Annisa Putri Arieni 22.E1.0231
Annisa Putri Arieni 22.E1.0231
0231
MENGHAYATI SEMANGAT PERJUANGAN
KEMANUSIAAN SOEGIJAPRANATA
Nilai-nilai luhur dalam catatan harian Mgr.Soegijapranata
Ketaatan beliau terhadap Tuhan dapat kita refleksikan dan kita contoh dalam
kehidupan sehari-hari kita. Dengan menjaga hubungan atau relasi yang baik dengan
Tuhan, jalan hidup kita maupun rencana hidup kita akan di restui Tuhan dan akan
mendapatkan kebahagiaan.
Pada hari Rabu yang bertepatan dengan tanggal 11 Februari 1948 terdapat Misa
di Bintaran pada jam 6.30, yang banyak sekali dipadati oleh umat karena
memperingati Hari Rabu Abu. Mgr. Albt Soegijapranata memerintahkan
kepada Moeder Cornelia dan juga Ursula yang sedang menghadap membahas
tentang pelajaran agama untuk para calon suster mengharuskan mereka dengan
berbicara bahasa Jawa.
4. Kesederhanaan dan keramahtaman
Orang sering menjadi sombong saat memiliki jabatan yang tinggi. Namun tidak
halnya dengan Mgr. Albrt Soegijapranata. Ia justru menunjukkan kesedarhaan
dan keramahtamahan yang luar biasa. Berkaitan dengan keramahtamahan,
Beliau selalu dengan ramah menerima tamu yang datang tanpa memandang
jabatan, suku, ras atau agama. Mulai dari anak-anak, pemuda-pemudi, orang
dewasa, orang biasa, para imam, suster, para pejabat, semua diterima dengan
ramah. Berkaitan dengan kesederhanaan hidupnya, Beliau dalam beberapa
kesempatan menggunakan andong sebagai transportasinya. Dan juga dalam
suatu kesempatan menerima jamuan sederhana yang sudah disediakan baginya.
5. Nilai kemanusiaan
6. Kebangsaan
Bisa diliat dari aktivitas setiap harinya, Mgr. Soegijapranata memang memfokuskan
dirinya pada persembahan misa tetapi dengan hal itu tidak membuat dia lupa akan
menjadi masyarakat yang berbangsa. Beliau tetap menyempatkan waktu untuk ikut
serta dalam kegiatan kebangsaan seperti contohnya bentuk keikutsertaan Beliau
dengan menyempatkan waktu untuk menerima tamu.
Salah satu nilai luhur yang dimiliki oleh Mgr Seogijapranata yang perlu kita
refleksikan adalah beliau peduli terhadap dunia Pendidikan di Indonesia. Dan
contoh bentuk kepeduliannya yaitu,
16 Maret 1948.
Beliau mengirimkan dana untuk guru-guru di Klaten dan Wedi yang menderita
sebanyak seribu dua ratus. Boro seribu dua ratus, Ganjuran lima ratus, lalu
pergi ke Solo untuk dana dan beaya sebesar delapan ratus, untuk di Yogya lima
ratus. Beliau juga diketahui sering mendatangi sekolah-sekolah.
18 April 1948.
Minggu. Jam 6 R.K. Misa dan berkotbah di gereja Bintaran. Di dalam Misa
jam 8 berkotbah. Jam 10 H.v. Maurik, wartawan Belanda menghadap dengan
Soemitra dari Penerangan. Guru kelas SMK Solo dua guru dari Klaten, Nj.
Hadisoerata dari Ganjuran menghadap. Suster dari Wonosari menghadap. R.P.
Zoetmulder memberi 2 buku.