Anda di halaman 1dari 7

Upaya Pemantauan Status Gizi Dan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular

Pada Remaja dengan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) Cerdas di SMA


Teuku Umar Semarang
Ari Widyaningsih1, Isfaizah2, Ita Puji Lestari3
1
Prodi DIII Kebidanan, Universitas Ngudi Waluyo
2
Prodi Kebidanan Program Sarjana, Universitas Ngudi Waluyo
3
Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

widyaningsihari89@gmail.com1

ABSTRAK

Pemeriksaan kesehatan secara dini diperlukan untuk dapat mengidentifikasi risiko kesehatan yang mungkin
terjadi.Hipertensibanyak dikenal sebagai penyakit yang menyerang orang berusia lanjut, karena risiko
hipertensi memang semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Namun kenyataannya, kasus hipertensi
pada anak muda, termasuk remaja, ditemukan semakin banyak di penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013 terdapat sebesar 8,7% penderita hipertensi usia 15-24 tahun
danmeningkat menjadi 13,2%pada tahun 2018 dengan rentang usia muda lebih sempit, yaitu antara 18-
24tahun. Anak muda dan remaja bisa menderita hipertensi bila memiliki kondisi medis tertentu, yang
umumnya karena penyakit ginjal turunan/bawaan, kelainan fungsi/bentuk aorta, sleep apnea, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK), atau masalah tiroid (hipotiroidisme atau hipertiroidisme) serta mengonsumsi obat-
obatan tertentu. Sebagian besar kasus tekanan darah tinggi pada remaja usia muda tergolong ke dalam
hipertensi primer, yang berarti tidak diketahui penyebabnya. Meski tidak diketahui, kondisi ini kemungkinan
besar dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik), gaya hidup yang tidak sehat, atau kombinasi keduanya.
Berdasarkan konsep penanganan kesehatan, bahwa terabaikannya permasalahan disebabkan oleh
ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidakmauan, maka kegiatan pengabdian inidilaksanakan.Pengabdian ini
diberikan kepada kader kesehatan di SMA Teuku Umar Semarang sebanyak 30 siswa/siswi perwakilan kelas,
yang dilaksanakan pada Bulan November - Desember 2019 yang dilakukan dalam 2 sesi kegiatan.Adapun
rangkaian kegiatanya adalah penyuluhan UKS Cerdas, Penyuluhan tentang status gizi remaja, penghitungan
TB, BB, IMT, menyuluhan tentang penyakit hipertensi serta pengukuran TD remaja.Setelah dilakukan
pemantauan status gizi, sebagian besar remaja memiliki status gizi normal (90%), pre-hipertensi sistolik (20%)
dan pre-hipertensi diastolic (3.3%).Pemantauan status gizi dan deteksi dini penyakit degeneratif sangat penting
sebagai upaya screening penyakit degenerative pada remaja.

Kata Kunci: Hipertensi, Status Gizi, Remaja

ABSTRACT

Early medical examinations are needed to be able to identify possible health risks. Hypertension is widely
known as a disease that attacks the elderly, because the risk of hypertension increases with age. However, in
reality, cases of hypertension in young people, including adolescents, are found increasingly around the world,
including Indonesia. Based on the 2013 Basic Health Research data, there were 8.7% hypertension sufferers
aged 15-24 years and this increased to 13.2% in 2018 with a narrower youth age range, namely between 18-24
years. Young people and adolescents can suffer from hypertension if they have certain medical conditions,
which are generally due to inherited / congenital kidney disease, aortic function / deformity, sleep apnea,
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), or thyroid problems (hypothyroidism or hyperthyroidism)
and taking medication. -certain medicine. Most cases of high blood pressure in young adolescents are classified
as primary hypertension, which means that the cause is unknown. Although unknown, this condition is most
likely influenced by heredity (genetic), an unhealthy lifestyle, or a combination of both. Based on the concept
of health management, that neglect of problems is caused by ignorance, incompetence and unwillingness, this
service activity is carried out. This service is given to health cadres at Teuku Umar High School Semarang as
many as 30 class representatives, which was held in November - December 2019 which was carried out in 2
activity sessions. As for the series of activities are Smart UKS counseling, counseling on adolescent nutritional
status, calculating TB, weight, BMI, counseling about hypertension and measuring adolescent BP. After
monitoring nutritional status, most adolescents have normal nutritional status (90 %), pre-systolic hypertension

68
Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) ISSN 2657-1161 (cetak)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo ISSN 2657-117X (online)

(20%) and diastolic pre-hypertension (3.3%). Monitoring nutritional status and early detection of degenerative
diseases is very important as an effort to screen degenerative diseases in adolescents.

Keywords: Hypertension, Nutritional Status, Adolescents

1. PENDAHULUAN jiwa, dan sosial yang memungkinkan


Kualitas sumber daya manusia orang hidup produktif secara sosial dan
(SDM) ditentukan oleh dua faktor yang ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa
saling berhubungan eyakni pendidikan adalah keadaan yang memungkinkan
dan kesehatan. Kesehatan merupakan perkembangan fisik, mental, intelektual,
prasyarat utama agar upaya pendidikan emosional, dan sosial yang optimal dari
berhasil, sebaliknya pendidikan yang seseorang. Dalam Undang Undang
diperoleh akan sangat mendukung Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang
tercapainya peningkatan status Kesehatan ditegaskan bahwa ”Kesehatan
kesehatan seseorang. Usaha kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk
sekolah disingkat UKS adalah suatu meningkatkan kemampuan hidup sehat
usaha yang dilakukan sekolah untuk peserta didik dalam lingkungan hidup
menolong murid dan juga warga sekolah sehat sehingga peserta didik dapat
yang sakit di kawasan lingkungan belajar, tumbuh dan berkembang secara
sekolah.UKS biasanya dilakukan di harmonis dan optimal sehingga
ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam diharapkan dapat menjadikan sumber
pengertian lain, UKS adalah usaha untuk daya manusia yang berkualitas
membina dan mengembangkan (Kementrian Kesehatan Republik
kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada Indonesia, 2010).
peserta didik usia sekolah yang Pengetahuan gizi yang tidak
dilakukan secara menyeluruh memadai, kurangnya pengertian tentang
(komprehensif) dan terpadu kebiasaan makan yang baik, serta
(integrative). Untuk optimalisasi pengertian yang kurang tentang
program UKS perlu ditingkatkan peran kontribusi gizi dari berbagai jenis
serta peserta didik sebagai subjek dan makanan akan menimbulkan masalah
bukan hanya objek (Crain, 2009). kecerdasandanproduktifitas. Peningkatan
UKS ini diharapkan mampu pengetahuan gizi bisa dilakukan dengan
menanamkan sikap dan perilaku hidup program pendidikan gizi yang dilakukan
sehat pada dirinya sendiri dan mampu oleh pemerintah. Program pendidikan
menolong orang lain. Dari pengertian ini gizi dapat memberikan pengaruh
maka UKS dikenal pula dengan child to terhadap pengetahuan, sikap, dan
child programme.Program dari anak, perilaku anak terhadap kebiasaan
oleh anak, dan untuk anak untuk makannya (Adriani, 2012). Menurut
menciptakan anak yang berkualitas Almatsir (2011) pengetahuan gizi adalah
(Candrawati, 2015). sesuatu yang diketahui tentang makanan
Hidup sehat seperti yang dalam hubungannya dengan kesehatan
didefinisikan oleh badan kesehatan optimal. Pengetahuan gizi meliputi
perserikatan bangsa-bangsa (PBB) pengetahuan tentang pemilihan dan
World Health Organization (WHO) konsumsi sehari-hari dengan baik dan
adalah keadaan sejahtera dari badan, memberikan semua zat gizi yang

69
ISSN 2657-1161 (cetak) Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
ISSN 2657-117X (online)

dibutuhkan untuk fungsi normal tentang statusgizi


tubuh.Pemilihan dan konsumsi bahan c Kurangnya pengetahuan remaja
makanan berpengaruh terhadap status tentang penyakit tidak menular
gizi seseorang.Status gizi baik atau
status gizi optimal terjadi apabila tubuh 3. METODE PELAKSANAAN
memperoleh cukup zat gizi yang Kegiatan ini dilakukan untuk
dibutuhkan tubuh.Status gizi kurang meningkatkan pengetahuan remaja
terjadi apabila tubuh mengalami tentang UKS Cerdas dengan program
kekurangan satu atau lebih zat gizi pemantauan status gizi remaja dan
essential. Sedangkan status gizi lebih deteksi dini penyakit tidak menular,
terjadi apabila tubuh memperoleh zat sehingga perlu sekali untuk melakukan
gizi dalam jumlah yang berlebihan, peningkatan pengetahuan dan kesadaran
sehingga menimbulkan efek yang remaja dengan menggunakan metode
membahayakan (Notoatmodjo,2010). Buzz Grup.Dengan metode Buzz Grup
UKS Cerdas, memberi diharapkan remaja dari kegiatan
penyuluhan tentang status gizi pada penyuluhan dapat secara terbuka
remaja dan deteksi dini penyakit tidak menyampaikan pemahamannya tentang
menular yang saat ini sedang status gizi remaja dan mendapatkan
berkembang dikalangan remaja. Selain informasi secara mendalam tentang
itu juga memberikan pengukuran deteksi dini terhadap penyakit tidak
tekanan darah dan Indeks Masa menular.
Tubuh, dengan harapan seluruh remaja
dapat mengetahui keadaannya saat ini 4. PEMBAHASAN
dan dapat melakukan pencegahan – Kegiatan pengabdian masyarakat
pencegahan terhadap penyakit – ini dilakukan di SMA Teuku Umar
penyakit ataupun merubah pola dan Semarang mulai 30 Desember 2019
gaya hidupnya menjadi lebih sehat sampai dengan 30 Januari 2020.
lagi. Pemberian penyuluhan Kegiatan ini terdiri dari Deteksi dini
menggunakan metode Buzz Group, penyakt degeneratif dengan cara
yaitu salah satu metode dalam Penimbangan BB dan pengukuran TB
memberikan penyuluhan dengan siswa/siswi, kemudian penghitungan
melibatkan seluruh siswa untuk Indeks Massa Tubuh (IMT) Siswa/siswi
melakukan diskusi terhadap materi di SMA Teuku Umar Semarang.
penyuluhan yang akan disampaikan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
Sehingga dengan metode tersebut Pengukuran TD dan pemberian
diharapkan adanya peningkatan pendidikan kesehatan tentang penyakit
pengetahuan dan diikuti dengan degenerative yaitu hipertensi pada
perubahan perilaku positif oleh para remaja.Kegiatan ini diikuti oleh
siswa (Arisman,2010). perwakilan Siswa/Siswi dari Kelas XII
sebanyak 30 siswa/siswi yang
2. PERMASALAHAN MITRA merupakan anggota kader kesehatan di
a Minimnya edukasi di sekolah tentang SMA Teuku Umar. Berikut adalah hasil
UKS Cerdas kegiatan :
b Kurangnya pengetahuan remaja

70
Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) ISSN 2657-1161 (cetak)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo ISSN 2657-117X (online)

Tabel 1 Pengukuran IMT pada dengan tekanan darah dan masuk


Siswa/siswi di SMA Teuku Umar kriteria pre hipertensi sebanyak 1 orang
Semarang siswa (3,33%)
Klasifikasi n % Hipertensi merupakan kondisi
peningkatan tekanan darah atas normal,
TD Rendah 24 80
baik tekanan darah sistolik muapun
TD Normal 5 16.7
diastolik. Hipertensi adalah
Pre-Hipertensi 1 3.33 meningkatnya tekanan darah sistolik
Jumlah 30 100
lebih besar dari 140 mmHg dan atau
diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang
Berdasarkan tabel diatas, dapat waktu 5 menit dalam keadaan cukup
dilihat bahwa mayoritas siswa memiliki istirahat (tenang). Hipertensi terdiri
stautus gizi dengan kategori normal dari 3 jenis, yaitu hipertensi
sebanyak 27 siswa (90%). sistolik, diastolik, dan campuran.
Tabel 2 Klasifikasi Tekanan Darah Hipertensi sistolik merupakan
Sistole pada Siswa/Siswi di SMA peningkatan tekanan sistolik tanpa
Teuku Umar Semarang diikuti peningkatan tekanan diastolik
Kategori IMT n % dan umumnya ditemukan pada usia
Kurus Ringan 3 10.0 lanjut. Tekanan sistolik berkaitan
(17.0-18.4)
Normal (18.5- 27 90.0 dengan tingginya tekanan pada
25.0) arteri apabila jantung berkontraksi
Jumlah 30 100.0
(denyut jantung). Tekanan sistolik
Berdasarkan tabel diatas, dapat
merupakan tekanan maksimum
diketahui bahwa mayoritas siswa
dalam arteri dan tercermin pada
memiliki tekanan darah sistole dengan
hasil pembacaan tekanan darah
kategori normal yaitu 20 orang siswa
sebagai tekanan atas yang nilainya
(66,67%) namun terdapat siswa dengan
lebih besar.
tekanan darah tinggi dan masuk kriteria
Seorang remaja dengan
pre hipertensi sebanyak 6 orang siswa.
mengalami hipertensi meningkatkan
Tabel 3 Klasifikasi Tekanan Darah
risiko pemasalahan kesehatan pada masa
Diastole pada Siswa/Siswi di SMA
yang akan datang. Jika kondisinya tidak
Teuku Umar Semarang
terkendali dengan baik, kecenderungan
akan meningkat pada usia lanjut, dan
Klasifikasi n %
TD Rendah 4 13.33 pada saat kondisi seperti ini dibiarkan
TD Normal 20 66.67 saja, hipertensi bisa berkembang pada
Pre-Hipertensi 6 20
komplikasi yang lebih berbahaya.
Jumlah
B 30 100
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui
bahwa mayoritas siswa memiliki status
bahwa mayoritas siswa memiliki
gizi dengan kategori normal sebanyak
tekanan darah diastole dengan kategori
27 siswa (90%). Status gizi yang baik
rendah sebanyak 24 siswa (80%),siswa
akan memjadikan remaja tersebut dapat
dengan tekanan darah normal yaitu 5
terhindar dari risiko penyakit
orang siswa ( 16,67%) , terdapat siswa
dikemudian hari, masa remaja menuntut

71
ISSN 2657-1161 (cetak) Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
ISSN 2657-117X (online)

kebutuhan nutrisi yang tinggi agar kriteria pre hipertensi sebanyak 6 orang
tercapai potensi pertumbuhan secara siswa (20%). Seseorang yang memiliki
maksimal karena nutrisi dan tekanan darah sistolik yang tinggi
pertumbuhan merupakan hubungan memiliki risiko terkena Hipertensi dan
integral. Tidak terpenuhinya kebutuhan penyakit degeneratif lain pada
nutrisi pada masa ini dapat berakibat usiamendatang.
terlambatnya pematangan seksual dan Tekanan darah diastolik adalah
hambatan pertumbuhan linear.Pada ketika kontraksi otot jantung telah
masa ini pula nutrisi penting untuk berakhir, maka otot jantung pun akan
mencegah terjadinya penyakit kronik menjadi rileks. Hal ini mengakibatkan
yang terkait nutrisi pada masa dewasa suplai darah ke aorta(arteri terbesar
kelak, seperti penyakit kardiovaskular, dalam tubuh) akan berhenti kira-kira
diabetes, kanker dan 1/10 detik. Berdasarkan hasil, dapat
osteoporosis.Masalah nutrisi utama pada diketahui bahwa mayoritas siswa
remaja adalah defisiensi mikronutrien, memiliki tekanan darah diastole dengan
khususnya anemia defisiensi zat besi, kategori rendah sebanyak 24 siswa
serta masalah malnutrisi, baik gizi (80%),siswa dengan tekanan darah
kurang dan perawakan pendek maupun normal yaitu 5 orang siswa ( 16,67%) ,
gizi lebih sampai obesitas dengan ko- terdapat siswa dengan tekanan darah dan
morbiditasnya yang keduanya seringkali masuk kriteria pre hipertensi sebanyak
berkaitan dengan perilaku makan salah. 1orang siswa (3,33%). Perlu diketahui
Tekanan darah sistolik adalah bahwa seseorang yang mengidap
tekanan saat jantung mengedarkan darah hipertensi kerap kali tidak menunjukkan
ke seluruh tubuh. Di saat jantung gejala sampai timbul komplikasi yang
berdetak, otot jantungakan berkontraksi membahayakan seperti jantung, stroke,
untuk memompa darah melalui arteri ke diabetes melitus hingga ginjal.
seluruh tubuh. Kontraksi otot jantung Kurangnya kesadaran akan pemeriksaan
tersebut kemudian akan menimbulkan tekanan darah inilah yang dapat menjadi
tekanan pada arteri. Tekanan inilah yang bom waktu. Seperti terasa tenang,
disebut sebagai tekanan darah sistolik padahal berbagai penyakit telah
atau tekanan tertinggi yang dicapai saat mengintai, oleh karena itulah, penting
otot jantung berkontraksi.Tekanan darah untuk rutin memeriksa tekanan darah
sistolik normal pada orang dewasa yakni setidaknya 1 bulan sekali.Jika setelah
berkisar antara 90-120 mmHg.Jika beberapa kali pemeriksaan hasilnya
berada pada kisaran angka 120-139 selalu konsisten di sekitaran angka
mmHg maka termasuk pra- normal, maka kedepannya mungkin
hipertensi.Seseorang dianggap hipertensi cukup dengan pemeriksaan rutin setahun
apabila tekanan darah sistoliknya berada sekali atau sesuai anjuran dokter.
pada angka 140 atau lebih. Berdasarkan Pengukuran tekanan darah saat
hasil dapat diketahui bahwa mayoritas pemeriksaan kesehatan rutin terhadap
siswa memiliki tekanan darah sistole remaja akan memungkinkan ditemukan
dengan kategori normal yaitu 20 orang nya kondisi hipertensi oleh karena
siswa ( 66,67%) namun terdapat siswa penyakit yang tidak diketahui,beberapa
dengan tekanan darah tinggi dan masuk hal yang menyebabkan remaja

72
Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) ISSN 2657-1161 (cetak)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo ISSN 2657-117X (online)

mengalami hipertensi adalah kondisi ijin, tempat dan remaja dalam


hipertensi esensial, hal ini adalah pelaksanaan pengabdian ini
kondisi dimana merupakan lanjutan dari 4. Seluruh siswa/siswi kader kesehatan
masa anak-anak dan akan berlanjut ke di SMA Teuku Umar Semarang yang
dewasa. Remaja dengan hipertensi telah kooperatif mengikuti rangkaian
ringan hanya memerlukan pemeriksaan kegiatan dari awal sampai akhir.
sederhana
DAFTAR PUSTAKA
5. KESIMPULAN Adhikari, K., and Adak, M.R., 2012.
Berdasarkan data diperoleh Behavioural risk factors of non-
sebagian besar siswa/siswi memiliki communicable diseases among
IMT normal, tekanan darah sistolik dan adolescents.Journal of Institute of
diastolic yang normal.Ada beberapa Medicine. Vol. 34:3, 39-43
remaja yang mengalami pre-hipertensi Alisalad.Abdikamal.WHO STEPwise
sistolik sebesar 20% dan 3.3% pada pre approach to chronic disease risk factor
hipertensi diastolic.Pemberian surveillance (STEPS), Promotion of
pendidikan kesehatan tentang UKS Fruits and Vegetables for Health African
Cerdas merupakan upaya meningkatakn Regional Workshop for Anglophone
pengetahuai remaja tentang status gizi Countries Mount Meru Hotel, Arusha,
pada remaja dan tindakan preventif Tanzania; 26 – 30 September, 2011
dalam pemantauan status gizi serta Bhagyalaxmi, A., Trivedi A., Jain, S., 3013.
penyakit degenerative pada Prevalence of Risk Factors of Non-
remaja.Seluruh peserta sangat antusias communicable Diseases in a District of
dengan kegiatan ini dan mereka Gujarat, India.Journal Health Popul
berharap ada kegaitan serupa lagi yang Nutr. 31(1):78-85 diakses dari
mampu meningkatkan pengetahuan https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
remaja tentang kesehatan pada 3617208pada 4 Maret 2017
umumnya. Bradshaw, Debbie, Krisela, S., Naomi, L and
Beatrice, N., Non-Communicable
UCAPAN TERIMAKASIH Disease – A race against time. Diakses
Pada kesempatan ini, kami dari
mengucapkan terimakasih kepada semua http://www.mrc.ac.za/policybriefs/racea
pihak yang telah membantu gainst.pdf pada 2 Juli 2017
terselenggaranya kegiatan ini yaitu Darmawan, Eri Setia. 2016. Faktor-faktor
kepad: Yang Berhubungan Dengan Kejadian
1. Rektor Universitas Ngudi Waluyo Hipertensi Pada Siswa SMA Di
yang telah memberikan kesempatan Kabupaten Semarang. Skripsi.Ungaran:
kepada kami untuk mengabdikan STIKES Ngudi Waluyo.
ilmu kami ke masayarakat Dinkes Kabupaten Semarang. 2015. Profil
2. Ka.LPPM Universitas Ngudi Waluyo Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun
yang telah memberikan arahan 2015.Ungaran: Dinkes Kabupaten Semarang
pelaksaan pengabdian ini diakses
3. Kepala Sekolah SMA Teuku Umar dariwww.semarangkab.go.id/skpd/dinkes/
Semarang yang telah memberikan Dinkes Provinsi Jateng. 2014. Profil

73
ISSN 2657-1161 (cetak) Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
ISSN 2657-117X (online)

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun Nunes, et all., 2016. Clustering of Risk
2014.Semarang: Dinkes Provinsi Jateng. Factors for Non-Communicable
Dinkes Provinsi Jateng. 2015. Profil Diseases among Adolescents from
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun Southern Brazil. Diakses dari
2015.Semarang: Dinkes Provinsi Jateng. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art
Fitrianingsih.2015. Beberapa Faktor Yang icles/PMC4951139/pada 8 Maret2017.
Berhubungan Denagn Kejadian Pranowowati, P., Yuliaji S., dan Sigit A.W.,
Hipertensi Pada Remaja Di SMAN 1 2017. Kajian Masalah Kesehatan Pada
Ungaran Kabupaten Siswa SMA Di Kabupaten
Semarang.Skripsi.Ungaran: STIKES Semarang.Unpublish. Ungaran
Ngudi Waluyo. Rahajeng, E. 2012. Upaya Pengendalian
Isfandari, Siti dan Dina Bisara Lolong.2014. Penyakit Tidak Menular di Indonesia.
Analisa Faktor Risiko Dan Status Jurnal Informasi Kesehatan vol 2.
Kesehatan Remaja Indonesia Pada Direktorat PPTM, P2PL Kementerian
Dekade Mendatang.Buletin Penelitian Kesehatan RI.
Kesehatan. Vol. 42, No. 2, 122-130 Rosanti, Candra. 2010. Gambaran Perilaku
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Berisiko Sebagai Faktor Risiko Penyakit
2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Tidak Menular (Studi Pada Remaja Di 4
Pengembangan Kesehatan Kemenkes Sekolah Menengah Tingkat Atas Kota
RI. Semarang). Skripsi. Semarang: UNDIP
Kemenkes RI. 2015. Petunjuk Teknis diambil dari
Surveilans Penyakut Tidak Menular. http://eprints.undip.ac.id/35215/1/3865.p
Jakarta: Dirjen P2&PL Direktorat df
Pengendalian Penyakit Tidak Menular. World Health Organization (2003) The
Khuwaja, A.K., et all., 2011. Preventable WHO STEPwise approach to
Lifestyle Risk Factors for Non- Surveillance of NonComunication
Communicable Diseases in the Pakistan Disease (STEPS). Jenewa, WHO.
Adolescents Schools Study 1 (PASS-1). World Health Organization.The WHO
Journal of Prevention Medicine and STEPwise approach to
Public Health. Vol. 44, No. 5, 210-217. noncommunicable disease risk factor
Diakses dari http://jpmph.org/ surveillance (STEPS) diakses dari
Masriadi. 2016. Epidemiologi Penyakit www.who.int/chp/steps
Tidak Menular. Jakarta: Trans Info Media.

74

Anda mungkin juga menyukai