Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH FIQIH DAN USHUL FIQH

Dzari’ah Dan Macam-Macam kehujahannya

Dosen Pengampu : Prof.Udin MA.AG

Disusun Oleh :

Jefri Karisma Wira Saputra (210302019)

M Hapizi (210302025)

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

Tahun /2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.

Alhamdulilah, segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Saddu AL-Dzari’ah sebagai salah satu
piranti ijtihadini tepat pada waktunya.adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh bapak Syarifudin,pada mata kuliah Ushul Fiqih
Disamping itu,di buatnya makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
saddu Al-Dzari’ah dalam memahami ilmu agama.Kami mengucapkan terima kasih kepada
bapak syarifudin selaku dosen mata kuliah Ushul fiqh yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami
tekuni,Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan baik hati telah
menyebarkan sebagian pengetahuan yang dimilikinya sehingga kami dapat menyelesaikan.

Kami sangat menyadari ,makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu,kami sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran yang membangun kami demi
makalah yang kami buat kedepannya.

Mataram-03-September-2022

2
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Adz-dzariah
B. Kedudukan Sad adz-dzariah
C. Dasar hukum sad adz dzariah
D. Macam-macam adz dzariah

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Fiqh atau hukum Islam diramu dan disusun berdasarkan petunjuk Allah dalam Al-Qur’an dan
penjelasan yang diberikan Nabi dalam Sunnahnya.Untuk dapatnya titah Allah dan penjelasan
Nabi yang merupakan Syari’ah itu menjadi pedoman beramal yang terurai bernama fiqh
tersebut, disusun ketentuan dan aturan.Pengetahuan tentang aturan dan ketentuan yang dapat
membimbing Ulama dalam merumuskan fiqh itulah kemudian disebut “Ushul Fiqh.Dalam
ijtihad, para ulama mengembangkan berbagai teori, metode, dan prinsip hukum yang
sebelumnya tidak dirumuskan secara sistematis, baik dalam Al-quran maupun as-Sunnah. Hal
tersebut dilakukan berkaitan dengan tuntutan realita sosial dan persoalan baru yang muncul
yang tidak dibahas secara spesifik dalam Al-Qur’an.Di antara metode penetapan hukum yang
dikembangkan para ulama adalah sadd adz-dzari’ah. Metode sadd adz-dzari’ah merupakan
upaya pencegahan agar tidak terjadi sesuatu yang menimbulkan dampak negatif. Hukum
Islam tidak hanya mengatur tentang perilaku manusia yang sudah dilakukan tetapi juga yang
belum dilakukan. Hal ini karena salah satu tujuan hukum Islam adalah untuk mewujudkan
kemaslahatan dan menghindari kerusakan (mafsadah). Jika suatu perbuatan yang belum
dilakukan diduga keras akan menimbulkan kerusakan (mafsadah), maka dilaranglah hal-hal
yang mengarahkan kepada perbuatan tersebut. Metode hukum inilah yang kemudian dikenal
dengan sadd adz-dzari’ah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sad adz-dzariah ?


2. Apa dasar hukum sad adz-dzariah ?
3. Apa saja macam-macam sad adz-dzariah ?

C. Tujuan Masalah

1.  Dapat mengetahui apa itu sadd adz-dzari’ah

2.  Dapat mengetahui dasar hukum sadd adz-dzari’ah

3.  Dapat mengetahui macam – macam sadd adz-dzariah

BAB II

4
PEMBAHASAN

A.Pengertian adz-dzari’ah

Dari segi bahasa, adz-dzari’ah berarti: media yang menyampaikan kepada sesuatu.
Sedangkan dalam pengertian istilah ushul fiqih, yang dimaksud dengan adz-dzari’ah ialah,
sesuatu yang merupakan media dan jalan untuk sampai kepada sesuatu yang berkaitan dengan
hukum syara, baik yang haram ataupun yang halal, dan yang menuju ketaatan atau
kemaksiatan. Oleh karena itu, dalam kajian ushul fikih, adz-dzari’ah di bagi menjadi:(1) Sadd
adz-dzari’ah dan (2) fath adz-dzari’ah. Meskipun adz-dzari’ah dapat berarti sadd adz-
dzari’ah dan fath adz-dzari’ah, namun kalangan ulama ushul fikih, jika adz-dzariah di sebut
secara sendiri, tidak dalam bentuk kalimat mejemuk, maka kata itu selalu di gunakan untuk
menunjukan pengertian sad adz-dzari’ah.

B.Kedudukan sadd adz-dzari’ah

Sebagaimana halnya dengan qiyas, dilihat dari aspek aplikasinya, sadd adz-dzari’ah
merupakan salah satu metode pengambilan keputusan hukum (istinbath al-hukm) dalam
islam. Namun dilihat dari disisi produk hukumnya, sadd al adzri’ah adalah salah satu sumber
hukum. Tidak semua ulama sepakat dengan sadd al adzari’ah sebagai metode dalam
menetapkan hukum. Secara umum berbagai pandangan ulama tersebut bisa di klasifikasikan
dalam tiga kelompok, yaitu 1) yang menerima sepenuhnya; 2) yang tidak menerima
sepenuhnya; 3) yang menolak sepenuhnya.

C. Dasar Hukum sadd adz-dzari’ah

Ulama ushul fikih menyambutkan bahwa landasan hukum sad al adz-dzari’ah sebagai dalil di
jelaskan dalam al qur’an dan sunah, sebagai berikut;

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain allah, karena
mereka nanti akan memaki allah dengan melampui menganggap baik pekerjaan mereka.
Kemudian kepada tuhan mereka kembali mereka, lalu dia memberitakan kepada mereka apa
yang dahulu mereka kerjakan “.

pada ayat di atas, mencaci maki allah atau sembahan agama lain adalah al dzari’ah yang
akan menimbulkan adanya sesuatu mafsadah yang dilarang, yaitu mencaci maki tuhan.
Karena itulah,sebelum balasan caci maki itu terjadi, maka larangan menaci maki tuhan agama
lain merupakan tindakan preventif( saad al dzari’ah).

“ hai orang-orang beriman, janganlah kamu katakan ( kepada muhammad ) : “ Raa’ina


“ ,tetapi katakanlah : “ unzhurna “ , dan “ dengarlah “. Dan bagi orang-orang yang kafir
siksaan yang pedih. ( Qs. Al-baqarah : 104 )

Pada surah al-baqarah ayat 104 di atas, bisa di pahami adanya suatu bentuk pelarangan
terhadap sesuatu perbuatan karena adanya kekhawatiran terhadap dampak negatif yang akan
terjadi.kata ra’ina berarti: “ sudahilah kiranya kamu memperhatikan kami. “ saat para sahabat

5
menggunakan kata ini terhadap rasulullah, orang yahudi pun memakai kata ini dengan nada
mengejek dan menghina rasulullah saw.

D.Macam- Macam al zari’ah

Dilihat dari aspek akibat yang di timbulkan, ibnu al- qayyam mengklasifikasikan al zari’ah
menjadi empat macam, yaitu:

1.Suatu perbuatan yang memang ada dasarnya pasti menimbulkan kerusakan( mafsadah ).

2.Suatu perbuatan yang ada dasarnya di perbolehkan atau di anjurkan ( mustahab ), namun
secara sengaja dijadikan sebagai prantara untuk terjadi sesuatu keburukan ( mafsadah ).

3.Suatu perbuatan yang ada dasarnya diperbolehkan namun tidak disengaja untuk
menimbulkan suatu keburukan ( mafsadah ), dan pada umumnya keburukan itu tetap terjadi
meskipun tidak tidak disengaja. Keburukan ( mafsadah ) yang kemungkinan terjadi tersebut
lebih besar akibatnya daripada kebaikan ( maslahah ) yang di raih.

4.Suatu perbuatan yang pada dasarnya diperbolehkan namun terkadang bisa menimbulkan
keburukan ( mafsadah ). Kebaikan yang ditimbulkan lebih besar akibatnya daripada
keburukannya.

Sedangkan dilihat dari aspek kesepakatan ulama, al-qarafi dan asy-syatibi membagi al-zari’ah
menjadi tiga macam, yaitu:

1.Sesuatu yang telah disepakati untuk tidak dilarang meskipun bisa menjadi jalan atau sarana
terjadinya sesuatu perbuatan yang di haramkan.

2.Sesuatu yang disepakati untuk dilarang, seperti mencaci maki berhala bagi orang yang
mengetahui atau menduga keras bahwa penyembahan berhala tersebut akan membalas
mencaci allah seketika itu pula.

3.Sesuatu yang masih diperselisihkan untuk dilarang atau diperbolehkan, seperti memandang
perempuan karena bisa menjadi jalan terjadinya zina; dan jual beli berjangka karena khawatir
ada unsur riba.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adz dzariah dan fath adz dzariah adalah suatu perangkat hukum dalam islam yang sangat
bagus jika diterapkan dengan baik ,sesuai dengan rambu-rambu syariat,keduanya bisa jadi
perangkat yang sangat bisa digunakan untuk menciptakan kemaslahatan umat dan
menghindarkan kerusakan umat.apalagi jika diterapkan oleh penguasa yang hendak
menciptakan kesalhan sosial secar luas ditengah masyarakat.

Tidak semua umat,sepakat dengan adz dzariah sebagi metode dalam menetapkan
hukum.secara umum berbagai pandangan ulama’ tersebut bisa diklarifikasi dalam tiga
kelompok,yaitu yang menerimanya sepenuhnya,yang tidak menerima sepenuhnya dan yang
menolak sepenuhnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Abdul,2003,As-Shahabi Al-Mausua’ah Al-islamiyah Al-ammah,(Kairo Majelis A’la)

Anda mungkin juga menyukai