Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alexander Dilip

Nim : 2005156031

Mata Kuliah : Geologi Indonesia

“ Inilah Sulawesi Yang Memikat Wallace”

Sulawesi, pulau yang terjebak di antara Borneo dan Papua ini merupakan pulau terbesar ke-4 di Indonesia
dan pulau terbesar ke-11 di dunia. Kata Sulawesi sendiri menurut orang Jawa merupakan padanan dari dua
suku kata yakni Sula dan Wesi. Sula dalam bahasa Jawa berarti besi dan Wesi dalam bahasa Jawa juga
berarti besi. Orang-orang tua dulu bilang bahwa, pada mulanya dahulu tidak ada Sulawesi, yang ada
hanyalah laut diantara dua pulau. Lalu keduanya bertabrakan maka terbentuklah Sulawesi. Itu sebabnya
pinggangnya bergunung-gunung, banyak aliran sungai dan banyak besi serta emas. Kejadian yang menurut
pakada tomatua yang dianggap sebagai tabrakan memanglah benar adanya.

Bentukan Sulawesi yang kita lihat sekarang memanglah hasil dari bentukan geologi yang sangat kompleks.
Nusantara. Wajah yang berbeda dari Sulawesi ini membentuk ekologi yang unik: perpaduan fauna
AsiaAustralia. Keunikan dalam hal ekologi yang ada di Sulawesi sangat melegenda. Alfred Russel Wallace
menjelajah pulau ini antara rentang tahun 1856 sampai dengan 1859 dan selama penjelajahannya itu, Alfred
Russel Wallace membagi Indonesia berdasarkan persebaran faunanya dengan garis Wallace, garis maya
yang membagi wilayah fauna bagian barat dan timur Nusantara. Namun sebelum itu semua, tahun-tahun
penuh dengan rasa pesona dan kebingungan dirasakan Alfred Russel Wallace ketika ia menyadari bahwa
banyak spesies endemis yang ada di pulau ini yang tidak ia temukan di belahan bumi lainnya, bahkan di
pulau-pulau Nusantara sekalipun. Terletak di tengah-tengah Nusantara, Alfred berpikiran bahwa
seharusnya Sulawesi merupakan pulau yang kaya fauna dari segala penjuru. Banggai Sula, oseanik kerak
Sulawesi Timur dan kompleks metamorf Sulawesi Tengah. Keempat mintakat tersebut dipisahkan oleh
batas-batas tektonik yang saling mempengaruhi satu sama lain. Secara runtut, pembentukan Sulawesi
menurut Awang Satyana dibagi menjadi empat kejadian besar. 70 sampai dengan 50 juta tahun yang lalu
pada awalnya hanya ada Sulawesi Barat yang masih menjadi bagian Sundaland, dan tambahan massa kerak
Bumi di sebelah timurnya. Sulawesi Barat kala itu adalah sebuah busur kepulauan/busur magmatic-
volkanik hasil subduksi kerak samudera terhadapnya. Busur kepulauan ini disertai juga jalur mélange dan
ofiolit sebagai jalur subduksi. Pasangan jalur busur kepulauan/magmatic-volkanik dan jalur subduksi
merupakan hal yang bisasa terjadi dalam tektonik lempeng. Pada jalur Sulawesi ini, polaritasnya,
curvaturenya selalu cembung ke arah samudera. 50-15 Ma, kondisi seperti di atas secara garis besar lama
bertahan, tetapi dari waktu ke waktu terjadi perubahan signifikan yang pada intinya mengubah
arah/polaritas kedua busur magmatik dan subduksi Sulawesi dari cembung ke arah samudera menjadi agak
lurus. Teluk Bone, pembukaan Teluk Tomini/Cekungan Gorontalo, subduksi Laut Sulawesi. Subduksi yang
miring ke arah benua pun terjadi berkali-kali dan menghasilkan beberapa periode magmatik dan volkanik
di Sulawesi bagian barat.

15-5 Ma merupakan periode signifikan bagi Sulawesi. Pada kala ini terjadilah benturan, collision dan
docking dua mikrokontinen Australia ke arah Sulawesi dari sebelah tenggara dan dari sebelah timur.
Demikianlah gambaran bagaimana Sulawesi terbentuk sampai akhirnya kini kita mendapatkan Sulawesi
dengan lengan-lengan pembentuk Sulawesi cekung ke arah timur membentuk huruf «K». Kejadian
terbentuknya Sulawesi ini pulalah yang menyebabkan terbentuknya keunikan ekologi di Pulau Sulawesi
dimana disana terdapat banyak fauna endemis yang tidak dapat ditemukan di belahan bumi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai