Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM BIOFARMASI FARMAKOLOGI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

HASIL DISKUSI
DISKUSI PENGUJIAN PRAKLINIK

OLEH :

NAMA : ARION WHAIZER POLOPADANG


STAMBUK : 15020200186
KELAS : C7
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : ICHYAR NUR LATUBA, S. Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
HASIL DISKUSI
DISKUSI PENGUJIAN PRAKLINIK

KELOMPOK I
UJI AKTIVITAS ANTIARTHRITIS EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT
(persea Americana Mill.) PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI
COMPLETE FREUND’S ADJUVANTS (CFA)

KELOMPOK 2
1. Dari kesimpulan tadi disebutkan ekstrak biji alpukat dapat memberikan efek
arthritis. Pertanyaannya apa yang menyebabkan ekstrak biji alpukat ini
dapat memberikan efek arthritis?
Jawaban : Ekstrak biji alpukat dapat memberikan efek arthritis karena
mempunyai antioksidan non enzimatis seperti polifenol dan tanin yang
berfungsi sebagai pemakan radikal bebas.
Sanggahan : apa hubungannya dia sebagai pemakan radikal bebas Dan
memberi efek arthritis?
Jawaban : jadi ketika antioksidan Yang terdapat dalam ekstrak biji alpukat
ini mengikat radikal bebas maka dia dapat mengurangi reaksi autooksidasi
lipid sehingga dapat memberikan efek arthritis.

KELOMPOK 3
2. Apa itu ANOVA dan apa tujuan analisis menggunakan ANOVA?
Jawaban : ANOVA itu adalah singkatan Analysis of variances yang
merupakan prosedur uji statistik. Tujuannya untuk mengetahui adanya
perbedaan secara nyata efek antiartritis pada masing-masing kelompok
perlakuan, atau dengan kata lain untuk membedakan kontrol positive Dan
kontrol negative.

KELOMPOK 4
3. Apa control negative yang digunakan dan menggunakan ANOVA jenis apa?
Jawaban : Untuk control negative digunakan aquadest dan Na CMC dan
digunakan ANOVA jenis satu arah.
KELOMPOK II
EFEK EKSTRAK Zingiber Officinale PADA ARTRITIS YANG
DIINDUKSI KOLAGEN PADA TIKUS DAN PERADANGAN YANG
DIINDUKSI IL-1y PADA fibroblast synovial MANUSIA.

KELOMPOK 1
1. Mengapa collagen typen 2 dilarutkan pada malam hari suhu 4 ?
Jawab : Karena pada malam hari rentang dengan suhu rendah. Dan juga
Dilakukan pengujian pada malam hari karena reumatik dapat kambuh pada
malam hari.

KELOMPOK 3
2. Mana kontrol positif dan negatif pada slide 12?
Jawab : kontrol positif pada gambar dengan keterangan control sedangkan
kontrol negatif pada gambar yg keterangan diberikan ekstrak jahe. Pada
kontrol positif hanya diberikan penginduksi sedangkan pada kontrol negatif
diberikan penginduksi dan juga ekstrak jahe. Sehinga diperoleh hasil sesuai
pada gambar dimana kontrol positif mengalami pembengkakan sedangkan
pada kontrol negatif yang diberikan ekstrak mengalami penurunan
pembengkakan.

KELOMPOK 4
3. Apa alasan digunakan induksi IL-1y pada fibriblas?
Jawab : peneliti menggunkan IL-1y karen interleukin gamma fungsinya yaitu
sebagai faktor penyebab degenerasi pada persendian tulang. Dan prinsip
dari interleukin yaitu memainkan peran penting dalam regulasi sistem
kekebalan dan respon peradangan yang masuk kedalam sendi-sendi
sinoval.
KELOMPOK III
EFEK ANTIREMATIK ESKTRAK DISTEMONATHUS BENTHAMIANUS
TERHADAP RHEUMATOID ARTHRITIS PADA TIKUS

KELOMPOK 1
1. Apa perbedaan Anova arah 1 dan Anova arah 2 dan bagaimana mekanisme
kerjanya?
Jawab : Analisis varians (analysis of variance, ANOVA) adalah suatu
metode analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika
inferensi. Uji Anova sendiri dapat diartikan sebagai salah satu metode atau
uji hipotesis yang digunakan pada statistika parametrik, dimana pengujian
dilakukan pada interaksi.
Perbedaan dari anova satu arah dan anova dua arah yaitu anova satu
arah fungsinya untuk menganalisis data yang hanya memiliki 1 variabel
bebas/karena faktor satu sedangkan anova 2 arah fungsinya Menganalisis
data yang memiliki 2 variabel bebas atau memiliki faktor kedua yang
memengaruhi kondisi-kondisi populasi.
Pada jurnal penelitian kami dengan judul Efek Antirematik Ekstrak
Distemonathus Benthamianus Terhadap Rheumatoid Arthritis Pada Tikus
dugunakan anova arah 2 katrena terdiri dari 2 variabel yaitu diameter sendi
dan ambang nyeri.
Menurut Beth Dawson Saunders dan Robert G Trapp dalam buku
Comparing Three or More Means. Basic & Clinical Biostatistics (1998).
Langkah – langkah kerja pada pengujian Anova yaitu :
a. Memenuhi asumsi
Langkah awal pengujuan Anova adalah memenuhi ketiga asumsi yang
menjadi syarat pengujian.
b. Menghitung mean
Langkah selanjutnya adalah menghitung mean masing-masing
kelompok. Setelah selesai, maka dapat dihitung juga mean keseluruhan
atau mean total.
c. Menghitung deviasi
Selanjutnya adalah menghitung deviasi dari nilai mean kelompok juga
mean total. Dari sini akan terlihat variabilitas keseluruhan sampel
datanya
d. Menghitung mean kuadrat
Lalu dihitung nilai mean kuadratnya dari masing-masing kelompok dan
total. Setelah hasil mean kuadrat didapatkan, maka bisa dihitung degree
of freedom atau derajat kebebasannya baik variabel antar kelompok dan
variabel dalam kelompok. Nilai mean kuadrat bisa dikuadratkan, namun
akan merepotkan jika sampel dalam jumlah banyak. Sehingga mean
kuadrat juga dapat dihitung dengan cara membandingkan nilai deviasi
kuadrat dibagi dengan nilai derajat kebebasan.
e. Menghitung F-ratio
Langkah selanjutnya adalah mencari nilai F-ratio dengan
membandingkan nilai mean kuadrat antar kelompok dan nilai mean
kuadrat dalam kelompok.
f. Membandingkan dengan hipotesis nol
Dari nilai F-ratio yang dihitung kemudian dibandingkan dengan nilai F
pada tabel. Jika nilai F-ratio lebih besar daripada nilai F tabel, hipotesis
nol ditolak. Sehingga mengartikan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara mean kelompok data. Namun jika nilai F-ratio lebih kecil
atau sama dengan nilai F tabel, maka hipotesis nol diterima. Hal ini
masing-masing kelompok data memiliki nilai mean yang sama, atau tidak
ada perbedaan yang signifikan di anatar kelompok-kelompok data
tersebut.

KELOMPOK 2
2. kenapa zymosan A digunakan sebagai penginduksi?
Jawab : Karena Zymosan A, memiliki sifat mengaktifkan sel-sel sistem
kekebalan tubuh bawaan, sehingga merangsang respon inflamasi lokal
Dengan demikian, injeksi zymosan A ke dalam sendi tikus dapat memicu
hipertrofi membran sinovial dan infiltrasi sel imun, makanya digunakanlah
Zymosan A sebagai penginduksi atau sebagai kontrol positif.

KELOMPOK 4
3. Mengapa Zymosan A dapat memicu hipertropi ?
Jawab : Hipertropi merupakan kondisi sel-sel otot mengalami pertumbuhan,
dimana terjadi karena pembesaran jaringan atau organ akibat peningkatan
ukuran sel. Zymosan A, polisakarida dari dinding sel ragi (Saccharomyces
cerevisiae) memiliki sifat mengaktifkan sel-sel sistem kekebalan tubuh
bawaan, sehingga merangsang respon inflamasi lokal Dengan demikian,
injeksi zymosan A ke dalam sendi tikus memicu hipertrofi membran sinovial
dan infiltrasi sel imun, yang memicu pelepasan beberapa mediator
proinflamasi seperti sitokin (TNF-ÿ dan IL1), leukotrien, prostaglandin, NO
dan ROS.
KELOMPOK IV
PERAN PENGATUR SARAF SENSORIK PEPTIDERGIC DALAM
MODEL ARTRITIS AUTOIMUN YANG DIINDUKSI PROTEOGLIKAN
PADA TIKUS

KELOMPOK 1
1. Apa yang menyebabkan aktivitas myeloperoxidase lebih rendah pada awal
tetapi meningkat pada fase akhir?
Jawab : Awalnya Enzim myeloperoxidase bekerja normal (rendah) untuk
melindungi sistem kekebalan tubuh pada hewan coba normal. Setelah
diberikan perlakuan, dengan menginduksi hewan coba menggunakan PGIA,
maka hewan coba mulai sakit. Otomatis kerja dari enzim myeloperoxidase
meningkat untuk melindungi sistem kekebalan tubuh hewan coba. Hal inilah
yang menyebabkan aktivitas myeloperoxidase lebih rendah di awal tetapi
meningkat pada fase akhir.

KELOMPOK 2
2. Pada slide dijelaskan bahwa Aktivitas myeloperoxidase lebih rendah pada
awal, tetapi meningkat pada fase akhir, sedangkan kebocoran plasma dan
pergantian tulang tidak berubah. pertanyaan saya mengapa terjadi
kebocoran plasma dan pergantian tulang tidak berubah ?
Jawaban : Kurangnya saraf yang peka terhadap capsaicin secara dua arah
mengubah aktivitas MPO inflamasi, tetapi bukan kebocoran pembuluh darah
dan pergantian tulang. MPO yang lebih rendah pada awal, tetapi lebih tinggi
pada fase akhir artritis. selain itu Implikasi fungsional dari aktivasi neu trophil
akhir tidak jelas karena kami tidak melihat memburuknya parameter
fungsional. Di sisi lain, desensitisasi tidak memiliki efek protektif pada
perubahan yang diinduksi artritis pada pergantian tulang atau morfometri
tulang.
KELOMPOK 3
3. Tadi disebutkan bahwa PGIA menginduksi hiperalgesia?
Jawaban : Dapat diketahui bahwa PGIA atau arthritis yang diinduksi oleh
proteoglikan menginduksi hiperalgesia dengan tahan lama, yang dimana arti
dari Hiperalgesia adalah terjadi respon berlebihan pada tikus terhadap
stimulus yang secara normal yg dapat menimbulkan nyeri.

Anda mungkin juga menyukai