DISUSUN OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
URAIAN KASUS :
Seorang pemuda asal Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, dibekuk polisi
lantaran diduga kerap memeras di rumah keluarga artis dan pelawak Nunung “Srimulat”.
Pemuda bernama Andi Rismanto alias Ambon yang dikenal sebagai preman kampung
meminta jatah Rp 150 ribu per minggu dengan alasan iuran keamanan.
Saat dimintai keterangan, ia hanya bisa tertunduk lesu. Pemuda bertato ini
ditangkap aparat Kepolisian Sektor Banjarsari, menyusul laporan salah seorang kerabat
Nunung. Dari keterangan saksi, tersangka sering memeras di rumah keluarga tersebut. Jika
“Srimulat” yang menjadi korban, tapi juga warga lain di kawasan tersebut. Dari pengakuan
tersangka, uang yang diperoleh digunakan untuk membeli rokok dan minuman keras.
Selain menangkap tersangka, polisi menyita barang bukti uang sebesar Rp 20 ribu dan kartu
tanda penduduk milik tersangka. Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal pemerasan
ANALISA KASUS :
karena perbuatan yang dilakukan Andi Rismanto alias Ambon itu telah mengganggu
kepentingan umum.
Dilihat dari sisi sumber tindakan pada hukum pidana ada 3 macam:
1. Laporan ialah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak dan kewajiban
berdasarkan Undang-Undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau
2. Pengaduan ialah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada
pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang telah melakukan tindak
3. Tertangkap tangan ialah tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak
pidana atau dengan segera setelah beberapa saat atau diserukan oleh khalayak ramai atau
ditemukan benda yang diduga keras dipergunakan untuk melakukan tindak pidana.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kasus tersebut dilihat dari sumber
tindakan polisi merupakan pengaduan, karena polisi melakukan tindakan setelah adanya
Pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP) pelaku Andi Rismanto telah melakukan
tindak pidana pemerasan kepada keluarga Nunung dengan cara meminta secara paksa uang
Rp 150.000,- setiap minggu. Karena yang melakukan tindak pidana adalah warga Negara
Indonesia dan terjadi di wilayah Indonesia, maka berlaku hukum pidana Indonesia , yang
KUHPidana. Dalam ketentuan Pasal 368 KUHP tindak pidana pemerasan diramuskan dengan
1. Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, memaksa orang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan,
untuk memberikan sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagian adalah milik orang
lain, atau supaya memberikan hutang maupun menghapus piutang, diancam, karena
2. Ketentuan Pasal 365 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) berlaku dalam tindak pidana ini.
Unsur obyektif yaitu unsur yang terdapat di luar diri si pelaku tindak pidana, yang meliputi
unsur-unsur:
1. Memaksa .
4. Untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu barang (yang seleruhnya atau sebagian
unsur – unsur :
Kaitannya dengan kasus diatas pelaku memenuhi semua unsur-unsur di atas, baik yang
subjektif maupun yang obyektif. Pelaku memeras korban setiap minggu dengan cara
memaksa untuk memberikan uang Rp 150.000,-, korban pun terpaksa memenuhi permintaan
pelaku. Barang yang diserahkan adalah uang, yang akhirnya digunakan oleh pelaku untuk
membeli rokok dan minuman keras untuk dirinya sendiri. Artinya, pelaku telah memeras