Anda di halaman 1dari 15

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN TUJUAN

PENDIDIKAN

KELOMPOK 2
Anggota Kelompok :

Silvia Amanda 2100005182


Rohma Purwasih 2100005206
Argandaru Dimas Priambodo 2100005211
Agenda kita hari
ini
Bagaimana konsep landasan kurikulum?

Bagaimana hukum dan landasan


kurikulum?
Apa filosofi pengembangan kurikulum?

Bagaimana kurikulum di era modern?


Konsep landasan kurikulum
Konsep kurikulum secara teori dapat dikelompokkan ke dalam dua
kategori, yaitu tradisional dan modern. Secara tradisional, kurikulum
berarti materi pelajaran (subject matter/al-maddah), sedangkan
secara modern, kurikulum tidak hanya berarti materi pelajaran, tetapi
juga semua rangkaian kegiatan pendidikan yang terprogram dan
terencana dengan baik, dan dianggap sesuatu yang nyata yang
terjadi dalam proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan.
Kurikulum menurut pandangan modern ini sebenarnya adalah
pengalaman belajar (learning experience/al-khibrah al- ta„limiyyah).
Pengalaman belajar banyak kaitannya dengan melakukan berbagai
kegiatan interaksi sosial di lingkungan lembaga pendidikan, dan
pengalaman bukan sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi yang
penting adalah pengalaman hidup (life experience).
HUKUM DAN LANDASAN
KURIKULUM
Landasan Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan
Menengah Tahun Tahun Pelajaran 2022/2023 :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahuni 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional 4
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2022 Tentang
Perubahan PP Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
3. Permendikbud No 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik
B
4. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 5 tahun 2022
tentang Standar Kompetensi Lulusan pada PAUD, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 7


Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen)

6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 16


Tahun 2022 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan untuk jenjang PAUD,
TK, SD, SMP, SMA,SMK Sederajat
FILOSOFI PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti “cinta akan
kebijakan” (love of wisdom). Orang belajar berfilsafat
agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat
secara bijak. Untuk dapat mengerti kebijakan dan berbuat
secara bijak, ia harus tau atau mengetahui. Pengetahuan
tersebut diperoleh melalui proses berfikir, yaitu berfikir
secara sistematis, logis, dan mendalam. Pemikiran
demikian dalam filsafat sering disebut sebagai pemikiran
radikal atau berfikir sampai ke akar-akarnya.
Berfilsafat diartikan pula berfikir secara radikal, berfikir sampai
ke akar. Secara akademik, filsafat berarti upaya untuk
menggambarkan dan menyatakan sesuatu pandangan yang
sistematis dan komprehensif tentang alam semesta dan
kedudukan manusia didalamnya. Berfilsafat berarti
menangkap sinopsis peristiwa- peristiwa yang simpang siur
dalam pengalaman manusia.
Kaitan aliran filsafat dengan
pengembangan kurikulum

Perenialisme lebih menekankan pada keabadian,


keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada
warisan budaya dan dampak sosial tertentu.

Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan


pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik
agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna.

Eksistensialisme menekankan pada individu


sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan
makna.
Progresivisme menekankan pada pentingnya
melayani perbedaan individual, berpusat pada
peserta didik, variasi pengalaman belajar dan
proses.

rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan


sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang
perbedaan individual seperti pada progresivisme,
rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang
pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya.
6 acuan dimensi pendekatan nasional
dalam perkembangan kurikulum di
suatu negara, yakni :

A). Kerangka acuan yang jelas tentang tujuan nasional dihubungkan dengan
program pendidikan
b). Hubungan yang erat antara pengembangan kurikulum nasional dengan
reformasi sosial politik negara
c). Mekanisme pengawasan (kontrol) dari kebijakan kurikulum yang ditempuh
d). Mekanisme pengawasan dari pengembangan dan aplikasi kurikulum di
sekolah
e) Metode ke arah pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan
kebutuhan
f) Penelaahan derajat desentralisasi dari implementasi kurikulum di sekolah.
KURIKULUM ERA
MODERN
Era modern seperti saat ini, semua hal dituntut cepat dan canggih. Semua hal
dituntut berkembang mengikuti perkembangan zaman, begitu juga dengan
pendidikan di Indonesia yang dianggap harus segera berbenah agar tidak
tertinggal dari negara- negara tetangga di asia tenggara lainnya. Sekolah-sekolah
di Indonesia harus menggunakan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar
karena sistem konvensional dianggap terlalu membosankan dan tidak sesuai
dengan perkembangan peserta didik pada saat ini. Guru dituntut untuk terus
berinovasi agar peserta didik tidak jenuh dalam belajar. Namun, guru juga
dibebankan pada administrasi sekolah demi menunjang kegiatan belajar
mengajar.
Kemendikbud sebagai instansi tertinggi diharapkan lebih memperhatikan
tenaga pendidik yang bertujuan agar terciptanya pendidik yang
berkualitas. Pada kenyataannya masih banyak tenaga pendidik yang
kurang mendapat perhatian pemerintah dan akhirnya mengakibatkan
terjadinya kesenjagan antar pendidik. Dalam memajukan pendidikan di
Indonesia, pemerintah dan masyarakat harus saling membantu dalam
mendukung terciptanya suasana belajar yang baik. Pemerintah harus
memperbaiki peraturan administrasi sekolah serta mengupayakan
kesetaraan antara tenaga pendidik yang berada di kota dan tenaga
pendidik yang berada di daerah. Pemerintah juga harus memfasilitasi
tenaga pendidik dalam upaya peningkatan pendidikan seperti penataran
pembelajaran, memfaslitasi kursus serta memberikan sarana dan pra
sarana yang layak bagi tenaga pendidik
TUJUAN PENDIDIKAN
Menurut Ibnu Sina bahwa tujuan pendidikan harus diarahkan
pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang
ke arah perkembangannya yang sempurna, yaitu
perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti. Selain itu,
tujuan pendidikan menurut Ibnu Sina harus diarahkan pada
upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di
masyarakat secara bersama dengan melakukan pekerjaan atau
keahlian yang dipilihnya sesuai dengan bakat, kesiapan,
kecenderugan dan potensi yang dimilikinya.
Khusus mengenai pendidikan yang bersifat jasmani, Ibnu Sina mengemukakan
hendaknya tujuan pendidikan tidak melupakan pembinaan fisik dan segala sesuatu
yang berkaitan dengannya seperti olah raga, makan, minum, tidur dan menjaga
kebersihan. Melalui pendidikan jasmani atau olah raga, seorang peserta didik
diarahkan agar terbina pertumbuhan dan cerdas otaknya. Sedangkan dengan
pendidikan budi pekerti diharapkan peserta didik memiliki kebiasaan bersopan
santun dalam pergaulan hidup sehari-hari. Sementara dengan pendidikan kesenian
seorang peserta didik akan dapat mempertajam perasaannya dan meningkat daya
khayalnya. Selain itu, Ibnu Sina juga mengemukakan tujuan pendidikan yang bersifat
keterampilan yang ditujukan pada pendidikan bidang perkayuan, penyablonan, dan
sebagainya, sehingga akan muncul tenaga-tenaga pekerja yang profesional yang
mampu mengerjakan pekerjaan secara profesional.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai