UAS Perilaku Konsumen Herdyawan 115180558
UAS Perilaku Konsumen Herdyawan 115180558
NIM: 115180558
Kelas: Perilaku Konsumen/AX
JAWABAN:
SOAL 1
Pada pelaksanaan G20 yang diselenggarakan di Bali waktu lalu dan mampu
menarik masyarakat dunia untuk menyaksikannya melalui media dan menjadi
sorotan semua negara yang mengirimkan wakilnya baik presiden maupun perdana
mentrinya, ada hal yang bisa digaris bawahi bahwa acara tersebut banyak
mengangkat nilai budaya seluruh dunia. Coba anda analisis mengenai beberapa
hal berikut ini:
a. Enkulturasi dan Akulturasi yang diterapkan dalam acara tersebut?
b. Green Marketing
c. Analisis isi (Content analysis)
b. Green Marketing
Lozada (2000) mendefinisikan pemasaran ramah lingkungan (green marketing)
sebagai “aplikasi dari alat pemasaran untuk memfasilitasi perubahan yang
memberikan kepuasan organisasi dan tujuan individual dalam melakukan
pemeliharaan, perlindungan, dan konservasi pada lingkungan fisik”.
Para pengusaha dengan adanya G20 tersebut akan semakin menyadari bahwa
kelestarian bumi perlu dijaga dan dipertahankan. Industri akan melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Membuat kemasan (khususnya yang berbahan plastik) yang degradable
(rusak dalam waktu tertentu)
2. Menanam banyak tumbuhan di sekitar industri yang menghasilkan asap
yang dapat mencemar udara, sehingga dengan adanya tumbuhan seperti
pohon dapat menyerap sebagian besar polusi yang dihasilkan oleh industri
tersebut.
3. Contoh kasus: Salah satu contoh green marketing yang berhasil
adalah perusahaan Tirta Investama melalui produk Aqua. Produk
Aqua memiliki kemasan yang bisa didaur ulang sehingga meminimalkan
limbah. Selain itu, Tirta Investama juga memakai energi secara efisien dan
mengelola limbah secara higienis.
Pada acara G20, Pemulihan konteksnya lebih besar dari pandemi. Meninjau secara
keseluruhan. Ketika melihat ada problem dengan bumi, ternyata praktik
kehidupan masyarakat tidak selaras dengan pelestarian bumi. Sebenarnya
kebudayaan memiliki banyak sekali sumber daya, kearifan lokal, praktik budaya,
dan filosofis yang sangat penting dalam upaya kita memulihkan bumi dan
menjaga kelestarian bumi.
Pertemuan Tingkat Menteri G20 bidang Kebudayaan berlangsung pada 12
September 2022 setelah digelarnya ada pertemuan pejabat tinggi bidang
kebudayaan dari negara anggota G20 dalam G20 Senior Officials Meeting (G20
SOM). Ada dua hal yang akan menjadi fokus pembahasan dalam G20 SOM
maupun CMM. Pertama, mengenai kebudayaan untuk bumi lestari, dan
kedua mengenai gagasan Indonesia untuk membentuk dana global di sektor
kebudayaan.
Dari hal tersebut, analisis konten G20 menjelaskan bahwa: Indonesia ingin
menegaskan bahwa pembangunan mendatang harus mempertimbangkan unsur
kebudayaan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Kemudian terkait skema
dana global, di beberapa negara sudah ada skema tersebut di masa pandemi yang
khusus ditujukan untuk seniman pascapandemi. Di Indonesia, Kemendikbudristek
pun telah menggagas dana abadi kebudayaan dalam skema Dana Indonesiana.
Saat ini, Indonesia belum ada skema dana di tingkat global, karena tidak semua
negara punya skema ini. Inisiatif ini sangat perlu karena sektor kebudayaan kalau
tidak didukung secara afirmatif akan sulit untuk pulih dan bangkit. Yang rugi
adalah masyarakat secara keseluruhan. Kemudian sumber daya di bidang
kebudayaan akan sulit untuk sembuh atau pulih.
Kehadiran pejabat setingkat menteri dari negara anggota G20 yang akan hadir
dalam G20 CMM, baik secara luring maupun daring. “Ada Brazil, Jerman, India,
Indonesia, Korea, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Inggris, Amerika Serikat,
Kamboja, Singapura, dan Uni Emirat Arab. Nanti akan ada pernyataan bersama
dari para menteri mengenai rangkuman pembahasan dari dua hal tadi, yaitu jalan
kebudayaan untuk pemulihan bumi dan dana global.
SOAL 2
Pada pola perilaku konsumen berdasarkan sub budaya dibedakan oleh usia dan
generasi yang berbeda-beda. Menurut anda generasi mana yang akan anda pilih
untuk memasarkan destininasi pariwisata Indonesia khususnya Bali, anda diminta
menganalisis berikut ini:
a. Mengapa memilih generasi tersebut
b. Langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mendukung agar berhasil
c. Kendala apa saja yang terjadi untuk generesi tersebut
d. Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut
Schifman & Kanuk (2008 : 358) budaya adalah keseluruhan kepercayaan, nilai –
nilai, dan kebiasaan yang mempelajari yang membantu mengarahkan perilaku
konsumen para anggota masyarakat tertentu. Budaya memperlengkapi orang
dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima di dalam
masyarakat. Kotler (2005: 203) menjelaskan makna sub-budaya meliputi:
Geografis, usia, etnis, jenis kelamin dan pendapatan atau kelas sosial yang
meliputi: kelas atas, menengah dan kelas bawah.
b. Langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mendukung agar berhasil
1. Membuat dan mengoptimalkan Google My Business (GMB)
Google My Business atau Google Bisnisku merupakan aplikasi gratis yang
disediakan oleh Google untuk mengatur keberadaan sebuah objek wisata/layanan
bisnis kita. Google Bisnisku juga dapat digunakan untuk meningkatkan hubungan
antara tuan rumah (host) dengan calon wisatawan potensial secara online. Adapun
manfaat penggunaan Google Bisnisku di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Membuat objek wisata semakin terkenal dan mudah diakses oleh calon
wisatawan
b. Memudahkan wisatawan untuk menemukan dan menuju lokasi objek
wisata, karena pada Google Bisnisku akan tercantum jam buka kunjungan,
produk yang dijual, nomor telepon, dan lokasi objek wisata
c. Memudahkan wisatawan untuk menilai dan memberikan penilaian atau
masukan terhadap objek wisata yang kita kelola. Dalam hal ini, Google
Bisnisku juga dapat menjadi buku tamu digital
d. Memudahkan pengelola destinasi wisata dalam menganalisa tren
perjalanan
e. Meningkatkan penjualan dan kunjungan wisatawan
2. Membuat dan mengoptimalkan konten di website
Website bukan saja harus responsif dan cepat diakses, tetapi harus memiliki
literasi maupun cerita yang informatif, kaya, dan kuat. Dalam beberapa kasus di
lapangan, banyak destinasi maupun objek wisata yang telah mengembangkan
website. Masalahnya, hal-hal kecil seperti informasi dan konten masih sering
diabaikan. Padahal, website kerap menjadi rujukan utama wisatawan sebelum
mengambil keputusan.
Untuk dapat mengembangkan sebuah website, penting untuk menentukan siapa
saja yang nantinya akan dilibatkan menjadi kontributor untuk mengisi
website tetap eksis. Banyak hal yang dapat diceritakan dan dituliskan melalui
website. Misalnya saja mengenai keindahan alam, keunikan arsitektur sebuah
bangunan atau homestay, daya tarik budaya, cerita rakyat atau sejarah, kearifan
lokal di destinasi, maupun kuliner khas yang hanya bisa ditemukan di destinasi.
Di era yang serba digital ini, isi informasi sangatlah penting. Selain wujud fisik
dari destinasi atau daya tarik wisata yang dipromosikan, perlu juga dikembangkan
mengenai bagaimana cara penyampaian informasinya karena setiap orang lebih
menyukai cerita yang kuat. Untuk itu, perkuat narasi melalui penceritaan
atau storytelling yang mendalam.
4. Menjalin kemitraan
Perlu dipahami bersama, sektor pariwisata tidak pernah bisa berdiri dan berjalan
sendiri. Pariwisata sangat membutuhkan kolaborasi antar dan lintas sektor agar
keberlanjutan usahanya tetap berjalan. Untuk itu, maksimalkan jaringan yang
Anda miliki dengan turut melibatkan mitra-mitra potensial seperti komunitas
fotografer, travel blogger, travel vlogger, instagrammer, maupun mitra dengan
konsep B2B (Business to Business). Misalnya seperti layanan tiketing online,
transaksi digital (e-money), maupun model kerja sama marketplace.
7. Melibatkan Pelanggan
Meminta feedback dari pelanggan adalah suatu hal yang sangat penting.
Pelanggan yang dapat menceritakan keluhan yang mereka rasakan saat
pengalaman pertama pada destinasi yang ditawarkan, sangat berarti untuk
masukkan para pemasar untuk dapat memperbaiki layanan yang lebih baik
lagi. Meminta saran dari pelanggan pun sangat penting, hal ini untuk sebagai
bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan strategi pemasaran. Dengan
begitu, pemasar akan memiliki strategi pemasaran sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. Selain itu, pelanggan juga merasa dihargai karena saran mereka
bermanfaat.
SOAL 3
Pada Model Pengambilan Keputusan Konsumen meliputi input, proses dan
output. Anda diminta melengkapi setiap tahapannya, untuk produk bisa anda pilih
antara mobil atau pakaian.
(jawaban minimal adalah 1 atau 2 lembar)
Adapun tahapan pada input-proses-output pada pakaian yang saya kuasai yang
berupa tiga produksi pakaian yang berbeda, yakni sebagai berikut:
input-proses-output (Pakaian berupa Kaos)
Input: Kain polyster, benang, alat bordir, mesih jahit, gunting, penjahit, kapas
Proses:
1. Spinning yaitu proses mengolah kapas atau polyster menjadi benang, benang
hasil pementalan akan masuk ke proses Soft Winder yaitu proses
penggulungan benang hasil dari pementalan.benang yang masuk kedalam
pemrosesan soft winder akan masuk ke pencelupan benang.
2. Weaving yaitu penenunan prosesnya dengan mesin tenun mempersiapkan
benang hingga terbentuk anyaman benang yang siap masuk ke mesin tenun
setelah itu masuk ke proses Weaving maka hasilnya adalah lembaran-
lembaran kain.
3. Shiage adalah proses pemilihan dan pengecekan kain, proses ini untuk
mengklasifikasi kain.Lulus dari proses Shiage kain akan masuk ke proses
pemolesan terhadap warna, yang disebut Dyeing proses ini disebut proses
akhir.
Output: Pakaian Kaos
Proses
1. Cuttting Process
Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk
menjadiupper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit
(leather ) dipotong membentuk pola-pola yang telah ditentukan
sebelumnya menggunakan mesin potong (cutting machine ).
2. Stitching/Sewing Process
Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong dicutting
process kemudian dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu.
Potongan pola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper sepatu yang
selanjutnya disatukandi proses perakitan.
3. Stockfit Process
Proses ini adalah merupakan proses kerja yang menggabungkan bagian-
bagian dari bottom sepatu, yaitu antara midsole dan outsole sampai
terbentuk menjadi bottom sepatu. Midsole yang berbahan dasar phylon
akan digabungkan dengan outsole yang berbahan dasar karet (rubbersole)
dengan cara mengelem.
4. Assembling Process
Pada bagian inilah perakitan sepatu dikerjakan. Bagian-bagian sepatu
yang masih berupa upper dan bottom digabungkan hingga menjadi
bentuk sepatu. Bagian upper yang diproduksi dari divisi stitching process
sebelumnya dan bagian bottom yang diproduksi di divisi stockfit dirakit
dalam proses ini sampai membentuk sepasang sepatu.
5. Finishing
Divisi ini adalah ujung akhir dari semua proses produksi yang dikerjakan.
Output
Sepatu yangsudah berhasil diproduksi dan telah melewati pemeriksaan
quality kemudian akan di-packing ke dalam dus karton sepatu yang kemudian
disimpan di gudang (warehouse) yang pada akhirnya siap dikirimkan untuk
dipasarkan.
SOAL 4
Anda diminta untuk mencari dan menganalisis 3 iklan yang termasuk:
a. iklan deskriptif
b. iklan korektif
a. iklan deskriptif
1. Analisis Deskriptif Iklan Coca-Cola Indonesia Versi Together Tastes
Better
Abstrak: Kemajuan dan perkembangan teknologi di era digital merupakan sesuatu
yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan ini, salah satu dampak dalam bidang
ekonomi yaitu menciptakan kebudayaan baru dalam kegiatan promosi. Promosi
dalam kegiatan periklanan menjadi salah satu strategi pemasaran yang menjadi
andil besar dalam beriklan, salah satu promosi iklan yang telah dikenal adalah
iklan daribrand Coca-Cola yang telah dipublikasikan diberbagai media salah
satunya di YouTube dan televisi. Salah satunya adalah iklan Coca-Cola Indonesia
dalam versi Together Tastes Better yang mengangkat fenomena pandemiCovid-
19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen visual, pesan iklan
sertameneliti keberhasilan penyampaian pesan iklan kepada khalayak pada iklan
Coca-Cola Indonesia dalam versi Together Tastes Better. Tinjauan Desain
dengan tahapan: Deskriptif, Analisis formal, Interpretasi dan Evaluasi. Hasil
dari penelitian ini menunjukkanbahwa bentuk elemen visual yang disampaikan
dalam iklanCoca-Cola Indonesia versiTogether Tastes Better mudah dipahami,
dikemas dengan kreatif dan efektif secara emosional dan tidak berbelit sehingga
iklan ini mampu menarik perhatian khalayak dan berhasil dalam
mengkomunikasikan produknya.
Font menggunakan jenis font Sans Serif yang terkesan sederhana dan berwarna
putih. Setelah itu ganti dengan seorang Ibu yang sedang melakukan pekerjaan
kantor dirumah yang ditemani oleh sang anak dan bertuliskan “Ada yang
memadukan lebih banyak peran” disusun secara Align left, menggunakan font
Sans Serif berwarna putih.
Foto produk Indomie Kuah terdiri dari lima rasa yaitu rasa “Kaldu Ayam”, “Soto
Mie”, “Ayam Spesial”, “Ayam Bawang”, dan “Kari Ayam”. Warna yang ada pada
kemasan adalah warna merah, kuning, hijau, dan jingga. Kelima produk terletak di
atas batu. Background pegunungan dan padang rumput yang hijau, terdapat
beberapa bebatuan, seperti dipakai duduk oleh Nicholas Saputra dan teman-teman.
Terdapat tulisan judul “Bikin Santai Makin Hangat” dan diatasnya terdapat
gambar vektor pegunungan berwarna biru kehijauan. Logo merek Indomie
berwarna biru dengan garis outline berwarna putih tercantum beserta background
logo bewarna merah dengan garis kuning dengan gradasi jingga dan garis hijau.
Logo perusahaan Indofood dengan slogan dibawahnya “Lambang Makanan
Bermutu” berwarna putih.
Merawat rambut merupakan suatu aktifitas yang membosankan bagi wanita karir
yang tidak mempunyai waktu luang untuk bersantai dan merawat rambut. Pantene
melihat ini sebagai peluang untuk mempromosikan produknya. Dengan
menawarkan shampoo yang satu-satunya memiliki formula Pro-V hanya dengan
keramas setiap hari maka dapat melindungi rambut hingga 3 bulan. Hal ini
dibuktikan dengan ilustrasi uji tes jarum, rambut rusak yang bercabang
dibandingkan dengan rambut Pantene yang sehat, maka hasilnya rambut yang
memakai shampoo Pantene dapat dimasukkan ke lubang jarum yang sangat kecil.
Dengan ilustrasi tersebut semakin meyakinkan konsumen bahwa produk Pantene
dapat memperbaiki rambut yang rusak menjadi sehat kembali.
Dekonstruksi yang muncul dalam iklan tersebut adalah adanya visualisasi yang
menggambarkan bahwa rambut wanita yang sehat adalah rambut yang tidak rusak
ataupun bercabang. Bila seorang wanita ingin tampil mempesona, maka sosok
wanita seperti dalam iklan shampoo Pantene-lah yang dijadikan patokan. Ideologi
yang dibentuk tersebut tidak lepas dari ‘penghegemonian’ yang dilakukan oleh
pengiklan guna mempengaruhi pikiran khalayak, menganggap bahwa yang
ditampilkan dalam iklan tersebut adalah benar adanya.