Nomor Atom, Konfigurasi Elektron, Dan Tabel Periodik
Nomor Atom, Konfigurasi Elektron, Dan Tabel Periodik
Ilmuwan menyadari bahwa unsur-unsur perlu disusun menurut kemiripan ciri dan sifat
kimia. Pada 1869, Dmitri Mendeleev mulai mendaftarkan dan menggolongkan unsur-
unsur yang relatif mirip. Ia menemukan adanya tren periodik dan menggunakannya
untuk membuat tabel periodik unsur yang pertama. Ia memberi alasan bahwa unsur-
unsur harus disusun menurut massa atom, yakni jumlah keseluruhan proton dan
neutron dalam inti atom. Tetapi, alasan Mendeleev ini justru timpang karena sejumlah
unsur tidak cocok bila disusun menurut massa atom dan sifat kimianya. Argon akan
ditempatkan setelah Potasium jika disusun menurut berat atom. Mendeleev melanggar
idenya sendiri dan menyusun unsur berdasarkan sifat kimia. Meski alasannya tidak
tepat, namun masuk akal pada saat itu. Ide ini berubah ketika elektron ditemukan pada
1896. Tabelnya menjadi fondasi untuk ilmu kimia dan memajukan gagasan bahwa
masih banyak unsur yang belum ditemukan karena kesenjangan dalam daftarnya.
Delapan puluh persen unsur adalah logam, lima belas persen non-logam, dan sisanya
metaloid, baik yang bersifat logam maupun non-logam. Logam alkali, seperti natrium,
sangat reaktif dengan satu elektron valensi dan merupakan Golongan 1 pada sisi paling
kiri tabel periodik. Logam alkali jarang ditemukan bebas di alam, tetapi sering
berpasangan dengan air dalam bentuk zat alkali seperti gas natrium. Logam alkali tanah
dengan dua elektron valensi membentuk Golongan 2. Unsur-unsur logam ini umumnya
tidak ditemukan dalam keadaan bebas. Biasanya berupa senyawa, seperti kapur
(kalsium dan karbon). Golongan 3, dengan tiga elektron valensi, disebut lantanida
('logam tanah jarang' yang melimpah tetapi sulit dipisahkan dari kerak bumi). Aktinida
juga termasuk dalam Golongan 3, tetapi bersifat radioaktif. Unsur aktinida yang
biasanya ditemukan di alam adalah uranium, sedangkan mayoritas uranium yang ada,
dibuat dalam reaktor nuklir. Golongan 4 hingga 12 adalah unsur-unsur logam transisi.
Perbedaan sifatnya ialah bahwa mereka menggunakan dua elektron kulit luar untuk
membentuk ikatan. Sebagian besar logam transisi berbentuk padat, tetapi air raksa
berbentuk cair. Contoh logam transisi lainnya adalah besi unsur rapat (bersifat
magnetik) dan perak, konduktor listrik terbaik. Logam yang lebih rapat daripada
Golongan 1 dan 2 umumnya ditemukan dalam Golongan 13. Unsur-unsur tidak selalu
tersusun rapi dalam kolom sebagaimana ditunjukkan oleh Golongan14 hingga 16.
Unsur-unsur gas dimulai dalam Golongan 15. Golongan 17 adalah kelompok non logam
sangat reaktif, yakni unsur-unsur halogen yang merupakan pembentuk garam. Unsur-
unsur halogen menarik logam, oleh karena tujuh elekron valensi yang dimilikinya,
untuk membentuk garam. Golongan 18 terdiri atas gas mulia atau gas lembam dengan
delapan elektron valensi dan membentuk kelompok yang paling stabil. Hidrogen
menguasai Golongan 1; dengan satu elektron valensi-nya, hidrogen bertindak sebagai
logam yang memberikan satu elektron atau seperti suatu gas dengan membentuk
ikatan.