Materi Kuliah Bandara - 4
Materi Kuliah Bandara - 4
AIRPORT PLANNING
Sistim Lapangan Terbang
Rancangan sebuah Lapangan Terbang, adalah suatu proses yang
rumit saling kait mengkait, sehingga analisa dari satu kegiatan
tanpa memperhatikan pengaruhnya terhadap kegiatan yang lain,
bukan merupakan pemecahan yang memuaskan
Land side
Air side
Pada masa lalu awal kegiatan penerbangan, lapangan terbang
terletak jauh dari kota
Definisi :
Rancangan induk adalah konsep pengembangan lapangan
terbang dalam mengantisipadi Perkembangan kebutuhan masa
akan datang. Pengertian pengembangan bukan saja di dalam
lingkungan lapangan terbang, tetapi seluruh area lapangan
terbang di dalam dan di luar, sekitar operasi penerbangan dan
tata guna tanah sekitarnya
Alternatif
Lokasi-5 Alternatif
Lokasi-3
Alternatif
Lokasi-4
Metode Pemilihan Lokasi Rencana
Bandar Udara
Jarak ……
Jarak ……
Jarak …… Jarak ……
f. Halangan Sekeliling (Surrounding Obstruction)
Horizontal Surface
Aproach Aproach
Surface Primari Surface
Surface
Halangan yang
berada di bawah
permukaan
imajiner, sehingga
tidak menggangu
operasional
pesawat
Permohonan Rencana Induk
Bandar Udara
Pengajuan Permohonan Rencana Induk Bandar Udara dilakukan
melalui persetujuan Direktorat Bandar Udara - Kementerian
Perhubungan Indonesia, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyelenggara bandar udara pusat penyebaran dan bandar
udara bukan pusat penyebaran yang ruang udara disekitarnya
dikendalikan mengusulkan penetapan recana induk bandar
udara kepada Menteri melalui Direktur Jenderal, dengan
melampirkan rekomendasi Gubernur dan Bupati/Wali kota
setempat dan memperhatikan pertimbangan dari instansi
terkait lainya.
b. Penyelenggara bandar udara bukan pusat penyebaran yang
ruang udara di sekitarnya tidak dikendalikan mengusulkan
penetapan rencana induk bandar udara kepada Bupati/Wali
kota setempat, dengan melampirkan pertimbangan teknis dari
Gubernur sebagai tugas dekonsentrasi.
c. Direktur Jenderal melakukan evaluasi terhadap
usulan penetapan rencana induk bandar udara
yang disampaikan oleh penyelenggara bandar
udara terhadap aspek:
1. Tatanan kebandarudaraan nasional;
2. Keamanan dan keselamatan penerbangan;
3. Prakiraan permintaan jasa angkutan udara;
4. Prakiraan kebutuhan fasilitas bandar udara
yang berpedoman pada standar/kriteria
perencanaan yang berlaku;
5. Rencana tata guna lahan dan tata letak fasilitas
bandar udara baik untuk pelayanan kegiatan
pemerintah maupun pelayanan jasa
kebandarudaraan serta kebutuhan tanah
dan/atau perairan untuk pengembangan bandar
udara;
6.Pentahapan waktu pelaksanaan pembangunan
yang disesuaikan dengan kemampuan
pendanaan, rencana tata guna lahan dan tata
letak fasilitas bandar udara.
d. Direktur Jenderal menyampaikan hasil
evaluasi kepada Menteri selambat-
lambatnya 30 hari kerja setelah dokumen
diterima secara lengkap;
e. Menteri menetapkan rencana induk
bandar udara dengan memperhatikan hasil
evaluasi Direktur Jenderal selambat-
lambatnya 14 hari kerja setelah hasil
evaluasi dari Direktur Jenderal diterima
secara lengkap;
f. Bupati menetapkan rencana induk bandar udara selambat-
lambatnya 30 hari kerja setelah dokumen diterima secara
lengkap dengan memperhatikan aspek:
1. Tatanan kebandarudaraan nasional;
2. Keamanan dan keselamatan penerbangan;
3. Prakiraan permintaan jasa angkutan udara;
4. Prakiraan kebutuhan fasilitas bandar udara yang
berpedoman pada standar/kriteria perencanaan yang
berlaku;
5. Rencana tata guna lahan dan tata letak fasilitas bandar
udara baik untuk pelayanan kegiatan pemerintah
maupun pelayanan jasa kebandarudaraan serta
kebutuhan tanah dan/atau perairan untuk
pengembangan bandar udara;
6. Pentahapan waktu pelaksanaan pembangunan yang
disesuaikan dengan kemampuan pendanaan, rencana
tata guna lahan dan tata letak fasilitas bandar udara.
g. Penyelenggara bandar udara wajib melakukan evaluasi
sekurang-kurangnya sekali dalam 5 tahun terhadap rencana
induk bandar udara yang telah ditetapkan oleh Menteri atau
Bupati/Wali kota;
h. Setiap rencana pembangunan fasilitas bandar udara pusat
penyebaran dan bandar udara bukan pusat penyebaran
yang ruang udara di sekitarnya dikendalikan yang tidak
sesuai dengan rencana induk wajib mendapat persetujuan
dari Menteri setelah mendapat pertimbangan teknis dari
Direktur Jenderal; dan
i. Setiap rencana pembangunan fasilitas bandar udara bukan
pusat penyebaran yang ruang udara di sekitarnya tidak
dikendalikan yang tidak sesuai dengan rencana induk wajib
mendapat persetujuan dari Bupati/Wali kota setempat
HERARKI BANDAR UDARA
RENCANA INDUK NASIONAL
BANDAR UDARA
PENETAPAN LOKASI BANDAR
UDARA