa:
“Kegiatan MGMP sangat bermanfaat bagi tenaga pendidik,
khususnya saya sendiri. Karena dengan adanya kegiatan tersebut,
kami para pendidik menjadi memiliki tempat untuk bertukar pikiran
dan mencari solusi bersama terkait permasalahan yang sedang
terjadi. Tentu hal tersebut dapat membantu lancarnya proses
pembelajaran apabila setiap masalah yang ada dapat kami tangani
dan untuk kemudian harinya berupaya untuk tidak terjadi lagi.”19
Pelaksanaaan MGMP di MTs Andalusia dilaksanakan setiap tahun
yang dijadikan wadah bagi tenaga pendidik untuk membicarakan
permasalahan yang sedang dirasakannya, yang nantinya akan
ditindaklanjuti oleh kepala madrasah dengan mengadakan supervisi di
mana kepala madrasah terjun langsung mengamati cara mengajar guru dan
administrasi guru.
Seperti yang dikemukakan oleh Ismiati, S.Pd. sebagai guru bidang
studi Akidah Akhlak bahwa:

19
Safitri Yulaikha, Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di Ruang Guru MTs
Andalusia Banjarnegara.
19
“Saya sudah beberapa kali mengikuti forum MGMP yang diadakan
di sekolah karena ini sangat bermanfaat bagi kami tenaga pendidik
untuk membicarakan kebutuhan yang sedang kami rasakan bahkan
hampir semua teman-teman juga sudah pernah mengikutinya”.20
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Faisal Akbar, S.Pd. sebagai
guru pada bidang studi matematika yang menyatakan bahwa:
“Forum MGMP ini bukan hanya wahana untuk menyampaikan
kepada kepala madrasah mengenai kebutuhan yang sedang kami
rasakan tetapi juga sebagai wahana diskusi antar tenaga pendidik
untuk saling bertukar pikiran, pengalaman, dan pengetahuan yang
telah didapatkan dari hasil pelatihan yang mungkin tidak semua
tenaga pendidik dapatkan. Selain itu dalam forum ini juga kita akan
mendapatkan ilmu baru tentang bagaimana merancang soal dan
membuat modul pembelajaran”.21
Dari hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa
musyawarah guru mata pelajaran di MTs Andalusia berjalan sebagaimana
mestinya dan semua tenaga pendidik di MTs tersebut rutin mengikuti
forum MGMP demi tercapainya profesionalitas dalam mengajar.
2. Lokakarya (Workshop) Kependidikan
Pada kegiatan ini peran kepala madrasah sebagai pimpinan dalam
instansi pendidikan sangat dibutuhkan, dimana sebagai stechorder kepala
madrasah sangat berpengaruh dalam memotivasi tenaga pendidiknya untuk
mengikuti berbagai workshop kependidikan. MTs Andalusia Banjarnegara
sangat mendukung tenaga pendidiknya untuk mengikuti berbagai
workshop kependidikan baik yang diadakan oleh sekolah maupun instansi
lain, hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Yoga Tamtama, S.Pd.
selaku guru pada bidang studi Bahasa Indonesia bahwa:

20
Ismiati, Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di Ruang Guru MTs Andalusia
Banjarnegara.
21
Faisal Akbar, Wawancara pada tanggal 24 Juli 2021 di MTs Andalusia
Banjarnegara.
20
“Setiap setahun sekali kepala madrasah mendelegasikan beberapa
pendidik untuk mengikuti workshop pelatihan yang diadakan oleh
dinas pendidikan ataupun yang lain, saya sendiri pernah mewakili
teman-teman dalam pelatihan komputer yang kaitannya dengan
pembuatan rencana pembelajaran berbasis daring, media
pembelajaran daring dan sejenisnya. Kemudian yang mewakili
pelatihan tersebut nantinya akan membagikan ilmunya kepada guru-
guru yang lain.22
Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa workshop
tentang kependidikan juga diperhatikan guna mendukung para pendidik
yang ada di MTs Andalusia, mengingat bahwa hal tersebut sangatlah
bermanfaat bagi penguasaan dan kemampuan tenaga pendidik dalam
mengajar peserta didik dengan efektif, efisien dan menyenangkan.
3. Webinar tentang kependidikan
Webinar adalah istilah umum dalam dunia kajian yang merujuk
kepada kegiatan seminar yang dilakukan secara daring, menggunakan situs
web atau aplikasi tertentu berbasis internet.23 Dalam kondisi pandemi
seperti sekarang ini, kegiatan tersebut seakan-akan menjadi solusi paling
efektif untuk tetap produktif belajar dan menambah wawasan, khususnya
tentang kependidikan. Kepala Madrasah Andalusia sangat menganjurkan
dan memotivasi tenaga pendidik untuk mengikuti kegiatan webinar yang
ada. Seperti Webinar yang terakhir dianjurkan oleh kepala madrasah yaitu
webinar yang diadakan pada hari Kamis yang lalu (22 Juli 2021) oleh
Literasi Digital Kanwil Banjarnegara dengan Tema ‘Adaptasi
Pembelajaran Online di masa pandemi Covid-19’.
Dari kenyataan di atas dapat dinyatakan bahwa Webinar tentang
kependidikan juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas

22
Yoga Tamtama, Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di MTs Andalusia
Banjarnegara.
23
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Webinar (diakses pada tanggal 24 Juli 2021)
21
kemampuan pendidik di MTs Andalusia agar mudah beradaptasi dengan
keadaan masa pandemi seperti sekarang ini.
4. Upgrading Skill
Upgrading merupakan sebuah kegiatan pelatihan yang diadakan pihak
madrasah untuk peningkatan mutu, pengetahuan dan ilmu keahlian dalam
hal ini adalah kemampuan dalam mengoperasikan teknologi pembelajaran
sesuai dengan tujuan dari madrasah yaitu menciptakan pembelajaran yang
berbasis digital dan paperless. Di MTs Andalusia upgrading skill berisi
materi pelatihan tentang pengenalan google classroom, pembuatan google
form dan beberapa aplikasi lainnya yang dapat menunjang efektivitas dan
efisiensi pembelajaran.
5. Pelatihan Kepenulisan Artikel
Adanya situs web Kemenag Jateng dan Kemenag Banjarnegara yang
memuat berita-berita seputar madrasah. Pihak Kemenag sangat
menganjurkan untuk para pendidik aktif menulis berita maupun artikel lain
untuk menghidupkan literasi khususnya di sektor dunia pendidikan. Hal
tersebut ditindaklanjuti oleh kepala madrasah Andalusia Banjarnegara
dengan mengadakan pelatihan kepenulisan bagi para tenaga pendidiknya.
Pelatihan dilaksanakan di ruang aula Madrasah dan pematerinya
adalah salah satu pendidik di MTs Andalusia yang memang
berpengalaman dan memiliki jam terbang di bidang kepenulisan
berdasarkan pengalaman menjadi reporter maupun redaktur di salah satu
koran di Indonesia. Tentu hal tersebut sangat mendukung dalam
meningkatkan skill para pendidik. Selain itu, adanya peliputan tentang
Madrasah juga akan menjadikan Madrasah tersebut dapat mudah untuk
lebih dikenal atau sebagai salah satu ajang promosi kepada publik.
Kemudian bagi pendidik yang paling aktif dalam pengiriman artikel,

22
mereka juga akan mendapatkan reward dari Kemenag yaitu sebuah laptop
dan akan mendapat reward dari Yayasan berupa uang pembinaan.

C. Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan di MTs Andalusia


Banjarnegara
Pengembangan merupakan proses sistematik pengubahan perilaku
pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organiasasi yang
pada umumnya pengembangan atau pendidikan berkaitan dengan
mempersiapkan calon tenaga pendidik yang diperlukan oleh suatu lembaga.
Dengan demikian pengembangan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas
dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
sifat-sifat kepribadian untuk peningkatan produktivitas pada masa depan.
Seorang pendidik dikatakan profesional apabila mampu mengerjakan
tugasnya dengan selalu berpegang pada etos kerja, produktif, efektif serta
didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima. Sehingga seorang pendidik
harus meningkatkan profesionalismenya melalui berbagai kegiatan yang
dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran
maupun kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki
keterampilan belajar, mencakup keterampilan dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan dalam pengembangan jati diri, keterampilan
dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu dan keterampilan untuk dapat hidup
berdampingan dengan sesama secara harmonis. Untuk mencapai hal tersebut
MTs Andalusia Banjarnegara telah menerapkan program pengembangan bagi
pendidik dan tenaga kependidikannya, yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan Lanjut
Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut merupakan
alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru terutama
dalam peningkatan kompetensi pedagogik. Guru yang berijazah diploma

23
dapat melanjutkan ke S-1, dari S1 dapat melanjutkan ke S-2. Di MTs
Andalusia ada pendidik yang sedang melanjutkan pendidikan S2, dan ada
yang sudah mendapatkan gelar Magister. Seperti yang dikatakan Andy
Setiawan, M.Pd. sebagai salah satu guru bidang Al-Qur’an Hadis:
“Saya melanjutkan pendidikan S2 pada tahun 2018 sajak saya sudah
mengajar di sekolah ini, dan ini merupakan suatu kesyukuran bagi
saya dan pihak sekolah karena dengan adanya pendidikan lanjut saya
merasakan betul manfaat yang saya peroleh yang saya tuangkan
dalam proses pembelajaran di kelas”.24

Hal yang sama juga dikatakan oleh Abdul Basit, S.Pd. selaku guru
bidang studi Fiqih bahwa:
“Saat ini saya sedang melanjutkan pendidikan S2 di salah satu
Institut yang ada di Kebumen dengan mata pelajaran yang sama
dengan yang saya tekuni saat ini, saya sangat bersyukur karena pihak
sekolah yang selalu mendorong dan tidak memberatkan bagi saya
selama saya melanjutkan pendidikan ini”.25

MTs Andalusia Banjarnegara sangat mendukung tenaga pendidiknya


untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi agar
dapat memberi manfaat bagi diri, masyarakat dan sekolah itu sendiri.
2. Rutinan Kegiatan Kajian Kitab
Untuk meningkatkan kapasitas kerohanian pendidik dan tenaga
kependidikan, MTs Andalusia Banjarnegara mengadakan Kajian Kitab
setiap satu pekan sekali dan dipimpin langsung oleh Kepala Madrasah.
Adapun sebagai pematerinya yaitu Mudirul Ma’had dari Pondok Pesantren
Modern Andalusia itu sendiri. Kitab yang dikaji dalam majelis tersebut
adalah kitab-kitab akhlak atau tasawuf seperti Bidayatul Hidayah,
Minhajul Abidin dan Al-Hikam.

24
Andy Setiawan, Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di MTs Andalusia
Banjarnegara.
25
Abdul Basit, Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di MTs Andalusia Banjarnegara.
24
Reza Yuliansyah, guru psikologi sekaligus ketua penyelenggara
kegiatan mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu ajang
untuk meningkatkan kerohanian Dewan Guru dan karyawan:
“Berawal dari amanat Kepala Madrasah yang menunjuk saya menjadi
ketua penyelenggara kegiatan, menurut saya kegiatan ini sangatlah
penting, yaitu untuk meningkatkan kerohanian dalam diri Dewan
Guru dan karyawan. Karena kesehatan tidak hanya fisik saja,
melainkan sehat rohani. Sehat rohani itu penting demi kesehatan
mental kita semua.”26
Sementara itu Kepala MTs Andalusia, Anton Zaeni Noor
mengatakan bahwa tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk
membuat ikatan hati antara sesama warga Andalusia dan meningkatkan
kompetensi ruhiah serta sebagai bagian dari dakwah Islamiyah.
“Kajian rutin ini tujuannya adalah, yang pertama: membuat ikatan
hati semua peserta supaya merasa menjadi keluarga besar Andalusia.
Kedua, untuk meningkatkan kompetensi ruhiah dalam diri peserta. Dan
yang terakhir, ini adalah bagian dari dakwah”.27
Melalui kegiatan ini para pendidik dan tenaga kependidikan
mendapat kesempatan untuk mendalami ilmu dan pengetahuan dalam
bidang agama serta meningkatkan dan mengembangkan kualitas hubungan
dengan Allah Swt. (Hablum minallah) dan hubungan antara sesama
manusia (Hablum minannas). Selain itu, hal tersebut juga dapat memberi
efek terhadap kinerja dan kualitas para pendidik dan tenaga kependidikan
dalam mengemban tugasnya masing-masing supaya lebih amanah dan
semangat karena menjalaninya dengan penuh keikhlasan dan seakan-akan
bekerja bersama keluarga sendiri.

26
Reza Yuliansyah, Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di MTs Andalusia
Banjarnegara.
27
Anton Zaeni Noor, Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di MTs Andalusia
Banjarnegara.
25
BAB V
PENUTUP

26
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelatihan pendidik dan tenaga pendidik pada MTs Andalusia
Banjarnegara berjalan dengan terencana dan terstuktur. Hal ini dapat di
lihat dari berbagai pelatihan yang dilaksanakan setiap tahun dan sesuai
jadwal yang telah ditentukan. Hanya saja untuk pelatihan bagi tenaga
kependidikan non-pendidik masih minim dan penulis belum menemukan
pelatihan yang diadakan untuk tenaga kependidikan selain guru.
2. Pengembagan pendidik dan tenaga kependidikan yang telah dilaksanakan
di MTs Andalusia Banjarnegara sebagian tenaga pendidiknya sedang
melanjutkan pendidikan lanjut, dan seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan juga telah mengikuti pengembagan yang diadakan oleh
madrasah.
B. Saran
Kami selaku penulis menyadari bahwa apa yang ada dalam makalah ini
masih sangatlah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami berharap
kepada para pembaca dan penyimak makalah ini untuk bersedia memberikan
kritik ataupun saran yang sifatnya konstruktif untuk kemudian bisa lebih
memperbaiki lagi dalam penyusunan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

27
Akbar, Faisal. Wawancara pada tanggal 24 Juli 2021 di MTs Andalusia
Banjarnegara.
Basit, Abdul. Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di MTs Andalusia
Banjarnegara.
Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
C.V Andi Offset.
Hasibuan. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.Menulis Proposal Penelitian.Com/20011/12/pendekatan fenomenolog-
dalam.html (Diakses pada tanggal 06 Juli 2021)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Webinar (diakses pada tanggal 24 Juli 2021)
https://id.scribd.com/document/360548034/Perbedaan-Antara-Pendidik-Dengan-
Tenaga-Kependidikan (Diakses pada Tanggal 06 Juli 2021)
Irwan, Menjadi Pendidik yang Bermutu(Percikan Pemikiran Intuk Meningkatkan
Mutu Sumber Daya Manusia), Vol.VII no. 1 (Januari 2015), hal. 4.
http://ejournal.kopertais4.or.id/Indeks.php/kreative/article/view/1365/972.
(Diakses 05 Juli 2021).
Ismiati, Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di Ruang Guru MTs Andalusia
Banjarnegara.
Itha Sartika, Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
http://ithasartika91.blogspot.com/2011/02/pengertian-pendidik-dan-
tenaga.html?m=1 (Diakses pada tanggal 06 Juli 2021)
Kaswan. 2012. Manajemen Sumber daya Manusia Untuk Keunggulan Bersaing.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
M. Sopian, Pentingnya Tenaga Pendidik dan Kependidikan,
https://osf.io/uxsfw/download (Diakses pada tanggal 06 Juli 2021)
Moleng, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja
Rosdakarya.
Nawawi Hadawi dkk. 1994. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta:
Gadjah Mada Press.
Noor, Anton Zaeni. Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di MTs Andalusia
Banjarnegara.
28
Notoatmojo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Jakarta:Renika Cipta.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan BAB I Pasal I Ayat 9.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Salam, Abdus Dz. 2014. Manajemen Insani dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Satori dan Komariah. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung:
Alfabeta.
Setiawan, Andy. Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di MTs Andalusia
Banjarnegara.
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori,
Dimensi Pengukuran dan Implementasi dalam Organisasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Tamtama, Yoga. Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di MTs Andalusia
Banjarnegara.
Viklund Andreas, Manajemen Sumber Daya Manusia,
http//jurnalsdm.blogspot.com/2009/04/pelatihan-kerja-definisi-tujuan-
teknik.html (Diakses pada tanggal 05 Juli 2021).
Yulaikha, Safitri. Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di Ruang Guru MTs
Andalusia Banjarnegara.
Yuliansyah, Reza. Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021 di MTs Andalusia
Banjarnegara.

29

Anda mungkin juga menyukai