Anda di halaman 1dari 4

22

BAB 4 DIAGNOSA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DI RW I KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA

Data yang didapat dari hasil pendataan yang dilakukan mulai 13 s.d 15 Juni 2011 oleh kader kesehatan , dan di follow up dari hasil FGD yang dilakukan oleh Gelombang I keperawatan kesehatan komunitas, dianalisis dan diperoleh diagnosa kesehatan komunitas, kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan. 3.1 Analisa Data
No. 1. Data Subyektif Posyandu Sebagian Kader posyandu mengatakan jarang sekali mendapatkan pelatihan untuk kader dan menginginkan adanya pelatihan tersebut untuk menambah pengetahuan kader posyandu. Sebagian besar kader belum mendapatkan penyuluhan tentang Ca Cervix dan Penyakit menular pada anak. Kader mengatakan setiap ada kegiatan posyandu semua kader hadir terlibat aktif di dalamnya. Antusias warga cukup baik namun hanya beberapa orang yang tidak aktif. Kader mengatakan di RW I terdapat 3 posyandu balita yang aktif dan sudah berjalan yang dinamakan anggrek 1,2, dan 3. Setiap 1 anggrek terdiri dari dua RT. Menurut kader, posyandu balita diadakan tiap satu bulan sekali secara rutin dan yang rutin ke posyandu sejumlah 150 balita (100%). Kader mengatakan posyandu yang diadakan terdiri dari penimbangan BB, pengukuran TB, pencatatan data pada KMS, melakukan penyuluhan mengacu pada hasil KMS (bila djumpai BGM), pemberian makanan tambahan dan pemberian vitamin serta merujuk ke puskesmas jika dijumpai BGM. Menurut data awal dalam 1 RW hanya didapatkan 1 balita yang BGM. Pengisian KMS disimpan oleh kader, 1 hari sebelumnya dibagikan dan diberi undangan untuk datang ke posyandu. Setelah KMS diisi ketika posyandu, KMS kembali disimpan oleh kader posyandu. Menurut kader kesadaran para ibu untuk membawa balitanya ke Data Obyektif Jumlah kader posyandu di RW I yang aktif sejumlah 8 s.d 12 orang Tiga posyandu yang sudah berjalan di RW I yaitu: 1. Posyandu balita atau anggrek I terdiri dari RT I dan III. 2. Posyandu balita atau anggrek II terdiri dari RT II dan VI 3. Posyandu balita atau anggrek III terdiri dari RT IV dan V Sebagian besar balita sudah diimunisasi lengkap di dokter praktek, bidan, puskesmas Prinsip 5 meja belum sepenuhnya diketahui oleh para kader posyandu. Adanya Pergantian Pengurus kader Posyandu di Anggrek 2 yang memerlukan pelatihan dan pembekalan tentang posyandu. Diagnosa keperawatan

Potensi kader untuk meningkatkan kesehatan ibu dan balita di RW I Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya b.d tingginya minat kader untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan ibu dan balita

23 posyandu sangat tinggi Penyuluhan untuk ibu-ibu balita belum maksimal oleh kader karena kader banyak belum merasa percaya diri untuk melakukan penyuluhan baik perseorangan maupun kelompok Belum maksimalnya prinsip 5 meja posyandu dan adanya pergantian kader karena adanya penugasan yang masih double antara kader posyandu balita dengan lansia yang baru terbentuk. 2. Pasangan usia subur Sebanyak 165 PUS (68%) mengatakan mengikuti KB atas kesadaran sendiri Sebanyak 44 PUS (79%) tidak menggunakan KB dengan alasan ingin mempunyai anak dan tidak cocok 3. 50% anak-anak usia dini di Paud jarang menggosok gigi terutama sebelum tidur dan belum tahu sikat gigi yang benar krn pasta gigi sering ditelan, serta banyak Ibu mereka mengatakan Gigi anaknya sudah mulai gigis krn sering jajan permen dan coklat Sebanyak 44 Pasangan Usia Subur tidak menjadi akseptor KB dengan alasan ingin mempunyai anak dan tidak cocok ibu-ibu PUS di RW 1 Kel. Mulyorejo belum semua mendapatkan penyuluhan tentang Ca Cervix Sebesar (17%) ibu menyusui tidak melakukan ASI eksklusif Sebanyak 148 PUS melakukan KB di bidan atau RS terdekat Gigi pada Anak usia Dini 50% sudah caries dan Resiko kerusakan Gigi secara dini pada kehitaman anak b.d kurangnya kesadaran anak Potensial peningkatan kesehatan Pasangan Usia Subur di RW I Kelurahan Mulyorejo b.d tingginya kesadaran PUS terhadap kesehatan

usia dini untuk PHBS Gosok Gigi

24

3. 2 Penapisan Masalah Dari hasil anlisis data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah. Adapun penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
No. 1. Diagnosa Masalah A Potensi kader untuk meningkatkan 5 B 4 C 2 D 4 E 3 Kriteria G H 4 4 5 F Jumlah I 3 2 J 2 K 2 L 40
Keterangan kriteria: A. Sesuai dengan peran perawat komunitas B. Risiko terjadi C. Risiko parah D. Potensi untuk pendidikan kesehatan E. Interest untuk komunitas F. Kemungkinan untuk diatasi G. Relevan dengan program H. Tersedianya tempat I. Tersedianya waktu J. Tersedianya dana K. Tersedianya fasilitas L. Tersedianya sumber daya Keterangan pembobotan: Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi

Keterangan

kesehatan ibu dan balita di RW I Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya b.d tingginya minat kader untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan ibu dan balita

2.

Potensial peningkatan kesehatan 4 Pasangan Usia Subur di RW I Kelurahan Mulyorejo b.d tingginya kesadaran PUS terhadap kesehatan

43

3.

Resiko kerusakan Gigi secara dini 3 pada anak b.d kurangnya kesadaran anak usia dini untuk PHBS Gosok Gigi

33

38

3.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan

25

Berdasarkan scoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan kesehatan komunitas di Kelurahan Mulyorejo RW I adalah sebagai berikut:
No. Prioritas 1 2 Diagnosis Keperawatan Potensial peningkatan kesehatan Pasangan Usia Subur di RW I Kelurahan Mulyorejo b.d tingginya kesadaran PUS terhadap kesehatan Jumlah 43 40

Potensi kader untuk meningkatkan kesehatan ibu dan balita di RW I Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya b.d tingginya minat kader untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan ibu dan balita Resiko keusakan gigi secara dini pada Anak b.d kurangnya kesadaran anak usia dini untuk PHBS Cuci tangan dan Gosok Gigi

38

Anda mungkin juga menyukai