Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI DAN ADVOKASI KEBIJAKAN

Strategi Advokasi Masyarakat Sipil dalam Mendesak Pembatalan Revisi Regulasi Komisi
Pemberantasan Korupsi

Dosen Pengampu :
Dr.Aminullah S.Sos., M.AP
Disusun Oleh :
Aulia Fidia Megawati
202069080017

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2021
Review Jurnal Strategi Advokasi Masyarakat Sipil dalam Mendesak Pembatalan Revisi
Regulasi Komisi Pemberantasan Korupsi
Oleh : Aulia Fidia Megawati
Studi Administrasi Publik, FISIP, Universitas Yudharta
E-mail : fidiamegawati@gmail.com

Judul Strategi Advokasi Masyarakat Sipil dalam Mendesak


Pembatalan Revisi Regulasi Komisi Pemberantasan Korupsi
Volume dan Halaman Volume 3, Nomor 1, pp. 49-61
Tahun Juli 2021
Penulis M. Ezha Fachriza Roshady, Sri Budi Eko Wardhani
Review Aulia Fidia Megawati (202069080017)
Tanggal 09 November 2022

Latar Belakang Masalah Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi berusaha bergerak


dalam mengadvokasi desakan untuk membatalkan revisi UU
KPK pada tahun 2019 melalui strategi-strategi
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan strategi
gerakan masyarakat sipil yang tergabung dalam koalisi
masyarakat sipil antikorupsi
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan
sumber data primer dari wawancara, dan pengolahan data
sekunder dari berbagai berbagai literatur yang relevan
dengan penelitian ini.
Subjek dan Objek Penelitian masyarakat sipil antikorupsi dan pembatalan revisi Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK
Hasil Penelitian Dalam memperjuangkan tuntutan dalam upaya mendesak
revisi UU KPK tidak dilakukan dengan melakukan beberapa
strategi advokasi. Adapun urutan strategi advokasi sejalan
dengan pendekatan teori advokasi masyarakat sipil yang
dikemukakan oleh Gen & Wright (2013) yaitu :
1. penelitian atau kajian akademik
Mengidentifikasi draft rancangan undang-undang yang dapat
berdampak pada pelemahan independensi KPK. Dalam hal
ini menemukan poin-poin yang lebih mendorong upaya
pelemahan KPK dari pada memperkuat KPK. Kajian yang
dilakukan oleh koalisi tentu mengundang para ahli (expert)
untuk dihadirkan dalam mengkritisi revisi UU KPK.
2. Melakukan lobi dan membangun hubungan dengan
pembuat kebijakan
Tujuan ini Membangun komunikasi dan dapat merubah sikap
para pemangku kebijakan untuk mendukung penolakan
terhadap revisi UU KPK. Namun ruang gerak koalisi
membangun komunikasi dengan legislatif dan eksekutif
sangat dibatasi, tidak adanya undangan rapat dengar
pendapat dan proses kilat yang dilakukan oleh DPR RI
membuat koalisi tidak mudah untuk mendesak dan melobi
pihak DPR yang sengaja tidak melibatkan peran serta koalisi
masyarakat sipil agar upaya untuk menggoalkan revisi UU
KPK berjalan dengan mulus tanpa ada hambatan.
3. Membangun framing
Menciptakan narasi kepada masyarakat luas bahwa
pelemahan terhadap KPK nyata terjadi melalui revisi UU
KPK dan memantik masyarakat untuk turut mendukung
gerakan yang dilakukan oleh koalisi.
4. Melakukan liputan media
Mempermudah penyebaran berbagai pemberitaan mengenai
narasi dan menginformasikan sikap pernyataan yang
dikeluarkan oleh koalisi
5. Memperluas jejaring dalam melakukan gerakan sosial
sebagai. Semakin kuatnya konsolidasi dengan kelompok
masyarakat sipil lainnya dalam melakukan aksi unjuk rasa
agar desakan penolakan revisi dapat segera didengarkan oleh
pemangku kebijakan.

Kekuatan Penelitian Dari kelima strategi advokasi, bentuk strategi advokasi


terkuat yaitu mendapatkan dukungan dari berbagai media.
Kedua, melakukan kajian dan analisis kebijakan. Koalisi
sebelum melakukan berbagai strategi advokasi lainnya
melakukan kajian terhadap draft rancangan revisi UU KPK
secara mendalam, membahas pasal-pasal yang dapat
mengancam independensi KPK dan sekiranya menjadi
sebuah kemunduran dalam memberantas korupsi di
Indonesia
Kekurangan Penelitian koalisi juga mendapati beberapa hambatan dalam
menjalankan strategi advokasi menolak revisi UU KPK
1. Dalam melakukan strategi lobi, koalisi kurang
meyakinkan para pemangku kebijakan
2. strategi memperluas jejaring dalam melakukan berbagai
aksi unjuk rasa mendapatkan berbagai tindakan represif yang
dilakukan oleh negara. Peretasan telepon genggam milik
anggota koalisi, akademisi, hingga berbagai tokoh yang kritis
terhadap revisi UU KPK terjadi.
3. strategi pembentukan framing tidak mampu membantah
isu yang dibingkai oleh kelompok pendukung revisi UU
KPK
Rekomendasi Dalam hal ini ada baiknya masyakarat sipil mengambil
bagian dari pembuatan kebijakan menjamin kebebasan
warga negara itu untuk mengeluarkan pendapat sehingga
menjadi alasan gerakan anti korupsi oleh koalisi masyarakat
sipil tumbuh dan berkembang, karena semangat untuk terus
menjadikan negara indonesia semakin berintegritas.

Anda mungkin juga menyukai