Anda di halaman 1dari 2

Teori Atom Bohr

Kegagalan teori atom Rutherford adalah ketidakmampuannya menerangkan elektron


yang berputar di sekeliling inti tidak melepaskan energi dalam bentuk radiasi yang
mengakibatkan bergabungnya elektron dengan inti. Penyempurnaan teori atom ini
dikembangkan oleh Niels Bohr yang menyatakan bahwa elektron memiliki lintasan
tertentu selama berputar mengelilingi inti dengan spektrum tertentu pula.
Bagaimana spektrum itu terjadi? Spektrum atom itu terjadi apabila suatu elektron
dalam atom memancarkan energi. Spektrum atom selalu mempunyai pola tertentu, ini
berarti bahwa elektron dalam suatu atom hanya dapat memancarkan radiasi dengan
energi tertentu pula.
Niels Bohr menyatakan bahwa :
- dalam atom, elektron bergerak melalui lintasan dengan tingkat energi tertentu,
sehingga elektron itu juga mempunyai tingkat energi tertentu yang dinamakan kulit.
Sampai saat ini dikenal 7 kulit yaitu kulit K L M N O P dan Q. Jumlah maksimum
elektron yang menempati kulit dirumuskan oleh Pauli 2n2 dengan n = nomor kulit;
- bertentangan dengan teori Maxwell, selama bergerak dalam lintasannya elektron tidak
memancarkan energi dalam bentuk radiasi; dan
- elektron dapat menyerap energi dan pindah ke lintasan yang lebih tinggi dan dapat
pula melepaskan energi dan pindah ke lintasan yang lebih rendah.
Jadi lintasan elektron dalam atom dapat digambarkan sebagai berikut.

Apabila lintasan pertama, kedua dan seterusnya merupakan tingkat energi E 1, E2 dan
seterusnya maka elektron yang pindah dari lintasan kedua ke lintasan pertama akan
melepaskan energi sebesar (E2 – E1).

Cahaya yang dihasilkan memiliki frekuensiν=E2−E1hdengan h = konstanta Planck = 6,636.
10−34Jsλ=hcE2−E1dengan c = kecepatan cahayaCahaya yang dihasilkan memiliki frekue
nsiν=E2−E1hdengan h = konstanta Planck = 6,636.10−34Jsλ=hcE2−E1dengan c 
= kecepatan cahaya
Spektrum Unsur
Niels Bohr mengembangkan teori atom hidrogen dengan mengasumsikan bahwa
momentum sudut elektron adalah diskontinu. Jika sinar matahari dilewatkan melalui
prisma, maka akan diperoleh spektrum sinar kontinu (tidak putus-putus). Spektrum
semacam ini juga disebut spektrum tampak karena tersusun dari warna-warna tampak,
dari warna merah sampai warna ungu dengan panjang gelombang 4000 A 0 sampai
7000 A0. Spektrum kontinu semacam itu terjadi apabila sinar yang terurai adalah sinar
polikromatis (putih). Jika yang dilewatkan melalui prisma adalah gabungan dari sinar
monokromatis, maka yang dihasilkan adalah spektrum diskontinu yang hanya terdiri
dari atas beberapa warna. Spektrum diskontinu hanya terdiri dari cahaya dengan
panjang gelombang tertentu. Suatu unsur tertentu selalu memberikan spektrum garis
dengan pola tertentu pula. Tidak ada dua unsur yang memberikan spektrum garis
dengan pola yang sama. Pengamatan atas spektrum unsur-unsur ini digunakan
oleh Niels Bohr ( 1913 ) untuk menerangkan bagaimana elektron-elektron tersusun
dalam atom. Di sisi lain, Max Planck ( 1900 ) mengatakan bahwa energi yang
dikandung oleh suatu foton berbanding lurus dengan frekuensi foton itu dan dinyatakan
dengan rumus:

E = hνE = energi yang dipancarkan fotonν = frekuensi foton h = konstanta Planck = 6,63
6.10−34 J.sHubungan antara frekuensi dan panjang gelombang,ν=cλE = hνE = energi yan
g dipancarkan fotonν = frekuensi foton h = konstanta Planck = 6,636.10−34 J.sH
ubungan antara frekuensi dan panjang gelombang,ν=cλ
perumusan Max Planck tersebut juga menjadi teori paling fenomenal di kalangan
fisikawan di jaman itu.

Anda mungkin juga menyukai