Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS ISU KONTEMPORER


PESERTA LATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XXII
KELOMPOK IV SUB KELOMPOK II
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI BANTEN
TAHUN 2021

Nama Instansi : Kota Tangerang Selatan


Peserta : 1. Iska Dita Harina, S.Pd (Ketua kelompok)
2. drh Aswin Setyawan
3. Mia Hardina, S.Pd
Tutor : Ir. Zulkarnain, M.T

Pra Analisis
Isu kontemporer merupakan permasalahan atau persoalan yang sedang hangat dibicarakan.
Masyarakat Indonesia saat ini diresahkan dengan adanya perpanjangan masa Permberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
mengurangi penyebaran Corona Virus Disease COVID-19. Tidak semua masyarakat mau menerima
keputusan pemerintah untuk memperpanjang masa PPKM, bahkan masih ada yang menganggap
COVID-19 hanyalah konspirasi semata, sehingga ada sebagian masyarakat yang masih abai terhadap
aturan-aturan yang ditetapkan pemerintah di masa PPKM.
Mengacu pada surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) nomor
40 Tahun 2020 tentang “Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (COVID-19)”, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim,
mengambil sejumlah kebijakan untuk menghadapi pandemi. Kebijakan tersebut diantaranya adalah
penghapusan Ujian Nasional (UN), perubahan sistem Ujian Sekolah (US), perubahan regulasi
Penerimaan Peserta Didik baru (PPDB) dan penerapan belajar dari rumah (pembelajaran daring). Dari
beberapa kebijakan tersebut, penetapan pembelajaran daring adalah kebijakan yang menuai pro kontra
di masyarakat. Awalnya kebijakan ini dirasa tepat di masa awal pandemi. Wali murid dan pegiat
pendidikan menilai bahwa ini adalah cara terbaik untuk melindungi para siswa dari paparan COVID-
19. Namun, kegelisahan mulai timbul selaras dengan diperpanjangnya waktu pembelajaran daring.
Kegelisahan pertama digadang oleh wali murid yang merasa kerepotan dengan tugas-tugas dari
pengajar. Khusussnya, untuk siswa TK dan SD, yang mana peran wali murid sangat dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas daring. Kegelisahan kedua datang dari pengajar yang merasa pembelajaran
daring tidak cukup efektif.
Efek dari PPKM tidak hanya di bidang pendidikan, bidang usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) juga terkena imbasnya. Daya beli masayarakat yang cenderung turun, membuat pelaku
usama UMKM harus memutar otak agar usaha tetap dapat berjalan. Pemerintah juga seperti masih
kurang memikirkan para pedagang kaki lima (terutama yang mulai berjuaan di sore hari), karena
mereka bisa dibilang tidak ada penghasilan karena kebijakan jam malam, belum lagi jika mereka
nekad buka akan ada satpol PP yang berpatroli dan siap menutup usaha mereka. Bukan hanya UMKM
yang terkena dampak perusahaan – perusahaan besar pun sudah banyak yang merumahkan
karyawannya karena permintaan produk menurun.
Efek lainnya adalah di bidang pelayanan pemerintahan, dengan adanya PPKM pelayan publik
menjadi kurang begitu efektif. Memang sudah banyak pelayanan yang daring, tetapi masih banyak
pula pelayanan publik yang harus langsung bertatap muka. Contoh pelayanan publik yang masih
harus bertatap muka adalah pelayanan rekomendasi pemasukan dan pengeluaran hewan maupun
produk hewan, karena pengguna layanan harus membawa hewannya kepada tim teknis untuk
dilakukan pemeriksaan kesehatan jika ingin masuk atau keluar wilayah kabupaten/kota. Begitu juga
pelayanan perizinan, meskipun sudah ada Online Single Submision (OSS), untuk perizina terkait
dengan produksi dan penyimpanan, tim teknis tetap harus melihat lokasi secara langsung lokasi
supaya bisa memberikan penilaian.

Menapis Isu
Dari isu-isu pada bagian Pra Analisi, dilakukan pemilihan isu dengan kriteria APKL, seperti
yang terlihat pada tabel di bawah ini
No Isu A P K L Total Nilai Ranking
1 Kegelisahan pembelajaran daring 5 5 5 5 20 I
2 Terancamnya bangkrutnya pelaku
4 5 4 4 17 III
usaha UMKM
3 Bertambahnya jumlah
4 4 4 4 16 IV
pengangguran
4 Pelayanan Publik yang tidak
4 5 4 5 18 II
optimal

Keterangan
A = Aktual (Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat)
P = Problematik (Isu memiliki dimensi masalah yang komplek, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya)
K = Kekhalayakan (Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak)
L = Kelayakan (Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya)
1 = Tidak (Tidak Aktual/Tidak Probelmatik/Tidak Kekhalayakan/Tidak Kelayakan)
2 = Kurang (Kurang Aktual/Kurang Probelmatik/Kurang Kekhalayakan/Kurang Kelayakan)
3 = Cukup (Cukup Aktual/Cukup Probelmatik/Cukup Kekhalayakan/Cukup Kelayakan)
4 = Ya (Aktual/Probelmatik/Kekhalayakan/ Kelayakan)
5 = Sangat (Sangat Aktual/Sangat Probelmatik/Sangat Kekhalayakan/Sangat Kelayakan)
Berdasarkan Analisis Kualitas isu dengan kriteria APKL di atas, maka isu yang dipilih adalah
untuk dibahas lebih lanjut adalah “Kegelisahan Pembelajaran Daring”

Mendalami/Menganalisa Isu

Fishbone diagram
Untuk mengetahui penyebab-penyebab isu tersebut, selanjutnya kami analisis menggunakan teknik
analisis fishbone diagram.

Materi Sarana prasarana


Tidak semua siswa
Keterbatasan akses memiliki
internet laptop/smartphone
Kurang optimalnya
penyampaian Keterbatasan fasilitas
pendidikan karakter pembelajaran
Kegelisahan
pembelajaran
daring
Kurang siapnya guru dan siswa
menghadapi digitalisasi
pembelajaran
Tidak semua wilayah
Kurangnya kreatifitas guru
terjangkau akses
dalam menyampaikan materi
internet secara daring

Lingkungan SDM
USG
Selanjutnya penyebab yang didapat kami tapis lagi mengunakan kriteria USG dari mulai sangat USG
atau tidak sangat USG.
Urgency : seberapa mendesak isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindak lanjuti
Seriousness : seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

No Penyebab U S G Total Nilai Ranking


1. Kurang optimalnya penyampaian pendidikan 5 5 5 15 I
karakter
2. Keterbatasan akses internet 4 4 4 12 IV
3. Tidak semua siswa memiliki laptop/smartphone 4 3 4 11 V
4. Keterbatasan fasilitas pembelajaran 5 4 4 13 III
5. Kurangnya kreatifitas guru dalam menyampaikan 5 4 5 14 II
materi secara daring
6. Kurang siapnya guru dan siswa menghadapi 5 4 5 14 II
digitalisasi pembelajaran
7. Tidak semua wilayah terjangkau akses internet 4 4 4 12 IV

Dari analisa dengan metode USG di atas didapatkan bahwa penyebab yang harus segera
ditangani dari kegelisahan pembelajaran daring adalah Kurang optimalnya penyampaian pendidikan
karakter.

Rekomendasi Alternatif Penyelesaian Isu


Dari hasil analisa USG penyebab yang paling harus cepat dicarikan solusinya adalah Kurang
Optimalnya penyampaian pendidikan karakter. Rekomendasi penyelesaian kurang optimalnya
penyampaian pendidikan karakter dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel Rekomendasi
Isu : Kegelisahan pembelajaran daring
Penyebab : Kurang optimalnya penyampaian pendidikan karakter

No Alternatif Penyelesaian Tahapan setiap Alternatif Hasil Yang Para Pihak


Diharapkan
1 Pembelajaran Tatap Muka a. Koordinasi dengan orang Penyampaian Pemerintahan
dengan Cara terjadwal tua murid pendidikan pusat dan
b. Memastikan saat karakter daerah yang
pembelajaran tetap dapat membidangi
dengan protokol disampaikan bidang
kesehatan secara utuh pendidikan,
orang tua
siswa, gugus
tugas
COVID-19
2 Home Visit a. Guru melakukan home Pembelajaran Pemerintahan
visit secara bergantian ke karakter pusat dan
rumah murid dapat daerah yang
disampaikan membidangi
bidang
pendidikan,
orang tua
siswa, gugus
tugas
COVID-19
3 Membuat pelatihan web a. Melakukan pelatihan Pembelajaran Pemerintahan
binar bagi guru untuk pada guru supaya dapat karakter pusat dan
melakukan pembimbingan mengoptimalkan dapat daerah yang
karakter secara daring pendidikan karakter disampaikan membidangi
dengan cara daring bidang
pendidikan

Selanjutnya dari rekomendasi penyelesaian masalah ini akan dibuat pentapisan melalui tabel
Mc. Namara, supaya dapat terlihat rekomendasi mana yang sebaiknya segera dilakukan. Pentapisan
melalui Tabel Mc. Namara terlampir di bawah ini

Tapisan Mc.Namara
No Gagasan Pemecah Isu Total Ranking
Kontribusi Kelayakan Biaya
1. Pembelajaran Tatap Muka
4 5 4 13 I
dengan Cara terjadwal
2 Home Visit 4 3 4 11 III
3 Membuat pelatihan web
binar bagi guru untuk
3 5 4 12 II
melakukan pembimbingan
karakter secara daring

Berdasarkan pentapisan di atas dapat kita lihat, bahwa Pembelajaran Tatap Muka dengan Cara
terjadwal merupakan gagasan pemecah isu yang sebaiknya segera dilakukan untuk mengatasi masalah
kurang optimalnya penyampaian pendidikan karakter. Dengan sistem pengajaran tatap muka ini guru
dapat dengan lebih baik mengoptimalkan penyampaian pendidikan karakter pada anak didiknya.
Pembelajaran tatap muka dengan sistem bergiliran dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat,
kami rasa masih lebih baik dari pada gagasan pemecah isu lainnya dalam hal mengatasi kurang
optimalnya penyampaian pendidikan karakter.

Anda mungkin juga menyukai