Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 latar belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat pesat, hal
ini memberi tanda bahwa semakin majunya peradaban manusia.Salah satu
wujudnya adalah kesibukan manusia yang kian meningkat, hal inilah yang
menuntut para ilmuwan untuk berusaha menciptakan suatu alat atau mesin yang
berfungsi membantu kinerja manusia.Kendaraan bermotor merupakan salah satu
alat transportasi yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, baik untuk
kendaraan roda dua maupun untuk kendaraan roda empat.

Motor bakar merupakan salah satu mesin yang digunakan sebagai


penggerak mula-mula alat transportasi. Motor bakar merupakan suatu mesin
konversi energi yang merubah energi kalor menjadi energi mekanik. Dengan
adanya energi kalor sebagai suatu penghasil tenaga maka sudah semestinya mesin
tersebut memerlukan bahan bakar dan sistem pembakaran yang digunakan sebagai
sumber kalor. Motor bakar yang menggunakan bahan bakar bensin disebut dengan
motor bensin dan motor bakar torak yang menggunakan bahan bakar solar disebut
motor diesel.Motor bensin memperoleh tenaga dari hasil pembakaran bahan bakar
dan udara menghasilkan daya. Pada sepeda motor sebagian besar masih
menggunakan karburator yaitu alat yang digunakan untuk mencampur antara
bahan bakar bensin dan udara supaya menjadi gas pada motor bensin disebut
karburator. (Haryono, 1995)
1.2. Tujuan Pengujian
1. Untuk mengetahui prestasi kerja motor bakar
2. Untuk mengetahui siklus bakar diagram P-V
3. Untuk mengetahui hubugan antara parameter-parameter

• daya terhadap putaran

• Konsumsi Bahan Bakar terhadap putaran

• Efisiensi terhadap putaran

• Daya terhadap beban

• Konsumsi bahan bakar terhadap beban

• Efisiensi terhadap beban


4. Untuk menganalisa gas hasil pembakaran
5. Untuk mengetahui neraca panas pada motor bakar
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Umum Motor Bakar


Secara umum pengertian motor bakar diartikan sebagai pesawat yang dapat
mengubah suatu bentuk energi thermal menjadi bentuk energi mekanik. Motor
bakar dapat pula diartikan sebagai pesawat dan energi kerja mekaniknya diperoleh
dari pembakaran bahan bakar dalam pesawat itu sendiri. Oleh karena itu, motor
bakar yang pembakarannya terjadi di dalam pesawat itu sendiri disebut pesawat
tenaga dengan pembakaran dalam (Internal Combustion Engine).
Pada mulanya perkembangan motor bakar torak dengan motor bakar
bensin ditemukan oleh Nichollus Otto pada tahun 1876. Karena bentuknya kecil
dan tenaganya besar juga mudah dihidupkan dan sangat praktis, maka
memberikan kemungkinan untuk dapat mempergunakan motor tersebut diberbagai
lapangan kerja dengan aneka macam ragamnya.
Motor bakar torak menggunakan silinder tunggal atau beberapa silinder.
Salah satu fungsi torak disini adalah sebagai pendukung terjadinya pembakaran
pada motor bakar. Tenaga panas yang dihasilkan dari pembakaran diteruskan
torak ke batang torak, kemudian diteruskan ke poros engkol yang mana poros
engkol nantinya akan diubah menjadi gesekan putar.

2.2. Klasifikasi dan jenis Motor Bakar


Motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam. Adapun
pengklasifikasian motor bakar adalah sebagai berikut:
2.2.1. Bedasarkan Sistem Pembakaran
a. Motor Pembakaran Dalam
Pada motor pembakaran dalam, proses pembakaran bahan bakar terjadi di
dalam mesin itu sendiri, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa
diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya : pada turbin gas, motor bakar torak
dan mesin propulasi pancar gas.
b. Motor Pembakaran Luar
Pada motor pembakaran luar ini, proses pembakaran bahan bakar terjadi di
luar mesin itu, sehingga untuk melaksanakan pembakaran digunakan mesin
tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung diubah
menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dulu melalui media penghantar, baru
kemudian diubah menjadi tenaga mekanik.Misalnya pada ketel uap dan turbin
uap.

2.2.2. Bedasarkan Sistem Penyalaan


a. Motor Bensin
Motor bensin dapat juga disebut sebagai motor otto. Motor tersebut
dilengkapi dengan busi dan karburator. Busi menghasilkan loncatan bunga api
listrik yang membakar campuran bahan bakar dan udara karena motor ini
cenderung disebut spark ignition engine. Pembakaran bahan bakar dengan udara
ini menghasilkan daya.Di dalam siklus otto (siklus ideal) pembakaran tersebut
dimisalkan sebagai pemasukan panas pada volume konstan.
b. Motor diesel
Motor diesel adalah motor bakar torak yang berbeda dengan motor bensin.
Proses penyalaannya bukan menggunakan loncatan bunga api listrik. Pada
waktu torak hampir mencapai titik TMA bahan bakar disemprotkan ke dalam
ruang bakar.Terjadilah pembakaran pada ruang bakar pada saat udara udara
dalam silinder sudah bertemperatur tinggi.Persyaratan ini dapat terpenuhi
apabila perbandingan kompresi yang digunakan cukup tinggi, yaitu berkisar 12-
25.(Arismunandar. W, 1988)
2.2.3. Berdasarkan Proses kerja
a. Mesin Empat langkah
Adalah empat langkah torak dan dua kali putaran poros engkol yang
diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus, siklus tersebut adalah pengisian
(Intake), Kompresi, Usaha (power), dan pembunagan.Pada mesin dengan
pembakaran kompresi (diesel) hanya udara yang diinduksikan dan dikompresikan
kedalam silinder. Saat torak mendekati titik TMA, bahan bakar akan
diinjeksikan kedalam slilinder melalui semburan nozzle sehingga terjadi
pembakaran. Pembakaran berakhir saat melalui langkah usaha yang merupakan
langkah ekspansi Isentropik.
b. Mensin Dua Langkah
Mesin otto dua langkah biasanya tidak dilengkapi oleh katup buang
sehingga lubang harus dibuang pada dinding silinder diatas kepala torak saat torak
berada di TMB yang di tempatkan bersebrangan dengan lubang sisi masuk.

• Volume Langkah (VL)


Adalah volume piston dari TMA ke TMB yang dirumuskan

VL = .a D2. c
Dimana :
VL = volume langkah (m3)
D = diameter silinder (m) = 0,64 m
L = panjang langkah piston (m) = 0,45 m
Perbandingan kompresi (v1/v2) = 2
Dimana :
v1 = volume saat piston berada di TMB
v2 = volume saat piston berada di TMA

• Proses Kerja dari motor bakar


1. langkah 1 : langkah isap
Gerakan torak dari TMA ke TMB, proses 0-1 proses isobaric (P = c),
diama keadaan gas (bahan bakar) dalam silinder dipanaskan sehingga piston
bebas bergerak dan bahan bakar/gas dalam silinder akan berubah dari keadaan
1 ke keadaan 2 yang sama terperatur dan volume betambah besar dan
tekanannya tetap. P1 = P0

Diaman : P0 = tekanan udara ruangan


P1 = tekanan

2. langkah II : Langkah Kompresi


Gerakan torak dari TMB ke TMA
Proses 1-2 ; proses adiabatik ( P.Vk = c ), dimana proses berlangsung tidak ada
panas yang masuk atau keluar system.
1 . vn  2 .v n
1 
dimana :

k = indeks ekpansi atau kompresi, untuk gas ideal standart = 1,4.

Dilanjutkan dengan proses pemasukkan panas secara isobarik ( V=c ), dimana


keadaan gas diubah dari keadaan awal ke keadaan akhir dengan memanaskan
silinder, sedang torak ditahan supaya jangan bergerak sehingga volume gas
dalam silinder tetap dan tekanan akan naik. Proses 2-3 ; volume konstan (V2 =
V3)

2.v2 3.v3
2  3
2 3
23
2.3
3  3
3. Langkah III ; langkah Usaha

Gerak torak dari TMA ke TMB


Proses 2-4 ; proses adiabatik ( P.Vk = c )
 . vn  . vn
 a
m.R . .vn–1  m.R.  a . vn–1
 a
untuk mencari T2 didapatkan dari rumus (sumber : “ sudarman
Thermodinamika II Terpakai “. Hal 72)

 v1 k-1
1 v }
 {
skala pada Measuring Burette V2 dari volume gas O2 yang terserap. VO2 =
V2 – V1

c. Mengukur volume gas CO


Seperti pada langkah pengukuran gas CO 2 dan O2 maka didapakan
pada skala Measuring Burette V3 dan volume gas CO yang terukur :
VCO = V3-V2.
d. Mengukur volume gas N2
Volume gas ini merupakan sisa pengukuran dari volume gas CO 2, O2,
dan CO. jadi gas N2 yang terserap adalah :
VN2 : Vgas – VCO2 – VO2– VCO
7. Setelah percobaan selesai :

• Kurangi kecepatan mesin dan mematikan mesin

• Tutup katup bahan bakar

• Bersihkan alat-alat percobaan.

3.4. Variabel Speed dan Beban Konstan

Melakukan seluruh rangkaian prosedur percobaan dari nomor 1 sampai


dengan nomer 6, pada kecepatan putaran motor yang bervariasi dimulai dari
putaran yang rendah ke putaran yang tinggi sedangkan beban lampu dibuat
konstan.

3.5. Variabel Load dan Puataran Konstan

Melakukan seluruh rangkaian prosedur percobaan dari nomer 1 sampai


dengan nomer 6, pada beban lampu yang bervariasi dimulai dari beban yang
rendah ke beban yang tinggi sedangkan putaran motor dibuat konstan.
BAB IV
ANALISA DATA

4.1. Data Hasil Pengujian

4.1.1. Pengujian varibel speed – constan load

PARAMETER HASIL PENGUKURAN PENGUJIAN


1 2 3 SATUAN
PUTARAN 1100 1300 1475 Rpm
BEBAN 25 25 25 Watt
TEGANGAN 150 200 200 Volt
ARUS 0,16 0,125 0,09 Ampere
KONSUMSI UDARA 3 5 3 Mm hg
KONSUMSI BB. 1/7,3 1/6,8 1/5,6 Cc/det
VOLUME GAS BUANG 100 100 100 MI
VOLUME CO 1 7 6 MI
VOLUME O2 3 7 8 MI
VOLUME CO2 4 16 17 MI
VOLUME N2 92 70 69 MI
TEMP. GAS BUANG 200 200 250 ˚C

4.1.2. Pengujian variabel load – konstan speed

PARAMETER HASIL PENGUKURAN PENGUJIAN


1 2 3 SATUAN
PUTARAN 1620 1620 1620 Rpm
BEBAN 40 80 80 Watt
TEGANGAN 270 250 240 Volt
ARUS 0,148 0,32 0,33 Ampere
KONSUMSI UDARA 4 3 3 Mm hg
KONSUMSI BB 1/6 1/6,3 1/10,6 Cc/det
VOLUME GAS BUANG 100 100 100 MI
VOLUME CO 19 20 12 MI
VOLUME O2 13 1 15 MI
VOLUME CO2 18 33 28 MI
VOLUME N2 50 46 45 MI
TEMP. GAS BUANG 250 200 200 ˚C
4.2. Perhitungan Data

4.2.1. Daya motor

• Daya generator
Ng = [(v x I) + ( v 2 x I2 )0.33] x 1.36 x 10-3 (HP)

= [(150 x 0,16) + (1502 x 0,162 )0.33]x 1.36 x 10-3 (HP)

= 0.0437HP

• Daya efektif
Ng
Ne = (HP )
g

0.0437
=
0.75 (HP)

= 0.0583 HP

• Daya mekanis

1. V1= Y
x D2 x L (m3 )
4
3.14
= x 0.0642 x 0.046 (m3)
4

= 0.0001479 m3

2. Pm = A + B x Vp
1100 
= 400 + 135 x  
L 30 
= 400 + 135 x 36.67

= 5350 (Kg/m2)

3. Nm = Pm x V1 x n x i
4500 x 2

5350x0.0001479 x1100x0.16
=
4500x2

= 0,0155 HP
• Daya indikasi
Ni = Ne + Nm

= 0.0583+ 0,0155

=0,0738 HP

4.2.2. Kebutuhan bahan bakar


• Konsumsi bahan bakar spesifik
3600
SFC = x Fb x ρ (kg/jam)
1000

3600
= x 1/7.3 x 0.785 (kg/jam)
1000

= 0.3871 (kg/jam)

• Konsumsi bahan bakar spesifik efektif


SFC
ESFC = (kg/jam.HP)
Ne

0.3871
=
0.0583

= 6,6412 (kg/jam.HP)

• Konsumsi bahan bakar spesifik indikasi


SFC
ISFC =
Ni

0,3871
=
0,738

= 5,2480(kg/jam.HP)

4.2.3. Kebutuhan bahan bakar


• Perbandingan bahan bakar aktual
Persamaan reaksi pembakaran udara – bahan bakar

aCnHn + bO2 + cN2 dCO2 + eO2 + fCO + gH2 +hH2O

dari kesetimbangan reaksi diatas dapat ditentukan komponen-


komponennya melalui analisa orsat
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan diatas adalah :

• Jika melihat grafikVaribel Speed-KonstanLoad hubungan daya dengan


putaran diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa daya maksimum
didapatkan pada putaran 1100rpm dimana pada putaran 1100 rpm dengan
daya0.1912 HP, sedangkan untuk hubungan konsumsi bahan bakar (SFC)
dengan putaran 1475 rpm didapatkan konsumsi bahan bakar 0,5046
Kg/Jam dimana itu lah terjadi grafik tertinggi.
• Jika melihat grafikVaribel Load-Konstan Speed hubungan daya dengan
putaran diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa daya maksimum
didapatkan pada putaran 1620rpm dimana pada putaran 1620 rpm dengan
daya0.5280 HP, sedangkan untuk hubungan konsumsi bahan bakar (SFC)
dengan putaran 1620 rpm didapatkan konsumsi bahan bakar 29,9556
Kg/Jam dimana itu lah terjadi grafik tertinggi.
• Jika melihat grafik Varibel Speed-KonstanLoadhubungan air fuel ratio
dengan presentase emisi gas buang diatas, dapat ditarik kesimpulan emisi
paling rendah didapatkan CO sebesar 1ml pada rasio α (2,7514) artinya
pada rasio α (2,7514) kandungan emisi gas buang CO besar yaitu 1
ml,sedangkan untuk emisi gas buang tertinggi CO2 sebesar 17 ml pada
rasio α (0,6427) artinya pada rasioα (0,6427) kandungan emisi gas buang
CO2 besar yaitu sebesar 17 ml.
• Jika melihat grafik Varibel Load-Konstan Speed hubungan air fuel ratio
dengan presentase emisi gas buang diatas, dapat ditarik kesimpulan emisi
paling rendah didapatkan CO sebesar 19ml pada rasio α (0,4045) artinya
pada rasio α (0,4045) kandungan emisi gas buang CO besar yaitu 19
ml,sedangkan untuk emisi gas buang tertinggi CO2 sebesar 33 ml pada
rasio α (0,3040) artinya pada rasioα (0,3040) kandungan emisi gas buang
CO2 besar yaitu sebesar 33 ml.
• Adanya suatu ketidakakurasian dalam pengukuran dan pengambilan
spesifikasi data pengujian yang mana dapat berbengaruh besar terhadap
hasil unjuk kerja suatu mesin yang nantinya disajikan dalam bentuk grafik
engine performance yaitu power, speed, air fuel ratio, gas emission.
DAFTAR PUSTAKA

• Harsanto. 1984. M otor Bakar . Djambatan. Jakarta.

• Ir. Sudarman, MT. 2004. Siklus Daya Termal . UMM Press. Malang

• Tim Laboratorium Konversi Energi. M odul Praktikum Prestasi M esin


. Laboratorium Konversi Energi UMM. Malang.

Anda mungkin juga menyukai