Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PRAKTIKUM

WATERPASS (AUTO LEVEL)

RISKA AISYAH NURJIHAN


09320210005

LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. III, 2022

WATERPASS (AUTO LEVEL)


Riska Aisyah Nurjihan1*, Wahyuni Hartanti, S.T.2*, Nurul Izmi, S.T.3*
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia
Makassar
Jl. UripSumoharjo KM 05, Telp/Fax (+62) 411 455695
Email: riskaaisyah1@gmail.com

SARI

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis
dalam posisi rata baik pengukuran secara vertical maupun horizontal. Alat ini sudah diproduksi
dengan berbagai merk yang tersedia di pasaran. Terlepas dari merk yang berbeda, penggunaan dan
fitur alat ukur ini sama. Ini adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan seberapa sejajar atau tegak
lurus suatu permukaan. Adapun cara kerja dari alat ini, pertama–tama periksa kelengkapan dan
kondisi alat dan bahan seperti kompas geologi brunton, waterpass, rambu ukur, roll meter, dan patok.
Kemudian kita memasang alat Waterpass dititik patok pengamatan lalu mengaturnya mulai dari
mendirikan statif/tripod, memasang alat ukur waterpass diatas statif/tripod dan mengeratkan dengan
skrup pengunci, mensejajarkan unting-unting dengan titik patok pengamatan, menyentringkan alat
ukur waterpass dengan mengatur gelembung air kotak/nivo ketengah dengan sekrup A,B dan C, dan
mengatur fokus pencerahan melalui sekrup fokus benang sampai rambu ukur terbaca, Lalu mengukur
jarak lapangan antara titik patok pengamatan dengan patok yang diamati menggunakan alat bantu roll
meter dan mengukur tinggi alat, diukur landasan titik patok pengamatan atau tempat statif/tripod
didirikan hingga pada alat pesawat waterpass, Kemudian kami memeasang/mendirikan rambu ukur di
titik patok yang akan diamati, Selanjutnya kami membidik patok yang diamati dengan diarahkan
sejajar dengan rambu ukur kemudian mengambil data benang atas, benang tengah, dan benang bawah
setelah itu menetukan sudut dalam melalui alat waterpass, kemudian kami menembak arah patok
menggunakan alat ukur kompas geologi brunton dan Setelah itu kami mencatat data di tabel data
pengamatan data yang di ambil yaitu patok 1 (patok utama) kepatok 2 lalu patok 2 kepatok 3
kemudian patok kepatok 4, patok 4 kepatok 1. Kita juga menggambil data patok detail yaitu patok 1
kepatok A dan terakhir yaitu pengolahan data denga nmengsketsakan membentuk poligon. Dari
praktikum tersebut dapat kita ketahui cara penggunaan alat ukur waterpass yang menunjukkan
seberapa sejajar dan tegak lurus permukaan.

Kata kunci: Waterpass, Kompas Geologi Brunton, Koordinat, Peta, Kontur.

ABSTRACT

Waterpass is a tool used to measure or determine an object or line in an even position both vertically
and horizontally. This tool has been produced with various brands available in the market.
Regardless of the different brands, the use and features of these measuring tools are the same. It is a
tool used to indicate how parallel or perpendicular a surface is. As for how this tool works, first check
the completeness and condition of tools and materials such as the Brunton geological compass,
waterpass, measuring signs, roll meters, and stakes, aligning the spool with the observation peg
point, adjusting the waterpass meter by adjusting the water bubble box/ nivo to the center with screws
A, B and C, and adjust the focus of enlightenment through the thread focus screw until the measuring
sign is read, Then measure the field distance between the observation stakes and the observed stakes
using a roll meter tool and measure the height of the tool, then we install/set up measuring signs at
the peg points to be observed, Next we aim at the observed stakes by being directed parallel to the
measuring signs then taking the data on the top thread, middle thread, and bottom thread after that
determine the inner angle through the tool waterpass, then we shot the direction of the stake using the
brunton geological compass measuring instrument and after that we recorded the data in the
observation data table. The data taken was stake 1 (main stake) stake 2, then stake 2, stake 3 then
stake 4, stake 4 stake 1 We also take detailed benchmark data, namely stake 1, stake A and lastly,
data processing by sketching to form polygons.

Keybord: Waterpass, Brunton Geological Compass, Coordinate, Map, Contour.


Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. III, 2022

PENDAHULUAN

Waterpass adalah instrumentasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran benda atau
titik-titik dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal ataupun horizontal. Pemanfaatan
waterpass sebagai instrumentasi untuk mengukur bagaimana kemiringan pada pemasangan tiang
listrik, generator bahkan dalam dunia bangunan membutuhkan tingkat presisi yang sangat tinggi
terhadap kemiringan suatu benda atau permukaan. Alat ini sudah diproduksi dengan berbagai merk
yang tersedia di pasaran. Terlepas dari merk yang berbeda, penggunaan dan fitur alat ukur ini sama.
Ini adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan seberapa sejajar atau tegak lurus suatu permukaan.
Alat ini adalah bagian penting dibandingkan dengan alat apapun dalam sebuah konstruksi, dan penting
untuk mengetahui cara menggunakannya. Fungsi dari alat ini adalah memastikan bahwa pondasi atau
awal mula suatu pondasi tidak miring dan sejajar sesuai dengan sketsa.
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau
garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertical maupun horizontal. Ada banyak jenis alat
waterpass yang digunakan dalam pertukangan, tapi jenis yang paling sering dipergunakan adalah
waterpass panjang 120 cm yang terbuat dari bahan kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini
terdapat dua buah alat pengecek kedataran baik untuk vertikal maupun horizontal yang terbuat
dari kaca dimana didalamnya terdapat gelembung cairan, dan pada posisi pinggir alat terdapat garisan
pembagi yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur panjang. Saat ini waterpass banyak dijumpai
dalam berbagai ukuran dan bahan. Ukuran yang umum dapat dijumpai adalah waterpass dengan
panjang 0,5 m, 1 m, 2m, dan 3 m. Umumnya berbentuk persegi panjang denganl ebar 5–8 cm dan
tebal 3 cm. Kedua sisi mempunyai permukaan rata sebagai bidang yang ditempatkan kepermukaan
yang akan diperiksa kedataran atau ketegakannya. Ditengah bagian adalah terdapat berbentuk lubang
dan ditengahnya sebagai penempatan kaca gelembung sebagai alat pemeriksaan kedataran, dan pada
salah satu ujung terdapat lubang dan ditengahnya sebagai penempatan kaca gelembung sebagai alat
pemeriksaan ketegakan vertikal. Bahan waterpass yang umum terdapat adalah dari bahan kayu dan
aluminium. Umumnya orang lebih menyukai waterpass yang terbuat dari bahan aluminium karena
lebih tahan lama dan lebih ringan untuk digunakan. Pemakaian waterpass dilakukan dengan
sederhana, yaitu menempatkan permukaan alat kebidang permukaan yang di cek (Syaputra, 2020).

METODOLOGI

Alat-alat yang di gunakan dalam praktikum Waterpass yaitu penggaris 30cm, busur derajat
360º, kalkulator, alat tulis menulis, waterpass, patok kayu, roll meter, kompas geologi, rambu ukur
dan tripod. Adapun bahan yang digunakan modul dan tabel pengamatan.
Pertama–tama periksa kelengkapan dan kondisi alat dan bahan seperti kompas geologi
brunton, waterpass, rambu ukur, roll meter, dan patok. Kemudian kita memasang alat Waterpass
dititik patok pengamatan lalu mengaturnya mulai dari mendirikan statif/tripod, memasang alat ukur
waterpass diatas statif/tripod dan mengeratkan dengan skrup pengunci, mensejajarkan unting-unting
dengan titik patok pengamatan, menyentringkan alat ukur waterpass dengan mengatur gelembung air
kotak/nivo ketengah dengan sekrup A,B dan C, dan mengatur fokus pencerahan melalui sekrup fokus
benang sampai rambu ukur terbaca, Lalu mengukur jarak lapangan antara titik patok pengamatan
dengan patok yang diamati menggunakan alat bantu roll meter dan mengukur tinggi alat, diukur
landasan titik patok pengamatan atau tempat statif/tripod didirikan hingga pada alat pesawat
waterpass, Kemudian kami memasang/mendirikan rambu ukur di titik patok yang akan diamati,
Selanjutnya kami membidik patok yang diamati dengan diarahkan sejajar dengan rambu ukur
kemudian mengambil data benang atas, benang tengah, dan benang bawah setelah itu menetukan
sudut dalam melalui alat waterpass, kemudian kami menembak arah patok menggunakan alat ukur
kompas geologi brunton dan Setelah itu kami mencatat data di tabel data pengamatan data yang di
ambil yaitu patok 1 (patok utama) kepatok 2 lalu patok 2 kepatok 3 kemudian patok kepatok 4, patok
4 kepatok 1. Kita juga menggambil data patok detail yaitu patok 1 kepatok A dan terakhir yaitu
pengolahan data denga nmengsketsakan membentuk poligon.

TUJUAN PRAKTIKUM
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. III, 2022

Tujuan praktikum tersebut agar praktikan dapat mengetahui dasar penggunaan waterpass,
mengetahui bagian-bagian waterpass, cara pengambilan data di lapangan, dan cara pengolahan dan
interpretasi data hasil.

TINJAUAN PUSTAKA
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau
garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertical maupun horizontal. Alat ini sudah diproduksi
dengan berbagai merk yang tersedia di pasaran. Terlepas dari merk yang berbeda, penggunaan dan
fitur alat ukur ini sama. Ini adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan seberapa sejajar atau tegak
lurus suatu permukaan.
Hasil – hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan,
jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang
ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran – saluran yang sudah ada, dan
lain – lain.
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu:
1. Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum dianggap sama dengan
garis unting – unting.
2. Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertiKal pada setiap titik. Bidang
horizontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
3. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk ketinggian, misalnya
permukaan laut rata – rata.
4. Elevasi adalah jarak (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
5. Banchmark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap datum
yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekelilingnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong horizontal.
Bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal adalah nivo, yang berbentuk tabung yang berisi
cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat – syarat sbb:
1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu 1.
3. Benang silang horizontal harus tegak lurus sumbu 1.
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur (baak). Yang
terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul-betul teliti untuk dapat
menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara memegangnya pun harus betul-betul tegak
(vertikal). Agar letak rambu ukur berdiri dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo
rambu ini tidak tersedia, dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur secara perlahan-lahan ke
depan, kemudian ke belakang, kemudian pengamat mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang
minimum. Cara ini tidak cocok bila rambu ukur yang digunakan beralas berbentuk persegi.
Pada hakikatnya setiap pengukuran selalu mengandung suatu kesalahan yang sifatnya acak.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang dapat menentukan nilai parameter tertentu dengan
meminimalkan kesalahan acak. Syarat geometrik merupakan suatu kondisi yang harus dipenuhi dari
hubungan suatu pengukuran dengan pengukuran lainnya. Sampai saat ini, pengukuran tinggi dengan
metode sipat datar atau waterpassing adalah cara yang paling teliti dibanding dengan cara yang lain.
Tinggi suatu obyek di permukaan bumi ditentukan dari suatu bidang referensi, yang ketinggiannya
dianggap nol. Di bidang Geodesi bidang referensi tersebut disebut Geoid, yaitu bidang equipotensial
yang berimpit dengan permukaan air laut rata-rata (mean sea level), atau disebut juga dengan bidang
nivo. Bidangbidang ini selalu tegak lurus dengan arah gaya berat terhadap setiap titk-titik di
permukaan bumi. Pada setiap pengukuran tinggi, alat yang didirikan diatas suatu titik di permukaan
bumi selalu searah dengan gaya berat. Beda tinggi antara dua titik di permukaan bumi dihitung
berdasarkan selisih antara pembacaan benang tengah antara dua rambu dengan menggunakan
peralatan Waterpass yang dilengkapi dengan tripot, rambu ukur dan meteran
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. III, 2022

HASIL

Tabel 1. Hasil Pengambilan Data WaterpassGambar 1 Waterpass

PEMBAHASAN
PATOK UTAMA
1. Beda Tinggi
∆ Tn=tan −BTn
∆T1 = 124-205= -81,0
∆T2 = 125-135= -10,0
∆T3 = 144-46= 98,0
∆T4 = 141-144= -3,0
∆T5 = 116-114= 2,0
∑∆Tn = 6,0
|∑ Tn|=194,0
2. Koreksi Beda Tinggi
|∆ Tn|
K∆ Tn= ×∑∆ T n
|∑ ∆ Tn|
81,0
K∆T1 = × 6,0 = 2.50515
194,0
10,0
K∆T2 = × 6,0 = 0,30928
194,0
98,0
K∆T3 = × 6,0 = 3,03093
194,0
3,0
K∆T4 = × 6,0 = 0,09278
194,0
2,0
K∆T5 = × 6,0 = 0,06186
194,0
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. III, 2022

3. Beda Tinggi Terkoreksi


∆ TTn=∆ Tn−KTn
∆TT1 = (-81,0) – (2.50515) = -83,50515
∆TT2 = (-10,0 ) – (0,30928) = -10,30928
∆TT3 = (98,0) – (3,03093) = 94,96907
∆TT4 = (-3,0) – (0,09278) = -3,09278
∆TT5 = (2,0) – (0,06186) = 1,93814
∑ ∆ TTn=0.0000
4. Jarak Horizontal


JHn = JL2 + ∆TTn 2

JH1 = √ 48002 +−83,50515 2= 4799,27358

JH2 = √ 36002 +−10,309282= 3599,98524

JH3 = √ 45002 +−94,969072= 4498,99776

JH4 = √ 48002 +−3,092782 = 4799,99900

JH5 = √ 42002 +1,93814 2= 4199,99955


5. Koordinat X
KXn = Xn – 1 ± (JHn – 1) × sin(∝)
KX1 = 1 + 1 +¿ (JH1-1)× sin0 ¿ = 0
KX2 = 0 + (4799,27358× sin 253) = -4589,56815
KX3 = -4589,56815 + (3599,98524× sin275) = -8175,85436
KX4 = -8175,85436 + (4498,99776 × sin3 ) = -7940,39501
KX5 = -7940,39501 + (4799,99900× sin 92) = -3143,32003
KX6 = -3143,32003 + (4199,99955× sin139 ) = -387,87240
6. Koreksi Koordinat X
KKXn = (KXn + 1) – Xn
KKX1 = (-4589,56815) – 0 = -4589,56815
KKX2 = (-8175,85436) – ¿-4589,568150) = -3586,28621
KKX3 = (-7940,39501) – (-8175,85436) = 235,45935
KKX4 = (-3143,32003) – (-7940,39501) = 4797,07497
KKX5 = (-387,87240) – (-3143,32003) = 2755,44763
∑ KKXn=¿-387,87240
|∑ KKXn|=¿ 15963,83631
7. Faktor Koreksi Koordinat X
|KKXn|
FKKXn = ×∑KKXn
|∑ KKXn|
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. III, 2022

4589,56815
FKKX1 = ×−387,87240= -111,51247
15963,83631
3586,28621
FKKX2 = ×−387,87240= -87,13579
15963,83631
235,45935
FKKX3 = ×−387,87240= -5,72094
15963,83631
4797,07497
FKKX4 = ×−387,87240= -116,55425
15963,83631
2755,44763
FKKX5 = ×−387,87240= -66,94895
15963,83631
8. Koordinat X Terkoreksi
KXTn = KKXn – FKKXn
KXT1 = (-4589,56815) – (-111,51247) = -4478,05568
KXT2 = (-3586,28621) – (-87,13579) = -3499,15042
KXT3 = 235,45935 – (-5,72094) = 241,18029
KXT4 = 4797,07497 – (-116,55425) = 4913,62923
KXT5 = 2755,44763 – (-66,94895) = 2822,39658
∑ KXTn=0.0000
9. Koordinat X Pada Peta
KKPn = (XPn−1) + KXTn
KXPP1 = 0 + (-4478,05568) = -4478,05568
KXPP2 = -4478,05568 + (-3499,15042) = -7977,20610
KXPP3 = -7977,20610 + (241,18029) = 7736,02581
KXPP4 = 7736,02581 + (4913,62923) = -2822,39658
KXPP5 = -2822,39658 + (2822,39658) = 0,00000
10. Koordinat Y
KYn = Yn – 1 ± (JHn – 1) × cos(∝)
KY1 = 1+1 + ((JH1 −1 ¿ ×cos a¿ ¿ = 0
KY2 = 0 + (4799,27358 × cos 253 ¿ ¿= -1403,17180
KY3 = -1403,17180 + ( 3599,98524 × cos 275 ¿¿ = -1089,41241
KY4 = -1089,41241 + ( 4498,99776 × cos 3 ¿ ¿= 3403,41963
KY5 = 3403,41963 + ( 4799,99900 × cos 92 ¿ ¿= 3235,90208
KY6 = 3235,90208 + ( 4199,99955 × cos 139 ¿¿ = 66,12218
11. Koreksi Koordinat Y
KKYn = (KYn + 1) – Yn
KKY1 = (-1403,17180) – 0 = -1403,17180
KKY2 = (-1089,41241) – -1403,17180 = 313,75939
KKY3 = (3403,41963) – -1089,41241 = 4492,83204
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. III, 2022

KKY4 = (3235,90208) – 3403,41963 = -167,51755


KKY5 = (66,12218) – 3235,90208 = -3169,77990
∑KKYn = 66,12218
|∑KKYn| = 9547.06068
12. Faktor Koreksi Koordinat Y
│ KKYn │
FKKYn = × ∑KKYn
│∑ KKYn │
1403,17180
FKKY1 = × 66,12218 = 9,71826
9 547,06068
313,75939
FKKY2 = × 66,12218 = 2,17307
9 547,06068
4492,83204
FKKY3 = × 66,12218 = 31,11700
9 547,06068
167,51755
FKKY4 = × 66,12218 = 1,16021
9 547,06068
3169,77990
FKKY5 = × 66,12218 = 21,95364
9 547,06068
13. Koordinat Y Terkoreksi
KYTn = KKYn – FKYYn
KYT1 = (-1403,17180) – (9,71826) = -1412,89005
KYT2 = 313,75939 – (2,17307) = 311,58631
KYT3 = 4492,83204 – (31,11700) = 4461,71505
KYT4 = -167,51755 – (1,16021) = -168,67776
KYT5 = -3169,77990 – (21,95364) = -3191,73354
∑KXTn = 0,00000
14.Koordinat Y pada Peta
KYPPn = (Ypn – 1) + KYTn
KYPP1 = 0 + (-1412,89005) = -1412,89005
KYPP2 = (-1412,89005) + 311,58631 = -1101,30374
KYPP3 = (-1101,30374) + 4461,71505 = 3360,41131
KYPP4 = (3360,41131) + (-168,67776) = 3191,73354
KYPP5 = (3191,73354) + (-3191,73354) = 0,00000
PATOK DETAIL
1. Beda Tinggi
∆Tn = TAn-BTn
∆T1 = 124 −¿ 125 = -1
∆T 2= 125−¿ 127 = -2
∆T 3= 141−¿184 = -43
2. Jarak Horizontal
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. III, 2022


JHn = JL2 + ∆TTn 2

JH1 = √ 33002 +−12= 3299,99985

JH2 = √ 15002 +−22= 1499,99867

JH3 = √ 20002 +−43 2= 1999,53770


3. Koordinat X
KXn = JHn × Sin (α)
KX1= 3299,99985 x Sin (294) = -3014,69987
KX2= 1499,99867 x Sin (15) = 388,22822
KX3= 1999,53770 x Sin (130) = 1531,73474
4. Koordinat Y
KYn = JHn × Cos (α)
KY1 = 3299,99985 x Cos (294) = 1342,23086
KY2 = 1499,99867 x Cos (15) = 1448,88745
KY3 = 1999,53770 x Cos (130) = -1285,27806
Tabel 2. Hasil Pengolahan Data CM

PATOK X Y Z
1 1 0,00000 0,00000 1,93814
Tabel 1 2 -4478,05568 -1412,89005 -83,50515 3. Hasil
CENTIMETER

1 3 -7977,20610 -1101,30374 -10,30928


Pengolahan
1 4 -7736,02581 3360,41131 94,96907
Data M
1 5 -2822,39658 3191,73354 -3,09278
2 A 388,22822 1448,88745 -2,00000
4 B 1531,73474 -1285,27806 -43,00000
1 BM -3014,69987 1342,23086 -1,00000
BM 801198 9490173 182 m
PATO
K X Y Z
1 1 0,00000 0,00000 0,01938
1 2 -44,78056 -14,12890 -0,83505
1 3 -79,77206 -11,01304 -0,10309
METER

1 4 -77,36026 33,60411 0,94996


1 5 -28,22397 31,91734 -0,03093
1 A 3,88228 14,48887 -0,02000
2 B 15,31735 -12.85278 -0,43000
4 BM -30,14700 13,42231 0,01000
BM 801198 9490173 182

Tabel 4. Hasil Pengolahan Data Koordinat


PATOK X Y Z
KOORDIN

1 1 801228 9490160 182


AT

1 2 801183 9490145 181


1 3 801148 9490149 182
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. III, 2022

1 4 801151 9490193 183


1 5 801200 9490191 182
1 A 801187 9490160 181
2 B 801166 9490180 183
BM 801198 9490173 182

KESIMPULAN

Waterpass adalah alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi anatara
titik – titik saling berdekatan. Prinsip dasar kerja waterpass adalah berdasarkan kerataan terhadap
horizontal bumi serta mempunyai fungsi untuk mengukur beda tinggi suatu tempat dari suatu titik
acuan ke acuan berikutnya. Bagian-bagian dari alat ini antara lain lensa bidik sekrup A,B, C, nivo,
pemutar fokus dan lain lain. Dan prosedur pengambilan data itu dilakukan dalam berbagai tahap
diantaranya pertama harus memeriksa kelengkapan alat dan kondisi alat tersebut, dan yang dikur yaitu
jarak setiap patok, tinggi alat, arah dengan kompas, sudut dalam, pembacaan benang atas, tengah,
bawah, dan catat setiap data pengukuran.

SARAN
Agar asisten tetap mempertahankan kebaikannya kepada praktikan dan terus memberi
motivasi kepada praktikan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Koordinator Laboratorium Perpetaan kak Nurul
Izmi, S.T., dan seluruh kakak asisten Laboratorium Perpetaan atas bimbingannya, terkhusus kak
Wahyuni Hartanti yang telah membimbing selama kegiatan praktikum, pengolahan data, yang selalu
penuh semangat memberikan ilmu kepada kami dan yang selalu sabar dalam menghadapi praktikan
seperti saya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Syaputra, H. R. (2020). Waterpass Digital dengan Output Suara. JTEV (Jurnal Teknik Elektro
Dan Vokasional), 6(1), 211.
[2] Waluya, B. (2015). Peta, Globe, dan Altas. Jurnal Direktorat UPI, 2, 1–34.

Anda mungkin juga menyukai