Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.

1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

PENGARUH BEBAN KERJA DAN STRES KERJA


TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT HONDA DAYA ANUGRAH MANDIRI
CABANG SUKABUMI

MALIK ABDUL ROHMAN


RULLY MOCH. ICHSAN, SS., MM

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada PT Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang
Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Permasalahan
yang terjadi di PT Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang Sukabumi adalah kondisi
yang fluktuatif mengenai penjualan motor yang menjadi dasar sebagai penilaian
kinerja karyawan di perusahaan, dengan tidak tercapainya target penjualan itu
disebabkan kondisi beban kerja dan stres kerja karyawan yang berlebih sehingga
berpengaruh pada kinerja karyawan. Responden penelitian adalah Karyawan PT
Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang Sukabumi sebanyak 47 orang sebagai
populasi, sedangkan teknik penarikan sampel menggunakan metode Sampling
Jenuh, sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
digunakan sebagai sampel, istilah lain sampel jenuh adalah sensus. Karena
populasinya cukup kecil yaitu sebanyak 47 orang, maka semua populasi dijadikan
sampel. Dengan demikian maka jumlah responden yang diteliti adalah sebanyak 47
orang. Instrumen diuji dengan uji realibilitas dan uji validitas, serta Uji Asumsi
Klasik. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dengan uji Frekuensi dan
Asosiatif dengan koefisien determinasi,Uji Hipotesis Statistik dan Analisis Regresi
Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Beban Kerja (X1) dan Stres
Kerja (X2) memiliki pengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y) yang ditunjukkan
oleh nilai koefisien determinasi sebesar 94,9%, artinya bahwa peningkatan Beban
Kerja dan Stres Kerja yang semakin tinggi dan meningkat akan berpengaruh sebesar
94,9% terhadap peningkatan Kinerja Karyawan PT Honda Daya Anugrah Mandiri
Cabang Sukabumi. Persamaan regresi untuk Beban Kerja dan Stres Kerja terhadap
Kinerja Karyawan adalah Y = 0,538+ (0,345)X1 + (0,534)X2, artinya jika
Koefisien Konstanta sebesar 0,538, artinya jika variabel Beban Kerja (X1) dan Stres
Kerja (X2) atau variabel tersebut dinyatakan nilai nya 0, maka nilai Kinerja
Karyawan (Y) sebesar 0,538. Koefisien b1 = 0,345, artinya apabila Beban Kerja
ditingkatkan sebesar 1 kali semakin tinggi, maka Nilai Kinerja Karyawan akan naik
sebesar 0,345. Koefisien b2 = 0,534, artinya apabila Stres Kerja ditingkatkan
sebesar 1 kali atau semakin tinggi, maka Nilai Kinerja Karyawan akan naik sebesar
0,534.

Kata Kunci : Beban Kerja, Stres Kerja, Kinerja Karyawan

1
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

ABSTRACT
This research was conducted at PT Honda Daya Anugrah Mandiri
Sukabumi Branch. The research method used is a survey method. The problem that
occurs at PT Honda Daya Anugrah Mandiri, Sukabumi Branch is the fluctuating
condition regarding motorbike sales which is the basis for evaluating employee
performance in the company, with not achieving the sales target due to the
workload condition and excessive work stress of the employees so that it affects
employee performance. The research respondents were 47 employees of PT Honda
Daya Anugrah Mandiri Sukabumi Branch as the population, while the sampling
technique used the Saturated Sampling method, saturated sampling was a sampling
technique when all members were used as samples, another term for saturated
samples was census. Because the population is quite small, namely 47 people, all
populations are sampled. Thus, the number of respondents studied was 47 people.
The instrument was tested by using the reliability test and validity test, as well as
the Classical Assumption Test. The research data were analyzed descriptively by
using the frequency and associative test with the coefficient of determination,
statistical hypothesis test and multiple linear regression analysis. The results
showed that: Workload (X1) and Work Stress (X2) have an influence on Employee
Performance (Y) which is indicated by the coefficient of determination of 94.9%,
meaning that the increase in Workload and Work Stress which is higher and
increases will increase. effect of 94.9% on the increase in Employee Performance
of PT Honda Daya Anugrah Mandiri Sukabumi Branch. The regression equation
for Workload and Work Stress on Employee Performance is Y = 0.538+ (0.345) X1
+ (0.534) X2, meaning that if the Constant Coefficient is 0.538, it means that the
Workload (X1) and Work Stress (X2) variables stated the value is 0, then the value
of Employee Performance (Y) is 0.538. The coefficient b1 = 0.345, meaning that if
the Workload is increased by 1 time, the higher the Employee Performance Value
will increase by 0.345. The coefficient b2 = 0.534, meaning that if the Work Stress
is increased by 1 time or higher, the Employee Performance Value will increase by
0.534.

Keywords: Workload, Work Stress, Employee Performance

2
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

I. PENDAHULUAN tersebut dapat dengan mudah seseorang


1.1. Latar Belakang Masalah terserang stres sehingga dapat mempengaruhi
Dalam menjalankan perusahaan tentunya seseorang dalam bekerja. Stres yang tidak
sumber daya manusia adalah hal yang sangat diatasi dengan baik biasanya berakibat pada
penting dimiliki oleh perusahaan dan menjadi ketidak mampuan seseorang untuk
aset utama dalam menjalankan roda berinteraksi secara positif dengan
perusahaan, sehingga perusahaan harus lingkungannya, baik dalam arti lingkungan
mampu memberdayakan sumber daya pekerjaan maupun lingkungan luar. Dari
manusia yang ada agar mampu mencapai pendapat tersebut dapat diartikan jika
target pekerjaan yang diharapakan, dalam karyawan yang diberikan beban kerja yang
upaya pencapaian target pekerjaan terkadang berlebih, yang berujung pada stress kerja,
perusahaan menggunakan berbagai macam maka hal itu akan menimbulkan permasalahan
cara untuk memotivasi dan memaksimalkan dengan karyawan itu sendiri, karena kondisi
potensi dari karyawan yang ada sehingga stres dapat mengakibatkan kondisi
terkadang memberikan beban kerja berlebih ketegangan yang berlebih pada emosi
kepada karyawan, hal itu dilakukan sebagai karyawan, yang bisa menutup pikiran positif
bentuk langkah pengoptimalan kerja karyawan ketika dalam bekerja sehingga
karyawan agar semakin produktif dalam pekerjaan bisa jadi tidak dapat diselesaikan
bekerja, namun dengan memberikan beban sesuai dengan target yang ditetapkan, akan
kerja yang berlebih dapat berakibat kurang tetapi jika stress kerja ini mampu dilewati oleh
baik kepada karyawan yang bisa karyawan dengan lebih positif sebagai bentuk
menimbulkan overload dalam pekerjaan dan tantangan dalam penempaan diri sehingga
terbengkalainya pekerjaan lain yang tidak bisa karyawan akan selalu termotivasi untuk
di selesaikan dalam waktu yang dibutuhkan, menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-
hal ini sesuai dengan pendapat dari Gibson baiknya dan karyawan akan berusaha selalu
dalam Riny Chandra (2017:671) melakukan manajemen waktu dan
menyatakan bahwa beban kerja adalah menentukan skala prioritas dalam
keharusan mengerjakan terlalu banyak tugas penyelesaian pekerjaannya, sehingga stress
atau penyediaan waktu yang tidak cukup kerja ini akan dilewati dengan lebih positif.
untuk menyelesaikan tugas. Dari pernyataan
tersebut beban kerja adalah beban pekerjaan Banyak cara yang dilakukan oleh
yang diberikan oleh perusahaan kepada perusahaan untuk meningkatkan kinerja
karyawan dengan penyediaan waktu yang karyawannya, dimulai dari pemanfaatan
terbatas, sehingga karyawan tidak mampu karyawan yang potensial untuk
untuk menyelesaikannya. menyelesaikan beberapa pekerjaan yang
dinilai mampu oleh perusahaan, pemberian
Beban kerja yang diberikan kepada kompensasi yang layak, perhitungan bonus
karyawan harus seimbang dengan yang progressive semua upaya itu dilakukan
kemampuan dan kompetensi dari karyawan untuk proses meningkatkan kinerja dari
itu sendiri, jika hal itu tidak seimbang dengan karyawan yang mana kinerja karyawan ini
kemampuan yang dimilikinya maka lambat selalu dievaluasi, agar pencapaiannya selalu
laun akan menimbulkan sebuah masalah dapat terpantau, menurut Mahendro
kepada karyawan tersebut salah satunya Sumardjo dan Donni Juni Priansa
adalah stress kerja yang dialami oleh (2018:193) Kinerja adalah perilaku yang
karyawan ketika bekerja, Menurut Paskow nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
dan Libov dalam Wahyudi (2017:153) prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai
menyatakan bahwa stress adalah perasaan sesuai dengan perannya dalam organisasi.
tertekan dan penuh kecemasan yang dialami Dari pendapat tersebut sudah sangat jelas
seseorang, karena sulit mencapai kebutuhan bahwa kinerja adalah sebagi bentuk dari
dan keinginannya. Sehingga dengan kondisi prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan

3
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

sehingga kinerja ini menjadi hal yang bulan September 2019 realisasi penjualan
memang harus dicapai oleh karyawan ketika mengalami kenaikan yang signifikan, akan
dalam bekerja. tetapi jika di ambil rata-rata realisasi
penjualan selama enam bulan ke belakang
Dalam penelitian ini dilakukan di PT mengalami trend penurunan.
Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang Penurunan realisasi penjualan unit sepeda
Sukabumi, dimana dalam hal ini peneliti motor yang tidak tercapai target, walau angka
melakukan kajian mengenai kinerja yang ini dinilai masih cukup bagus untuk penjualan
dicapai oleh karyawan PT Honda Daya unit motor, akan tetapi banyak hal yang yang
Anugrah Mandiri Cabang Sukabumi, kajian melatarbelakangi tidak tercapainya target
kinerja Karyawan ini dapat dilihat dari jumlah penjualan, berikut peneliti ambil dari hasil
pencapaian penjualan motor yang dicapai oleh observasi lapangan mengenai beberapa
semua karyawan PT Honda Daya Anugrah keluhan pegawai mengenai beban kerja yang
Mandiri Cabang Sukabumi, yang secara detil diberikan oleh perusahaan salah satunya
d jabarkan pada tabel 1.1 berikut ini adalah selain melakukan proses penjualan
karyawan juga diharuskan membuat
perencanaan, proses promo penjualan yang
dilakukan door to door, serta prose survei
yang dinilai sangat rumit apalagi terkait
leasing pembiayaan yang sangat ketat, proses
administrasi laporan penjualan, kondisi
pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan yang
sudah melebihi kapasitasnya dalam bekerja
karena banyak proses administrasi pekerjaan
yang harus diselesaikan, terkadang pekerjaan
tersebut oleh karyawan dinilai sebagai beban
kerja yang overload yang karyawan tidak
mampu menyelesaikannya dalam waktu yang
secara bersamaan, dengan kondisi itu kadang
Dari data yang didapatkan bahwa PT
membuat karyawan memiliki tekanan dalam
Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang
bekerja sehingga tidak memungkinkan
Sukabumi menetapkan target penjualan setiap
karyawan mengalami stress yang berlebih
bulannya adalah sebanyak 400 unit sepeda
dalam bekerja, sehingga dengan kondisi
motor, target penjualan ini adalah target untuk
beban kerja yang menimbulkan stress kepada
perusahaan, sedangkan masing-masing
karyawan membuat tingkat kinerja karyawan
karyawan diberikan beban target sebanyak
terganggu bahkan terhambat, akan tetapi
25-30 motor per bulan yang harus di jual. Dari
dalam kondisi tertentu stress kerja juga dapat
data penjualan selama tahun 2019, terlihat
menjadi pemicu untuk karyawan agar selalu
pada bulan Januari sampai dengan Juni
dapat meningkatkan kinerjanya, hal ini
penjualan dinilai sangat baik, hal itu terlihat
tergantung jenis stress yang dihadapi oleh
dari target penjualan yang selalu tercapai,
karyawan, Menurut Riny Chandra (2017:
walau ada Januari, Mei dan Juni tidak tercapai
677) menyatakan bahwa beban kerja
target, tapi angka ini dinilai masih sangat
berpengaruh negatif pada kinerja karyawan
wajar, sehingga penjualan pada semester
sehingga beban kerja yang berlebih dapat
pertama di tahun 2019 dinilai sangat baik.
menurunkan tingkat kinerja karyawan,
Sedangkan penjualan dari Semester kedua
berbeda dengan stress kerja yang semakin
di tahun 2019, terlihat pada bulan Juli 2019
tinggi akan membuat tingkat kinerja
realisasi penjualan motor mencapai 350 unit
karyawan akan semakin baik. Artinya kondisi
atau setara dengan 87,50%, dan realisasi
beban kerja yang berlebih pada karyawan
penjualan pada bulan Agustus 2019
akan berdampak pada penurunan kinerja
mengalami penurunan kembali, walau pada

4
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

karyawan itu sendiri, karena banyak pekerjaan 2. Untuk mengetahui Pengaruh Beban
yang tidak dapat diselesaikan dalam waktu Kerja terhadap Kinerja Karyawan Pada
yang bersamaan, sedangkan stress kerja yang PT Honda Daya Anugrah Mandiri
semakin tinggi akan membuat karyawan Cabang Sukabumi.
terpacu dan berusaha menyelesaikan masalah 3. Untuk mengetahui Pengaruh Stres Kerja
yang membuat karyawan stress, sehingga terhadap Kinerja Karyawan Pada PT
kondisi stress seperti ini dapat dinilai positif Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang
oleh karyawan. Sukabumi.
Berdasarkan uraian dan paparan 4. Untuk mengetahui Pengaruh Beban
permasalahan yang terjadi serta dukungan Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja
dari teori yang ada, maka penulis tertarik Karyawan Pada PT Honda Daya
untuk meneliti “Pengaruh Beban Kerja dan Anugrah Mandiri Cabang Sukabumi.
Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan
PT Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang 1.4.Kerangka Pemikiran
Sukabumi”. Secara umum dalam hal tertentu waktu
akhir dalam mengerjakan pekerjaan dalam
1.2.Rumusan Masalah kondisi (dead line) justru dapat meningkatkan
Berdasarkan latar belakang penelitian, motivasi dan menghasilkan prestasi kerja
maka masalah pokok yang akan dikaji dalam yang tinggi, namun desakan waktu juga dapat
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai menjadi beban kerja berlebihan kuantitatif
berikut: ketika hal ini mengakibatkan munculnya
1. Bagaimana Beban Kerja, Stres Kerja dan banyak kesalahan atau kondisi kesehatan
Kinerja Karyawan Pada PT Honda Daya seseorang berkurang, sehingga kondisi beban
Anugrah Mandiri Cabang Sukabumi. kerja yang berlebihan dapat berakibat pada
2. Bagaimana Pengaruh Beban Kerja turunnya kinerja karyawan karena karyawan
terhadap Kinerja Karyawan Pada PT tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang
Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang belebihan melebihi kapasitas kemampuannya.
Sukabumi. Menurut Suci R. Mar’ih (2017:22)
3. Bagaimana Pengaruh Stres Kerja terhadap menyatakan bahwa beban kerja adalah jumlah
Kinerja Karyawan pada PT Honda Daya pekerjaan besar yang harus dilaksanakan
Anugrah Mandiri Cabang Sukabumi seperti jam kerja yang cukup tinggi, tekanan
4. Bagaimana Pengaruh Beban Kerja dan kerja yang cukup besar, atau berupa besarnya
Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan tanggung jawab yang besar atas pekerjaan
pada PT Honda Daya Anugrah Mandiri yang diampunya.
Cabang Sukabumi Beban kerja yang diberikan kepada
karyawan harus seimbang dengan
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian kemampuan dan kompetensi dari karyawan
Maksud penelitian ini adalah untuk itu sendiri, jika hal itu tidak seimbang dengan
memperoleh data dan gambaran yang jelas kemampuan yang dimilikinya maka lambat
tentang hubungan Beban Kerja dan Stres laun akan menimbulkan sebuah masalah
Kerja dengan Kinerja Karyawan pada PT kepada karyawan tersebut salah satunya
Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang adalah stres kerja yang dialami oleh karyawan
Sukabumi. ketika bekerja, Menurut Paskow dan Libov
Adapun penelitian ini mempunyai tujuan dalam Wahyudi (2017:153) menyatakan
sebagai berikut: bahwa stress adalah perasaan tertekan dan
1. Untuk mengetahui Beban Kerja, Stres penuh kecemasan yang dialami seseorang,
Kerja dan Kinerja Karyawan Pada PT karena sulit mencapai kebutuhan dan
Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang keinginannya. Keinginan disini adalah
Sukabumi. mencapai target pekerjaan yang dibebankan
oleh perusahaan kepada setiap karyawan,

5
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

sehingga jika target pekerjaan tidak tercapai, kondisi stress seperti ini dapat dinilai positif
maka akan membuat karyawan merasa oleh karyawan.
tertekan dan penuh kecemasan karena Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
pekerjaannya tidak selesai. digambarkan kerangka pemikiran penelitian
Sedangkan teori mengenai variable sebagai berikut:
Kinerja karyawan menurut Menurut
Mahendro Sumardjo dan Donni Juni Priansa
(2018:193) Kinerja adalah perilaku yang
nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai
sesuai dengan perannya dalam organisasi.
Teori Beban Kerja (X1) terhadap Kinerja
(Y) Menurut Jeky, Sofia dan Wehelmina
(202018:20) Beban Kerja untuk pegawai pada
sebuah perusahaan jangan sampai mengalami
kenaikan yang dapat menyebabkan
menurunya potensi kinerja karyawan. Artinya
perusahaan jangan memberikan beban
pekerjaan kepada karyawan dengan berlebih,
karena dengan beban kerja yang berlebih
dapat menurunkan kinerja karyawan dalam
bekerja, sehingga pengaruh beban kerja
terhadap kinerja karyawan bersifat negatif.
Teori Stres Kerja (X2) terhadap Kinerja
(Y) menurut Rachel, William dan Wehelmina
(2018:48) Menyatakan bahwa Stres Kerja
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan, karena jika Stres Kerja
meningkat maka akan mengurangi potensi Gambar 1.1
Kinerja Karyawan dan jika sebaliknya Stres Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerja menurun maka akan meningkatkan
potensi kinerja karyawan. II. TINJAUAN PUSTAKA
Teori Beban Kerja (X1) dan Stres Kerja 2.1.Definisi Beban Kerja (X1)
(X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) Menurut Pengertian Beban Kerja Menurut Suci R.
pendapat Riny Chandra (2017: 677) Mar’ih (2017:22) menyatakan bahwa beban
menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh kerja adalah jumlah pekerjaan besar yang
negatif pada kinerja karyawan sehingga beban harus dilaksanakan seperti jam kerja yang
kerja yang berlebih dapat menurunkan tingkat cukup tinggi, tekanan kerja yang cukup besar,
kinerja karyawan, berbeda dengan stress kerja atau berupa besarnya tanggung jawab yang
yang semakin tinggi akan membuat tingkat besar atas pekerjaan yang diampunya.
kinerja karyawan akan semakin baik. Artinya Menurut Suci R. Ma’rih (2017:23)
kondisi beban kerja yang berlebih pada menyatakan bahwa beban kerja kualitatif akan
karyawan akan berdampak pada penurunan berhubungan dengan mampu tidaknya pekerja
kinerja karyawan itu sendiri, karena banyak melaksanakan pekerjaan yang diampunya.
pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dalam Sunarso dalam Jeky, Sofia dan
waktu yang bersamaan, sedangkan stress kerja Wehelmina (2018:21) Beban kerja adalah
yang semakin tinggi akan membuat karyawan sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang
terpacu dan berusaha menyelesaikan masalah harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi
yang membuat karyawan stress, sehingga atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu. Sedangkan menurut Permendagri

6
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

No.12/2008 menyatakan bahwa beban kerja 2.3.Definisi Kinerja Karyawan (Y)


adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul Pengertian Kinerja Menurut Mahendro
oleh suatu jabatan/unit organisasi dan Sumardjo dan Donni Juni Priansa
merupakan hasil kali antara volume kerja dan (2018:193) Kinerja adalah perilaku yang
norma waktu. Jika kemampuan pekerja lebih nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
tinggi daripada tuntutan pekerjaan,akan prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai
muncul perasaan bosan. Namun sebaliknya, sesuai dengan perannya dalam organisasi.
jika kemampuan pekerja lebih rendah Keberhasilan organisasi sangat ditentukan
daripada tuntutan pekerjaan,maka akan oleh kualitas sumberdaya manusia yang ada di
muncul kelelahan yang lebih. Beban kerja dalamnya. Seiring dengan persaingan bisnis
yang dibebankan kepada karyawan dapat yang semakin kompetitif sebagai akibat dari
dikategorikan kedalam tiga kondisi, yaitu perubahan selera pelanggan, teknologi, dan
beban kerja yang sesuai standar, beban kerja perubahan landscape bisnis, maka setiap
yang terlalu tinggi (over capacity) dan beban organisasi membutuhkan sumberdaya
kerja yang terlalu rendah (under capacity). manusia yang memiliki kompetensi dan
Dimensi Beban kerja adalah : kinerja yang superior. Dengna kata lain,
1. Beban Kerja Fisik organisasi tidak hanya mampu memberikan
2. Beban Kerja Psikis pelayanan yang memuaskan bagi
3. Aspek Pemanfaatan Waktu pelanggannya (customer satisfaction) namun
juga berorientasi pada penciptaan nilai bagi
2.2.Definisi Stres Kerja (X2) pelanggannya (customer value). Dengan
Pengertian Stres kerja Menurut Paskow demikian, organisasi bukan hanya
dan Libov dalam Wahyudi (2017:153) membangun dan berfokus pada kinerja dan
menyatakan bahwa stress adalah perasaan Kinerja Karyawan pegawai yang tinggi,
tertekan dan penuh kecemasan yang dialami namun juga terhadap proses penciptaan
seseorang, karena sulit mencapai kebutuhan kinerja dan Kinerja Karyawan yang handal
dan keinginannya. Stres yang tidak diatasi melalui pengembangan pegawai yang sesuia
dengan baik biasanya berakibat pada ketidak dengan kebutuhan.
mampuan seseorang untuk berinteraksi secara Kinerja dalam bahasa inggris disebut
positif dengan lingkungannya, baik dalam arti dengan job perfomance atau actual
lingkungan pekerjaan maupun lingkungan perfomance atau level of perfomance, yang
luar. merupakan tingkat tingkat keberhasilan
Menurut Robbin dalam Wahyudi (2017: 152) pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.
menyatakan bahwa stres tidak selalu buruk Kinerja bukan merupakan karakteristik
dan negative, orang yang ingin berkinerja individu, seperti bakat, atau kemampuan,
unggul merasa tidak puas terhadap hasil yang namun merupakan perwujudan dari bakat atau
dicapai dan selalu ingin meningkatkan hasil kemampuan itu sendiri. Kinerja merupakan
yang lebih baik untuk mendapat promosi akan perwujudan dari dari kemampuan dalam
berhadapan dengan tantangan yang beresiko bentuk karya nyata. Kinerja merupakan hasil
stress. Namun jika promosi tidak penting bagi kerja yang dicapai pegawai dalam
anda, makan anda tidak mempunyai alasan mengemban tugas dan pekerjaan yang bersal
merasakan stress dalam bekerja. Stres kerja dari organisasi.
akan muncul apabila terdapat kesenjangan Mathis dan Jackson dalam Mahendro
antara kemampuan individu dengan Sumardjo dan Donni Juni Priansa (2018:193)
tuntutantuntutan dari pekerjaannya. menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya
Dimensi Stres Kerja adalah : adalah apa yang dilakukan atau tidak
1. Faktor Lingkungan dilakukan oleh pegawai dalam pengemban
2. Faktor Organisasi pekerjaannya. Rivai dan Segala dalam
3. Faktor Individu Mahendro Sumardjo dan Donni Juni Priansa
(2018:193) menyatakan bahwa kinerja adalah

7
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

perilaku yang nyata yang diterampilkan setiap perwujudan atas pekerjaan yang telah
orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan dihasilkan atau dilemban pegawai. Hasil
oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam tersebut tercatat dengan baik sehingga tingkat
organisasi. ketercapaian kinerja yang seharusnya dengan
Bernadin dan Russel dalam Mahendro apa yang terjadi dapat dievaluasi dengan baik.
Sumardjo dan Donni Juni Priansa (2018:193) Dimana Kinerja Karyawan memiliki tiga
menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil dimensi yaitu :
yang diproduksi oleh fungsi pekerjaan 1. Kuantitas Pekerjaan
tertentu atau kegiatan-kegiatan pada 2. Kualitas Pekerjaan
pekerjaan tertentu selama periode waktu 3. Kemandirian
tertentu. Hasil kerja tersebut merupakan hasil 4. Inisiatif
dari kemampuan, keahlian, dan keinginan 5. Adaptabilitas
yang dicapai. Milkovich dan Boudreau dalam 6. Kerjasama.
Mahendro Sumardjo dan Donni Juni Priansa
(2018:193) menyatakan bahwa kinerja adalah 2.4.Pengaruh Beban Kerja (X1) terhadap
tingkat dimana pegawai melaksanakan Kinerja Karyawan (Y)
pekerjaannya sesuai dengan syarat-syarat Teori Beban Kerja (X1) terhadap Kinerja
yang telah ditentukan. (Y) Menurut Jeky, Sofia dan Wehelmina
Kinerja menurut Robbins dalam (202018:20) Beban Kerja untuk pegawai pada
Mahendro Sumardjo dan Donni Juni Priansa sebuah perusahaan jangan sampai mengalami
(2018:194) berkaitan dengan banyaknya kenaikan yang dapat menyebabkan
upaya yang dikeluarkan individu pada menurunya potensi kinerja karyawan. Artinya
pekerjaannya. Sinambela, dkk dalam perusahaan jangan memberikan beban
Mahendro Sumardjo dan Donni Juni Priansa pekerjaan kepada karyawan dengan berlebih,
(2018:194) menyatakan bahwa yang karena dengan beban kerja yang berlebih
dimaksud dengan kinerja adalah kemampuan dapat menurunkan kinerja karyawan dalam
pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian bekerja, sehingga pengaruh beban kerja
tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, terhadap kinerja karyawan bersifat negatif.
sebab dengan kinerja ini akan diketahui
seberapa jauh kemampuan pegawai dalam 2.5.Pengaruh Stres Kerja (X2) terhadap
melaksanakan tugas yang dibebankan Kinerja Karyawan (Y)
kepadanya. Untuk itu diperlukan penentuan Teori Stres Kerja (X2) terhadap Kinerja
kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan (Y) menurut Rachel, William dan Wehelmina
secara bersama-sama yang dijadikan sebagai (2018:48) Menyatakan bahwa Stres Kerja
acuan. berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Harsuko dalam Mahendro Sumardjo dan Kinerja Karyawan, karena jika Stres Kerja
Donni Juni Priansa (2018:193) menyatakan meningkat maka akan mengurangi potensi
bahwa yang dimaksud dengna kinerja adalah Kinerja Karyawan dan jika sebaliknya Stres
sejauh mana seseorang telah memainkan Kerja menurun maka akan meningkatkan
baginya dalam melaksanakan strategi potensi kinerja karyawan.
organisasi, baik dalam mencapai sasaran
khusus yang berhubungan dengan peran 2.6.Pengaruh Beban Kerja (X1) dan Stres
perorangan dan atau dengan memperlihatkan Kerja (X2) terhadap Kinerja
kompetensi yang dinyatakan relevan bagi Karyawan (Y)
organisasi. kinerja adalah suatu konsep yang Beban kerja dan Stres Kerja adalah dua hal
multi dimensional mencakup tiga aspek yaitu yang saling berhubungan dimana dalam
sikap (attitude), kemampuan (ability), dan kesehariannya di dalam dunia kerja hal ini
prestasi (accomplishment). sering terjadi pada karyawan yang kondisi
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang pekerjaan nya dalam kondisi tekanan yang
dimaksud dengan kinerja adalah merupakan sangat tinggi, sehingga beban kerja dan stres

8
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

kerja saling berpangaruh baik positif maupun deskripsi tentang suatu keadaan secara
negative terhadap kinerja karyawan, menurut objektif.
pendapat Riny Chandra (2017: 677) Sedangkan Penelitian asosiatif menurut
menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh Wiratna Sujarweni (2015:74) “Penelitian
negatif pada kinerja karyawan sehingga beban Asosiatif merupakan penelitian yang
kerja yang berlebih dapat menurunkan tingkat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
kinerja karyawan, berbeda dengan stress kerja dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini
yang semakin tinggi akan membuat tingkat maka akan dapat dibangun suatu teori yang
kinerja karyawan akan semakin baik. Artinya dapat berfungsi untuk menjelaskan,
kondisi beban kerja yang berlebih pada meramalkan dan mengontrol suatu gejala,
karyawan akan berdampak pada penurunan metode penelitian ini digunakan untuk
kinerja karyawan itu sendiri, karena banyak melihat hubungan antara dua variabel atau
pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dalam lebih. Penelitian Asosiatif dapat dikatakan
waktu yang bersamaan, sedangkan stress kerja sebagai kelanjutan dari metode deskriptif
yang semakin tinggi akan membuat karyawan dimana kita hanya menghimpun, menyajikan
terpacu dan berusaha menyelesaikan masalah data secara cermat dan teliti, akan tetapi
yang membuat karyawan stress, sehingga metode deskriptif tidak melakukan uji
kondisi stress seperti ini dapat dinilai positif hipotesis tentang hubungan antar variabel.
oleh karyawan.
3.2.Populasi dan Sampel
III. METODELOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini yang termasuk dalam
3.1.Rancangan Penelitian populasi adalah seluruh Karyawan Divisi
Berdasarkan metode yang digunakan, Nurman PT Honda Daya Anugrah Mandiri
maka penelitian yang dilakukan Cabang Sukabumi sebanyak 47 Karyawan.
menggunakan metode survey, Menurut Teknik Sampling menurut Sugiyono
Wiratna Sujarweni (2015:71) menyatakan (2017:81) teknik penarikan sampel adalah
bahwa metode survei merupakan penelitian untuk menentukan sampel yang akan
yang dilakukan untuk mengumpulkan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
informasi yang dilakukan dengan cara teknik sampling yang digunakan. Teknik
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan sampling yang digunakan dalam penelitian ini
pada responden. Dalam penelitian survei adalah Non Probability Sampling artinya
digunakan untuk meneliti gejala suatu teknik pengambilan sampel yang tidak
kelompok atau perilaku individu. Penggalian memberi peluang/kesempatan sama bagi
data dapat melalui kuesioner dan wawancara. setiap unsur atau anggota populasi untuk
Apabila dilihat berdasarkan tingkat dipilih menjadi sampel. Maka dari itu teknik
eksplanasi, metode penelitian yang penulis yang digunakan dalam penentuan jumlah
gunakan merupakan gabungan dari metode sampel adalah dengan menggunakan metode
deskriptif dan metode asosiatif, Wiratna sampling Jenuh, menurut Sugiyono
Sujarweni (2015:74) “Penelitian Deskriptif (2017:85) sampling jenuh adalah teknik
adalah penelitian yang dilakukan untuk penentuan sampel bila semua anggota
mengetahui nilai masing-masing varibel, baik digunakan sebagai sampel, istilah lain sampel
satu variabel atau lebih sifatnya indenpenden jenuh adalah sensus. Karena populasinya
tanpa membuat hubungan maupun cukup kecil yaitu sebanyak 47 orang, maka
perbandingan dengan variabel yang lain. semua populasi dijadikan sampel. Dengan
Variabel tersebut dapat menggambarkan demikian maka jumlah responden yang diteliti
secara sistematik dan akurat mengenai adalah sebanyak 47 orang.
populasi atau mengenai bidang tertentu. Atau
dapat juga dikatakan sebagai penelitian yang
dilakukan untuk memberikan gambaran atau

9
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

3.3.Metode Pengumpulan Data Tabel 3.1


Teknik pengumpulan data dengan angket Operasionalisasi Variabel
yaitu dengan cara mengedarkan daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh responden
yang akan dijadikan sampel dari populasi.
Menurut Wiratna Sujarweni (2015:94) dalam
metode pengumpulan data penelitian
menggunakan beberapa langkah berikut ini
yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada obyek penelitian.
Teknik pengumpulan data observasi ini
dilakukan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar.
2. Wawancana
Wawancara adalah salah satu instrumen
yang digunakan untuk menggali data
secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan
secara mendalam agar kita mendapatkan
data yang valid dan detil.
3. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada para responden
untuk dijawab. Kuesioner merupakan
instrumen pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan
diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
para responden.

3.4.Definisi Operasional Variabel


Agar konsep variabel yang diajukan
dalam penelitian dapat diukur, maka variabel
tersebut didefinisikan terlebih dahulu agar
terdapat kesamaan persepsi dalam mengkaji
3.5.Uji Hipotesis
konsep yang sedang diteliti. Menurut Wiratna Pengujian Hipotesis dimaksudkan sebagai
Sujarweni (2015:77) Operasional variabel cara untuk menentukan apakah satu dugaan
penelitian dimaksudkan untuk memahami arti hipotesis tersebut sebaiknya diterima atau
setiap variabel penelitian sebelum dilakukan ditolak.
analisis, instrumen, serta sumber pengukuran 1. Uji t
berasal dari mana. Menurut Ghozali (2013:98), Uji t (Parsial)
pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen

10
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

secara individual dalam enerangkan variasi 2. Uji Asumsi Klasik


variabel dependen. a. Uji Normalitas
2. Uji F Uji normalitas data bertujuan untuk
Menurut Ghozali (2013:98), Uji F mengkaji apakah data variabel bebas dan data
(Simultan) pada dasarnya menunjukan apakah variabel terikat pada persamaan regresi telah
semua variabel independen atau bebas yang terdistribusi normal. Uji Normalitas data
dimasukan dalam model mempunyai menggunakan rasio skewness dan rasio
pengaruh secara bersama-sama terhadap kurtosis Santoso (2014;53).
variabel dependen/terikat. Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan rasio
3.6.Metode Analisi Data skewness dan rasio kurtosis. Rasio Skewness
1. Uji Instrumen adalah nilai skewness dibagi dengan standar
a. Uji Reliabilitas Intrumen error skewness; sedangkan rasio kurtosis
Uji Reliabilitas dilakukan terhadap item adalah nilai kurtosis dibagi dengan standar
pertanyaan dan yang dinyatakan valid. Uji ini error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio
digunakan untuk mengukur suatu kuesioner kurtosis dan skewness berada diantara -2
yang merupakan indikator dari variabel atau hingga +2, maka distribusi data adalah
konstruk. Suatu kuesiner dikatakan reliabel normal. Santoso (2000;53)
atau handal jika jawaban seseorang terhadap b. Uji Multikolonieritas
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari Menurut Ghozali (2011:105),
waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan multikolinearitas bertujuan untuk menguji
reliabel jika memiliki alpha Cronbach > 0,60. apakah model regresi ditemukan adanya
Wiratna Sujarweni (2015:169). Alasan korelasi antar variabel bebas (independen).
penggunaan teknik ini, karena koefisien  - Jika variabel independen saling berkorelasi,
croncbach merupakan indeks yang cukup maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
sempurna dalam mengukur reabilitas Variabel ortogonal adalah variabel
konsistensi antar butir. independen yang nilai korelasi antar sesama
b. Uji Validitas Instrumen variabel independen sama dengan nol.
Uji Validitas Instrumen digunakan Multikolinearitas dapat juga dilihat dari
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu (1) nilai tolerance (2) variance inflation
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah atau model (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
valid jika pertanyaan pada kuesioner tersebut setiap variabel independen manakah yang
mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
oleh kuesioner itu. Wiratna Sujarweni Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
(2015:165). Untuk pengujian validitas nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).
instrumen, dalam hal ini penulis Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menggunakan pengujian validitas konstruk menunjukan adanya multikolinearitas adalah
(construct validity). Setelah data nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai
ditabulasikan, maka pengujian validitas VIF ≥ 10.
konstruk dilakukan dengan analisis item, c. Uji Heterokedastisitas
dimana skor butir dikorelasikan dengan skor Menurut Ghozali (2013:134), menyatakan
total. Kemudian rumus yang digunakan untuk bahwa uji heterokedastisitas bertujuan untuk
mengkorelasikan tiap butir instrumen yaitu menguji apakah dalam model regresi terjadi
dengan menggunakan rumus korelasi Product ketidaksamaan variance dari residual satu
Moment. Wiratna Sujarweni (2015:165). pengamatan ke pengamatan lain. Jika
Kriteria validasi adalah jika koefisien variance dari residual pengamatan ke
korelasi bernilai > 0,3, maka butir dinyatakan pengamatan lain tetap, maka disebut
valid. Wiratna Sujarweni (2015:165). homokedasitisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik

11
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

adalah homokedastisitas atau tidak terjadi Tabel 3.2


heterokedastitas. Pedoman untuk memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi
3. Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini teknik analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif. Kajian
deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai
masing-masing varibel, baik satu variabel atau
lebih sifatnya indenpenden tanpa membuat
hubungan maupun perbandingan dengan
variabel yang lain. Informasi yang dihasilkan 5. Analisis Koefisien Determinasi
oleh kajian deskriptif dapat membantu kita (1) Uji R2 atau uji determinasi merupakan
memahami karakteristik suatu kelompok suatu ukuran yang penting dalam regresi,
dalam kondisi tertentu,(2) berpikir sistematis karena dapat menginformasikan baik atau
mengenai berbagai aspek dari kondisi tidaknya model regresi yang terestimasi, atau
tertentu,(3) menawarkan ide untuk dengan kata lain angka tersebut dapat
penyelidikan atau penelitian lebih lanjut dan mengukur seberapa dekatkah garis regresi
(4) membuat keputusan-keputusan sederhana yang terestimasi dengan data sesungguhnya.
(Wiratna Sujarweni, 2015:74). Nilai koefisien determinan (R2) ini
mencerminkan seberapa besar variasi terikat
4. Analisis Korelasi Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X.
Analisis korelasi dapat digunakan untuk Bila nilai koefisien determinasi sama dengan
menguji hipotesis yang bersifat assosiatif, 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat
yaitu untuk mengetahui kekuatan dan diterangkan oleh X sama sekali.
signifikansi hubungan antara dua variabel. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari
Analisis korelasi ini digunakan untuk Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh
mengetahui hubungan dua variabel, yaitu X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua
antara variabel independent dan variabel titik pengamatan berada tepat pada garis
dependent yang diteliti, apakah mempunyai regresi. Dengan demikian baik atau buruknya
hubungan yang kuat atau lemah. Adapun suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2
korelasi yang digunakan dalam analisis ini nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.
yaitu rumus Pearson : Koefisien determinasi dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
rxy =
𝑛(∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦) Koefisien Determinasi (Kd) = R2 x 100%
√{𝑛(∑ 𝑥 2 )−∑ 𝑥)2 }{𝑛(∑ 𝑦 2 )−(∑ 𝑦)2 }

Keterangan :
Sumber : Sugiyono (2017:228) Kd = Nilai koefisien dterminasi
2
R = Koefisien korelasi product moment
Ket : 100% = Pengali yang menyatakan dalam
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan persentase
variabel Y
n = Jumlah pengamatan (sampel) 6. Analisis Regresi Linier Berganda
X = Nilai variabel bebas (Beban Kerja dan Menurut Sugiyono (2017:277), Analisis
Stres Kerja) regresi linier berganda digunakan oleh
Y = Nilai variabel terikat (Kinerja Karyawan) peneliti bermaksud meramalkan bagaimana
keadaaan (naik turunnya) variabel dependen
Selanjutnya besar nilai r dapat (Kriterium), bila dua atau lebih variabel
diinterpretasi untuk memperkirakan kekuatan independen sebagai faktor predictor
hubungan korelasi, seperti ditampilkan pada dimanipulasi (di naik turunkan nilainya). Jadi
tabel di bawah ini analisis regresi linier berganda akan dilakukan

12
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

bila jumlah variabel independennya minimal B1 ..... B2 = Nilai koefisien regresi /


dua. parameter koefisien regresi variabel
Penggunaan analisis regresi linier dalam independen
suatu kegiatan penelitian ditujukan untuk Untuk mencari a dan b dapat digunakan
memberikan penjelasan dan besarnya metode Least Square sebagai berikut :
hubungan (model) antara dua variabel atau
lebih. Variabel yang digunakan, yaitu variabel
dependen (terikat) dengan notasi Y dimana
posisi variabel dependen sebagai variabel
yang dipengaruhi oleh variabel lainnya,
sedangkan variabel indenpenden yang
dinotasikan X posisinya sebagai variabel yang Tujuan analisis regresi linier berganda
mempengaruhi variabel dependen atau tidak adalah untuk mengukur intensitas hubungan
dipengaruhi oleh variabel lain. Banyak para antara dua variabel atau lebih dan membuat
ahli yang menyatakan variabel dependen perkiraan nilai Y atau X. Data yang digunakan
sebagai respons dan variabel independen untuk variabel independen X berupa data
sebagai variabel prediktor. pengamatan yang tidak ditetapkan
Sebelum melakukan analisis regresi linier sebelumnya oleh peneliti atau disebut data
berganda, maka perlu dilakukan beberapa primer maupun data yang telah ditetapkan
pengujian agar nantinya menghasilkan (dikontrol) oleh peneliti sebelumnya atau
persamaan linier mampu menjawab disebut data sekunder.
permasalahan. Perbedaannya dengan menggunakan data
Adapun persyaratan tersebut adalah uji sekunder, informasi yang diperoleh lebih kuat
asumsi klasik yang sudah dipaparkan pada dalam menjelaskan hubungan sebab akibat
bahasan sebelumnya. “Analisis regresi linier antara variabel X dan variabel Y. Sedangkan,
berganda yaitu untuk mengetahui dan pada data primer informasi yang diperoleh
mengukur ada atau tidaknya pengaruh antara belum tentu merupakan hubungan sebab –
Beban Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja akibat. Biasanya, data sekunder diperoleh dari
Karyawan, yang dinyatakan dalam bentuk perusahaan dan data primer diperoleh dengan
persamaan matematik”. Ridwan (2010 : 253). menggunakan kuesioner.
Adapun definisi dari regresi linier
berganda menurut Lapiyoadi da Ikhsan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
(2015:157). “Analisi regresi linier berganda 4.1.Uji Instrumen
merupakan analisis statistik yang 1. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Beban
menghubungkan antara dua variabel Kerja (X1)
independen atau lebih (X1, X2, ......., Xn)
dengan variabel dependen Y”. Secara umum Cronbach's Alpha N of Items
rumus model regresi linier berganda adalah
sebagai berikut : .788 10

Y = a + b1X1 + b2X2 + .............. + bnXn + et


Nilai Cronbac’h alpha sebesar 0.788 nilai
Keterangan : ini termasuk pada range nilai >0,6 yang
Y = Variabel dependen (Kinerja artinya instrumen variabel Beban Kerja
Karyawan nilai yang diprediksikan) Cukup reliabel. Hal ini juga berarti bahwa
A = Nilai konstanta / parameter intercept jawaban responden adalah konsisten atau
X1 .... Xn = Variabel independen ke-i seragam.
X1 = Variabel independen (Beban Kerja) X2
= Variabel independen (Stres Kerja)

13
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Stres 5. Hasil Uji Validitas Variabel Stres Kerja
Kerja (X2) (X2)
Tabel 4.2
Cronbach's Alpha N of Items Hasil Uji Validitas Stres Kerja (X2)

.872 13

Nilai Cronbac’h alpha sebesar 0.872


nilai ini termasuk pada range nilai >0,8 yang
artinya instrumen variabel Stres Kerja Sangat
reliabel. Hal ini juga berarti bahwa jawaban
responden adalah konsisten atau seragam.
3. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja
Karyawan karyawan (Y)

Cronbach's Alpha N of Items


Berdasarkan hasil uji validitas tersebut
.827 16 maka dari 13 butir pernyataan, maka hanya 12
butir pernyataan dinyatakan valid atau hanya
12 pernyataan dapat dijadikan ukuran apa
Nilai Cronbac’h alpha sebesar 0.827 yang hendak diukur yaitu mengukur Stres
nilai ini termasuk pada range nilai >0,8 yang Kerja.
artinya instrumen variabel Kinerja Karyawan
Karyawan Sangat reliabel. Hal ini juga berarti 6. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja
bahwa jawaban responden adalah konsisten Karyawan (Y)
atau seragam. Tabel 4.2
4. Hasil Uji Validitas Variabel Beban Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan (Y)
Kerja (X1)
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Beban Kerja (X1)

Berdasarkan hasil uji validitas tersebut


maka dari 10 butir pernyataan, maka semua
butir pernyataan dinyatakan valid atau semua Berdasarkan hasil uji validitas dari 16
pernyataan dapat dijadikan ukuran apa yang butir pertanyaan hasilnya hanya 15 butir
hendak diukur yaitu mengukur Beban Kerja. pernyataan yang hasilnya valid, atau hanya 15
butir pernyataan dapat mengukur apa yang
hendak diukur yaitu mengukur Kinerja
Karyawan.

14
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

4.2.Uji Asumsi Klasik 2. Uji Multikolonieritas


1. Uji Normalitas Tabel 4.4
Tabel 4.3 hasil Uji Multikolonieritas
Hasil Uji Normalitas

Dari hasil pengujian multikolineoritas


yang dilakukan diketahui bahwa nilai
Berdasarkan table tersebut didapat bahwa Variance Inflation Factor (VIF) dua variabel
rasio skewness = -0.331/0,347= 0,953; yaitu lebih kecil dari 10 dengan nilai
sedangkan rasio kurtosis = -0,472 / 0,681= - Tolerance > 0.01 sehingga 0,633 > 0.01 dan
0,693. Pada rasio skewness nilai nya tidak 1.580 < 10, bisa diduga bahwa tidak ada
berada pada range -2 hingga +2, artinya ada Multikolinearitas antar variabel independen
sebagian data yang tidak terdistribusi dengan dalam model regresi.
normal, akan tetapi pada rasio kurtosis ada
pada range diantara -2 hingga +2, maka 3. Uji Heterokedastisitas
sebagian data terdistribusi dengan normal.

Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Dari gambar 4.2 diatas, yang menunjukan
bahwa tidak ada pola tertentu karena
menyebar tidak beraturan di atas dan di bawah
sumbu 0 pada sumbu Y, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
Gambar 4.1 heterokedastisitas pada model regresi,
Hasil Uji Normalitas sehingga model regresi layak untuk dipakai
untuk memprediksi variabel terikat Kinerja
Karyawan (Y) berdasarkan kedua variabel
bebas yang digunakan yaitu Beban Kerja (X1)
dan Stres Kerja (X2).

15
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

4.3.Penilaian Beban Kerja (X1), Stres Responden sangat


Kerja (X2) dan Kinerja Karyawan (Y) setuju sebesar
1. Penilaian Variabel Beban Kerja (X1) 17,0%
Tabel 4.4 10 Nyaman Responden Setuju
Hasil Penilaian Variabel Beban Kerja (X1) bekerja dalam sebesar 68,1%
jangka waktu Responden sangat
No Indikator Jawaban yang lama setuju sebesar 8,5%
Responden Sumber : (Diolah sendiri) 2020
1 Fasilitas Responden Setuju
Kesehatan sebesar 66,0% 2. Penilaian Variabel Stres Kerja (X2)
Responden sangat Tabel 4.5
setuju sebesar Hasil Penilaian Variabel Stres Kerja (X2)
23,4% No Indikator Jawaban
2 Deadline Responden Setuju Responden
sebesar 55,3% 1 Ketidakpastian Responden Setuju
Responden sangat Ekonomi sebesar 34,0%
setuju sebesar Responden sangat
12,8% setuju sebesar
3 Selesai lebih Responden Setuju 2,1%
cepat sebesar 61,7% 2 Ketidakpastian Responden Setuju
Responden sangat Politik sebesar 34,0%
setuju sebesar Responden sangat
14,9% setuju sebesar
4 Tambahan Responden Setuju 6,4%
jam kerja sebesar 74,5% 3 Ketidakpastian Responden Setuju
Responden sangat Teknologi sebesar 78,7%
setuju sebesar Responden sangat
14,9% setuju sebesar
5 Beban kerja Responden Setuju 6,4%
berlebih sebesar 48,9% 4 Tuntutan Tugas Responden Setuju
Responden sangat sebesar 51,1%
setuju sebesar Responden sangat
17,0% setuju sebesar
6 Tugas Responden Setuju 6,4%
tambahan sebesar 55,3% 5 Tuntutan Responden Setuju
Responden sangat Antarpersonal sebesar 58,4%
setuju sebesar 6 Kepemimpinan Tidak valid
40,4% berdasarkan Uji
7 Bekerja sesuai Responden Setuju validitas
gaji sebesar 57,4% 7 Tahap Responden Ragu-
Responden sangat perkembangan ragu sebesar
setuju sebesar organisasi 31,9%
12,8% Responden sangat
8 Tempat kerja Responden Setuju setuju sebesar
yang nyaman sebesar 57,4% 42,6%
Responden sangat 8 Masalah Responden
setuju sebesar keluarga menjawab Ragu-
21,3% ragu sebesar
9 Suhu ruangan Responden Setuju 53,2%
nyaman sebesar 74,5%

16
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

Responden setuju Responden


sebesar 34,0% sangat setuju
Responden sebesar 6,4%
Sangat Setuju 3 Hasil Pekerjaan Responden
8,5% Setuju sebesar
9 Masalah Responden 51,1%
ekonomi menjawab Setuju Responden
sebesar 72,3% sangat setuju
Responden setuju sebesar 6,4%
sebesar 10,6% 4 Ketelitian yang Responden
10 Masalah pribadi Responden Setuju baik Ragu-ragu
sebesar 46,8% sebesar 46,8%
Responden sangat Responden
setuju sebesar setuju sebesar
4,3% 48,9%
11 Kelelahan Responden Setuju 5 Menyelesaikan Responden
sebesar 66,0% tugas Setuju sebesar
Responden sangat 80,9%
setuju sebesar Responden
23,4% sangat setuju
12 Mampu Responden sebesar 14,9%
beradaptasi menjawab Setuju 6 Penampilan rapih Responden
sebesar 80,9% Ragu-ragu
Responden sebesar 31,9%
Sangat setuju Responden
sebesar 4,3% setuju sebesar
13 Mengatasi Responden Ragu- 42,6%
Kesulitan ragu sebesar 7 Mandiri Responden
42,6% Ragu-ragu
Responden setuju sebesar 53,2%
sebesar Responden
34,021,3% setuju sebesar
Sumber : (Diolah sendiri) 2020 34,0%
8 Komitmen Responden
3. Penilaian Variabel Kinerja Karyawan Pegawai Setuju sebesar
(Y) 72,3%
Tabel 4.6 Responden
Hasil Penilaian Variabel Kinerja sangat setuju
Karyawan (Y) sebesar 10,6%
No Indikator Jawaban 9 Tuntas Responden
Responden Ragu-ragu
1 Tepat waktu Responden sebesar 40,4%
Setuju sebesar Responden
66,0% setuju sebesar
Responden 46,8%
sangat setuju 10 Bertanggungjawab Responden
sebesar 23,4% Setuju sebesar
2 Mencapai target Responden 66,0%
Setuju sebesar
78,7%

17
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

Responden 4.4.Analisis Korelasi Beban Kerja (X1)


sangat setuju terhadap Kinerja Karyawan (Y)
sebesar 23,4%
11 Siap menerima Responden Tabel 4.7
tanggungjawab Setuju sebesar Analisis Korelasi X1 terhadap Y
80,9%
Responden
sangat setuju
sebesar 4,3%
12 Berfikir positif Responden
Setuju sebesar
55,3%
Responden Berdasarkan hasil analisis dalam tabel
sangat setuju diatas maka dapat terlihat nilai korelasi
sebesar 12,8% variabel Beban Kerja (X1) dengan Kinerja
13 Adaptasi dengan Responden Karyawan (Y) sebesar r = 0.796, yang berarti
lingkungan Setuju sebesar berada diantara range nilai 0.600 – 0,799,
61,7% yang artinya memiliki hubungan yang Kuat,
Responden sifat hubungannya positif yang artinya jika
sangat setuju Beban Kerja dinaikan oleh perusahaan maka
sebesar 14,9% tingkat Kinerja Karyawan karyawan pun akan
14 Adaptasi dengan Responden semakin meningkat.
pekerjaan Setuju sebesar
74,5% 4.5.Analisis Korelasi Stres Kerja (X2)
Responden terhadap Kinerja Karyawan (Y)
sangat setuju Tabel 4.8
sebesar 14,9% Analisis Korelasi X2 terhadap Y
15 Kerjasama dengan Responden
orang lain Setuju sebesar
48,9%
Responden
sangat setuju
sebesar 17,0%
16 Kerjasama dalam Responden
menyelesaikan Setuju sebesar Berdasarkan hasil analisis dalam tabel
masalah 55,3% diatas maka dapat terlihat nilai korelasi Stres
Responden Kerja (X2) dengan Kinerja Karyawan (Y)
sangat setuju sebesar r = 0.920, yang berarti berada diantara
sebesar 40,4% range nilai 0.800 – 1,000, yang artinya
Sumber : (Diolah sendiri) 2020 memiliki hubungan yang sangat kuat, sifat
hubungannya positif yang artinya jika Stres
Kerja pada karyawan semakin meningkat
maka tingkat Kinerja Karyawan karyawan
pun akan semakin meningkat.

18
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

4.6.Analisis Koefisien Determinasi pengujian bahwa jika t hitung > t tabel


(9,116>2,014), maka hipotesis H0 ditolak,
Tabel 4.9 dan Ha diterima. Untuk melihat
Analisis Koefisien Determinasi signifikansinya, terlihat hasil statistic t
tabel pada tingkat signifikansinya 5%
(0,05) dari nilai sig atau 0,000< taraf
signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
Beban Kerja (X1) terhadap Kinerja
Karyawan kas (Y) secara parsial.
b. Untuk Stres Kerja (X2) terdapat t hitung
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat sebesar 16,124, sedangkan t tabelnya
diketahui nilai R Square sebesar 0,949 yang sebesar 2,014 yang dihitung
artinya pengaruh Beban Kerja dan Stres Kerja menggunakan fungsi TINV pada
terhadap Kinerja Karyawan sebesar 94,9% Microsoft Excel yaitu t tabel
sedangkan sisanya sebesar 5,1% dipengaruhi =tinv(0,05,45), sesuai dengan kriteria
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam pengujian bahwa jika t hitung > t tabel
penelitian ini. (16,124>2,014), maka hipotesis H0
Untuk dapat mengetahui pengaruh ditolak, dan Ha diterima. Untuk melihat
Beban Kerja (X1) dan Stres Kerja (X2) signifikansinya, terlihat hasil statistic t
terhadap Kinerja Karyawan (Y) dilakukan tabel pada tingkat signifikansinya 5%
perhitungan koefisien determinasi dengan (0,05) dari nilai sig atau 0,000 < taraf
rumus sebagai berikut : signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan
Kd =R2 x 100% bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
Dimana : Stres Kerja (X2) terhadap Kinerja
Kd : Koefisien Determinasi Karyawan (Y) secara parsial.
R : Koefisien Korelasi
Sehingga diketahui koefisien
determinasinya adalah sebagai berikut : 2. Uji F
Kd = R2 x 100 Tabel 4.11
Kd= (0,974)2 x 100 Uji F
Kd=0,949x 100%
Kd=94,9%

4.7.Uji Hipotesis
1. Uji t
Tabel 4.10
Uji t Berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat
dilihat dari Uji F terdapat bahwa f hitung
sebesar 411,888 dengan nilai sig = 0,000,
sedangkan f tabel 3,204 dihitung dengan
menggunakan fungsi FINV pada Microsoft
Excel dengan tingkat signifikansi 5% (0,05),
dfl=3-1=2 dan df2 47-2=45 yaitu =FINV
a. Untuk Beban Kerja (X1) terdapat t hitung (0,05,2,47) maka f hitung > f tabel
sebesar 9,116, sedangkan t tabelnya (411,888>3,204), maka H0 ditolak dan Ha
sebesar 2,014 yang dihitung diterima. Dari hasil tersebut maka dapat
menggunakan fungsi TINV pada disimpulkan bahwa variabel independen
Microsoft Excel yaitu t tabel Beban Kerja (X1) dan Stres Kerja (X2) secara
=tinv(0,05,47), sesuai dengan kriteria simultan atau secara bersama-sama

19
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

berpengaruh signifikan terhadap variabel Kerja, dan Variabel Kinerja Pegawai.


dependen Kinerja Karyawan (Y). Berdasarkan hasil penelitian bahwa untuk
variabel Beban Kerja bahwa dari 10
4.8.Analisis Regresi Linier Berganda indikator, semua indikator yang dinilai
setuju oleh responden. Untuk variabel
Tabel 4.12 Stres Kerja maka dari 13 Indikator maka
Analisis Regresi Linier Berganda hanya 12 indikator yang dapat dijelaskan.
Dari 12 indikator hanya 9 indikator yang
dinilai setuju oleh responden, dan ada 3
indikator yang dinilai ragu-ragu oleh
responden. Sedangkan variabel Kinerja
Pegawai dari 16 indikator, maka hanya 13
indikator dinilai setuju oleh responden,
dan ada 3 indikator yang dinilai ragu-ragu
Dari tabel 4.12 diatas, dapat diketahui oleh responden.
bahwa persamaan regresi linier berganda pada 2. Nilai hubungan variable Beban Kerja
penelitian ini adalah sebagai berikut : terhadap Kinerja Pegawai ditunjukan oleh
Y = a + b1x1 + b2x2 nilai korelasi sebesar r=0,796 yang berarti
Dengan melihat pada persamaan regresi linier berada diantara range nilai 0.600 – 0,799,
berganda diatas, maka dapat dihasilkan yang artinya memiliki hubungan yang
persamaan regresi sesuai dengan tabel 4.11 Kuat, sifat hubungannya positif yang
adalah sebagai berikut : artinya jika Beban Kerja naik digunakan
Y = 0,538+ (0,345)X1 + (0,534)X2 maka tingkat Kinerja Pegawai karyawan
pun akan semakin meningkat. Dan
Keterangan : ditunjukan juga dengan hasil Uji T, maka
Y : Kinerja Karyawan Untuk Beban Kerja (X1) terdapat t hitung
X1 : Beban Kerja sebesar 9,116, sedangkan t tabelnya
X2 : Stres Kerja sebesar 2,014 yang dihitung
menggunakan fungsi TINV pada
a. Koefisien Konstanta sebesar 0,538, Microsoft Excel yaitu t tabel
artinya apabila variabel Beban Kerja (X1) =tinv(0,05,45), sesuai dengan kriteria
dan Stres Kerja (X2) atau variabel tersebut pengujian bahwa jika t hitung > t tabel
dinyatakan nilai nya 0, maka nilai Kinerja (9,116>2,014), maka hipotesis H0 ditolak,
Karyawan (Y) sebesar 0,538. dan Ha diterima. Untuk melihat
b. Koefisien b1 = 0,345, artinya apabila signifikansinya, terlihat hasil statistic t
Beban Kerja ditingkatkan sebesar 1 kali tabel pada tingkat signifikansinya 5%
semakin tinggi, maka Nilai Kinerja (0,05) dari nilai sig atau 0,000< taraf
Karyawan akan naik sebesar 0,345 poin. signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan
c. Koefisien b2 = 0,534, artinya apabila Stres bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
Kerja ditingkatkan sebesar 1 kali atau Beban Kerja (X1) terhadap Kinerja
semakin naik, maka Nilai Kinerja Pegawai kas (Y) secara parsial.
Karyawan akan naik sebesar 0,534 poin 3. Nilai hubungan variable Stres Kerja
terhadap Kinerja Pegawai ditunjukan oleh
nilai korelasi sebesar r=0,920 yang berarti
V. KESIMPULAN DAN SARAN berada diantara range nilai 0.800 – 1,000,
5.1.Kesimpulan yang artinya memiliki hubungan yang
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka sangat kuat, sifat hubungannya positif
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : yang artinya jika Stres Kerja semakin
1. Berdasarkan hasil penilaian terhadap ditingkatkan maka tingkat Kinerja
Variabel Beban Kerja, Variabel Stres Pegawai karyawan pun akan semakin

20
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

meningkat, dan ditunjukan juga dengan 5.2.Saran


nilai hasil Uji T, maka Untuk Stres Kerja 1. Disarankan untuk pihak manajemen PT
(X2) terdapat t hitung sebesar 16,124, Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang
sedangkan t tabelnya sebesar 2,014 yang Sukabumi untuk memperbaiki indicator
dihitung menggunakan fungsi TINV pada yang dinilai ragu-ragu dan selalu
Microsoft Excel yaitu t tabel memberikan porsi yang sewajarnya
=tinv(0,05,45), sesuai dengan kriteria terhadap Beban Kerja yang diberikan
pengujian bahwa jika t hitung > t tabel kepada karyawan, serta perusahaan harus
(16,124>2,014), maka hipotesis H0 bisa menekan terhadap penyebab stress
diterima, dan Ha ditolak. Untuk melihat pada karyawan dengan memperbaiki
signifikansinya, terlihat hasil statistik t wilayah SOP pekerjaan dan iklim
tabel pada tingkat signifikansinya 5% organisasi yang semakin baik, hal itu agar
(0,05) dari nilai sig atau 0,000 < taraf karyawan mampu meningkatkan
signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan Kinerjanya menjadi lebih baik lagi.
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara 2. Disarankan untuk pihak manajemen PT
Stres Kerja (X2) terhadap Kinerja Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang
Pegawai (Y) secara parsial. Sukabumi untuk selalu menelaah dan
4. Berdasarkan pengaruh Beban Kerja dan melakukan evaluasi terhadap Beban Kerja
Stres Kerja terhadap Kinerja Pegawai, yang diberikan kepada karyawan agar
maka dapat ditunjukan oleh nilai korelasi beban kerja yang diberikan tidak melebihi
R sebesar 0,974 yang berarti berada kapasitas kemampuan karyawan dan
diantara nilai 0,800-1,000 yang berarti memperbaiki kinerja karyawan yang lebih
memiliki hubungan yang Sangat Kuat, baik lagi.
sifat hubungannya positif yang artinya 3. Disarankan untuk pihak manajemen PT
jika Beban Kerja dan Stres Kerja semakin Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang
ditingkatkan atau maka Kinerja Pegawai Sukabumi untuk selalu mengurangi
akan meningkat pula. Sedangkan Nilai R kondisi yang membuat karyawan stress
Square sebesar 0,949 atau Nilai koefisien dalam bekerja, serta selalu dapat
determinasi sebesar 94,9% yang artinya memperhatikan kondisi kesejahteraan
besarnya Beban Kerja (X1) dan Stres karyawan agar penyebab stres pada
Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) karyawan sedikit menurun, sehingga
sebesar 94,9% dan sisanya 5,1% kinerja karyawan pun lebih baik lagi.
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak 4. Untuk saran secara keseluruhan pengaruh
diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan Beban Kerja dan Stres Kerja terhadap
hasil penelitian didapatkan persamaan Kinerja Pegawai dalam hal ini berperan
regresi Y = 0,538+ (0,345)X1 + Sangat baik dengan tingkat persentase
(0,534)X2, artinya apabila jika nilai sebesar 94,9% terhadap Kinerja Pegawai
Konstanta sebesar 0,538, artinya apabila dan sisanya sebesar 5,1% dipengaruhi
variabel Beban Kerja (X1) dan Stres Kerja oleh variabel lain diluar variabel Beban
(X2) atau variabel tersebut dinyatakan Kerja dan Stres Kerja. Diharapkan kepada
nilai nya 0, maka nilai Kinerja Pegawai pihak manajemen untuk selalu melakukan
(Y) sebesar 0,538, Koefisien b1 = 0,345, evaluasi terhadap beban kerja yang
artinya apabila Beban Kerja ditingkatkan diberikan kepada karyawan dan menekan
sebesar 1 kali semakin tinggi, maka Nilai kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan
Kinerja Pegawai akan naik sebesar 0,345. stress pada karyawan di tempat kerja
Koefisien b2 = 0,534, artinya apabila Stres sehingga karyawan dapat terus
Kerja ditingkatkan sebesar 1 kali atau meningkatkan Kinerjanya di PT Honda
semakin naik, maka Nilai Kinerja Pegawai Daya Anugrah Mandiri Cabang
akan naik sebesar 0,534 poin. Sukabumi.

21
Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851

DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian. Bandung,
Chandra, Riny, 2017, Pengaruh Beban Kerja Alfabeta.
dan Stres Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada PT Mega Auto Sujarweni, Wiratna, 2015. Metode Penelitian
Central Finance Cabang di Langsa,
Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta,
Jurnal Manajemen dan Keuangan Vol
6, No. 1 Mei 2017. ISSN 2252-844X. Pustaka Baru Press.
Fakultas Ekonomi Universitas
Samudra. Wahyudi. 2017. Manajemen Konflik dan
Stres dalam Organisasi. Bandung.
Hasibuan, S.P. Melayu, 2017. Manajemen Alfabeta.
Sumber Daya Manusia Edisi Revisi,
Yuniarsih, Tjutju, Suwatno. 2016.
Cetakan kedua puluh satu: Jakarta: Manajemen Sumber Daya Manusia
Bumi Aksara (Teori,

K.R. Rolos, Jeky, Sofia A.P. Sambul,


Wehelmina Rumawas, 2018,
Pengaruh Beban Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada PT Asuransi
Jiwasraya Cabang Manado Kota,
Jurnal Administrasi Bisnis Vol 6, No.
4 tahun 2018. ISSN 2338-9605.
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sam Ratulangi.

Koesomowidjojo, Suci R. Ma’rih. 2017.


Analisis Beban Kerja. Jakarta. Raih
Asa Sukses.

Natalya Massie, Rachel, William A. Areros,


Wehelmina Rumawas, 2018,
Pengaruh Stres Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada Kantor
Pengelola IT Center Manado, Jurnal
Administrasi Bisnis Vol 6, No. 2
tahun 2018. ISSN 2338-9605.
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sam Ratulangi.

Sopiah, Etta Mamang Sangadji, 2018,


Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategik , Penerbit Andi. Yogyakarta

Sumardjo, Mahendro, Donni Juni Priansa.


2018. Manajemen Pengembangan
Sumber Daya Manusia), Bandung :
Alfabeta

22

Anda mungkin juga menyukai