Cetakan 1
Mata Kuliah Pilihan
Pengantar Pendidikan untuk
Anak Berkebutuhan Khusus
Cetakan 1
Penulis :
Muhammad Nurul Ashar, M.Pd.
Penelaah :
Dr. Indra Jaya, M. Pd (UNJ)
Dr. Pujaningsih
Maryam Mursadi, S.Sos., M.Pd.
Copyright © 2022
Direktorat Pendidikan Profesi Guru
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M),
Eksplorasi konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D),
Elaborasi pemahaman (E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A). Modul
dengan alur MERDEKA diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan
diri dalam mencapai tuntutan profesi sebagai agen yang mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mampu mencetak generasi yang membawa perubahan ke hal yang
lebih baik.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPG
Prajabatan. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang
kita lakukan demi pendidikan Indonesia. Amin.
Modul PPG Prajabatan memuat materi, alur, aktivitas, dan penugasan mahasiswa
PPG Prajabatan. Kami berharap dengan adanya Modul PPG Prajabatan ini
penyelenggaraan PPG Prajabatan di seluruh LPTK dapat terselenggara secara
terstandar agar dihasilkan guru yang memiliki profil dan kompetensi sesuai
kebutuhan perkembangan dunia pendidikan secara global.
Temu Ismail
Salam! Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga modul “Pengantar
Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus” dapat terselesaikan dengan baik.
Setiap topik pada modul ini mengikuti alur pembelajaran MERDEKA yang
meliputi: Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi
Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antarmateri dan Aksi Nyata
Pada setiap topik telah disediakan keterangan pertemuan dan durasi pada
Modul ini diharapkan dapat menjadi panduan untuk mahasiswa dan dosen dalam
mempelajari mata kuliah “Pengantar Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan
Khusus”. Meskipun penggunaan referensi pendamping dan sumber belajar lain
yang relevan untuk mendukung tercapainya Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
sangat direkomendasikan. Lebih lanjut, dalam praktiknya layanan pendidikan
untuk anak berkebutuhan khusus juga perlu memperhatikan kondisi lokal,
sehingga kebijaksanaan dan keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan ketika
mempelajari modul ini.
Tersusunnya modul ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak seperti: Tim
Pengembang Bimtek Pemenuhan GPK yang mana sebagian materi di modul ini
adalah adaptasi dari materi yang sudah sebelumnya dikembangkan oleh Tim, Tim
Satuan Disabilitas dan Unit Layanan Anak Berkebutuhan Khusus UNNES,
Sekolah Galuh Handayani Surabaya dan SLB Tunas Kasih Surabaya untuk video
profil sekolah dan seluruh penulis laman berita dan pengunggah video YouTube
yang menjadi sumber referensi ini. Akhir kata, modul ini tentu masih jauh dari
sempurna, sehingga masukan yang membangun masih kami perlukan.
Salam Hangat,
Penulis
Hlm.
Gambar 7........................................................................................................... 88
Gambar 13. Prosedur Penilaian ABK Aspek Pengetahuan dan Keterampilan . 154
Jenis Bobot
No CPMK Catatan
Tugas (%)
Video kondisi
Refleksi pengalaman dan pemahaman mengenai layanan
M SLB dan
pendidikan untuk ABK di Indonesia
Sekolah Inklusif
3
Eksplorasi konsep bentuk layanan pendidikan untuk ABK
E Lembar kerja
dan kurikulum untuk ABK
9 UTS
16 UAS
Durasi 2 pertemuan
Anda telah memiliki gambaran mengenai keberagaman ABK, sebagai calon guru
Anda harus mampu untuk menguasai materi keberagaman ABK dan juga
aplikasinya dalam proses pengajaran maupun pembelajaran. Oleh karena itu di
topik ini Anda akan belajar mengenai:
1. Klasifikasi ABK
2. Karakteristik ABK
3. Kebutuhan Belajar ABK
Pada tahapan ini Anda akan mempelajari klasifikasi ABK, karakteristik ABK dan
kebutuhan belajar ABK. Untuk mengecek pemahaman Anda, silahkan
mengerjakan Lembar Kerja yang disediakan, setelah Anda membaca materi.
1. Klasifikasi ABK
ABK sendiri dapat diklasifikan kembali menjadi dua kondisi, yaitu ABK permanen
dan ABK temporer. ABK dalam kedua kelompok tersebut memiliki hak yang sama
dengan anak lainnya yaitu memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas.
Anak yang ada dalam kelompok tersebut disebut juga dengan peserta didik
berkebutuhan khusus (PDBK) sebagaimana istilah tersebut dipergunakan di
Permendikbud Nomor 157 Tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus.
1) ABK permanen
2) ABK temporer
b. Karakteristik ABK
a) Disabilitas penglihatan
b) Disabilitas pendengaran
a) Disabilitas intelektual
b) Lamban belajar
Lamban belajar atau disebut juga dengan slow learner adalah suatu kondisi
disabilitas intelektual yang ditunjukkan dengan hasil tes IQ berkisar antara
80-90. Kondisi ini berdampak pada proses pemerolehan informasi dan
pengolahan informasi saat belajar yang secara umum lebih lambat
dibandingkan anak dengan IQ rata-rata (>90). Adapun kondisi lamban
belajar memiliki karakteristik sebagai berikut:
b) Spektrum autis
Sebelum tahun 2013, berdasarkan DSM-IV TR, klasifikasi autis terdiri atas:
autis, asperger, dan PDD- NOS. Perkembangan terbaru pada DSM-V TR
autis merupakan kondisi spektrum dimana, setiap individunya memiliki
perbedaan tingkat disabilitas di masing-masing aspek perkembangannya.
Dalam hal tersebut, tidak semua anak dengan cerdas istimewa memiliki
karakteristik intelektual-kognitif dengan ciri sebagai berikut : Memiliki ide-
ide yang orisinal / kreatif/ gagasan yang tidak lazim/ imaginasi yang tinggi;
mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi
suatu konsep yang utuh; menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat
tinggi; mampu menggeneralisasikan suatu masalah yang rumit menjadi
suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami; memiliki kecepatan yang
sangat tinggi dalam memecahkan masalah; kaya dengan perbendaraan
kosa kata dan dapat mengartikulasikannya dengan baik; dalam
berkomunikasi secara lisan, mereka senang bermain atau merangkai kata-
kata; sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang
diberikan; memiliki daya ingat jangka panjang yang kuat; mampu
menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains;
memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat; memiliki banyak
gagasan dan mampu menginspirasi orang lain; serta dapat memikirkan
sesuatu secara kompleks, abstrak dan dalam.
1) Disabilitas penglihatan
2) Disabilitas pendengaran
1) Disabilitas intelektual
2) Lamban belajar
• ABK perlu tahu bahwa huruf /i/ muncul sebelum /k/, Alfabet dapat dibagi
ke dalam beberapa kelompok, yang membuat mudah anak mengingat
di kelompok mana huruf tersebut berada.
2) Spektrum autis
Petunjuk
1 Disabilitas penglihatan
2 Disabilitas pendengaran
3 Disabilitas intelektual
8 Spektrum Autis
9 ADHD
1. Penguasaan materi
2. Kecocokan antara isi yang dipresentasikan dengan isi makalah
Bapak Ibu dosen bisa melakukan penilaian presentasi dengan rubrik yang ada di
lampiran.
1. Klasifikasi ABK
2. Karakteristik ABK
3. Kebutuhan Belajar ABK
Pada mata kuliah lain Anda sudah mempelajari mengenai kebutuhan belajar ABK,
prinsip pembelajaran dan seterusnya. Untuk membuat Koneksi Antar Materi,
identifikasikanlah penyesuaian-penyesuaian dalam pembelajaran apa saja yang
diperlukan ABK, dengan mengisi tabel berikut:
1 Disabilitas penglihatan
Disabilitas
2
pendengaran
3 Disabilitas intelektual
4 Lamban belajar
Kesulitan belajar
5
spesifik
8 Spektrum Autis
9 ADHD
Cerdas Istimewa
10
Berbakat Istimewa
2. Media apa yang akan Anda gunakan untuk mempromosikan hal tersebut!
Jelaskan!
Durasi 2 pertemuan
Selanjutnya, silahkan simak kedua video berikut dan berikan tanggapan Anda
dengan mengisi tabel yang tersedia!
Gambar 2. Video 1
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=eirika33LsI
Gambar 3. Video 2
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=AmpguKY0o2I
Karakteristik Sekolah
No.
Sekolah di video A Sekolah di video B
1.
2.
3.
Sebagai calon guru Anda harus mengetahui bentuk – bentuk layanan pendidikan
khusus serta kurikulum untuk ABK. Oleh karena itu di topik ini Anda akan belajar
mengenai:
Pada tahapan ini Anda akan mempelajari bentuk-bentuk dan kurikulum untuk
layanan pendidikan ABK. Untuk mengecek pemahaman Anda, silahkan
mengerjakan Lembar Kerja yang disediakan setelah Anda membaca materi!
a. Sekolah segresi
2) SLB Berasrama
Sekolah segregasi memiliki kelebihan yaitu (1) adanya sifat rendah diri
diharapkan mampu dihilangkan karena memiliki teman dengan
kemampuan yang hampir sama, (2) kemampuan yang sama menjadikan
anak mudah beradaptasi, (3) lebih mudahnya bersosiasilasi menjadikan
anak tanpa dibayangi rasa takut dan dapat bersaing secara sehat dengan
temannya. Adapun kekurangannya yaitu (1) kemampuan berkomunikasi
anak terhambat dibanding anak anak lainnya, (2) adanya rasa terbatasi
dalam pergaulan, (3) adanya rasa ketidakadilan dalam kehidupan sekolah
yang terbatas bagi mereka.
b. Sekolah Inklusif
1) Kelas Biasa
3) Kelas Khusus
Kurikulum untuk ABK secara khusus diatur dalam Permendikbud Nomor 157
Tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus. Lebih spesifik pada Pasal 6
dijelaskan bahwa kurikulum bagi ABK dapat berbentuk kurikulum pendidikan
khusus atau mengikuti kurikulum reguler. Kurikulum reguler yang dimaksud adalah
kurikulum yang menjadi acuan pendidikan kelas reguler yaitu Kurikulum 2013.
Lebih lanjut, program pendidikan khusus juga bisa ditambahkan pada kurikulum
reguler. Sedangkan kurikulum pendidikan khusus yang dimaksud pada pasal 6
adalah Kurikulum 2013 yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus setiap ABK.
Kurikulum pendidikan khusus yang dimaksud dijelaskan pada Pasal 8 Ayat 4 yaitu
program umum, program kebutuhan khusus, program kemandirian.
Program pilihan kemandirian yang dimaksud pada Pasal 8 Ayat 4 dijelaskan pada
Pasal 11 yaitu Program pilihan kemandirian diberikan agar ABK tidak bergantung
pada orang lain, menjadi bekal hidup, dan mempersiapkan ABK agar mampu
bekerja. Program pilihan yang dimaksud mencakup :
a. Anak memiliki potensi kecerdasan yang telah diukur melalui tes psikologi;
dan/atau
b. Anak memiliki potensi akademik tinggi dan/atau bakat istimewa di bidang seni
dan/atau olahraga.
Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai kurikulum untuk ABK di sekolah silahkan
membaca Permendikbud Nomor 157 Tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan
Khusus di tautan berikut:
https://gurubagi.com/permendikbud-nomor-157-tahun-2014-kurikulum-
pendidikan-khusus/
https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/salinan_202202
15_093900_Salinan%20Kepmendikbudristek%20No.56%20ttg%20Pedoman
%20Penerapan%20Kurikulum.pdf
Petunjuk :
Lalita merupakan anak berusia 7 tahun yang belum bersekolah. Lalita belum mampu
mengucap kata dan artikulasi masih belum jelas. Dari hasil wawancara dengan orang
tua Lalita, Lalita cukup mandiri dan mampu mengikuti instruksi verbal sederhana.
Kemampuan kognitif Lalita sedikit tertinggal dibanding teman sebayanya. Lalita sering
mengusili orang sekitar dan tidak malu dengan orang baru. Orangtua ingin
mendaftarkan anak agar mampu mendapatkan layanan yang tepat.
1. Penguasaan materi
2. Kecocokan antara isi yang dipresentasikan dengan isi makalah
3. Tampilan slide (gambar, diagram, foto, video, alur materi) mendukung
presentasi
4. Kemampuan mempertahankan argumen
5. Kualitas suara (volume, artikulasi suara. intonasi)
6. Pembawaan (cara pandang, gerak tubuh yang efektif, ketenangan)
7. Berpakaian sopan dan rapi
8. Penggunaan bahasa yang benar
9. Tanggap dan siap menerima terhadap masukkan
Bapak Ibu dosen bisa melakukan penilaian presentasi dengan rubrik yang ada di
lampiran.
Anda sudah memahami bentuk – bentuk layanan pendidikan untuk ABK. buatlah
pertanyaan-pertanyaan mengenai layanan pendidikan untuk ABK yang masih
Anda belum pahami. Pertanyaan ini akan didiskusikan dengan rekan, dosen atau
instruktur tamu (Guru SLB dan GPK).
Contoh :
Alasan….
Anda dapat memperoleh informasi dari informan ataupun sumber lain seperti
website dan sosial media.
Durasi 2 pertemuan
Selamat datang di topik ketiga yaitu Konsep Pendidikan Inklusif. Untuk memulai
topik ini, kemukakan kembali berdasarkan pemahaman di materi sebelumnya dan
pengalaman Anda, apa saja karakteristik dari sekolah inklusif ?
1. …….
2. …….
3. …….
4. …….
5. …….
6. …….
Sebagai guru yang siap untuk mengajar di kelas heterogen Anda perlu memahami
Konsep Pendidikan Inklusif. Untuk memahami konsep tersebut, di topik ini Anda
akan belajar mengenai:
Pada tahapan ini Anda akan mempelajari pengertian pendidikan inklusif, landasan
penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia, pengelolaan kelas di sekolah
inklusif, dan penerapan UDL dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah
inklusif. Untuk mengecek pemahaman Anda kerjakan lembar kerja setelah
membaca materi !
Tidak hanya sekolah yang mengetahui perkembangan siswa tetapi orang tua
dan peserta didik mendapatkan akses informasi tentang perkembangan
kemampuan belajar anak dari penilaian formatif dan sumatif secara
berkelanjutan.
a. Landasan Filosofis
b. Landasan Yuridis
10) Permendikbud No. 157 tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus.
12) PP No. 13 Tahun 2020 tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta
Didik Penyandang Disabilitas.
d. Landasan Empiris
Secara empiris kajian pustaka dari Hehir dkk (2016) terhadap 280 penelitian
dari 25 negara mengidentifikasi 89 penelitian yang relevan menemukan bahwa
secara keseluruhan ada peningkatan manfaat bagi siswa berkebutuhan
khusus yang dididik dalam setting sekolah inklusif dan bahwa manfaat ini tidak
hanya di bidang akademik. Selain itu, manfaat netral atau positif dirasakan
siswa lainnya. Lebih lanjut, meta-analisis oleh Szumski, Smogorzewska dan
Marwowski, (2017) yang meneliti dampak kehadiran siswa berkebutuhan
khusus di kelas pada siswa tanpa kebutuhan pe khusus menganalisis 47 studi
dengan total sampel hampir 4.800.000 siswa. Ditemukan bahwa ada efek
positif dalam memiliki siswa berkebutuhan khusus di kelas.
3. Pengelolaan kelas
Tujuan ini dapat membuat peserta didik mampu menghabiskan waktu lebih
banyak untuk belajar daripada menghabiskan waktu dengan aktivitas yang
tidak sesuai dengan tujuan belajar.
Dengan pengelolaan kelas yang baik, peserta didik akan sibuk dengan tugas
menantang yang diberikan, termotivasi untuk belajar, dan mampu memahami
aturan dan regulasi yang harus dipatuhi. Sehingga meminimalisir peserta didik
mengalami masalah akademik dan emosi.
Pengelolaan kelas merupakan hal yang penting untuk dilakukan untuk mendukung
pembelajaran secara optimal terkhusus bagi peserta didik dengan spektrum
autism yang ditujukan untuk meminimalisir munculnya perilaku yang tidak
diinginkan.
Secara umum, dalam penerapan pengelolaan kelas terdapat dua aspek yakni:
pengaturan peserta didik, dan pengaturan kondisi fisik kelas. Dalam aspek
pengaturan peserta didik, aspek-aspek yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1) Pendekatan Kekuasaan
2) Pende1katan Ancaman
3) Pendekatan Kebebasan
5) Pendekatan Pengajaran
7) Pendekatan Sosial-Emosional
Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas Guru harus memiliki Interaksi yang baik
dengan peserta didik karena interaksi dengan peserta didik merupakan salah
satu aspek untuk mengatur tingkah laku, kedisiplinan, minat, gairah belajar,
dan dinamika kelompok. Terdapat beberapa aspek yang menjadi perhatian
dalam cara berinteraksi guru dengan peserta didik. Adapun secara detail
masing-masing aspek sebagai berikut:
1) Keterampilan Berbicara
3) Keterampilan Mendengarkan
1) Komunikasi Non-Verbal
Intervensi Minor
Sedangkan dalam aspek pengaturan kondisi fisik kelas, aspek yang perlu
diperhatikan, diantaranya:
c) Sarana minimal yang tersedia di kelas meliputi: kursi dan meja peserta
didik, kursi dan meja guru, lemari, papan pajang (ukuran minima 60 cm
x 120 cm), papan tulis (ukuran minimal 90 cm x 200 cm), media
pendidikan, perlengkapan lain (tempat sampah, tempat cuci tangan,
jam dinding, dan soket listrik) (Karwati dan Priansa, 2014).
g. Visibilitas
Gaya auditorium
Peserta didik saling menghadap. Gangguan dari peserta didik lain akan
lebih besar pada gaya penataan ini dibandingkan gaya penataan
auditorium.
Gaya off-set
Sejumlah peserta didik (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku
tetapi jangan duduk berhadapan satu sama lain. Gaya ini memiliki
gangguan yang lebih sedikit daripada gaya tatap muka dan efektif untuk
kegiatan pembelajaran kolaboratif.
Gaya seminar
Sebagian besar siswa (10 atau lebih) duduk dalam lingkaran, persegi, atau
bentuk U. Ini efektif ketika guru ingin siswa berbicara satu sama lain, atau
ketika siswa ingin mengobrol, berbicara dengan guru.
Gaya klaster
i. Fleksibilitas
j. Kenyamanan
Pencahayaan
Penghawaan/Suhu Udara
Akustik terkait dengan lingkungan belajar yang tenang. Ruang kelas yang
bising menyebabkan peserta didik mudah lelah dan sulit untuk
berkonsentrasi.
Kepadatan Kelas
k. Keindahan.
Keindahan berkenaan dengan upaya yang dilakukan guru dalam menata kelas
(Karwati & Priansa, 2014). Kelas yang ditata dengan indah dan menyenangkan
berpengaruh positif pada sikap dan tingkah laku peserta didik. Peserta didik
juga dapat belajar secara optimal dengan kondisi kelas yang indah.
Terdapat tiga prinsip UDL yang dijelaskan oleh Center off Applied Special
Technology (CAST) (Gordon dkk., 2014) diantaranya:
Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai UDL silahkan menelusuri website berikut :
https://www.cast.org/impact/universal-design-for-learning-udl
Tugas UDL
Petunjuk
Soal
1. Penguasaan materi
2. Kecocokan antara isi yang dipresentasikan dengan isi makalah
3. Tampilan slide (gambar, diagram, foto, video, alur materi) mendukung
presentasi
4. Kemampuan mempertahankan argumen
5. Kualitas suara (volume, artikulasi suara. intonasi)
6. Pembawaan (cara pandang, gerak tubuh yang efektif, ketenangan)
7. Berpakaian sopan dan rapi
8. Penggunaan bahasa yang benar
9. Tanggap dan siap menerima terhadap masukkan
Bapak Ibu dosen bisa melakukan penilaian presentasi menggunakan rubrik yang
terdapat di lampiran.
1. Anda sudah mengetahui konsep sekolah inklusif dengan melihat kondisi salah
satu sekolah umum terdekat dari domisili Anda. Lakukan analisis potensi
sekolah tersebut menjadi sekolah inklusif!
Durasi 2 pertemuan
Selamat datang di topik empat yaitu sistem dukungan untuk layanan pendidikan
ABK. Sebelum memulai topik ini, tentu Anda memahami bahwa untuk
menyelenggarakan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus, perlu adanya
sistem dukungan bagi ABK. Kemukakan pihak-pihak yang menurut Anda dapat
mendukung penyelenggaraan pendidikan ABK!
1.
2.
3.
5.
Kemudian bacalah artikel berikut dan jawab beberapa pertanyaan yang tersedia :
Setelah membaca artikel tersebut kemukakan 3 fenomena kesulitan layanan bagi ABK
1.
2.
3.
Pada tahapan ini Anda akan mempelajari sistem dukungan untuk layanan
pendidikan ABK. Untuk mengecek pemahaman Anda silahkan mengerjakan
Lembar Kerja IV setelah membaca materi.
Unit layanan disabilitas ini bertujuan untuk mewujudkan kesamaan hak dan
kesempatan bagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera,
mandiri dan tanpa diskriminasi.
5) Melakukan deteksi dini dan intervensi Dini bagi ABK dan calon peserta
didik berkebutuhan khusus.
Fungsi lain yang dimiliki unit layanan disabilitas yakni sebagai penyedia
layanan konsultasi yang ditujukan pada semua pihak yang berkaitan dengan
layanan pendidikan bagi ABK. Layanan ini dapat berupa pengembangan anak,
deteksi dan intervensi, Identifikasi dan asesmen.
3) Sebagai pusat informasi, pusat sumber bisa menjadi tempat bagi orang
tua, keluarga, sekolah khusus dan sekolah inklusif, serta masyarakat lain
di sekitarnya mendapatkan informasi
6) Sebagai mediator kerja sama antara sekolah dengan mitra-mitra kerja yang
lain.
Contoh dari pusat sumber ini adalah UPTD ABK Sidoarjo yang dapat diakses
informasinya di http://uptabksidoarjo.blogspot.com dan beberapa UATD ABK
lainnya seperti di Padang, Sumatra Barat.
Selain itu adanya kebijakan untuk membebaskan biaya kan sekolah khususnya
pada jenjang pendidikan dasar menyebabkan adanya kekhawatiran pihak
sekolah inklusif dalam hal penyediaan anggaran akomodasi guru pembimbjng
khusus.
Peran dunia usaha dan dunia industri terlihat lebih nyata dibandingkan dengan
sekolah inklusif atau sekolah khusus karena peran bidang ini berkaitan dengan
pengembangan pendidikan vokasional. Pada sekolah menengah kejuruan
sudah banyak terwujudnya pengembangan terkait dunia usaha dan dunia
industri ini. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya peningkatan kesadaran
masyarakat terkait layanan pendidikan bagi penyandang disabilitas terkait
dunia usaha dan dunia industri.
Dunia usaha terhubung dengan usaha yang melibatkan fungsi sosial dan
ekonomi diantaranya usaha perdagangan, perbankan dan berbagai usaha
perkantoran lainnya. Penyertaan penyandang disabilitas dalam kegiatan
usaha tentunya menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Contoh pada
tunanetra memungkinkan untuk bekerja di bidang jasa misalnya menerima
telepon atau operator jasa telekomunikasi.
Sistem dukungan yang diberikan oleh Peran pusat sumber ada juga peran
serta masyarakat dalam pengelolaan penyelenggaraan sekolah inklusif
sekolah dapat melibatkan masyarakat untuk membantu pengelolaan baik
akademik maupun non akademik. Akan tetapi bentuk kerjasama dengan
melibatkan masyarakat perlu dinyatakan secara jelas dalam teks kerjasama.
Hal ini masih menjadi masalah mendasar dimana hampir semua
penyelenggaraan sekolah inklusif tidak melakukan kerjasama secara jelas
dengan masyarakat.
f. Program Transisi
a. Guru sekolah reguler seperti guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK.
Guru memiliki peran penting untuk pendidikan bagi anak berkebutuhan khusu.
Hal ini dikarenakan guru memiliki banyak infromasi yang dapat dibagikan
terkait dengan kurikulum umum di kelas reguler berupa bantuan, layanan, atau
perubahan pada program pendidikan yang bisa membantu anak belajar dan
berprestasi maupun strategi untuk membantu anak berperilaku apabila anak
tersebut memiliki masalah pada perilakunya.
2) Bentuk bantuan dan pelayanan lain yang mungkin diperlukan anak agar
anak dapat ditempatkan di kelas reguler dan di tempat lain
2. Jelaskan peran dari Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran bagi ABK!
3. Sebutkan dan jelaskan layanan program transisi yang tersedia untuk ABK!\
Petunjuk
Sistem
Ketersediaan Deskripsi Sumber
Dukungan
Unit Layanan
Disabilitas
Pusat Sumber
Sekolah
Khusus /Luar
Biasa
Dunia Usaha
dan Dunia
Industri
Organisasi
Masyarakat
Sipil
Program
Transisi
1. Penguasaan materi
2. Kecocokan antara isi yang dipresentasikan dengan isi makalah
3. Tampilan slide (gambar, diagram, foto, video, alur materi) mendukung
presentasi
4. Kemampuan mempertahankan argumen
5. Kualitas suara (volume, artikulasi suara. intonasi)
6. Pembawaan (cara pandang, gerak tubuh yang efektif, ketenangan)
7. Berpakaian sopan dan rapi
8. Penggunaan bahasa yang benar
9. Tanggap dan siap menerima terhadap masukkan
Anda sudah memahami konsep sistem dukungan dalam pemberian layanan dan
pihak – pihak yang mendukung layanan untuk ABK. Untuk lebih memahami
konsep konsep sistem dukungan dalam pemberian layanan dan pihak – pihak
yang mendukung layanan untuk ABK, buatlah pertanyaan-pertanyaan mengenai
konsep sistem dukungan dalam pemberian layanan dan pihak – pihak yang
mendukung layanan untuk ABK yang masih Anda belum pahami. Pertanyaan ini
akan didiskusikan dengan rekan, dosen atau instruktur tamu (Guru SLB, GPK,
kepala sekolah, kepala unit layanan disabilitas, tenaga dari pusat sumber,
perwakilan dari dunia usaha yang menyediakan pekerja).
Anda sudah mempelajari konsep sistem dukungan dalam pemberian layanan dan
pihak – pihak yang mendukung layanan pendidika untuk ABK. Berikutnya,
refleksikan pembelajaran ini dengan :
Temukan sistem dukungan yang tersedia di daerah Anda sesuai konsep sistem
dukungan, saran apa yg anda berikan untuk daerah anda!
Pusat Sumber :
Program Transisi :
Nila adalah seorang anak berusia 6 tahun. Nila sudah dapat berbicara meskipun
kosa katanya masih terbatas. Nila sudah mampu untuk membaca huruf meskipun
masih terbata-bata ketika membaca kata. Nila mampu untuk menulis dengan rapi
dan berhitung penjumlahan sederhana. Di usia 6 tahun Nila sudah mampu
mengendarai sepeda roda dua dan makan sendiri. Nila sering mengalami kesulitan
tidur dan sering tidak fokus ketika diberikan instruksi oleh orang tuanya. Nila
mudah bosan ketika diberikan pekerjaan oleh gurunya di PAUD ataupun orang
tuanya di rumah. Nila lebih suka untuk berkeliling kelas dan memanjat meja. Saat
bermain dengan menggunakan mainan seperti puzzle Nila juga sering sulit
bermain dengan tenang. Guru Nila juga mengeluhkan Nila yang sering tidak bisa
duduk tenang. Nila juga sering mengganggu teman-temannya di kelas.
3. Menurut Anda apa dampaknya ketika Nila bersekolah di SLB atau di sekolah
inklusif! (skor maksimal 25)
Durasi 3 pertemuan
Selamat datang di topik kelima yaitu Identifikasi dan asesmen ABK. Untuk memulai
topik ini silahkan menjawab beberapa pertanyaan berikut:
1. Menurut pengalaman dan pemahaman anda langkah awal apa yang harus
ditempuh untuk menangani ABK
3. Menurut pengalaman dan pemahaman anda apa fungsi asesmen untuk ABK ?
Gambar 7.
Sumber : https://kumparan.com/kumparanmom/kunci-
membesarkan-dan-melindungi-anak-dengan-autisme-1xnsXAxeZ53/full
1.
2.
3.
Berdasarkan artikel yang anda baca, apakah kita perlu melakukan asesmen pada
kasus tersebut?
Pada tahapan ini Anda akan mempelajari konsep Identifikasi dan asesmen, dan
tata laksana Identifikasi dan asesmen. Untuk mengecek pemahaman Anda,
kerjakan lembar kerja setelah Anda menyelesaikan materi ini.
Identifikasi dan asesmen ABK merupakan kegiatan awal yang penting dilakukan
bagi guru ataupun pendidik untuk menemukenali karakteristik dan kemampuan
pada ABK untuk menyusun rencana pembelajaran yang sesuai Lebih lanjut
Identifikasi dan asesmen ABK merupakan satu tahapan rangkaian kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dan merupakan suatu kesatuan yang saling mendukung.
Alur pelaksanaan dan hubungan Identifikasi dan Asesmen ABK dijelaskan di
Gambar 5.2 (Budiyanto dkk., 2009; Garnida dkk., 2020).
a) Asesmen akademik
Sasaran Identifikasi
Sasaran dari pelaksanaan identifikasi adalah seluruh peserta didik yang telah
mendaftar melalui proses PPDB di sekolah inklusif yang diduga memiliki gejala
– gejala seperti gejala fisik, gejala perilaku, dan gejala hasil belajar.
Asesmen dapat dilaksanakan oleh guru kelas, guru mata pelajaran, ataupun
GPK. Khususnya pada asesmen akademik, guru kelas dan guru mata
pelajaran dapat melaksanakannya dibantu oleh GPK. Adapun asesmen non
akademik, GPK dapat berperan aktif untuk melaksanakan asesmen tersebut,
dengan dibantu oleh pihak lain yang relevan. Langkah-langkah umum dalam
melakukan asesmen adalah (Garnida dkk., 2020):
Instrumen Identifikasi
SKOR NILAI :
*) Catatan : Nilai Standart: 4 (di luar a dan b), jika a dan b terpenuhi, maka tidak perlu menghitung urutan berikutnya.
SKOR NILAI :
Keterangan:
*) Catatan: Nilai Standart: 6 (di luar a), jika a terpenuhi, maka tidak perlu menghitung urutan berikutnya.
Kesulitan dalam melakukan gerakan (tidak sempurna, tidak lentur dan tidak
terkendali)
Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari
biasanya
Kesulitan pada saat berdiri/ berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak
normal.
SKOR NILAI :
Keterangan:
SKOR NILAI :
Keterangan:
SKOR NILAI :
Keterangan:
SKOR NILAI :
Keterangan:
Keterangan:
SKOR NILAI :
Keterangan:
SKOR NILAI :
Bersikap membangkang
SKOR NILAI :
Keterangan:
Autis
Cenderung menyendiri
SKOR NILAI :
Keterangan:
Anattention
10.
Sering tidak memperhatikan hal-hal kecil/detil, atau
membuat kesalahan sepele.
SKOR NILAI :
Keterangan:
Impulsif (Impulsivity)
SKOR NILAI :
Keterangan:
Hiperaktif
SKOR NILAI :
Keterangan:
Mengetahui,
Petunjuk
1. Instrumen identifikasi ini bisa digunakan untuk anak berusia 3-6 tahun.
3. Instrumen identifikasi ini terdiri atas empat bagian. Bagian pertama adalah
identitas anak yang diidentifikasi. Bagian kedua adalah Pertanyaan Umum
identifikasi. Bagian ketiga adalah Pertanyaan Lanjutan identifikasi dan Bagian
4 adalah interpetasi
4. Beri tanda cheklist (√) pada kolom Pertanyaan sesuai dengan gejala yang
tampak/diperoleh pada anak.
1. Nama :
3. Jenis kelamin :
4. Berat badan :
5. Agama :
6. Status anak :
8. Nama sekolah :
9. Alamat :
Catatan:
Respon
No. Item
Ya Tidak
Anak sangat aktif untuk bergerak baik di pagi hari dan malam hari
10
dan sering mengalami kesulitan tidur.
12 Anak baru dapat berjalan di usia 2 tahun atau belum bisa berjalan.
Catatan:
Pertanyaan Ya Tdk
Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/ bersisik/ kering/ bentuk tidak
bulat
Mengernyitkan alis mata saat melihat obyek yang agak jauh di depannya
Pertanyaan Ya Tdk
Pertanyaan Ya Tdk
Pertanyaan Ya Tdk
Kesulitan dalam melakukan gerakan (tidak sempurna, tidak lentur dan tidak
terkendali)
Pertanyaan Ya Tdk
Suaranya parau/payah/aneh.
Organ bicaranya tidak normal, misal bibir sumbing, lidah terlalu tebal.
Pertanyaan Ya Tdk
Biasanya ribut bila bermain dan sulit melakukan kegiatan dengan santai dan
tenang.
Pertanyaan Ya Tdk
Cenderung menyendiri
Catatan :
Saran Rujukan
Hambatan
3 4 Psikolog/Psikiater
intelektual
6 13 ADHD Psikolog/Psikiater
7 6 Autis Psikolog/Psikiater
Mengetahui,
(……………………………) (……………………………)
a) Aspek/Komponen/Kompetensi Inti
Teori Perkembangan :
Bayley Scales of Infant and Toddler Development (Fine Motor Task) - Usia 3
hingga 4 tahun (toddler – pre school), perkembangan motorik halus anak usia 5
hingga 9 tahun (Effgen, 2013)
Tugas Perkembangan
Indikator
Asesor : …………………
halus siswa
Tes
Instrumen Wawancara
1. Apakah anak mampu meminum air dari botol dengan baik? (Indikator 1.1.
Menggenggam botol minum)
10. Apakah anak mampu menduplikasi bentuk bangun datar? (persegi, segitiga,
segilima/diamond) (Indikator 5.9. Menduplikasi gambar bangun persegi; 5.10.
Menduplikasi gambar segitiga; 5.11 Menduplikasi gambar segi lima (diamond))
11. Apakah anak mampu menggunting garis lurus? Tanpa/dengan bantuan guru?
(Indikator 6.1. Menggunting garis lurus)
14. Berapa lama waktu yang dibutuhkan anak untuk mengancingkan baju apabila
tanpa bantuan guru? (Indikator 7.1. Mengancingkan kancing kecil )
16. Apakah anak mampu menalikan tali sepatu? Tanpa/dengan bantuan guru?
(Indikator 7.3. Mengikat tali sepatu)
17. Berapa lama waktu yang dibutuhkan anak untuk menali dengan simpul hidup
(dasar)? (jawab jika anak sudah mampu menalikan tali sepatu) (Indikator 7.3.
Mengikat tali sepatu)
19. Apakah anak memiliki hambatan motorik halus lainnya yang hingga kini
mengganggu kegiatan pembelajaran di sekolah?
Instrumen Wawancara:
1. Apakah anak mampu meminum air dari botol dengan baik? (Indikator 1.1.
Menggenggam botol minum)
2. Apakah anak menyukai balok dan dapat menyusunnya? (Indikator 2.1. Menata
stacking block secara vertikal)
5. Bagaimana kerapian lipatan anak? (Indikator 4.1. Melipat kertas menjadi dua
bagian)
11. Apakah anak mampu menduplikasi bentuk bangun datar? (persegi, segitiga,
segilima/diamond) (Indikator 5.9. Menduplikasi gambar bangun persegi; 5.10.
Menduplikasi gambar segitiga; 5.11 Menduplikasi gambar segi lima (diamond))
12. Apakah anak mampu menggunting garis lurus? Tanpa/dengan bantuan orang
tua? (Indikator 6.1. Menggunting garis lurus)
15. Berapa lama waktu yang dibutuhkan anak untuk mengancingkan baju apabila
tanpa bantuan orang tua? (Indikator 7.1. Mengancingkan kancing kecil )
17. Apakah anak mampu menalikan tali sepatu? Tanpa/dengan bantuan orang
tua? (Indikator 7.3. Mengikat tali sepatu)
18. Berapa lama waktu yang dibutuhkan anak untuk menali dengan simpul hidup
(dasar)? (jawab jika anak sudah mampu menalikan tali sepatu) (Indikator 7.3.
Mengikat tali sepatu)
20. Apakah anak memiliki hambatan motorik halus lainnya yang hingga kini
mengganggu kegiatan sehari – harinya di rumah?
Petunjuk
Sumber : https://drive.google.com/file/d/1gfdtM9UdwgRNu6i2UZYSa8BqpeeWtsZ/view
1. Penguasaan materi
2. Kecocokan antara isi yang dipresentasikan dengan isi makalah
3. Tampilan slide (gambar, diagram, foto, video, alur materi) mendukung
presentasi
4. Kemampuan mempertahankan argumen
5. Kualitas suara (volume, artikulasi suara. intonasi)
6. Pembawaan (cara pandang, gerak tubuh yang efektif, ketenangan)
7. Berpakaian sopan dan rapi
8. Penggunaan bahasa yang benar
9. Tanggap dan siap menerima terhadap masukkan
Bapak Ibu dosen bisa melakukan penilaian presentasi dengan rubrik yang ada di
lampiran.
1.
2.
Karakterisik hambatan sesuai
1 3.
formulir Identifikasi
4.
dst.
1.
Temuan lain karakteristik
2.
2 hambatan yang ditemukan tidak
3.
tercantum dalam form indetifikasi
dst.
Instruksi
Analisis Kasus
Kasus 1
Jingga adalah anak berusia 4 tahun yang sekarang sedang mengikuti program
pembelajaran di PAUD. Hasil identifikasi menunjukkan Jingga memiliki
kecenderungan mengalami gangguan perhatian (ADD). Guru kelas
menyampakan program untuk semester depan adalah mengembangkan
keterampilan motorik yang diperlukan supaya anak dapat menulis. Guru hendak
melakukan asesmen sebelum memulai program semester depan, sebagai
konsultan pendidikan khusus jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
No Pertanyaan Respon
Jelaskan beberapa
penyesuaian yang guru harus
lakukan sehingga pelaksanaan
3
asesmen dapat aksesibel dan
sesuai dengan karakteristik
Jingga!
No Pertanyaan Respon
Kasus 3
Biru adalah siswa kelas III dengan hambatan pendengaran dengan tanpa disertai
hambatan intelektual di sekolah dasar umum. Biru mengikuti program khusus
untuk memastikan kemampuan matematikanya dapat setara dengan temannya
dalam satu jenjang. Guru hendak melakukan asesmen pada salah satu materi
Matematika di akhir semester 1, sebagai konsultan pendidikan khusus jawablah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
Jelaskan beberapa
penyesuaian yang guru harus
lakukan sehingga pelaksanaan
3
asesmen dapat aksesibel dan
sesuai dengan karakteristik
Biru!
BAGIAN 2
Pilihlah salah satu kasus pada bagian 1. Kembangkan kisi-kisi instrumen dengan
mencantumkan komponen-komponen berikut:
1. Aspek/Komponen/Kompetensi Inti
2. Sub-aspek/Sub-komponen/Kompetensi Dasar
3. Indikator (gunakan kata kerja operasional)
4. Teknik pengumpulan data (minimal dua teknik harus digunakan)
5. Pelaksana
6. Durasi pada masing-masing teknik
2. Menurut Anda, sistem dukungan apa yang bisa diberikan pada Ian Short,
kemukakan alasannya ?
3. Menurut anda, asesmen apa yang bisa diterapkan pada Ian Short dan jelaskan
mengapa?!
3. Ketika Anda nanti menjadi guru, dukungan apa yang Anda perlukan untuk
melaksanakan Identifikasi dan asesmen?
Durasi 3 pertemuan
1. …..
2. …..
3. …..
4. …..
5. …..
6. …..
7. …..
8. …..
9. …..
10. …..
Gambar 11.
Sumber: https://jdih.kemdikbud.go.id/detail_peraturan?main=3092
1. …..
2. …..
3. …..
1. Planning Matrix
a. Pengertian
b. Tujuan
Planning Matrix
Identitas
Nama Kelas
…. …. …. ….
Planning Matrix
Identitas
Kemampuan
No Aspek
Awal Dampak Strategi
1.Komunikasi
Hanya mampu
Pengembangan kemampuan
melaksanakan Belum mampu
komunikasi reseptif melalui
Komunikasi instruksi satu melaksanakan
1.1 program pengembangan
reseptif kata dengan instruksi dua
komunikasi, interaksi sosial dan
menggunakan kata
perilaku
visual
Pengembangan kemampuan
komunikasi ekspresif melalui
program pengembangan
Mampu Belum mampu
Komunikasi komunikasi, interaksi sosial dan
1.2 menirukan mengucapkan
ekspresif perilaku
ucapan sesuatu
Peningkatan kemampuan
berbicara selama pembelajaran
di kelas
Belum mampu
Malu dalam
untuk
Komunikasi berinteraksi Meningkatkan partisipasi siswa
1.3 berinteraksi
pragmatis dengan teman di kelompok
dengan teman
sebaya
sebaya
Lebih lanjut, kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik cocok bagi
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Kurikulum dapat memberikan peluang
setiap peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki sesuai dengan
bakat dan kemampuan peserta didik. Kurikulum yang digunakan dalam
penyelenggaraan program inklusif merupakan bentuk kurikulum reguler yang
berlaku di sekolah umum. Disebabkan oleh adanya keragaraman hambatan
peserta didik yang sangat bervariasi mulai dari ringan hingga berat, penerapan
kurikulum pada pendidikan inklusif perlu dilakukan modifikasi sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kebutuan peserta didik. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan yakni:
Model esklarasi bertujuan agar peserta didik cerdas dan/atau bakat istimewa
dapat berkembang dengan optimal. Implikasi eksklarai kurikulum memberi
kesempatan peserta didik cerdas dan/atau bakat istimewa secara kronologis
waktu belajarnya sama dengan peserta didik lain, tetapi perolehan hasil belajar
lebih luas dan dalam.
b. Model duplikasi
c. Model modifikasi
d. Model substitusi
e. Model omisi
Guru kelas, guru bidang studi, GPK membedah rencana pembelajaran untuk
peserta didik reguler dan membuat program pembelajaran individu sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaranyang berisi format identitas, kompetensi inti,
kompetensi dasar, tujuan, indikator, materi pembelajaran, alat/media, dan
penilaian.
PPI dirancang untuk satu ABK yang sifatnya dinamis maksudnya sensitif dengan
berbagai perubahan dan kemjuan peserta didik yang disusun oleh steakholder
secara bersama (Arriani dkk., 2021; Garnida dkk., 2020). PPI ditujukan kepada
ABK yang memang tidak memungkinkan menggunkan kurikulum reguler maupun
yang telah di modifikasi. Tempat pembelajaran tidak harus di kelas reguler, dapat
di kelas khusus sesuai dengan kemampuan peserat didik. Proses penilaian
Dalam membuat PPI perlu diperhatikan prinsip – prinsip dasar dan komponen
dalam PPI sebagai berikut :
Format 1
Nama : ………………
Kelas/Semester : ………………
Tanggal Lahir : ………………
Tahun Ajaran : ………………
Jenis Kebutuhan Khusus : ………………
Orang Tua/Wali : ………………
Deskripsi Tujuan
Format 2
Nama : ………………
Kelas/Semester : ………………
Tanggal Lahir : ………………
Tahun Ajaran : ………………
Jenis Kebutuhan Khusus : ………………
Orang Tua/Wali : ………………
Tujuan PPI jangka Susunlah satu tujuan PPI berdasarkan prinsip SMART
panjang yang mencakup empat komponen wajib yakni content,
(Untuk program behaviour, conditions dan criterion.
berdurasi satu bulan) Skor maksimal: 15
a. Nama Program
Dengan menggunakan prinsip ROUTINE pilihlah
salah satu pendekatan/program intervensi yang
dibahas pada minggu-minggu sebelumnya ataupun
pendekatan/program intervensi lainnya yang
kelompok anggap paling tepat untuk mencapai tujuan
tersebut dengan efektif. Pilih dan kemukakan
Program Intervensi
rasionalnya.
Skor maksimal: 20
b. Langkah pelaksanaan
Secara singkat kemukakan langkah yang ditempuh
dalam menerapkan program intervensi/pendekatan
tersebut.
Skor maksimal: 10
Akomodasi atau penyesuaian RPP dapat dilakukan pada area tujuan, materi,
metode dan/atau evaluasi pembelajaran. Penyesuaian ini dilakukan sesuai
dengan kondisi kebutuhan belajar ABK yang berdasarkan hasil asesmen.
Akomodasi yang dilakukan selama pembelajaran menyesuaikan dengan kondisi
hambatan yang dialami anak baik disabilitas penglihatan, disabilitas pendengaran,
disabilitas intelektual, autis, gangguan emosi sosial, hingga cerdas
istimewa/berbakat istimewa. Penyesuaian ini dapat dilakukan melalui akomodasi
pada aspek meliputi: (1) akomodasi materi, (2) akomodasi strategi dan metode,
(3) akomodasi media, alat dan sumber belajar, (4) akomodasi pengelolaan
lingkungan fisik dan nonfisik dan (5) akomodasi penilaian. Secara jelas, akomodasi
pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:
1) Disabilitas penglihatan
2) Disabilitas pendengaran
3) Disabilitas intelektual
a) Autis
Akomodasi strategi dan metode yang diberikan kepada ABK memiki beberapa
bentuk, meliputi: kolaboratif dan kooperatif, tutor sebaya, berbasis aktivitas,
pendekatan guru tim, pembelajaran langsung, latihan berulang, pembiasaan,
penerapan reinforcement, dan pemberian feedback. Secara jelas pemberian
akomodasi strategi dan metode pada ABK dijelaskan sebagai berikut:
a) Disabilitas penglihatan
b) Disabilitas pendengaran
c) Disabilitas intelektual
d) Disabilitas Fisik
e) Autis
Pada ABK dengan autis pemberian akomodasi strategi dan metode dapat
diberikan dengan memperhatikan keterarahan wajah, menjelaskan secara
jelas dan sederhana, mempertimbangkan kemampuan komunikasi dan
interaksi sosial, menghindari pemicu munculnya perilaku autistic.
1) Disabilitas penglihatan
2) Disabilitas pendengaran
3) Disabilitas intelektual
4) Disabilitas fisik
Bentuk akomodasi media alat dan sumber belajar pada ABK dengan hambatan
fisik dapat dilakukan dengan penyediaan meja dan kursi yang aksesibel
penggunaan papan tulis yang fleksibel di mana pengguna kursi roda dapat
menjangkau papan tulis. Pembelajaran juga dapat memanfaatkan multimedia.
Pada ABK dengan gangguan emosi sosial bentuk akomodasi media alat dan
sumber belajar dapat berbentuk sesuatu yang menarik dan disesuaikan minat
anak serta perlu untuk mempertimbangkan keamanan media dan sumber
belajar selama pembelajaran berlangsung.
6) Autis
Pada anak autism akomodasi media alat dan sumber belajar memerlukan
media yang bersifat visual seperti gambar sederhana dan jelas serta bersifat
kontekstual sesuai keseharian peserta didik.
Akomodasi media, alat dan sumber belajar yang diberikan kepada anak
dengan kesulitan belajar spesifik media dan sumber belajar perlu untuk
melibatkan seluruh Indra titik median dan sumber belajar juga dapat diberikan
berbasis dengan aktivitas peserta didik.
Akomodasi media, alat dan sumber belajar pada anak diupayakan menarik
minat dan ide peserta didik untuk mengembangkan dan pengayaan materi.
3) Akomodasi penilaian
Pada aspek akomodasi penilaian perlu untuk memulai beberapa tahapan yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan analisis hasil penilaian. Secara
mendetail, bentuk akomodasi penilaian pada tiap-tiap ABK sebagai berikut:
Pada anak dengan hambatan pengelihatan, terdapat enam hal yang perlu
diperhatikan dalam akomodasi penilaian, yakni:
b) Disabilitas pendengaran
Pada anak dengan hambatan pendengaran, terdapat tujuh hal yang perlu
diperhatikan dalam akomodasi penilaian, yakni:
c) Disabilitas intelektual
Pada anak disabilitas intelektual terdapat enam hal yang perlu diperhatikan
dalam akomodasi penilaian, yakni:
d) Disabilitas fisik
Berikut contoh RPP yang telah disesuaikan dengan adanya ABK di kelas. Warna
merah menunjukkan modifikasi yang dilakukan:
Sekolah : ……
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : PERSAMAAN GARIS LURUS
Alokasi Waktu : 2 JP (1 x pertemuan)
…. …. …. …..
8. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan:
b. Kegiatan Inti
1) Fase 1 (stimulus)
4) Fase 4 (pembuktian)
Guru dan peserta didik berdiskusi dan tanya jawab cara menggambar grafik
fungsi linier (garis lurus) dan langkah-langkahnya serta menentukan
kemiringan garis. Peserta didik mengerjakan latihan soal yang ada di buku
siswa.
Ani mengerjakan LKPD khusus menentukan posisi titik pada bidang koordinat
kartesius.
c. Penutup
………………,……,……,…….
Mengetahui
(…………………………) (…………………………)
NIP. NIP.
Petunjuk
Banyu adalah kelas III SD yang mengalami kondisi lamban belajar berdasarkan
hasil pemeriksaan psikolog. Banyu baru mampu membaca huruf, menulis dengan
menebali dan membilang.
3. Pilihlah satu kompetensi dasar dari Kurikulum 2013 (dapat diakses di internet)
kelas III SD sesuai mapel, kemudian buatlah rencana pembelajaran sesuai
dengan kondisi Banyu. Template berikut bisa menjadi acuan.
1. Penguasaan materi
2. Kecocokan antara isi yang dipresentasikan dengan isi makalah
3. Tampilan slide (gambar, diagram, foto, video, alur materi) mendukung
presentasi
4. Kemampuan mempertahankan argumen
5. Kualitas suara (volume, artikulasi suara. intonasi)
6. Pembawaan (cara pandang, gerak tubuh yang efektif, ketenangan)
7. Berpakaian sopan dan rapi
8. Penggunaan bahasa yang benar
9. Tanggap dan siap menerima terhadap masukkan
3. Jelaskan bagaimana langkah Anda sehingga bahan ajar bisa diakses seluruh
ABK !
Nila adalah seorang anak berusia 7 tahun di salah satu sekolah dasar negeri. Nila
sudah dapat berbicara meskipun kosa katanya masih terbatas. Nila sudah mampu
untuk membaca huruf meskipun masih terbata-bata ketika membaca kata. Nila
mampu untuk menulis dengan rapi dan berhitung penjumlahan sederhana. Di usia
7 tahun Nila sudah mampu mengendarai sepeda roda dua dan makan sendiri. Nila
sering mengalami kesulitan tidur dan sering tidak fokus ketika diberikan instruksi
oleh orang tuanya. Nila mudah bosan ketika diberikan tugs oleh gurunya di kelas
ataupun orang tuanya di rumah. Nila lebih suka untuk berkeliling kelas dan
memanjat meja. Saat bermain dengan menggunakan mainan seperti puzzle Nila
juga sering sulit bermain dengan tenang. Guru kelas Nila juga mengeluhkan Nila
yang sering tidak bisa duduk tenang. Nila juga sering mengganggu teman-
temannya di kelas.
3. Berikut adalah salah satu Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas I SD
Tetap semangat!
Arriani, F., dkk., (2021). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Kemendikbudristek.
Benner, S. M., & Grim, J. (2012). Assessment of young children with special needs:
A context-based approach. New York: Routledge.
Garnida, D., dkk. (2020). Materi Bimbingan Teknis Pemenuhan Guru Pembimbing
Khusus di Sekolah Inklusi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus
Griful-Freixenet, J., Struyven, K., & Vantieghem, W. (2021). Toward more inclusive
education: an empirical test of the universal design for learning conceptual
model among preservice teachers. Journal of Teacher Education, 72(3), 381-
395.
Gordon, D., et al. (2014). Universal Design for Learning: Theory and Practice.
CAST Professional Publishing.
Hehir, T., Gridal, T., Freeman, B., Lamoreau, R., Borquaye, Y., & Burke, S. (2016).
A summary of the evidence on inclusive education. Alana Institute. Available
Nelson, L. L., & Posey, A. (2013). Design and deliver: Planning and teaching using
universal design for learning. Brookes Publishing.
Parveen, S., Reba, A., & Khan, P. (2014). Slow Learner: Their Characteristics and
Role of Teachers in Helping Them. JL & Soc'y, 45, 27.
Rose, D.H. & Gravel, J.W. (2010). Universal design for learning. In B. McGaw, P.
Rose, D. H., & Meyer, A. (2002). Teaching every student in the digital age:
Universal Design for Learning. Alexandria, VA: ASCD.
Santrock, J.W. (2015). Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Terjemahan Tri Wibowo
BS. Jakarta : Prenadamedia Group.
Spandagou, I., Little, C., Evans, D., & Bonati, M. L. (2020). Inclusive Education in
Schools and Early Childhood Settings. Springer.
Bapak/Ibu dosen pengampu berikut adalah beberapa referensi rubrik penilaian yang dapat dijadikan rujukan untuk memberi penilaian hasil
kerja mahasiswa pada tugas kelompok, tugas mandiri dan partisipasi.
Aspek SKOR
penilaian Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Kurang (2) Sangat Kurang (1)
Pemahaman terhadap Pemahaman terhadap materi Pemahaman pada yang Pemahaman yang terbatas
Sama dengan kriteria materi ditunjukkan dengan ditunjukkan dengan respon terbatas terhadap materi terhadap materi
Pemahama
baik dengan kualitas respon yang sesuai pada yang sesuai pada seluruh ditunjukkan dengan respon ditunjukkan dengan respon
n materi
luar biasa seluruh pertanyaan dengan pertanyaan meskipun belum yang tidak sesuai pada yang tidak sesuai pada
mendalam mendalam sebagian pertanyaan seluruh pertanyaan
penilaian Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Kurang (2) Sangat Kurang (1)
Tampak bermasalah
Sama dengan Bisa mengerjakan tugas Bisa mengerjakan tugas Bisa mengerjakan tugas
dalam mengerjakan
Keterampilan kriteria baik secara berkelompok dan secara berkelompok dan secara berkelompok
tugas berkelompok dan
berke-lompok dengan kualitas menjadi peran pimpinan di berkontribusi dengan baik di meskipun kontribusi pada
tidak berkontribusi pada
luar biasa kelompok kelompok tugas kelompok minim
tugas kelompok
Perolehan skor dapat dihitung melalui menghitung skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan skor maksimal yakni 30.
SKOR
Aspek penilaian
Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Kurang (2) Sangat Kurang (1)
penilaian Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Kurang (2) Sangat Kurang (1)
Respon tugas secara umum Respon tugas hanya Respon tugas tidak
Respon tugas secara
Sama dengan kriteria merujuk pada Eksplorasi sebagian yang merujuk merujuk pada
Kajian umum merujuk pada
baik dengan kualitas Konsep/Teori yang relevan pada Eksplorasi Eksplorasi
literarur Eksplorasi Konsep/Teori
luar biasa dan merujuk sumber referensi Konsep/Teori yang Konsep/Teori yang
yang relevan
lain yang relevan relevan relevan
Perolehan skor dapat dihitung melalui menghitung skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan skor maksimal yakni 30.
SKOR
Aspek penilaian
Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Kurang (2) Sangat Kurang (1)
Menggunakan
Menggunakan bahasa Menggunakan bahasa
Sama dengan kriteria Menggunakan bahasa bahasa yang kurang
yang sopan, yang sopan tetapi
Sikap penyampaian baik dengan kualitas yang sopan dengan sopan dan
pembawaan tenang pembawaan kurang
luar biasa pembawaan tenang pembawaan yang
dan bersemangat tenang
kurang tenang
Perolehan skor dapat dihitung melalui menghitung skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan skor maksimal yakni 15.
Muhammad Nurul Ashar, S.Pd., M.Ed atau akrab dipanggil Ashar adalah dosen di
Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Univesitas
Negeri Surabaya (Unesa). Ashar menyelesaikan pendidikan sarjana pada tahun
2017 di jurusan yang sama dengan tempat mengabdinya sekarang dengan fokus
studi pada pendidikan inklusif dan pembelajaran untuk anak autis. Pada tahun
2020 Ashar menyelesaikan studi magister Special and Inclusive Education
(Pendidikan Luar Biasa dan Inklusif) di The University of Sydney Australia dengan
topik tesis pengalaman sosial siswa autis di sekolah inklusif di Indonesia. Ashar
mengampu mata kuliah Identifikasi dan Asesmen ABK, Pendidikan Inklusif dan
Teknologi Asistif. Adapun minat penelitian dan pengabdian masyarakat Ashar
meliputi: disability awareness, pembelajaran di sekolah inklusif dan pembelajaran
untuk anak autis. Selain aktif menjadi dosen, Ashar juga aktif tergabung di Pusat
Studi dan Layanan Disabilitas Unesa/Satuan Difabel Unesa dan Tim Pengembang
Bimtek Pemenuhan Guru Pembimbing Khusus Direktorat Guru Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus. Dikmendiksus, Kemendikbudristek. Ashar
telah mempublikasikan beberapa artikel di proceeding, artikel di jurnal nasional,
artikel di jurnal internasional dan book chapter dan buku. Publikasi terbaru Ashar
adalah book chapter berjudul “Power cards digital: An advanced strategy in
enhancing communication skills of students with autism (2022)” dan buku berjudul
Dr. Rahmahtrisilvia, S.Pd., M.Pd. atau akrab dikenal dengan Silvi adalah dosen
Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) Univesitas Negeri Surabaya (UNP). Silvi
memperoleh gelar master dan doktor Pendidikan Khusus dari Universitas
Pendidikan Indonesia pada tahun 2007 dan 2022, dan gelar sarjana dari UNP
pada tahun 1999. Tesis dan disertasi Silvi berfokus pada intervensi untuk anak
dengan spektrum autis, dengan topik penelitian dan pengabdian masyrakat juga
terkait dengan asesmen dan intervensi untuk anak dengan spektrum autis, serta
pengembangan kompetensi guru di SLB ataupun sekolah inklusif. Selama
mengajar, Silvi mengampu mata kuliah Pendiidkan Anak Gangguan Intelektual,
Pendidikan Inklusif, Strategi Layanan Anak Gangguan Spektrum Autis dan Teknik
Labor Pendidikan Khusus. Selain menjadi dosen, Silvi juga aktif sebagai praktisi
di bidang pendidikan untuk anak spektrum autis. Beberapa karya tulis ilmiah sudah
berhasil dipublikasikan baik publikasi nasional maupun internasional. Karya
terbaru Silvi adalah buku “Asesmen Gaya Belajar Untuk Anak Gangguan
Spektrum Autisme” (2022). Anda bisa menyapa silvi melalui surel di
rahmahtrisilvia@fip.unp.ac.id